Anda di halaman 1dari 78

OBAT PSIKOTROPIK

Obat psikotropik = Psikotropika =Psikofarmako

Yang bekerja selektif pada susunan saraf


pusat dan mempunyai efek utama terhadap
aktivitas mental dan perilaku, digunakan
untuk terapi gangguan psikiatrik
Obat Psikotropik:

• Anti Psikosis/ neuroleptika


• Anti Depresi
• Anti Mania
• Anti ansientas
• Anti insomnia
• Anti obsesif kompulsif
• Anti panik
• Anti hiperkinetik
OBAT ANTIPSIKOSIS
• Obat-obat anti psikosis ini terbagi atas dua Golongan:

Obat antipsikosis tipikal


Mem-blokade Dopamine pada reseptor pasca-sinaptik neuron diotak,
khususnya disistem limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine D-2
receptor antagonist), sehingga efektif untuk gejela POSITIF.

Obat antipsikosis atipikal


atipikal merupakan golongan yang selain berafinitas terhadap
Dopamine D-2 receptor juga berafinitas terhadap 5 HT2 Reseptor
(Serotonin-dopamine antagonist), sehingga efektif juga untuk gejala
NEGATIF.
Obat anti psikosis tipikal
1. Phenothiazine
o Rantai aliphatic : CHLORPROMAZINE (Largactil)
o Rantai piperazine : PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
o Rantai piperidine : THIORIDAZINE (Melleril)
2. Butyrophenone : HALOPERIDOL (Haldol,Serenace,dll)
3. Diphenyl-butyl-piperidine : PIMOZIDE (Orap)
Obat anti psikosis atipikal

1. Benzamide : SULPIRIDE (Dogmatil)


2.Dibenzodiazepine : CLOZAPINE (Clozaril),
OLANZAPINE(Zyprexa),
QUETIAPINE(Seroquel),
ZOTEPINE (Ludopin)
3.Benzisoxazole : RISPERIDON (Risperda),
ARIPIPRAZOLE (Abilify)
Yang beredar di Indonesia menurut MIMS VOL.7,2006
Indikasi Penggunaan
• Hendaya berat dalam kemampuan daya nilai realitas
(reality testing ability), bermanifestasi dalam gejala :
awareness, judgement, dan insight terganggu.

• Hendaya berat dalam fungsi-fungsi mental, bermanifestasi


dalam gejala POSITIF : gangguan asosiasi pikirian
(inkoherensi), waham, halusinasi, gangguan perasaan (tidak
sesuai dengan situasi), disorganized, dan gejala NEGATIF :
gangguan perasaan (afek tumpul, respon emosi minimal),
gangguan hubungan sosial, gangguan proses pikir (lambat,
terhambat), tidak ada inisiatif, perilaku yang sangat
terbatas dan cenderung menyendiri (abulia)
Efek Samping
• Sedasi dan inhibisi psikomotor (mengantuk,
kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif menurun)
• Gangguan otonomik (hipotensi,
antikolinergik/parasimpatolitik: mulut kering,
kesulitan miksi, hidung tersumbat, mata kabur,
gangguan irama jantung)
• Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, sindrom
parkison: tremor, bradikinesia, rigiditas)
• Gangguan endokrin (amenorrhoe), metabolik,
hematologik
Kontraindikasi

• Penyakit hati
• Penyakit darah
• Epilepsi
• Kelainan jantung
• Febris yang tinggal
• Ketergantungan alkohol
• Penyakit SSP
• Gangguan kesadaran
Obat Anti-Depresi

• Mekanisme kerja Obat Anti-Depresi adalah :


