Anda di halaman 1dari 15

Bahan Organik dan Jasad

Hidup

Kelompok 4 : 1) Qoni’ Rohana F. (Agroteknologi, semester 3)


2) Iga Artista R. (Agribisnis, semester 7)
Fakultas : Pertanian
Matkul : Dasar-Dasar Ilmu Tanah
Dosen : Pak Edi Wibowo S.P. M.MA
Bahan organik tanah (Soil Organic Matter) merupakan bahan di dalam atau
permukaan tanah yang berasal dari sisa tumbuhan, hewan, dan manusia baik yang
telah mengalami dekomposisi lanjut maupun yang sedang megalami proses
dekomposisi. Secara substansi bahan organik tersusun dari bahan humus dan non
humus
1) Bahan non humus
Bahan non humus meliputi bahan yang sedang terdekomposisi dan
terdekomposisi sebagian. Bahan non humus merupakan sumber energi bagi
mikroorganisme tanah serta serta sumber hara bagi tanaman. Melalui proses
mineralisasi bahan organik, akan tersedia unsur hara mikro maupun makro

2) Bahan humus
Bahan humus merupakan bahan yang telah terdekomposisi dan merupakan
lapisan tanah yang paling subur. Humus mempunyai pengaruh memperbaiki struktur
tanah, meningkatkan kapasitas pertukaran kation dalam tanah, penyangga pH
tanah, dan meningkatkan daya simpan lengas.
Kandungan bahan organik tanah berkisar antara 0,5-5% pada tanah-tanah
mineral, dan mencapai 98% untuk tanah gambut/organik. Banyak parameter yang
dapat digunakan untuk mencirikan kualitas bahan organik diantaranya adalah
kandungan karbon dan nitrogen (C/N), kandungan bahan-bahan humus,
kandungan lignin, selulosa, dll.

Faktor yang mempengaruhi kandungan organik tanah


 Iklim, berpengaruh pada bahan organic tanah dalam memecu atau
melambatkan laju dekomposisi.
 tipe penggunaan lahan, berpengaruh dalam penyedaan sumber bahan organk.
 bentuk lahan, mempengaruhi pada proses pengumpulan atau penyucian
bahan organic.
 kegiatan manusia, bisa menetukan kandungan bahan organk.
Macam – macam bahan organik
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah, biasanya berupa pupuk.
Pupuk bahan alami maupun buatan yang ditambahkan pada tanah agar
kesuburan tanah dapat meningkat. Adapun macam macamnya yaitu

Pupuk padat atau kering :


 Pupuk Hijau, yaitu pupuk yang terbuat dari tanaman atau komponen
tanaman. Jenis tanaman yang digunakan adalah kacang-kacangan
(Leguminiceae) dan rumput-rumputan (rumput gajah).
 Pupuk Seresah, yaitu merupakan suatu pemanfaatan limbah atau
komponen tanaman yang tiadak terpakai. Misalnya, jerami kering, bonggol
jerami, rumput tebasan. Tongkol jagung dll.
 Pupuk Kompos, merupakan bahan-bahan organic yang telah mengalami
pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi dll.
 Pupuk Kandang, merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan
peternakan yang merupakan syarat mutlak bagi pertanian organik.

Pupuk Cair
Pupuk cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur
di dalamnya yang sudah terurai. Bahan pupuk cair dapat berasal dari pupuk
padat dengan perlakuan perendaman selama beberapa minggu.
 Sumber-sumber bahan organik
Bahan organic tanah dapat berasal dari :
1. Sumber Primer, yaitu jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa
daun, ranting dan cabang, batang, buah, serta akar.
2. Sumber Sekunder, yaitu jaringan organik hewan (fauna) yang dapat
berupa kotorannya dan mikrofauna.
3. Sumber lain dari luar, yaitu pemberian pupuk organik berupa pupuk
kandang, pupuk hijau, pupuk kompos, dan pupuk hayati.
 Komposisi Biokimia Bahan Organik
Merut Waksman (1948) dalam Brady (1990), bahwa biomass bahan
organik yang berasal dari biomass hijauan, terdiri dari air (75%) dan bomass
kering (25%).

Komposisi biokimia bahan organik dari biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) karbohidrat (60%),
(2) lignin (25%),
(3) protein (10%),
(4) lemak, lilin dan tanin (5%).
Karbohidrat penyusun biomass kering tersebut, terdiri dari:
(1) gula dan pati (1% -s/d- 5%),
(2) hemiselulosa (10% -s/d- 30%), dan
(3) selulosa (20% -s/d- 50%).

