Anda di halaman 1dari 93

PELATIHAN FUNGSIONAL PEMERIKSA

DASAR
KKP, LHP, DAN NOTA
PENGHITUNGAN PAJAK

Pusdiklat Pajak
2019
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN
catatan secara rinci dan jelas yang
dibuat oleh Pemeriksa Pajak mengenai
prosedur Pemeriksaan yang ditempuh,
data, keterangan, dan/atau bukti yang
dikumpulkan, pengujian yang
dilakukan dan simpulan yang diambil
sehubungan dengan pelaksanaan
Tulis apa ygPemeriksaan
dilakukan, lakukan apa yg
ditulis
DEFINISI
KKP
(Berdasarkan Format)

KKP KKP
Umum Khusus

KKP selain KKP KKP yang tata


cara
Khusus yaAng
penyusunannya
formatnya diatur diatur tersendiri
dalam SE Dirjen dalam peraturan
Pajak ini lainnya
i
e f inis
DEFINISI – KKP INDUK, KKP INDUK PER JENIS PAJAK D
& KKP PENDUKUNG

KKP
KKP yang merupakan rangkuman dari
Induk KKP Induk Per Jenis Pajak

KKP yang memuat objek pajak, pajak terutang, kredit


KKP Induk Per pajak, pajak yang kurang (lebih) dibayar, sanksi
Jenis Pajak administrasi, pajak yang masih harus (lebih) dibayar
dan surat tagihan pajak

KKP KKP yang memuat uraian lebih detail atau


Pendukung rincian dari suatu KKP
KKP INDUK
KKP PPH BADAN
KKP PPH PASAL 21
KKP PENDUKUNG
BERKAS KKP
Dokumen
Berkas
KKP
Pemeriksaan
Pendukung
KKP
KKP
f i nisi
De
DEFINISI - BERKAS KKP

Dokumen pendukung KKP adalah dokumen yang diperlukan


untuk mendukung atau sebagai sumber dalam pembuatan
KKP
Dokumen pemeriksaan adalah surat, dokumen,
dan/atau daftar yang diperlukan dalam dan/atau
berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan.
Berkas KKP adalah KKP, dokumen pendukung KKP,
dan dokumen pemeriksaan
ng si
FUNGSI KKP Fu P
KK
Bukti bahwa pemeriksaan telah dilaksanakan
sesuai standar pelaksanaan pemeriksaan

Bahan dalam melakukan pembahasan akhir

Dasar pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan

Sumber data atau informasi bagi penyelesaian


keberatan atau banding yang diajukan oleh WP

Referensi untuk pemeriksaan berikutnya


n
b ar a s
m
Ga haru a
g d
GAMBARAN YANG HARUS DISAJIKAN PADA KKP y an an pa
jik
disa KKP

Kertas
Kertas Kerja
Kerja Pemeriksaan
Pemeriksaan

Gambaran yang
harus disajikan

Prosedur Data/ Pengujian Simpulan dan hal


keterangan/bukti yang lain yang
Pemeriksaan yang diperoleh Dilakukan dianggap perlu
an
KERAHASIAAN KKP Ke ra ha
si
P
a
KK

KKP merupakan bagian dari rahasia jabatan


sebagaimana diatur dalam pasal 34 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
tahun 2009.
u a ta n
b
Pem an
d han
l a a
PEMBUATAN DAN PENELAAHAN KKP e
Pen KP
K

• KPP Umum dibuat oleh Ketua Tim dan Anggota Tim


1
• KKP Induk, KKP Induk Per Jenis Pajak, dan KKP Pendukung harus
dibuat sesuai ruang lingkup pemeriksaan, Rencana Pemeriksaan
2 dan /atau Perubahan Rencana Pemeriksaan
2
• Dalam hal terdapat pos/pos turunan yang tidak diperiksa berdasarkan
Rencana Pemeriksaan dan/atau Perubahan Rencana Pemeriksaan, KKP
4 harus mengungkapkan bahwa pos/pos turunan tersebut tidak diperiksa
4
• Penelaahan KKP Umum dilakukan oleh Supervisor. Hasil penelaahan
dituangkan dalam Review Sheet Kertas Kerja Pemeriksaan
5
5
• KKP Khusus dibuat, disusun, dan/atau ditelaah sesuai dengan
ketentuan yang mengatur hal tersebut.
6
6
gian-
FORMAT KKP Ba ian
Bag P
KP