– Menghambat “re-uptake aminergic
neurotransmitter”
– Menghambat penghancuran oleh enzim
“Monoamine Oxidase”
Obat Anti-Depresi
1. Obat Anti-Depresi TRISIKLIK: Amitriptyline, Imipramine ,
Clomipramine, Tianeptine
2. Obat Anti-Depresi TETRASIKLIK: Maprotiline,
Mianserine , Amoxapine
3. Obat Anti-Depresi MAOI-Reversibel: Maclobemide
4. Obat Anti-Depresi SSRI (Selective Serotonine Re-uptake
Inhibitor): Sertraline, Paroxetine, Flufoxamine,
Fluoxetine
5. Obat Anti-Depresi SNRI (Selective Neropinephirine Re-
uptake Inhibitor): Venlafaxine, Duloxetine
6. Obat Anti-Depresi MELATONERGIC: Agomelatine
7. Obat Anti-Depresi “ATYPICAL”: Trazodone, Mirtazapine
Sediaan Anti-Depresi
Indikasi Penggunaan
• Selama paling sedikit 2 minggu dan hampir setiap hari mengalami :
1. Rasa hati yang murung
2. Hilang minat dan rasa senang
3. Kurang tenaga hingga mudah lelah dan kendur kegiatan
• Keadaan di atas disertai gejala-gejala :
1. Penurunan konsentrasi pikiran dan perhatian
2. Pengurangan rasa harga diri dan percaya diri
3. Pikiran perihal dosa dan diri tidak berguna lagi
4. Pandangan suram dan pesimistik terhadap masa depan
5. Gagasan atau tindakan mencederai diri / bunuh diri
6. Gangguan tidur
7. Pengurangan nafsu makan
• Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari,
Efek Samping

• Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang,


kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun, dll)
• Efek Antikolinergik (mulut kering, retensi urin,
penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia, dll)
• Efek Anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
• Efek Neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi,
insomnia)
Kontraindikasi

• Penyakit jantung koroner, MCI, khususnya pada usia


lanjut
• Glaukoma, retensi urin, hipertrofi prostat, gangguan
fungsi hati, epilepsi.
• Pada penggunaan obat Lithium, kelainan fungsi
jantung, ginjal, dan kelenjar thyroid.
Obat Anti-Mania

• Mania Akut : Haloperidol (Haldol, Serenace, dll)


Carbamezapine (Tegretol, dll)
Valproic Acid (Depakene)
Divalproex (Depakote)
• Profilaksis Mania : Lithium Carbonate (Frimania)
Yang beredar di Indonesia menurut MIMS VOL.7,2006
Indikasi Penggunaan
• Dalam jangka waktu paling sedikit satu minggu hampir setiap hari
terdapat keadaan afek yang meningkat, ekspresif atau iritabel.
• Keadaan tersebut disertai paling sedikit 4 gejala berikut :
1. Peningkatan aktivitas atau ketidak-tenangan fisik.
2. Lebih banyak berbicara dari lazimnya atau adanya dorongan untuk
berbicara terus menerus.
3. flight of ideas
4. Rasa harga diri yang melambung
5. Berkurangnya kebutuhan tidur
6. Mudah teralih perhatian
7. Keterlibatan berlebih dalam aktivitas-aktivitas yang mengandung
kemungkinan risiko tinggi dengan akibat yang merugikan apabila
tidak diperhitungkan secara bijaksana.
• Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-sehari.
Mekanisme kerja
• Lithium  mengurangi dopamin receptor
supersensitivity dengan meningkatkan
cholinergic-muscarinic activity dan
menghambat cyclic AMP &phosphoinositides.
Efek Samping

• Efek samping Lithium berhubungan erat dengan dosis dan kondisi fisik pasien.
• Gejala efek samping yang dini (kadar serum Lithium 0,8 – 1,2 mEq/L) :
1. Mulut kering, haus, gastrointestinal distress (mual, muntah, diare, feces lunak),
kelemahan otot, poliuria, tremor halus (fine tremor, lebih nyata pada pasien usia
lanjut dan penggunaan bersamaan dengan neuroleptika dan antidepressan).
2. Tidak ada efek sedasi dan gangguan ekstrapiramidal
• Efek samping lain : hypothyroidism, peningkatan berat badan, perubahan fungsi
thyroid (penurunan kadar thyroxine dan peningkatan kadar TSH), oedema pada
tungkai, “metalic taste”, lekositosis, gangguan daya ingat dan konsentrasi pikiran.
• Gejala intoksikasi : (kadar serum Lithium > 1,5 mEq/L)
1. Gejala dini : muntah diare, tremor kasar, mengantuk, konsentrasi pikiran menurun,
bicara sulit, pengucapan kata tidak jelas, dan gaya berjalan tidak stabil.
2. Dengan semakin beratnya intoksikasi terdapat gejala : kesadaran menurun
(confusional state) dapat sampai coma dengan hipertoni otot dan kedutan, oliguria,
kejang-kejang.
3. Penting sekali monitoring kadar Lithium dalam darah (mEq/L)
Obat antiansietas dibagi menjadi 2 golongan,
yaitu :
1. Golongan Benzodiazepine
2. Golongan Non-Benzodiazepin
Sediaan obat anti ansietas

