Anda di halaman 1dari 10

Arina Novilla, S.Pd,M.

Si
1. Hematoma
Insidensi : 2-3%
Penyebab :
a. Kegagalan dalam pengambilan darah vena
b. Terlalu dalam penusukan dan keluar dari vena
c. Memasukan jarum 2 kali ke vena selama pengambilan darah
d. Tidak kuatnya penekanan setelah pengambilan darah
Penanganan :
a. Mengompres dengan kain yang dibahasahi air hangat
b. Menyarankan pada psien untuk menggerakkan tangannya namun
hindari mengangkat beban berat
c. meminta maaf pada pasien
2. Pingsan
Insidensi : 1 dalam 10.000 pasien
Penyebab :
a. Stress fisik
b. Kurangnya asupan cairan
c. Penyebab yang tidak diketahui
biasanya terjadi 1-4 setelah pengambilan darah
Penanganan :
Berikan air minum hangat sebelum pengambilan,
pasien duduk pada posisi nyaman, meminimalisasi
sakit dan stress selama pengambilan darah
3. Terambilnya darah arteri
Insidensi : 1 dalam 30.000-50.000
Penyebab :
a. arteri brachial kadang secara anatomi dekat dengan vena
Dideteksi dengan pengamatan bahwa terambilnya darah merah segar dan
mempunyai aliran cepat
b. Menghasilkan komplikasi yang lambat
Penanganan :
a. Pengambilan tidak diteruskan jika diketahui terambilnya arteri
b. menekan tempat pegnambilan oleh perawat atau dokter selama 15 menit
c. Periksa tekanan dan denyut nadi
d. Menginformasikan kepada pasien dan menjelaskan bahwa pengambilan
tersebut tidak berakibat serius, dan kejadian terburuk biasanya membutuhkan
waktu penyembuhan 10-14 hari
4. Kerusakan syaraf
Penyebab :
a. ujung syaraf terkena selama pengambilan darah vena
b. Efek penekanan dari hematum
Gejala : nyeri, hilang kendali/sensor

Penanganan :
a. Penyembuhan spontan dan cepat dalam waktu 24 jam (kasus jarang
sampai 6 bulan)
b. Pasien ditangani oleh dokter, jika kerusakannya menyebar
1. Spasma atau kontraksi involunter arteri
Pencegahan :
menciptakan pasien tenang, dengan menjelaskan prosedur dan
membuat posisi pasien senyaman mungkin.
2. Hematum atau perdarahan yang berlebihan
Pencegahan :
a. Menusuk jauh dari pembuluh darah
b. Beri tekanan segera setelah darah mengalir
Karena tekanan arteri lebih tinggi, tekanan diberikan lebih lama dari
pengambilan darah vena dan harus di supervise lebih dekat dan cek
penghentian perdarahan.
3. Kerusakan syaraf
Pencegahan : pemilihan tempat pengambilan sampel yang benar
hindari pengarahan ulang jarum
4. Pingsan atau respon vagal
Pencegahan :
a. Meletakkan apsien pada posisi berbaring dengan kaki diangkat
sebelum mulai darah mengalir
b. jika pasien anak, lebih baik posisi duduk pada pangkuan orang tua
sehingga orang tua dapat menahan
5. Masalah Lain : turunnya tekanan darah, perasaan mau pingsa,
berkeringat, pucat
1. Pengambilan dan penanganan darah arteri yang tidka
benar dapat menyebabkan hasil salah
2. Penyebab hasil pemeriksaan tidak akurat :
a. ada udara dalam sampel
b. Pengambilan darah vena yang seharusnya arteri
c. Jumlah heparin dalam suntikan yang tidak benar atau
pencampuran yang tidak baik setelah darah dalam
tabung
d. Keterlambatan pengiriman specimen
1. Kolaps vena bila arteri tibialis robek akibat tusukan bagian medial
tumit
2. Osteomielitis tulang tumit (calcaneus)
3. Bila jari neonatus ditusuk dapat menyebabkan kerusakan syarat
4. Hematom dan hilang akses ke cabang vena yang dipakai
5. Jaringan parut
6. Nekrosis lokal dan general (efek samping panjang)
7. Kerusakan kulit (terutama pasien muda atau orang tua) akibat
penggunaan adhesive strips berulang-ulang, hal ini diatasi : memberi
tekanan yang cukup dan di observasi tusukan setelah prosedur
pengambilan darah agar tidak perlu penggunaan adhesive strips
berulang-ulang.

Anda mungkin juga menyukai