Bagian Atas • Dibakukan

• Bag 1 :Tidak
Bagian Tengah Dibakukan
• Bag 2: Dibakukan

Bagian Bawah • Dibakukan


r mulir
Fo P
FORMAT KKP KK
ian
Bag s
Ata
FORMAT KKP - BAGIAN ATAS KKP KKP

1. Unit Pelaksana Pemeriksaan

2. Judul KKP

3. Nama Wajib Pajak yang diperiksa

4. Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa

5. Masa/Tahun Pajak yang diperiksa


ian
Bag ah
g
Ten P
FORMAT KKP - BAGIAN TENGAH KKP KK

Format tidak
dibakukan Format dibakukan

Sumber data Penjelasan


Bagian dilakukannya
Bukti yang Tengah KKP koreksi
dikumpulkan
Penjelasan tidak
dilakukannya
Teknik dan koreksi
prosedur
Uraian lain yang
pemeriksaan dipandang perlu
Uraian/
simpulan hasil Dasar Hukum
pemeriksaan
ian
Bag ah
FORMAT KKP – BAGIAN TENGAH g
Ten P
KK

Bagian Tengah
Bagian Pertama:
Bagian ini tidak
dibakukan dan
dibuat sesuai
kebutuhan
Pemeriksa

Bagian ini dapat berbentuk tabel komparasi yang membandingkan nilai


suatu pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak dengan nilai menurut
Pemeriksa Pajak, kecuali dalam hal:
a. pemeriksaan dilakukan dalam rangka pemeriksaan ulang, maka yang
dibandingkan adalah nilai pos/pos turunan menurut penetapan
sebelumnya dengan nilai menurut Pemeriksa Pajak; atau
b. pemeriksaan dilakukan dengan kriteria Wajib Pajak tidak menyampaikan
SPT, maka kolom nilai suatu pos/pos turunan menurut SPT Wajib Pajak
dikosongkan
KKP
h
lebi 1
i
dar an
FORMAT KKP – BAGIAN TENGAH LEBIH DARI 1 HALAMAN hala
m

Bagian tengah dapat terdiri dari beberapa


halaman sesuai dengan kebutuhan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari KKP dengan ketentuan masing-masing
halaman harus:
1
1.
1.
ek
sB
.
diberi nomor halaman dan indeks
ind
ar
i 3
;
dengan format
d

a m
an
1
“halaman … dari …; indeks ….”
l
Ha

diparaf oleh pembuat KKP

di pojok kanan bawah


ian
Bag ah
Baw P
FORMAT KKP – BAGIAN BAWAH KK

Nama dan paraf pembuat


dan penelaah KKP

Tanggal pembuatan
dan penelaahan KKP
Format KKPBawah
Bagian – Bagian Tengah
KKP

Kode Indeks KKP


ian
Bag ah
Baw P
FORMAT KKP – BAGIAN BAWAH KK
CONTOH
CONTOH
KODE INDEKS
BERKAS KKP
e
Kod KKP
ks
In d e
KODE INDEKS KKP
a. b. c. d.
Pemberian kode indeks Dalam hal:
Pemeriksa Pajak harus 1) ruang lingkup Dalam hal terjadi
untuk KKP Pendukung
menggunakan kode dilakukan dengan
pemeriksaan adalah satu perubahan KKP yang
indeks KKP atau beberapa jenis dikarenakan oleh:
menambah angka pada pajak; dan/atau - Perubahan Koreksi
sebagaimana diatur kode indeks 2) terdapat pos/pos - Sebab lainnya
pada Lampiran II Surat sebagaimana dimaksud turunan SPT yang tidak KKP perubahan diberi kode
Edaran Direktur pada huruf a dengan diperiksa berdasarkan indeks yang sama dengan
Jenderal Pajak ini contoh sebagai berikut. Rencana Pemeriksaan KKP sebelumnya dan
KKP Pendukung dari dan/atau Perubahan diberi tambahan kode "P1"
KKP B.1 diberi kode Rencana Pemeriksaan; untuk perubahan pertama,
indeks B.1.1, B.1.2, dan kode indeks KKP tetap "P2" untuk perubahan
seterusnya. mengikuti daftar kode kedua, dan seterusnya
indeks sebagaimana
dimaksud pada huruf a.
e
Kod s
k
KODE INDEKS KKP In d e P
KK
e
Kod s
k
In d e P
KODE INDEKS KKP KK
KKP an
r ubah
KODE INDEKS KKP – KKP PERUBAHAN Pe

