Anda di halaman 1dari 8

Nama Anggota:

Achmad Ibnul Chakim


Alika Tiara Duati
M. Fadlurrohman Nafi’
Prabasiwi Madianingratri
Titik Nur Solicha
1. Fi’il Mudhari’ Marfu’
Fi’il mudhari’ menjadi marfu’ apabila tidak didahului oleh huruf
penashab atau huruf penjazem.
Tanda marfu’nya fi’il mudhari’ adalah:
a. Dhammah : Contoh:
‫ب‬ َ ‫ب – ِه‬
ُ ُ ‫ي ت َ ْكت‬ ُ ُ ‫ب – ُه َو يَ ْكت‬ ُ ُ ‫ب – أ َ ْنتَ ت َ ْكت‬ُ ُ ‫ب – نَحْ نُ نَ ْكت‬ ُ ُ ‫أَنَا أ َ ْكت‬
b. Dhammah digantikan oleh tetapnya nun (tsubutun nun) apabila fi’il
dari af’al khamsah. Af’al khamsah adalah: Setiap fi’il mudhari’ yang
bersambung dengan alif itsnain, wawu jama’ah atau ya’
mukhathabah () َ‫يَ ْفعَ ََل ِن – ت َ ْفعَ ََل ِن – يَ ْغعَلُونَ – ت َ ْفعَلُونَ – ت َ ْفعَ ِلين‬
Contoh:
َ ِ‫ت ت َ ْكتُب‬
‫ين‬ ِ ‫ون – أ َ ْن‬ َ ُ‫ون – ُه ْم يَ ْكتُب‬ َ ُ‫ان – أَنتُم ت َ ْكتُب‬ ِ َ‫ان – ُه َما يَ ْكتُب‬ ِ َ‫أَنت ُ َما ت َ ْكتُب‬

