G4A017037 Pendahuluan Infeksi toksoplasmosis pada ibu dalam masa kehamilan dapat menyebabkan infeksi kongenital terhadap janin
Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah
retinokoroiditis dengan predileksi pada polus posterior retina
Toksoplasmosis pada usia dewasa dikarenakan penderita memakan
makanan yang mengandung Ookista atau kista dari toksoplasma
Diagnosis dan penanganan dengan segera dapat menghambat perjalanan
penyakit dan mengurangi resiko timbulnya kelainan penglihatan pada anak Epidemiologi Manifestasi intraokular toxoplasmosis akibat necrotizing retinochoroiditis telah dilaporkan pada 1 – 21 % pasien dengan infeksi sistemik yang didapat. Toxoplasmosis bertanggung jawab terhadap 30 – 50% dari semua kasus uveitis posterior di Amerika serikat Patofisiologi Gejala dan Manifetasi Klinis
Anamnesis : Pemeriksaan Fisik :
Pandangan kabur, fotopobia, Unilateral/Bilateral mata merah, nyeri Penurunan Visus, tidak Riw kontak kucing membaik dengan pinhole Riw Ibu dengan infeksi Funduskopi : Korioretinal scar TORCH Sering disertai dengan uveitis : Makan daging tidak matang sinekia posterior, Riw penyakit keratopresipitat, mata merah immunocompromised, dan pemakaian obat Pemeriksaan Penunjang
Retinokoroiditis akibat Diagnosis ditegakkan dengan
toksoplasmosis kongenital anamnesis yang mengarah didiagnosis banding dengan dan pemeriksaan fisik infeksi kongental lain terutama fundus yang khas. diantaranya dengan infeksi Pemeriksaan penunjang cytomegalovirus, rubella, sifilis hanya untuk mengkonfrimasi hasil temuan dan membuang diagnosis banding yang ada Pencegahan : Menghindari faktor penyebab Masak makanan hingga matang Melakukan pemeriksaan TORCH Tatalaksana
Tujuan terapi pada korioretinitis toksoplasmosis adalah untuk
menghentikan multiplikasi parasite selama active period dan menimalisir kerusakan dari retina dan diskus optikus. Pyrimethamine (dosis inisiasi 75-100mg pada hari pertama dan diikuti 25-50mg pada hari selanjutnya), Sulfadiazine (dosis inisial 2-4 g selama 24 jam dilanjutkan dengan 1 g) Prednison. Terapi intraviteal klindamycin (0,1 mg/0,1 ml) pada individu yang tidak berespon pada pengobatan oral Komplikasi : Prognosis Ablasio Retina 40% dari pasien memiliki visus Uveitis 20/100 atau mungkin lebih Iridoskiklitis kronik buruk, dan 16% pasien memiliki visus antara 20/40 dan 20/80. Katarak Kambuh, dan berulang dengan Glaucoma sekunder rata – rata 80% dalam 5 tahun. Band keratopathy Pasien dengan penyakit yang Cystoid macular edema rekuren lebih beresiko memiliki cacat visual permanen TERIMAKASIH