Perubahan Rencana
KKP
KKPPerubahan
Perubahan
Pemeriksaan
  kode indeks yang sama dengan KKP
kode indeks yang sama dengan KKP
sebelumnya
sebelumnyadan
dandiberi
diberitambahan
tambahan
Perubahan koreksi berdasarkan kode
kode"P1"
"P1"untuk
untukperubahan
perubahanpertama,
pertama,
"P2"
"P2" untuk perubahan kedua,dan
untuk perubahan kedua,
tanggapan Wajib Pajak dan/atau dan
seterusnya; dan
pembahasan atas hasil seterusnya; dan
pemeriksaan   tambahan redaksional "(Perubahan
tambahan redaksional "(Perubahan
Pertama)"
Pertama)"untuk
untukperubahan
perubahanpertama,
pertama,
"(Perubahan Kedua)" untuk
Perubahan koreksi berdasarkan "(Perubahan Kedua)" untuk
perubahan
perubahankedua,
kedua,dan
danseterusnya
seterusnya
risalah Tim Pembahas/Tim Quality pada
padamasing-masing
masing-masingjudul
judulKKP.
KKP.
Assurance Pemeriksaan
KKP an
h
e r uba
P
e
Kod s
k
Inde en
um
Dok ukung
d
KODE INDEKS KKP - DOKUMEN PENDUKUNG KKP Pen KP
K

1.Dokumen pendukung KKP harus diberi kode indeks mengikuti kode


indeks KKP yang didukungnya, dengan contoh sebagai berikut.
Dokumen pendukung KKP Rekapitulasi Delivery Order yang Belum
Dilaporkan WP (KKP B.1.1.1) berupa fotokopi delivery order diberi
kode indeks B.1.1.1.1.

2. Pemberian kode indeks pada dokumen pendukung KKP dilakukan


dengan cara tertentu sehingga tidak mengubah isi/format dokumen
pendukung KKP yang telah diatur dalam peraturan terkait, misalnya
dengan menempelkan label pada sudut kanan bawah halaman
terakhir dokumen pendukung KKP.
s
I ndek
e
Kod kumen n
Do riksaa
e
KODE INDEKS KKP - DOKUMEN PEMERIKSAAN Pem

a.a. b.
b. c.c.

Pemberian kode indeks Rincian


Rincian jenis
jenis
Dokumen
Dokumen pada dokumen dokumen
dokumen
Pemeriksaan
Pemeriksaan pemeriksaan dilakukan
pemeriksaan
pemeriksaan diatur
diatur
harus
harus diawali
diawali dengan cara tertentu
dalam
sehingga tidak dalam Lampiran
Lampiran III
III
dengan
dengan kode
kode yang
yang merupakan
merupakan
mengubah isi/format
indeks
indeks “DOK.”
“DOK.” dokumen pemeriksaan bagian
bagian tidak
tidak
dan
dan ditambahkan
ditambahkan yang telah diatur dalam terpisahkan
terpisahkan dari
dari
dengan peraturan terkait,
dengan angka
angka Surat
Surat Edaran
Edaran
misalnya dengan Direktur
secara
secara berurutan
berurutan Direktur Jenderal
Jenderal
menempelkan label
Pajak
Pajak ini.
ini.
pada sudut kanan
bawah halaman terakhir
dokumen pemeriksaan.
r e nsi
e
Ref
KODE INDEKS KKP - REFERENSI