Catatan
Apabila fi’il mudhari’ huruf terakhirnya alif, wawu atau ya’, maka fi’il
tersebut difathahkan dengan fathah muqaddarah (tersirat) pada
akhirnya.
Contoh:
‫سعَى‬ ْ َ‫ي‬
Fi’il mu’tal akhir dengan alif, marfu’ dengan
dhammah muqaddarah atas alif.
‫س ُمو‬
ْ َ‫ي‬
Fi’il mu’tal akhir dengan wawu, marfu’ dengan
dhammah muqaddarah atas wawu.
‫يَ ْر ِمي‬
Fi’il mu’tal akhir dengan ya’, marfu’ dengan
dhammah muqaddarah atas ya’.
2. Fi’il Mudhari’ Manshub
Fi’il mudhari’ dimanshubkan apabila didahului oleh
salah satu huruf penashab.
Tanda nashabnya fi’il adalah:
a. Fathah : Contoh:
َ ُ ‫ب – لَ ْن يَ ْكت‬
‫ب‬ َ ُ ‫ب – لَ ْن نَ ْكت‬ َ ُ ‫لَ ْن أ َ ْكت‬
َ ُ ‫ب – لَ ْن تَ ْكت‬
b. Fathah diganti oleh dihapusnya nun (hadzfun nun)
apabila fi’il termasuk af’aal khamsah.
Contoh:
‫لَ ْن تَ ْكتُبَا – لَ ْن يَ ْكتُبَا –لَ ْن ت َ ْكتُبُوا – لَ ْن يَ ْكتُبُوا – لَ ْن تَ ْكت ُ ِبي‬
3 .Huruf penashab adalah:
‫سببية – َحتَّى‬ ّ ‫ ِإ َذ ْن – ََلم التعليل – َلن الجحود – فَاء ال‬- ‫أ َ ْن – لَ ْن – كَي‬
Berikut ini penjelasan ringkas bagi masing-masing huruf
penashab di atas.
‫أ َ ْن‬Mashdariyah, makna mashdariyah adalah bahwa huruf
tersebut bisa ditakwil bersama fi’il mudhari’ setelahnya
sebagai mashdar.
Contoh:
‫س ُّرنِي أ َ ْن تَتَقَ َّد َم‬
ُ َ‫ي‬
Menyenangkan aku engkau maju.
( : ‫تَتَقَد ََّم‬Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah, Fa’ilnya dhamir
mustatir tersiratnya anta. Mashdar muawwal dari + ‫أ َ ْن‬fi’il,
yaitu: ‫تَقَ ُّد ُم َك‬adalah fa’il bagi ]1[) ‫س ُّرنِي‬ ُ َ‫ي‬
: ‫لَ ْن‬Untuk menafikan sesuatu pada masa yang akan datang.
Contoh:
‫ب‬ َ ‫ق ال ُم ْغت َ ِص‬ ُّ ‫لَ ْن يُ ِضي َع ال َح‬
Kebenaran tidak akan membiarkan orang korup itu.
( : ‫ضي َع‬ ِ ُ‫ي‬Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
: ‫ َكي‬Untuk menerangkan sebab.
Contoh:
‫سا َك ْي ت َ ْن َج َحا‬ َ ‫اُد ُْر‬
Belajarlah kalian berdua supaya kalian berdua berhasil.
( : ‫ت َ ْن َج َحا‬Fi’il mudhari’ manshub dengan hadzfun nun)
: ‫ ِإ َذ ْن‬Sebagai jawaban bagi kalimat sebelumnya.
Contoh:
‫إِ َذ ْن أ ُ ْك ِر َم َك‬
Kalau bagitu aku akan menghormatimu.
Sebagai jawaban bagi orang yang mengatakan: ( ‫يك‬ َ ِ‫آت‬Aku akan
mendatangimu)
(: ‫أ ُ ْك ِر َم‬Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
: ‫ ََل ُم الت َّ ْع ِليل‬Bermakna ( ‫ َكي‬supaya)
Contoh:
‫سعَدَا َء‬ ُ ‫اِع ِْملُوا ِلت َ ِعيشُوا‬
Beramallah kalian supaya kalian hidup mulia.
( : ‫شوا‬ ُ ‫ت َ ِعي‬Fi’il mudhari’ manshub dengan hadzfun nun)
: ‫ ََل ُم ال ُج ُحو ِد‬Lam bermakna ingkar dan diawali dengan fi’il Kana
yang dinafikan.
Contoh:
‫لَ ْم أَك ُْن ِِل َ ْل ُه َو َواِل َ ْم ُر ِجد‬
Aku tidak akan bermain-main dalam perkara serius.
( : ‫أ َ ْل ُه َو‬Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
: ‫سبَ ِبيَّ ِة‬َّ ‫فَا ُء ال‬Bermakna bahwa yang sebelumnya menjadi sebab
bagi yang setelahnya dan harus didahului oleh penafi atau
tuntutan (tuntutan meliputi amr, nahi dan istifham).
Contoh:
‫وزوا‬ ُ ُ‫اح َدةً فَتَف‬ ِ ‫كُونُوا َيدًا َو‬
Bersatulah kalian niscaya kalian akan menang.
( : ‫وزوا‬ ُ ُ‫تَف‬manshub dengan hadzfun nun)
: ‫ َحتَّى‬Untuk batas akhir atau sebab.
Contoh:
‫صبُو ِإلَي ِه‬ ْ َ ‫َجا ِه ْد َحتَّى ت َ ِص َل ِإلَى َما ت‬
Bersungguh-sungguhlah sampai engkau mencapai apa yang engkau harapkan.
( : ‫ص َل‬ ِ َ ‫ت‬Fi’il mudhari’ manshub dengan fathah)
Catatan:
(( )) ‫أ َ ْن‬terkadang diidghamkan kepada La Nafiyah dan amalnya tetap seperti huruf
penashab.
Contoh:
‫َان‬َ ‫طلَبْتُ ِم ْنهُ أ َ ََّل يُغَاد َِر ه َذا ال َمك‬
َ
Aku meminta kepadanya supaya tidak menyerang tempat ini.
( ‫ أ َ ْن‬: ‫أ َ ََّل‬huruf mashdari dan huruf nashab, : ‫َل‬Huruf penafi – : ‫يُغَاد َِر‬Fi’il mudhari’
manshub dengan fathah, fa’ilnya dhamir mustatir tersiratnya – ‫هو‬Mashdar
muawwal dari + ‫أ َ ََّل‬fi’il + fa’il : Maf’ul bih bagi fi’il ) ‫طلب‬
Apabila fi’il mudhari’ mu’tal akhir dengan alif, wawu atau ya’, maka fi’il tersebut
dimanshubkan:
– Dengan fathah muqaddarah apabila akhirnya alif, contoh:
‫ارى‬ َ َ‫ضى – لَ ْن يَتَب‬ َ ‫لَ ْن يَ ْر‬
Dia laki-laki tidak akan ridha – Dia laki-laki tidak akan berlomba
– Dengan fathah yang nampak apabila akhirnya wawu, contoh:
‫شك َُو – لَ ْن يَ ْعلُ َو‬ ْ َ‫لَ ْن ي‬
Dia laki-laki tidak akan mengadu – Dia laki-laki tidak akan sombong
– Dengan fathah yang nampak apabila akhirnya ya’, contoh:
‫ي‬ َ ِ‫ي – لَ ْن يَ ْبن‬ َ ‫لَ ْن يَ ْر ِم‬
Dia laki-laki tidak akan melempar – Dia laki-laki tidak akan membangun.

Anda mungkin juga menyukai