NO Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1 Diazepam Diazepam Tab 2-5mg Oral =2,5 – 40mg


(Indofarma) Ampul 10mg/2cc hari
Valisanbe Tab 2-5mg Injeksi = 5-10mg
(Sanbe) Ampul 10mg/2cc Maksimum 30mg/
Tab 2-5mg hari
Ampul 10mg/2cc
Rectal tube 5mg/2,5cc

Valdimex 10mg/2,5cc Anak <10kg/bb


(mersifarma) Tab 5mg =5mg
Valium Ampul10mg/2cc Anak >10kg/bb =
(roche) Tab 2-5mg 10mg
Ampul 10mg/2cc
2 Lorazepam RENAQUIL Tab 1 mg 2-6 mg/ hari
(Fahrenheit)
MERLOPAM Tab 0,5-2mg
(Mersifarma)
3 Clobazam FRISIUM Tab 10mg 20 – 30 mg/hari
(Sanofl Aventis)
PROCLOZAM Tab 10mg
(Meprofarm)
ANXIBLOC Tab 10mg
(dexa medica)

4 Bromazepam LEXZEPAM-3 Tab 3 mg 3-18 mg/hari


(Mersifarma)
5 Alprazolam XANAX XR Tab 0,50-1mg 0,5-6mg / Hari
XANAX Tab 0,25-1mg
ACTAZOLAM Tab 0,50-1mg 0,25-4mg/hari
(Actavis)
APAZOL Tab 0,50-1mg
ZYPRAX Cap 0,25-0,5mg
6 Sulpiride DOGMATIL Cap 50mg 50-100mg/hari
(Soho 2-3x

7 Buspirone Xiety Tab 10mg 10-60mg/hari


Indikasi penggunaan
Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman,
perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang

• Terdapat paling sedikit 6


dari 18 gejala berikut
• Kedutan otot atau rasa • Badan menggigil
gemetar
• Otot tegang/kaku
• Buang air kecil lebih sering
• Tidak bisa diam • Sukar menelan
• Mudah lelah • Perasaan jadi peka
• Nafas pendek/ terasa berat
• Jantung berdebar-debar • Mudah kaget
• Telapak tangan basah • Sulit konsentrasi pikiran
• Mulut kering
• Kepala pusing • Sukar tidur
• Mual, perut tidak enak • Mudah tersinggung
Mekanisme Kerja
Reseptor Benzodiazepin berdekatan dengan
GABA reseptor  meningkatkan afinitas dari
A

GABA reseptor  peningkatan influks Cl- dan


hiperpolarisasi  mengurangi kecepatan
letupan neuronal dan otot
Efek samping
• Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan
berkurang, kemampuan kognitif melemah)
• Relaksasi otot (lemas, cepat lelah)
• Penghentian obat mendadak  rebound
phenomena  bingung, gelisah, tremor,
palpitasi, keringat dingin, insomnia
Onsef of action
• Alprazolam 1-2jam
• Lorazepam 30-60 menit
• Clobazam 2-3 jam
• Diazepam oral: 1 – 1,5 jam
Pemilihan obat
• Clobazam : “Psychomotor performance” paling kurang
terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang
ingin tetap aktif
• Lorazepam: “Short half life benzodiazepine & no
significant drug accumulation at clinical dose”, untuk
pasien-pasien dengan kelainan fungsi hati atau ginjal
• Alprazolam: efektif untuk ansietas antisipatorik,
ansietas akibat depresi.
• Sulpride : efektif untuk meredakan gejala somatik dari
sindrom ansietas dan paling kecil risiko ketergantungan
obat.
Pengaturan dosis
• Mulai dengan dosis awal  naikan dosis
setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis optimal
 dipertahankan 2-3 minggu  diturunkan
1/8 x setiap 2-4 minggu  maintenance dose
 bila kambuh dinaikan lagi dan bila efektif
 pertahankan 4-8 minggu  tapering off.
Interaksi obat
• Benzodiazepine + CNS stimulants
(amphetamine, caffeine) = antagonisme efek
anti ansietas, sehingga efek benzodiazepin
menurun
• Antasid dan makanan dapat menurunkan
konsentrasi plasma benzodiazepin dan
merokok dapat meningkatkan metabolisme
benzodiazepin
Kontraindikasi
• Glaucoma
• Myasthenia gravis
• Chronic renal
• Hepatic disease
ANTI INSOMNIA
1 Nitrazepam DUMOLID Tab 5 mg 5-10 mg/malam