1
2

Referensi adalah
Kode Indeks Pemeriksa harus
Berkas KKP yang mencantumkan
menjadi sumber referensi dalam hal
isi suatu KKP
rujukan KKP yang
merujuk pada berkas
dibuat.
KKP lainnya.
n
u s una
y
Pen KP
K

PENYUSUNAN KKP

Penyusunan KKP KK
P
Umum dilakukan oleh
Ketua Tim dan/atau
Anggota Tim

Penyusunan KKP
berdasarkan urutan
indeks dalam suatu
berkas KKP
KETENTUAN LAIN-LAIN
en tuan
Ket -Lain
Lain

KETENTUAN LAIN-LAIN

Format
Berkas KKP harus
Review Sheet dilengkapi Daftar
(Lampiran IV) Kode Indeks
(Lampiran V)
Review Sheet KKP
dan Daftar Kode
Indeks Berkas KKP
merupakan bagian
yang tidak
terpisahkan dari
berkas KKP. Format KKP dapat
Contoh diterapkan pada
kertas kerja
pembuatan KKP pemeriksaan tujuan
(Lampiran VI) lain, sepanjang
belum diatur pada
ketentuan tersendiri
od e
r K
ta
Daf deks
In
HAL-HAL LAIN YANG PERLU DIPERHATIKAN

 KKP Informatif dan Sistematis


 KKP dapat mewakili Pemeriksa setelah selesai pemeriksaan
 Pengguna mengerti isi KKP tanpa penjelasan tambahan
 Keberatan, banding dll diharapkan tdk perlu menghadirkan Pemeriksa
KKP INFORMATIF DAN SISTEMATIS

Setidaknya memuat :
 Nilai dan jenis transaksi
 Sumber data (GL, invoice …)
 Metode/Teknik/Prosedur yang dilakukan
 Penjelasan koreksi:
 Tak ada koreksi – kenapa alasannya (telah sesuai dg aturan)
 Sumber data koreksi (invoice no .. )
 Dasar hukum (tata urutan/hirarki perundang-undangan – UU, PP, PerMen, KMK, PerDirjen, Kep ….. yg dipertegas
dg surat ….)
 Yg menjadi dasar hukum bukan surat tapi aturan/ konsideran yg di acu oleh surat

 Ekualisasi antar objek/pos tertentu


KKP INFORMATIF DAN SISTEMATIS

KKP bukan rekapan tapi hasil pemeriksaan dan pengujian,


kecuali atas kredit pajak
KKP  Dokumentasi proses pemeriksaan (persiapan sd
pelaporan)
Sistematis  lengkap dengan indeks & pendukungnya
KKP softcopy hindari melakukan input angka tanpa
menyebutkan sumbernya
Lakukan link data dg KKP sumbernya apabila sama2 softcopy
SISTEMATIKA KKP
 KKP Induk Pos-Pos Yg Diperiksa
 KKP PPh Badan
 Pos SPT
 Pendukung
 Sub Pendukung
 Data lain

 Kredit Pajak

 KKP Per Jenis Pajak – perhitungan DPP sd YMH Dibayar


 Objek Pajak
 Data Pemeriksa
 Data SPT

 Kredit Pajak
KOREKSI FISKAL DAN HASIL PEMERIKSAAN

 Penyesuaian fiskal
 Positif (Ps 9 UU PPh & penyesuaian lainnya)
 Negatif (Objek Final & penyesuaian lainnya)
 Koreksi hasil pemeriksaan
 Koreksi pembuktian  pada pos yang bersangkutan salah tulis
salah hitung dsb (peredaran, hpp, penghsl lain ..)
 Koreksi Ps 4, 6 dan 9 UU PPh  masuk dlm koreksi fiskal 
mengoreksi koreksi fiskal WP (tdk mengoreksi laporan komersial)
LAPORAN HASIL
PEMERIKSAAN
SURAT EDARAN
NOMOR SE-28/PJ/2017
 
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN
LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN

KTORAT JENDERAL
DIREKTORAT PAJAK
PEMERIKSAAN DAN
n Keuangan Republik Indonesia PEN
OUTLINE

