Dixon JM. ABC of breast dieases . Breast Infection . BMJ. In Medscape:Overview. Review in Jan 2015
•Batas-batas mammae
Dinding toraks anterior antara ICS
II & VI dan sternal sampai dengan
garis aksilaris media
•Vaskularisasi:
• Perforator A. Mammaria interna
• Perforator A. Intertorakalis
• A. Torakoakromialis
• A. Torakodorsalis
• A. Torakalis lateralis
•KGB regional:
• Aksila -> level I-III
• Supraklavikula
• Infraklavikula
• Mammaria interna
Tipe dan lokasi sering terjadi infeksi payudara
Dixon JM. ABC of breast dieases . Breast Infection . BMJ. In medscape.overview. Review in Jan 2015
Tipe Abses Payudara
• Terjadi saat kehamilan,
Berhubungan menyusui, atau dalam 3 bulan
pertama setelah berhenti
dengan laktasi menyusui.
(puerperal) • Biasa didahului mastitis
• Insidensi 5-11%
Abses puerperal
Staphylococcus aureus
Staphylococcus epidermis
Mycobacterium tuberkulosis
Abses non-puerperal
Staphylococcus aureus
Streptococcus grup B
Proteus
Acinetobacter spp
Mycobacterium tuberkulosis
Obstet Gynecol Sci.breast disease during pregnancy and lactation. 2013 May;56(3):143-59.
Patofisiologi Abses Payudara
Non Puerperal
Subareolar (90%)
Epidermalisasi epitel kolumnar + metaplasia epitel
skuamosa duktus laktiferus keratinisasi keratin plug
+ debris seluler obstruksi dan dilatasi duktus
proksimal ruptur lapisan epitel konten duktus
terekspos inflamasi infiltrasi limfosit periduktus
media bakteri tumbuh abses subareolar fistula
periareolar
Periferal (10%)
Berhubungan dengan penyakit yang mendasari seperti
DM, rheumatoid arthritis, penggunaan steroid, mastitis
lobular granulomatosa, dan trauma
Bland K et al. The Breast: Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. 5th ed. 2017
Abses perifer Abses subareola
Riwayat Tidak ada; pasien
Laktasi, trauma
Sebelumnya biasanya perokok
Payudara bagian
Lokasi Periareolar
perifer
Beberapa spesies aerobik
Bakteri S. aureus
dan anaerobik
Kemungkinan
besar resolusi Rekurensi tinggi setelah
Tatalaksana dengan aspirasi / antibiotik atau insisi
antibiotik atau insisi drainage
drainage
Infeksi Tuberkulosis pada
Payudara
Insidensi 0,1-0,5%, pada daerah endemik TB mencapai 3-4,5%
Sobri FB, Halim ON. Breast tuberculosis in Jakarta: Review of 7 cases. Bali Med J 2018; 3:560-563
Kaur dkk (2018)
Pasien wanita, rerata usia 32,5 tahun
Manifestasi:
Abses payudara (48,38%)
Benjolan di payudara (32,25%)
Benjolan dengan draining sinus multiple dan jaringan
parut (19,25%)
Kaur M et al. Breast tuberculosis: clinical spectrum, diagnostic dilemmas, and management. Int Surg J 2018;5:562-5
Pendekatan diagnosis
GOLD STANDARD : kultur M. Tuberculosis
Deteksi BTA pada hapusan persentase positif rendah
PCR TB angka positif lebih rendah, sensitivitas
rendah
FNAC (fine needle aspiration citology), ditemukan sel
epiteloid, granuloma, dan nekrosis
IGRA tidak dapat membedakan infeksi laten atau
aktif
Sobri FB, Halim ON. Breast tuberculosis in Jakarta: Review of 7 cases. Bali Med J 2018; 3:560-563
Abses Tuberkulosis
Sobri FB, Halim ON. Breast tuberculosis in Jakarta: Review of 7 cases. Bali Med J 2018; 3:560-563
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
USG payudara
Aspirasi
Anamnesis
USG mammae
Temuan USG
Koleksi anekoik / hipoekoik, kebanyakan
multilokular
Tidak ada vaskularisasi intrinsik
Penyengatan akustik yang disebabkan konten
cairan
Tepi ekogenik dan bervaskularisasi
Massa kistik kompleks tidak tegas dengan
ekogenitas interna yang heterogen.
Volume pus : d1 x d2 x d3 x 0,52
D diameter hipoekoik dalam sentimeter
Volume dalam mililiter
De Holanda et al. Ultrasound finfings and most common breast diseases during pregnancy and lactation. Radio;
Bras. 2016; 6:389-396
Pseudo-wall (panah) irregular
dengan ekogenitas interna yang Abses multilokulasi dengan koleksi
disebabkan debris atau pus hipoekoik dan debris internal
Mahoney M, Ingram A. Breast emergencies: types, imaging features, management. AJR. 2014; 202:W390-399
Prinsip Pengobatan
Drainase abses
Antibiotika adekuat
Bland K et al. The Breast: Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. 5th ed. 2017
Drainase Abses Payudara
Bland K et al. The Breast: Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. 5th ed. 2017
Teknik Operasi (2)
Dilakukan insisi (sesuai garis langer, pada abses
subareolar, dilakukan insisi batas areolar inferior),
pada daerah paling fluktuasi dengan scalpel no. 11
kemudian diperdalam sampai mencapai abses
Bila disertai fistula, jalur fistula juga dieksisi
Bland K et al. The Breast: Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. 5th ed. 2017
Teknik Operasi (3)
Evakuasi abses, pemeriksaan kultur dan tes resistensi
Bland K et al. The Breast: Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. 5th ed. 2017
Dinding abses dikirim ke PA dilakukan
biopsi untuk mencari kemungkinan penyakit
lain
Pasang packing menggunakan kassa
lembab
Luka operasi dibiarkan terbuka
Bland K et al. The Breast: Comprehensive Management of Benign and Malignant Diseases. 5th ed. 2017
Ketika kulit di atas menipis atau nekrotik, Bila terdapat kulit nekrotik, maka
prosedur pilihan adalah insisi dan prosedur pilihan adalah eksisi kulit yang
drainase nekrotik, sehingga dapat terjadi drainase
abses
Ekskoriasi nyeri
pertimbangkan stop ASI
Cabergoline 2x2,5mg selama 14
hari