2 Zolpidem STILNOX Tab 10mg 10 – 20 mg/malam


ZOLMIA Tab 10mg

3 Estazolam ESILGAN Tab 1 mg 1-2mg / malam


ESTALIN Tab 1 mg

4 Ramelteon ROZEREM Tab 8 mg 8 – 16 mg/malam

1. Benzodiazepine : Nitrazepam, estazolam


(Benzodiazepine receptor agonist : B2RA)
2. Non Benzodiazepine: Zolpidem, Ramelteon
(Melatonine Receptor Agonist: MT1/MT2)
Indikasi penggunaan
• Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur,
atau tidur yang tidak bersifat menyegarkan,
selama sedikitnya 1 bulan
• Gangguan tidur tidak hanya terjadi selama
perjalanan gangguan narkolepsi, gangguan tidur
yang terkait dengan pernapasan.
• Gangguan tidur tidak hanya terjadi selama
perjalanan gangguan jiwa lain seperti ansietas,
depresi.
• Gangguan ini bukan disebabkan efek fisiologis
langsung suatu zat.
Mekanisme kerja
• Stadium Jaga (gelombang beta)
• Stadium 1 (gelombang alfa, theta)
• Stadium 2 (gelombang delta 20%)
• Stadium 3 (gelombang delta 20-50%)
• Stadium 4 (gelombang delta >50%) = Delta sleep
• Stadium REM (Rapid Eye Movement) = REM sleep

• Golongan benzodiazepine tidak menyebabkan REM Suppresion dan rebound

• Depresi  pengurangan Delta sleep tidur tidak pulas dan mudah


terbangun
Obat anti depresi (Trisiklik&tetrasiklik)  menghilangkan REM sleep dan
meningkatkan Delta Sleep  pasien tidur nyaman tidak diganggu mimpi buruk
 obat dihentikan  REM rebound
Efek samping

• Supresi SSP pada saat tidur.


• Gangguan fungsi hati
• Pada pasien usia lanjut dapat terjadi oversedation sehingga risiko jatuh dan
trauma menjadi besar.

Efek samping berhubungan dengan waktu paruh


• Waktu paruh singkat (4jam) (triazolam)gejala rebound berat pada pagi hari
dan dapat menjadi panik
• Waktu paruh sedang (zolpidem) gejala rebound lebih ringan
• Waktu paruh panjang (Flurazepam)  hangover pada pagi hari dan
intensifying day-time sleepiness

• Benzodiazepine jangka panjang  disinhibiting effect  rage reaction


Interaksi obat
• Obat anti insomnia + CNS Depressants
(alkohol) = potensial efek supresi SSP yang
dapat menyebabkan oversedation &
respiratory failure.
Pemilihan obat
• Initial insomnia  sulit masuk kedalam proses tidur 
obat bersifat “sleep inducing anti insomnia” 
Golongan benzodiazepin (short acting)
• Delayed insomnia  proses tidur terlalu cepat berakhir
dan masuk kembali ke proses tidur selanjutnya  obat
prolong latent phase anti insomnia  golongan
heterosiklik antidepresan (trisiklik & tetrasiklik)
• Broken Insomnia  siklus proses tidur yang normal
tidak utuh dan terpecah-pecah  obat bersifat sleep
maintaining anti insomnia  gol benzodiazepine long
acting
Pengaturan dosis
• Pemberian tunggal dosis anjuran 15-30 menit
sebelum tidur
• Dosis awal dapat dinaikan sampai mencapai
dosis efektif dan dipertahankan 1-2 minggu
kemudia di tapering off untuk mencegah
timbulnya rebound dan toleransi obat
Kontraindikasi
• Sleep apnoe syndrome
• Congestive heart failure
• Chronic respiratory disease
• Pada ibu hamil  teratogenic effect
OBAT ANTI OBSESIF KOMPULSIF
1. Obat anti obsesif kompulsif TRISIKLIK
Clomipramine

2. Obat Anti obsesif kompulsif SSRI (serotonin re


uptake inhibitor)
Sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluoxetine,
citalopram
1 Clomipramine ANAFRANIL Tab 25mg 50-250mg/hari

2 Fluvoxamine LUVOX Tab 50 mg 50 -300 mg/hari

3 Sertraline ZOLOFT Tab 50mg 50 – 200 mg/hari

4 Fluoxetine PROZAC Cap 20mg 20 – 80 mg/hari


NOPRES Cap20mg
NOXETINE Tab 20mg

5 Citalopram CIPRAM Tab 20 mg 40 – 60mg/hari


Mekanisme kerja
• Obsesif kompulsif berkaitan dengan
hipersensitivas dari “ serotonergic receptors”
di SSP.

• Sebagai Serotonin reuptake blockers


(menghambat re-uptake neurotransmitter
serotonin)  hipersensitivitas berkurang
Efek Samping
• Efek anti histaminergik (sedasi, rasa
mengantuk, kewaaspadaan, kinerja psikomtor
menurun, kemampuan kognitif menurun)
• Efek anti kolinergik (mulut kering, retensi urin,
disuria, penglihatan kabur, konstipasi)
• Efek anti adrenergik alfa (hipotensi ortostatik)
• Efek neurotoksis ( tremor halus , kejang,
agitasi)
Interaksi obat
• Clomipramine + haloperidol = mengurangi
kecepatan ekskresi dari clomipramine 
kadar dalam plasma meningkat  efek
samping antikolinergik
• Trisiklik/SSRI + CNS depressants (alkohol,
benzodiazepine) efek sedasi dan penekanan
pusat pernafasan  respiratory failure
Pemilihan obat
• Sampai sekarang clomipramine masih
merupakan obat paling efektif dari glongan
trisiklik oleh karena paling bersifat serotonin
selective dan masih dianggap sebagai first line
drug dalam pengobatan terhadap obsesif
kompulsif
Pengaturan dosis
• Mulai dari dosis rendah, clomipramin mulai 25-
50mg/hari, dinaikan secara bertahap dengan
penambahan 25mg/hari, sampai mencapai dosis
efektif (sampai 200-300mg/hari)
• Maintenance dose clomipramine sekitar 100-
200mg/hari, serta bertahan untuk jangka waktu
lama (1-2 tahun)  tapering off

• Obat gol trisiklik dan SSRi termasuk tidak


berpotensi menimbulkan ketergantungan obat.
Kontra indikasi
• Penyakit jantung
• Glaukoma
• Wanita hamil dan menyusui
Obat Anti – Panik
Klasifikasi :
a. Trisiklik
e.g : clomiparmine , imipramine
b. Benzodiazepine
e.g : alprazolam
c. Reversible Inhibitors of Monoamine Oxydase-A
e.g : Moclobemide
d. SSRI
e.g : Sertaline, Fluoxatine, Paroxatine, Fluvoxamine,
Citalopram
Mekanisme kerja :

Menghambat re-uptake seretonin  seretonin


++ dan sensitivitas reseptor ( gejala anxietas,
agitasi, insomnia)
Terjadi down regulation  penurunan
sensitivitas reseptor tsb dengan penuruan
serangan panik dan gejala depresi. “efek
bifasik”
Indikasi Penggunaan (D/ Sindrom Panik)
Efek Samping
Efek anti-histaminergik
sedasi, rasa mengantuk ,kewaspadaan menurun, kinerja psikomotor
menurun, kemampuan kognitif menurun,dll
Efek anti-kolinergik
mulut kering, keluhan kembung, retensi urin, disuria, pengelihatan kabur,
konstipasi, dll
Efek anti-adrenergik alfa
perubahan ekg , hipotensi ortostatik
Efek neurotoksis
tremor halus, kejang-epileptik, agitasi, ortostatik
Perhatian khusus pada gangguan fungsi ginjal dan
hati,riwayat kejang.
Overdosis intoksikasi trisiklik : hipertensi, hiperpireksia,
confusion, delirium,disorientasi
Imipramine (tofranil)
sediaan : tab 25 mg
dosis anjuran : 50 – 300 mg
lethal dose : 1 – 2 gr/hari , tidak lebih dari dosis
seminggu