B. MAKSUD C. RUANG D. DASAR


A. UMUM
DAN TUJUAN LINGKUP HUKUM

F. PENYUSUNAN G. KETENTUAN H. KETENTUAN


E. MATERI
LHP LAIN-LAIN PERALIHAN
A. UMUM
1. Latar Belakang

2. Overview Struktur LHP

3. Hal-hal yang Perlu Menjadi Perhatian

4. Batasan
A.1. Latar Belakang
Kebijakan dan Strategi Pemeriksaan Kebutuhan Stakeholder

• Manajemen penyelesaian Pemeriksaan SPT Lebih • Tim Pemeriksa memerlukan LHP yang ringkas dan
Bayar Restitusi, terhubung dengan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP)
• Optimalisasi Petugas Pemeriksa Pajak (P3), sehingga memudahkan penyusunannya
• Pemeriksaan khusus paska Pengampunan Pajak, dan • Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2)
• Pemeriksaan tematik secara nasional dan regional. membutuhkan LHP yang mudah dipahami serta
memberikan informasi yang cepat dan akurat atas
hasil pemeriksaan
• Account Representative membutuhkan hasil
pemeriksaan dalam rangka penggalian potensi Wajib
Pajak
• Penelaah Keberatan dalam proses Keberatan dan
Banding
A.2. Overview Format LHP
Prinsip-Prinsip Format LHP Struktur

• Sesuai kebutuhan stakeholder, • Bagian Umum dan bagian Pelaksanaan


• Penguatan pemahaman atau penguasaan Pemeriksaan yang disusun dengan
atas gambaran kegiatan usaha Wajib penekanan pada penguatan pemahaman
Pajak, atas Wajib Pajak yang diperiksa dan
• Menjaga tertib administrasi pemeriksaan, tertib administrasi pemeriksaan; dan
• Ringkas dan jelas, • Bagian Hasil Pemeriksaan yang disusun
• Spesifik per Surat Pemberitahuan (SPT) per jenis
pajak yang diperiksa sesuai dengan
ruang lingkup pemeriksaan.
A.2.1. Overview Format LHP : Prinsip
1. Sesuai kebutuhan Stakeholder
• Memperhatikan kebutuhan Tim Pemeriksa, Kepala UP2, Account Representative, dan pihak-pihak yang terkait
dalam proses Keberatan dan Banding

2. Penguatan pemahaman atau penguasaan atas gambaran kegiatan usaha Wajib Pajak
• Pengungkapan yang utuh atas gambaran kegiatan usaha Wajib Pajak diharapkan dapat membantu pemeriksa
untuk mengidentifikasi kewajiban perpajakan yang melekat pada aktivitas bisnis Wajib Pajak dengan tepat
sehingga pemeriksaan dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien serta memberikan deterrent effect
• Memudahkan dalam mengidentifikasi titik-titik yang berpotensi terjadi kecurangan atau digunakan Wajib Pajak
untuk melakukan penghindaran pajak
• Dengan demikian, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pemeriksaan
A.2.1. Overview Format LHP : Prinsip
3. Menjaga tertib administrasi pemeriksaan
• LHP merangkum dan menyajikan informasi terkait tahapan-tahapan pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan tata cara
pemeriksaan

4. Ringkas dan Jelas


• Tidak ada duplikasi
• Hanya menampilkan hasil pemeriksaan sesuai pos-pos yan diperiksa dalam Audit Plan
• Terstruktur per jenis pajak secara utuh
• Hal-hal diluar kegiatan dan hasil pemeriksaan (surat ketetapan), yaitu Data/Informasi yang diproduksi, disajikan dalam
lampiran (misalnya daftar harta, Alket, dll)

5. Spesifik
• Format LHP diatur secara spesifik untuk setiap jenis Wajib Pajak dan ruang lingkup pemeriksaan
• Terdapat 11 Format LHP
A.3. Hal-Hal yang Perlu Menjadi Perhatian dalam Penyusunan LHP

LHP adalah laporan yang berisi tentang pelaksanaan dan hasil pemeriksaan yang disusun oleh
Pemeriksa Pajak secara ringkas dan jelas serta sesuai dengan tujuan dan ruang lingkup
pemeriksaan.

