Yulandita Debi W
G4A017037
Pendahuluan
Demensia merupakan suatu sindrom neurodegeneratif
bersifat kronis dan progresif disertai dengan gangguan
fungsi luhur multipel
Infark lakuner
Hipoperfusi
gejala fokal
neurologik
Manifestasi Klinis kelainan
(Ladecola, 2010 ; Jeliger, 2010) neuropsikologik
kelainan
neuropsikiatri
Diagnosis Banding
- Alzheimer
- Tumor Otak, Encephalitis, Toksik Metabolik
- Delirium
- Depresi
(Lee, 2011)
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
MRI
Darah Lengkap, LED, GDS, HbA1c, EKG
LCS
Angiografi Serebral
Kriteria Diagnosis
DSM-5
Kriteria Diagnosis
Hachinski Skor Riwayat dan gejala Skor
Awitan mendadak 2
Deteriorasi bertahap 1
Perjalanan klinis fluktuatif 2
Skor > 7 : Demensia Vaskular
Kebingungan malam hari 1
Skor<4 : Demensia Alzeimer
Kepribadian relatif terganggu 1
Depresi 1
Keluhan somatic 1
Emosi labil 1
Riwayat hipertensi 1
Riwayat penyakit serebrovaskular 2
Arteriosklerosis penyerta 13 1
Keluhan neurologi fokal 2
Gejala neurologis fokal 2
PPDGJ-III
Terdapat gejala demensia
Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat hilangnya daya
ingat, gangguan daya berpikir, gejala neurologis fokal). Daya tilik diri (insight) dan
daya nilai (judgement) secara relative tetap baik
Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai adanya
gejala neurologis fokal, meningkatkan krmungkinan diagnosis vascular.
Pada beberapa kasus, penetapan hanya dilakukan dengan pemeriksaan CT-Scan
atau pemeriksaan neuropatologis.
Alat skrining kognitif adalah pemeriksaan status mental
mini atau Mini-Mental State Examination (MMSE).
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui kemampuan
orientasi, registrasi, perhatian, daya ingat, kemampuan
bahasa dan berhitung.
Skor 24 atau lebih (dari 30) menunjukkan kognisi normal.
Di bawah ini, skor dapat mengindikasikan kerusakan
kognitif yang parah (≤9 poin), sedang (10-18 poin) atau
ringan (19-23 poin).
Tatalaksana
mengendalikan faktor risiko (pencegahan sekunder)
terapi gejala neuropsikiatrik dengan memperhatikan
interaksi obat.
Psikoterapi suportif dan edukasional
Pemberian acetylcholineesretarse inhibitor seperti donepezil,
rivastigmine and galantiamin mampu memperbaiki fungsi kognitif
penderita.
Dosis Memantine sebesar 20 mg diberikan setiap hari selama 28
minggu, menunjukkan perbaikan fungsi kognitif
Neurotropik Citicoline (cytidine 5’- diphosphate choline)
berperan pada sintesis membran sel. Citicoline menurunkan
volume infark dan memperbaiki keluaran fungsional neurologik
Pirasetam adalah gamma-aminobutyric acid memperbaiki fluiditas
membran sel dan mempertahankan fungsi sel membrane
(Baskys, 2007).
Prognosis
Demensia multi-infark memperpendek umur harapan
hidup 50% dari normal 4 tahun setelah evaluasi pertama.
Pada penelitian lain 6 year survival hanya 11,9%, sekitar
seperempat dari yang diharapkan (Kalaria, 2006).
Terimakasih