Anda di halaman 1dari 11

SISTEM AIR BAG

Cara Kerja Air Bag


 SRS atau singkatan dari Supplemental Restraint System,
yang artinya adalah peraIatan penahan tambahan dari
seatbelt.
 SRS AIRBAG SYSTEM adalah peralatan yang berfungsi
untuk mengurangi dan meminimalkan resiko cidera kepada
pengemudi dan penumpang akibat tabrakan dari arah
depan,ke muka pengemudi dan penumpang.
 Sensor airbag pada mobil akan mengirimkan sinyal ke modul kontrol
begitu mobil mengalami tabrakan atau membentur keras, dan airbag
mengembang.
 Modul kontrol tersebut berupa komputer kecil yang berfungsi untuk
menerima data benturan dari sensor. Selanjutnya modul mengirimkan
sinyal ke pemicu atau igniter perangkat listrik yang berupa kawat tipis.
 Ketika arus listrik mengalir maka kawat akan panas dan membakar
propelan airbag yang terdiri dari zat azida natrium. Pembakaran zat itu
menghasilkan gas nitrogen yang memicu airbag mengembang dan
melindungi pengemudi atau penumpang mobil. Gas nitrogen akan
keluar dan airbag mengempis kembali sesaat setelah kepala pengemudi
atau penumpang membentur airbag.
 Airbag di bagian samping menggunakan tabung gas argon terkompresi
dengan tingkat tekanan berkisar 3.000-4.000 psi. Pada saat mobil
mengalami benturan gas tersebut akan terlepas dan berfungsi memicu
airbag mengembang. Seperti halnya nitrogen, gas argon ini tak
berbahaya.
PEMASANGAN DAN KOMPONEN·KOMPONEN
SISTEM SRS AIRBAG

 Komponen sistem SRS Airbag terdiri darl beberapa bagaian


seperti berikut ini :

 Impact Sensor
 SRS Kontrol Unit
 Air bag Sisi Pengemudi
 Air bag Sisi Penumpang
KONDISI KONDISI KERJA SRS
AIRBAG
 Saat kondisi tabrakan yang membuat airbags dapat mengembang adalah
sebagai berikut:

 Dengan Posisi Kunci Kontak "ON"

 Bertubrukan dengan tembok beton yang tebal dan tidak hancur ketika
ditabrak pada kecepatan diatas 20-30 km/jam.

 Tabrakan Frontal antara 2 kendaraanyg sedang berjalan pada kecepatan


diatas 20-30 km/jam (Dua kendaraan model yang sama)

 Benturan yang terjadi sangat kuat pada bagian depan sebelah kiri atau kanan
kendaraan dengan sudut kurang dari 30 dearajat.

 Kondisi pengembangan airbags tergantung pada benda yang ditabrak dan


kondisi lainnya seperti sudut tabrakan.
KONDISI SPECIAL YANG MUNGKIN
HANYA 1 AIR BAG MENGEMBANG
 Untuk model dari tahun 2006 ke atas yang sudah menggunakan sistem
i-SRS pola penentuan untuk pengembangan airbag terjadi pada benturan
kecepatan rendah yang bervariasi tergantung pada apakah seatbelt
digunakan atau tidak.(Gbr. 1)

 Contohnya,benturan dengan kecepatan rendah pada kondisi berikut hanya


menyebabkan airbags sisi penumpang yang mengembang. hal ini bukan
sebuah kerusakan.

1. Seatbelst Driver digunakan, sementara penumpang tidak menggunakan


seatbelt
2. Seatbelt Driver digunakan, tidak ada penumpang (seatbelt tidak
digunakan)
Penjelasan 1

 Seorang penumpang yang tidak menggunakan seatbelt lebih tinggi


beresiko terbentur kepalanya dengan panel instrument dan dapat
menyebabkan Iuka pada saat terjadi tabrakan dengan kecepatan rendah
dibandingkan dengan seorang pengemudi yang menggunakan seatbelt.

 Karena,jika seatbelt tidak digunakan. airbag dapat mengembang pada


tabrakan kecepatan rendah dari pada saat seatbelt digunakan. hal ini
bertujuan untuk meningkatkan keamanan penumpang.

 Ini adalah alasan mengapa pada beberapa kasus kecelakaan pada


kecepatan yang rendah, airbag sisi pengemudi tidak mengembang jika
pengemudi menggunakan seatbelt. dan hanya sisi penumpang yang
mengembang jika penumpang tidak menggunakan seatbelt. (Gambar 1)
Penjelasan 2
 Switch buckle seatbelt mendeteksi apakah seatbelt diikatkan dengan
benar ke buckle seatbelt.
 Switch buckle seatbelt tidak dapat mengecek apakah ada penumpang
atau tidak dikursi penumpang,sehingga jika switch membaca bahwa
seatbelt belum terpasang. airbag sisi penumpang bisa saja
mengembang walaupun tidak ada penumpangnya.* (Gambar 2)
KONDISI KONDISI SRS AIRBAG TIDAK
BEKERJA/TIDAK MENGEMBANG
 Jika sensor mendeteksi tabrakan dimana seatbelt sudah cukup untuk
memberikan perlindungan kepada penumpang atau benturan dari arah
seperti yang ditunjukan berikut ini,airbag tidak akan mengembang,
karena walaupun mengembang tidak akan meningkatkan perlindungan
terhadap penumpang.

 Tertabrak dari belakang (Gmb. 1)


 Tertabrak dari samping (Gmb. 2)
 Terguling (Gmb. 3)
 Kondisi dimana energi hasil tubrukan (benturan) terserap secara
efektif meskipun terjadi kerusakan yang cukup luas pada mobil,
inputan(masukan) energi pada sensor benturan depan dan SRS unit
berkurang sehingga airbags tidak mengembang.

 Tabrakan dengan tiang lampu, tunggul atau benda sejenis (Gambar


4). Ketika hanya bagian tengah depan kendaraan yang
rusak/penyok, energi tabrakan yang diterima oleh sensor benturan
depan akan terbaca lemah.

 Meluncur ke belakang truck atau kendaraan lain (Gmb. 5). Hal ini
karena energi tabrakan pada posisi yang lebih rendah dari
kendaraan,dimana sensor tabrakan depan atau SRS unit
terpasang,energi yang diterima menjadi lemah.

 Tabrakan parsial atau tabrakan dari sudut tertentu (Gambar 6)


KONDISI TAMPILAN SISTEM AIRBAG

 Normal

Menyala ketika switch pengapian di posisiON,dan mati setelah beberapa detik.

 Abnormal

1. Lampu peringatan akan menyala bahkan jika belum terjadi kecelakaan dan airbag
belum mengembang.
2. Lampu peringatan menyala setelah terjadikecelakaan ,terlepas apakah
airbags sudah mengembang atau belum.

Ketika Menyala...,
 Lampu peringatan SRS dapat menyala jika tegangan battere tidak cukup. Segera
dilakukan pengecekan
Melanjutkan pengemudian...
 Dampaknya Airbags dan belt pretensioner kemungkinan tidak bekerja dengan benar
, yang dapat menyebabkan cedera hebat atau bahkan kematian penumpang

Anda mungkin juga menyukai