SSRI/RIMA lebih aman daripada Trisiklik


Lama Pemberian
 Batas lama pemberian 6-12 bulan, kemudian
dihentikan secara bertahap selama 3 bulan.
 Dalam waktu 3 bulan ditemukan gejala kambuh,
pemberian obat dengan dosis semula diulang selama 2
tahun
Interaksi obat
Clomiparmine + haloperidol
mengurangi kecepatan clomiparmine >> efek antikolinergik
Trisiklik / SSRI + “CNS depressant”
efek sedasi dan respiratory failure

Trisklik / SSRI + Simpatomimetik ( derivat amfetamin)


membahayakan kondisi jantung

Trisiklik / SSRI + MAOI


seratonin malignan syndrome

Trisiklik + SSRI
intoksikasi Trisklik
Obat Anti - Hiperkinetik
Klasifikasi :

a. Methylphenidate
1. Jenis IR ( immidiate Release ) : 5mg/hari , max 60mg/hari
Prohiper tab 10 mg
Ritalin tab 10mg
2. Jenis SR ( Slow Release ) : 20 mg/hari, max sesuai terapi
OROS concerta Tab.SL 18mg, 36mg
Sodas : Ritilin LA Cap. 20mg
Ritilin SR Tab. 20 mg
dosis anjuran : 0,3 – 0,7 mg/kgBB/hari
b. Obat Anti-hiperkinetik Non-psikostimulan
Atomoxetine HCl : Xenocy Cap 10 mg
dosis anjuran : 10-80 mg/hari
• Mekanisme kerja :
Methylphenidate bekerja memblok re-uptake
dopamine di stratum melalui ikatan dopamin
transpoter (DAT)  dopamin ++ , diffuse
ekstra sinaps  dopamin phasic -- dan
dopamin tonic ++- meningkatkan perhatian
pada gangguan hiperkinetik
Indikasi Penggunaan (D/ ADHD)
Kontra indikasi :
1. Pemberian bersamaan MOUI
2. Tiks motorik ( kedutan )
3. Epilepsi
4. Hipertensi
5. Aritmia, dll
6. Hamil dan menyusui

Efek Samping :
Sakit kepala , nyeri lambung , muntah , mulut kering, insomnia, infeksi
saluran pernafasan atas , aritmia, ggn berkemih, takikardi , ruam kulit,
urtikaria, dll
Interaksi obat
• Pemberian bersamaan dengan MOUI dapat
menimbulkan krisis hipertensi dan serangan
stroke
• Interkasi obat dapat terjadi dengan :
fenobarbiton, primidon, antidepresan trisiklik,
alkohol, salbutamol, dekongestan
• Dapat menyebabkan reaksi amfetamin palsu
pada tes immunoassay
PSIKOTERAPI
Definisi :
“ suatu intervensi interpersonal, relational yang
digunakan oleh psikoterapis untuk membantu
pasien atau klien dalam menghadapi
problem-problem kehidupannya “
Klasifikasi
Klasifikasi Psikoterapi Menurut Wolberg :

1. Psikoterapi Restrukturisasi
Contoh : psikoanalisa
2. Psikoterapi Re-edukasi
Contoh : psikoterapi kognitif dan psikoterapi perilaku’
3. Psikoterapi Supportif.
Contoh : ventilasi, sugestif, persuasif, reassurance, bimbingan dan
konseling
Tujuan Psikoterapi

• Perawatan akut (intervensi klinis dan


stabilisasi)
• Rehabilitasi (memperbaiki gangguan perilaku
berat)
• Pemeliharaan ( pencegahan keadaan
memburuk jangka panjang)
• Restrukturisasi (meningkatkan perubahan
yang terus menerus pada pasien)
Psikoanalisa
 Diperkenalkan oleh Sigmund.Freud
 Tujuan utama : mengangkat konflik (emosi dan motif) ke
kesadaran sehingga dapat ditangani dengan cara yang lebih
rasional dan realistik
 Tugas terapis : mempersiapkan pasien untuk menghadapi
material yang menimbulkan kecemasan yang telah
diungkapkan
 Tehnik yang dilakukan : asosiasi bebas dan analisa mimpi
 Lamanya terapi : 3 – 6 tahun, sesi 4 kali atau lebih dalam
seminggu. Masing – masing sesi lamanya 45 – 50 menit
 Indikasi : konflik psikologis yang telah berlangsung lama
dan telah menimbulkan gejala atau gangguan.
Psikoanalitik
• dimodifikasi secara konsepsual dan tehnik
dengan memusatkan perhatian pada konflik
pasien sekarang dan pola dinamika sekarang
• gangguan mental berakar dari konflik dan
ketakutan bawah sadar
• Penekanan pada peran ego yang rasional
Terapi Kognitif
• terapi terstruktur jangka pendek yang
menggunakan kerja-sama aktif pasien dengan
ahli terapi untuk mencapai tujuan terapeutik.
• berorientasi pada masalah sekarang dan
pemecahannya.
1. Terapi Kognitif Depresi
Indikasi : depresi
Fokus : perubahan pandangan yang maladaptif/negatif

Depresi memiliki triad kognitif :


1. Pendapat negatif mengenai diri
2. Pandangan negatif mengenai dunia
3. Pandangan negatif mengenai masa depan
Tehnik : pendekatan ini terdiri dari 4 proses :
1. Mendapatkan pikiran otomatis
2. Menguji pikiran otomatis
3. Mengidentifikasi anggapan dasar yang maladaptif
4. Menguji keabsahan anggapan maladaptif
2. Terapi Emotif Rational
• Tujuan : mengurangi gangguan emosional dan perilaku penaklukkan diri,
dan mengaktualisasikan diri sehingga mereka hidup dalam eksistensi yang
lebih terpenuhi, berbahagia dengan cara mengajarkan orang berpikir
lebih rasional
• Indikasi : depresi, ansietas, fobia, gangguan kepribadian, psikotik,
masalah seksual dan relasional dan ketrampilan sosial.
Terapi Perilaku

• Terapi perilaku adalah terapi yang secara


langsung bertujuan menghilangkan perilaku
atau sikap yang maladaptif dan menggantinya
dengan pola perilaku yang baru
• Terapi ini didasarkan pada prinsip teori belajar
(learning theory) pembiasaan klasik dan
pembiasaan pelaku
1. Terapi desensitisasi
• Prinsip dasar : perilaku pembiasaan balik
(counter conditioning)
• Desensitisasi sistematik terdiri dari 3 tahap :
1. Latihan relaksasi
2. Konstruksi hirarki
3. Desensitisasi stimulus.
• Indikasi : fobia, obsesi kompulsif, gangguan
seksual
2. Terapi aversif
• Prinsip : perilaku yang dibentuk untuk
menghindari konsekwensi yang tidak
menyenangkan
• Tehnik : ada tiga tipe pokok :
1. Pengkondisian klasik
2. Penghukuman
3. Pelatihan menghindari stimulus berbahaya
• Indikasi : gangguan perilaku destruktif
3. Terapi pembanjiran (Flooding)
 Prinsip dasar : meloloskan diri dari pengalaman yang menimbulkan
kecemasan akan memperkuat kecemasan melalui pembiasaan
 Tehnik :
1. Mendorong pasien berhadapan langsung dengan situasi yang
menakutkan, dibiarkan beberapa saat sampai ia menjadi tenang
dan menguasai ketakutannya.
2. Melalui pembayangan situasi yang menakutkan (tehnik implosi)

 Indikasi : fobia spesifik


 Kontra indikasi : kecemasan yang kuat akan membahayakan
4. Pemodelan
• Pasien belajar perilaku baru dengan meniru
model yang tanpa rasa takut menghadapi
situasi yang menakutkan
• Tehnik telah berhasil digunakan pada fobia
anak dan agoraphobia
Psikoterapi Suportif
1. Ventilasi
2. Persuasif
3. Reassurance
4. Sugestif
5. Bimbingan
6. Penyuluhan

Anda mungkin juga menyukai