LHP disusun sesuai dengan standar pelaporan hasil pemeriksaan, yaitu LHP disusun secara ringkas dan jelas, memuat ruang
Iingkup atau pos-pos yang diperiksa sesuai dengan tujuan pemeriksaan, memuat simpulan Pemeriksa Pajak yang didukung
temuan yang kuat tentang ada atau tidak adanya penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan, dan
memuat pula pengungkapan informasi lain yang terkait dengan pemeriksaan.
A.3. Hal-Hal yang Perlu Menjadi Perhatian dalam Penyusunan LHP

LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan menjadi dasar pembuatan nota
penghitungan dalam rangka penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan/atau Surat Tagihan Pajak

LHP harus dilengkapi dengan Executive Summary, yang memuat ringkasan hasil pemeriksaan dan daftar 5
(lima) koreksi terbesar atas jenis pajak dan pos-posnya dalam Surat Pemberitahuan (SPT), yang ditujukan untuk
memudahkan Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan (UP2) dalam memahami isi LHP secara cepat dan tepat
A.4. Batasan
Pedoman Penyusunan LHP yang diatur dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal ini berlaku
untuk:

• Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan pemeriksaan


tujuan lain tetapi tidak termasuk pemeriksaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
• Jenis Pemeriksaan Lapangan atau Pemeriksaan Kantor.
• Ruang Lingkup Pemeriksaan atas satu, beberapa, atau seluruh jenis pajak, baik untuk satu
atau beberapa Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak dalam tahun-tahun lalu
maupun tahun berjalan.
• Wajib Pajak Badan, Bentuk Usaha Tetap, atau Orang Pribadi.
B. MAKSUD DAN TUJUAN

menjadi pedoman dalam memenuhi standar pelaporan


hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan
Maksud kewajiban perpajakan dan standar pelaporan hasil
pemeriksaan untuk tujuan lain

menciptakan tertib administrasi dan keseragaman dalam pelaporan


hasil pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan tujuan lain secara ringkas, jelas, dan terperinci
Tujuan
C. RUANG LINGKUP
1. LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan (10 LHP);

2. LHP untuk tujuan lain;

3. Penyusunan LHP;

4. Ketentuan Lain-Lain; dan

5. Ketentuan Peralihan.
D. DASAR HUKUM

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983


tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016
Perpajakan sebagaimana telah diubah
tentang Pengampunan Pajak;
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2009;

Peraturan Menteri Keuangan Nomor


17/PMK.03/2013 Tahun 2013 sebagaimana Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
telah diubah terakhir dengan Peraturan PER-23/PJ/2013 Tahun 2013 tentang Standar
Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.03/2015 Pemeriksaan.
tentang Tata Cara Pemeriksaan; dan
E. MATERI
1. Secara umum LHP terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian awal, isi dan akhir

2. Terdapat 10 Format LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban pajak

3. Bagian isi diatur secara spesifik untuk setiap jenis Format LHP

4. Terdapat Format LHP untuk tujuan lain


E. MATERI
10 Format LHP untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.

9 10
LHP untuk
LHP untuk pemeriksaan Wajib Pajak LHP untuk
yang mempunyai peredaran bruto pemeriksaan
restitusi
LHP untuk pemeriksaan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN): LHP untuk pemeriksaan data yang bersifat Konkret: tertentu (PP 46 Tahun Wajib Pajak
Orang
pemeriksaan
Wajib Pajak
2013) Pribadi
Badan

1 2 7 8
Untuk WP Untuk WP data Harta
Data konkret berupa Data konkret selain data Harta Untuk WP Untuk WP
Badan OP Bersih Bersih Badan OP

3 4 5 6
Untuk WP Untuk WP Untuk WP Untuk WP
Badan OP Badan OP
E. MATERI
Bagian AWAL dan Bagian AKHIR LHP untuk menguji kepatuhan

