Anda di halaman 1dari 20

Demensia Vaskular

Yulandita Debi W
G4A017037
Pendahuluan
Demensia merupakan suatu sindrom neurodegeneratif
bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan
fungsi luhur multipel

Demensia vaskular adalah bentuk demensia kedua terbanyak


setelah penyakit Alzheimer

Setelah usia 65 tahun, prevalensi demensia meningkat


dua kali lipat setiap pertambahan usia 5 tahun

Diperkirakan angka kejadian demensia vaskular sebesar 10-


15% dari seluruh kasus demensia di seluruh belahan dunia
Definisi

Demensia adalah sindroma penurunan progresif


kemampuan intelektual yang menyebabkan kemunduran
kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
fungsi sosial pekerjaan, dan aktivitas harian (Lee, 2011)

Demensia vaskular adalah suatu sindrom demensia


dengan perjalanan deteriorasi atau kemunduran yang
bertahap yang disebabkan oleh penyakit degeneratif
serebrovaskular (Sadock, 2010)
Epidemiologi

Demensia vaskular merupakan penyebab demensia yang kedua tertinggi di Amerika


Serikat dan Eropa, tetapi merupakan penyebab utama di beberapa negara di Asia.
Di Jepang, 50% dari semua jenis demensia pada individu berumur lebih dari
65 tahun adalah demensia vaskular.
Di Eropa, demensia vaskular dan demensia kombinasi masing-masing 20%
dan 40% dari kasus. Di Amerika Latin, 15% dari semua demensia adalah
demensia vaskular(Lee, 2011).
Faktor resiko
(Ladecola, 2010 ; Lee, 2011)
Faktor yang
Demografi Aterogenik Non Aterogenik berhubugan dengan
stroke
• usia • hipertensi, • genetik, • volume kehilangan
• Jenis kelamin • merokok cigaret, • perubahan pada jaringan otak,
• Ras dan etnis • penyakit jantung, hemostatis, • jumlah dan lokasi
• Pendidikan • diabetes, • konsumsi alkohol infark
• hiperlipidemia yang tinggi,
• menopause tanpa • penggunaan aspirin,
terapi penggantian • stres psikologik,
estrogen • paparan zat yang
berhubungan dengan
pekerjaan
Klasifikasi
PPDGJ III

-Demensia Vaskular Onset


- Demensia paska stroke
Akut
- Demensia Subkortikal - Demensia Multi-infark
- Demensia campuran Demensia Vaskular
(Lee,2011) Subkortikal
- Demensia Vaskular
Campuran Kortikal dan
Subkortikal
- Demensia Vaskular Lainnya
- Demensia Vaskular YTT
Infark Multiple

Infark lakuner

Patofisiologi Infark Tunggal


(Kalaria, 2006 ; Jeliger, 2010)
Sindroma Binswanger

Angiopati amiloid cerebral

Hipoperfusi
gejala fokal
neurologik
Manifestasi Klinis kelainan
(Ladecola, 2010 ; Jeliger, 2010) neuropsikologik

kelainan
neuropsikiatri
Diagnosis Banding
- Alzheimer
- Tumor Otak, Encephalitis, Toksik Metabolik
- Delirium
- Depresi
(Lee, 2011)
Pemeriksaan Penunjang
 CT Scan
 MRI
 Darah Lengkap, LED, GDS, HbA1c, EKG
 LCS
 Angiografi Serebral
Kriteria Diagnosis
 DSM-5
Kriteria Diagnosis
Hachinski Skor Riwayat dan gejala Skor

Awitan mendadak 2
Deteriorasi bertahap 1
Perjalanan klinis fluktuatif 2
Skor > 7 : Demensia Vaskular
Kebingungan malam hari 1
Skor<4 : Demensia Alzeimer
Kepribadian relatif terganggu 1
Depresi 1
Keluhan somatic 1
Emosi labil 1
Riwayat hipertensi 1
Riwayat penyakit serebrovaskular 2
Arteriosklerosis penyerta 13 1
Keluhan neurologi fokal 2
Gejala neurologis fokal 2
PPDGJ-III
Terdapat gejala demensia
Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya
ingat, gangguan daya berpikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan
daya nilai (judgement) secara relative tetap baik

Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya
gejala neurologis fokal, meningkatkan krmungkinan diagnosis vascular.
Pada beberapa kasus, penetapan hanya dilakukan dengan pemeriksaan CT-Scan
atau pemeriksaan neuropatologis.
 Alat skrining kognitif adalah pemeriksaan status mental
mini atau Mini-Mental State Examination (MMSE).
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui kemampuan
orientasi, registrasi, perhatian, daya ingat, kemampuan
bahasa dan berhitung.
 Skor 24 atau lebih (dari 30) menunjukkan kognisi normal.
Di bawah ini, skor dapat mengindikasikan kerusakan
kognitif yang parah (≤9 poin), sedang (10-18 poin) atau
ringan (19-23 poin).
Tatalaksana
 mengendalikan faktor risiko (pencegahan sekunder)
 terapi gejala neuropsikiatrik dengan memperhatikan
interaksi obat.
 Psikoterapi suportif dan edukasional
 Pemberian acetylcholineesretarse inhibitor seperti donepezil,
rivastigmine and galantiamin mampu memperbaiki fungsi kognitif
penderita.
 Dosis Memantine sebesar 20 mg diberikan setiap hari selama 28
minggu, menunjukkan perbaikan fungsi kognitif
 Neurotropik Citicoline (cytidine 5’- diphosphate choline)
berperan pada sintesis membran sel. Citicoline menurunkan
volume infark dan memperbaiki keluaran fungsional neurologik
 Pirasetam adalah gamma-aminobutyric acid memperbaiki fluiditas
membran sel dan mempertahankan fungsi sel membrane
(Baskys, 2007).
Prognosis
 Demensia multi-infark memperpendek umur harapan
hidup 50% dari normal 4 tahun setelah evaluasi pertama.
 Pada penelitian lain 6 year survival hanya 11,9%, sekitar
seperempat dari yang diharapkan (Kalaria, 2006).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai