Anda di halaman 1dari 13

Pengembangan Media

Powtoon Dengan Model


Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) pada
materi Cahaya Dan Optik

OLEH

IMAH ARSANDEVYANI
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Materi cahaya dan optic yang abstrak
membuat siswa sulit memahami materi
yang disampaikan

Penggunaan media pembelajaran yang


kurang menarik membuat pembelajaran
terkesan membosankan

Sebagian besar pebelajaran fisika belum


menggunakan media pembeljaran powtoon
yang menarik, efektif dan praktis

Belum diketahui keefektifan media


powtoon pada pembelajaran Cahaya dan
optik
PENDAHULUAN

Pembatasan Masalah Rumusan Masalah

Materi Cahaya dan Optik yang


absrak membuat sulit Bagaimana hasil pengembangan
memahami materi yang media pembelajaran powtoon?
disampaikan

Penggunaan media Apakah media pembelajaran


pembelajaran yang kurang
powtoon merupakan media
menarik membuat
pembelajaran fisika terkesan
yang layak digunakan pada
membosankan proses pembelajaran fisika?
PENDAHULUAN

Tujuan Pengembangan

Untuk mengetahui hasil


pengembangan media
pembelajaran powtoon

Untuk mengetahui kelayakan


media pembelajaran powtoon
pada pembelajaran fisika
PENDAHULUAN

Manfaat pengembangan

a. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran a. Guru mendapatkan wawasan dalam


yang menarik, inovatif dan berisi materi yang lengkap mengembangkan media pembelajaran
dan jelas. dengan memanfaatkan powtoon
b. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran b. Guru akan termotivasi membuat
secara praktis dan dapat digunakan dimanapun dan media pembelajaran yang menarik
kapanpun sesuai kebutuhan. dalam menunjang proses
c. Siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan pembelajaran.
baik.

a. Menambah referensi baru dalam menunjang


penelitian selanjutnya
b. Menambah inovasi baru dalam pengembangan
media pembelajaran.
PENDAHULUAN

Asumsi dan keterbatasan

memberikan kontribusi
dalam pembelajaran 1. Materi yang disampaikan pada
Cahaya dan Optik SMP powtoon terbatas yaitu pada
Kelas VIII materi Cahaya dan Optik SMP
Kelas VIII
2. Penggunaan media pembelajaran
powtoon dapat di operasikan
secara online di laptop.
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Syayid QosimM, Jafar Al-idru, Hikmawati dan Wahyudi
(2015) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan
Video Kartun Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XI SMAN 1 Sikur Tahun
Ajaran 2014/2015”

Penelitian yang dilakukan oleh Mafita Sari dan Suci Rohayati dengan judul “
Pengembangan Media Pembelajaran Powtoon Sebagai Bahan Pengamatan Dalam
Implementasi Pendekatan Saintifik Pembelajaran Dasar-
Dasar Perbankan”

Penelitian lain yang dilakukan oleh Khusnul Basriyah dan Dwi


Sulisworo dengan judul “ Pengembangan Video Animasi Berbasis Powtoon
Untuk Model Pembelajaran Flipped Classroom Pada Materi Termodinamika”.
KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

Powtoon (Video Player) Model Pembelajaran


Creative Problem Sovling
Powtoon merupakan
layanan online untuk Menurut Karen (Dewi, Cahaya dan Optik
membuat sebuah paparan 2008:28) model Creative
yang memiliki fitur animasi problem Solving (CPS) 1. Pemantulan cahaya
yang sangat menarik adalah model pembelajaran 2. Pembiasan cahaya
diantaranya animasi tulisan yang melakukan pemusatan 3. Cermin dan Lensa
tangan, animasi kartun, dan pada pengajaran dan 4. Alat-alat Optik
efek transisi yang lebih hidup keterampilan pemecahan
serta pengaturan timeline masalah, yang diikuti
yang sangat mudah. dengan penguatan
keterampilan.
KAJIAN PUSTAKA

Kerangka Berpikir
Pengembangan media
Minat orang belajar dipengaruhi
pembelajaran Powtoon mengambil
oleh sumber/media pembelajaran
materi Cahaya dan Optik

Uji kelayakan Powtoon dilakukan pemberian angket kepada ahli media, ahli
materi dan pengguna (siswa, guru, teman sejawat).

Powtoon diharapkan mampu


menarik perhatian siswa untuk
belajar. Bagi guru inovasi dalam
membuat media pembelajaran
METODE PENELITIAN

Model Pengembangan
Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development)
mengacu pada model
ADDIE
(Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation)

Prosedur Pengembangan

Analysis Design Development Implementation Evaluation


(Analisis) (Desain) (Pengembangan) (Implementasi) (Evaluasi)
METODE PENELITIAN

Uji Coba Produk


1. Desain Uji Coba
Produk Review 1 Revisi I
Awal Dosen Pembimbing

Uji Revisi II Review II


Pengguna Ahli Materi dan
Ahli Media

Revisi III Produk


Akhir

2. Jenis Data
Kuantitatif dan Kualitatif
Uji Validitas Angket Respon Pengguna
Sangat Baik (SB) =4 Sangat Setuju (SS) =4
Baik (B) =3 Setuju (S) =3
Kurang (K) =2 Tidak Setuju (TS ) =2
Sangat Kurang (SK) =1 Sangat Tidak Setuju (STS) = 1
METODE PENELITIAN

3. Instrumen Pengumpulan Data

Berupa soal pretest dan posttest


METODE PENELITIAN

4. Teknis Analisis Data

R
NP  x 100%
SM
NP = Nilai persen yang dicari atau
diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh
SM = Skor maksimum ideal

Tabel 1. Interval nilai untuk kelayakan media


Interval Kriteria Tingkat Kelayakan

80% − 100% Sangat Baik/Sangat Layak/Sangat Setuju

66% − 79% Baik/Layak/Setuju

Kurang Layak/Kurang Baik/Kurang

56% − 65% Setuju

0% − 55% Tidak Baik/Tidak Layak/Tidak Setuju

Anda mungkin juga menyukai