Berdasarkan kategori unsur hara penyusun biomass kering, terdiri dari:


(1) Karbon (C = 44%),
(2) Oksigen (O = 40%),
(3) Hidrogen (H = 8%), dan
(4) Mineral (8%).
Dekomposisi Bahan Organik
 Proses dekomposisi bahan organik melalui 3 reaksi, yaitu:
(1) reaksi enzimatik atau oksidasi enzimatik, yaitu: reaksi oksidasi senyawa
hidrokarbon yang terjadi melalui reaksi enzimatik menghasilkan produk akhir
berupa karbon dioksida (CO2), air (H2O), energi dan panas.
(2) reaksi spesifik berupa mineralisasi dan atau immobilisasi unsur hara essensial
berupa hara nitrogen (N), fosfor (P), dan belerang (S).
(3) pembentukan senyawa-senyawa baru atau turunan yang sangat resisten
berupa humus tanah.

 Berdasarkan kategori produk akhir yang dihasilkan, maka proses


dekomposisi bahan organik digolongkan menjadi 2, yaitu:
(1) proses mineralisasi, dan
(2) proses humifikasi.
 Proses mineralisasi terjadi terutama terhadap bahan organik dari senyawa-
senyawa yang tidak resisten, seperti: selulosa, gula, dan protein. Proses akhir
mineralisasi dihasilkan ion atau hara yang tersedia bagi tanaman.
 Proses humifikasi terjadi terhadap bahan organik dari senyawa-senyawa yang
resisten, seperti: lignin, resin, minyak dan lemak. Proses akhir humifikasi dihasilkan
humus yang lebih resisten terhadap proses dekomposisi.
Urutan kemudahan dekomposisi dari berbagai bahan penyusun bahan
organik tanah dari yang terdekomposisi paling cepat sampai dengan yang
terdekomposisi paling lambat, adalah sebagai berikut:
(1) gula, pati, dan protein sederhana,
(2) protein kasar (protein yang leih kompleks),
(3) hemiselulosa,
(4) selulosa,
(5) lemak, minyak dan lilin, serta
(6) lignin.
Jasad hidup
Jasad hidup adalah sekumpulan jasad yang pada kondisi tertentu
menunjukkan tanda tanda kehidupan

Klasifikasi jasad hidup tanah


 1. Hewan ¾ Makrofauna (Hewan Pengerat,Cacing, Mollusca, Arthropoda)
 ¾ Mikrofauna (Protozoa,Nematoda)
 2. Tumbuhan ¾ Makroflora (Tumbuhan Tingkat Tinggi)
 ¾ Mikroflora (Bakteri, Fungi)
Aktifitas jasad hidup tanah
Aktifitas jasad hidup tanah
Penciri :
 ¾ Jumlahnya
 ¾ Biomasaa (Bobot/Volume atau Bobot/Luas)
 ¾ Aktivitas Metabolik

Faktor yang mempengaruhi aktivitas :


 ¾ Iklim (CH dan Suhu)
 ¾ Tanah (pH, RH, Suhu, Kadar Hara)
 ¾ Vegetasi (Hutan, Padang Rumput, Semak Belukar)
Peranan jaah hidup tanah
 Jasad Mikro : sebagai pengurai jaringan
 jasad makro (tumbuhan dan hewan) yang telah mati.
 Jasad Makro : sebagai sumber bahan organik dan energi bagi jasad mikro.
Klasifikasi Bakteri :
Klasifikasi berdasarkan sumber energi :
1. Bakteri Autotrof :
a. Fotoautotrof : Energi dari matahari, C dari CO2
b. Kemoautotrof : Energi dari oksidasi mineral seperti N, S, Fe sedangkan C
dari CO2
2. Bakteri Heterotrof :
a. Fotoheterotrof : Energi dari matahari, C dari BO
b. Kemoheterotrof : Energi dan C dari BO
 Bakteri Autotrof :
a. Menguntungkan : Nitrobacter (mengoksidasi nitrit menjadi nitrat),
 Thiobacillus thiooxidan dan Thiobacillus
 ferroxidan (mengoksidasi sulfida menjadi sulfat).
b. Merugikan : Thiobacillus denitrificans (mereduksi nitrat menjadi N bebas),
 Desulfibrio dan Desulfatomaculum (mereduksi sulfat menjadi FeS2 Pirit di rawa-
rawa).

 Bakteri Heterotrof :
 Pengikat N udara : Simbiotik (Rhizobium sp.),
 Non Simbiotik (28 – 56 N kg/ha/th) yaitu Clostridium pasteurianum (anaerob)
dan Azotobacter crococum (anaerob) yang prosesnya disebut Azofikasi.
Pengaruh Buruk Jasad Haidup Tanah :
1. Merusak tanaman (pengerat, mollusca, nematoda)
2. Sebagai sumber penyakit (penyakit layu, busuk akar)
3. Persaingan hara dan oksigen dengan Tanaman

Anda mungkin juga menyukai