Anda di halaman 1dari 4

Fraud Analysis

Fraud and Scheme


Corruption - Bribery
 Emir diduga menerima suap berupa uang senilai 2 juta dollar AS dan barang senilai 2 juta dollar AS yang
tersebar di Singapura dan Indonesia, dari perusahaan asal Inggris Rolls-Royce. Menurut KPK, suap
diberikan Rolls-Royce agar perusahaan asal Inggris tersebut menjadi penyedia mesin bagi Garuda. Suap
tersebut diberikan Rolls-Royce kepada Emirsyah terkait pengadaan pesawat dan 50 mesin pesawat Airbus
A330-300 untuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk pada periode 2004-2015.

 Kerja sama pengadaan mesin pesawat juga diduga diperantarai oleh Soetikno. Perusahaan Connaught
International Pte Ltd, yang berdomisili di Singapura, di mana Soetikno merupakan beneficial owner
Connaught International Pte Ltd, memiliki hubungan dengan Airbus dan Rolls-Royce, yakni sebagai
konsultan penjualan pesawat dan mesin pesawat di Indonesia.

Money Laundering
 KPK juga menemukan, rekening Connaught Internasional yang mentransfer uang suap ke ibu mertua Emir
atas nama Sallywati Rahardja. Sallywati diketahui merupakan manajer keuangan di dua perusahaan
Soetikno itu.
 Masuknya dana tersebut diketahui melalui perusahaan broker Connaught Internasional milik tersangka
Soetikno Soedarjo (SS) dari perusahaan pengadaan mesin pesawat Rolls Royce. Dari situ, mengalir
kembali ke Connaught Internasional dan PT Mugi Rekso Abadi (MRA) yang juga milik Soetikno.
Kasus Lain Emirsyah Satar
Pertama, pengalihan penjualan tiket domestik dari biro perjalanan
ke satu bank pada 2001.
Kedua, penyimpangan dana restrukturisasi kredit Garuda Indonesia
pada 2001 senilai Rp 270 miliar.
Ketiga, indikasi penyimpangan biaya promosi dan periklanan yang
nilainya mencapai ratusan miliar rupiah.
Keempat, penyimpangan pengelolaan infrastruktur teknologi
informatika pada 2005.
Kelima, penjualan aset perusahaan ketika kantor Garuda Indonesia
dipindahkan dari Jalan Merdeka Selatan ke Cengkareng pada 2007.

Anda mungkin juga menyukai