Bagian AWAL Bagian AKHIR

• Halaman Judul • Bagian ini berisi dokumen-dokumen


• Halaman judul sekurang-kurangnya memuat sebagaimana tercantum dalam Daftar
informasi mengenai nama Unit Pelaksana Lampiran. Dokumen-dokumen yang dilampirkan
Pemeriksaan (UP2), judul LHP, nomor LHP, dalam bagian ini adalah fotokopi dari dokumen
tanggal LHP, nama Wajib Pajak, Nomor Pokok aslinya.
Wajib Pajak (NPWP), alamat Wajib Pajak, jenis
pemeriksaan, kode pemeriksaan, kriteria
pemeriksaan, masa pajak, dan tahun pajak.
• Daftar Isi
• Pencantuman daftar isi dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penyusunan LHP.
E. MATERI: Bagian ISI LHP
Secara umum bagian ISI LHP untuk menguji kepatuhan terdiri dari:

5 chapter II Pelaksanaan Pemeriksaan


• A Kronologis Pemeriksaan
I Umum
• B Materi yang Diperiksa
• A Pernyataan Pemeriksa
• B Penugasan Pemeriksaan
• C Identitas Wajib Pajak
• D Pemenuhan Kewajiban Perpajakan III Hasil Pemeriksaan
• E Data/Informasi yang Tersedia
• F Daftar Buku, Catatan, dan/atau Dokumen yang dipinjam • A Ikhtisar Hasil Pemeriksaan dan Perhitungan
• G Daftar Lampiran Pajak Terutang
• B Uraian Hasil Pemeriksaan

IV Data dan Informasi yang


Diproduksi

V Usulan Pemeriksa
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.A Pernyataan Pemeriksa

Pernyataan Pemeriksa untuk LHP atas Pemeriksaan selain Data Konkret

• “Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktur Jenderal Pajak
berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) ini hanya digunakan untuk kepentingan perpajakan.
• Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak telah dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan. Pengujian kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan pos-pos SPT yang diperiksa terbatas
pada jenis pajak dan pos/pos turunan yang ada pada rencana pemeriksaan (audit plan) dan
perubahannya.
• Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan administrasi dalam laporan ini, terdapat data baru termasuk
data yang semula belum terungkap pada pemeriksaan ini, dan/atau tindak pidana di bidang perpajakan
akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku .”
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.A Pernyataan Pemeriksa

Pernyataan Pemeriksa untuk LHP atas Pemeriksaan Data Konkret

• “Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktur Jenderal Pajak
berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) ini hanya digunakan untuk kepentingan perpajakan.
• Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak telah dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan. Pengujian kewajiban perpajakan Wajib Pajak hanya terbatas pada data yang bersifat
konkret.
• Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan administrasi dalam laporan ini, terdapat data baru termasuk
data yang semula belum terungkap pada pemeriksaan ini, dan/atau tindak pidana di bidang perpajakan
akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.”
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.B Penugasan Pemeriksaan

Untuk LHP atas Selain Data Konkret Untuk LHP atas Data Konkret

• nomor dan tanggal Surat Perintah • nomor dan tanggal Surat Perintah
Pemeriksaan (SP2) dan SP2 Perubahan Pemeriksaan;
terakhir; • susunan Tim Pemeriksa Pajak;
• susunan Tim Pemeriksa Pajak; • masa pajak dan tahun pajak;
• masa pajak dan tahun pajak; • kode dan kriteria pemeriksaan; dan
• kode dan kriteria pemeriksaan; • tanggal mulai pemeriksaan;
• tanggal mulai pemeriksaan; dan
• perpanjangan jangka waktu pemeriksaan.
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.C Identitas Wajib Pajak

Identitas Wajib Pajak Badan dalam LHP


All Taxes /
Restitusi PPN dan
PP 46 Tahun 2013
Data Konkret Beberapa Jenis
Pajak
Identitas Wajib Pajak Orang Pribadi dalam LHP

All Taxes/Beberapa Jenis


Restitusi PPN Data Konkret PP 46 Tahun 2013
Pajak

Detail dapat dilihat pada MATRIKS Identitas Wajib Pajak dalam LHP
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.D Pemenuhan Kewajiban Perpajakan

Bagian ini hanya terdapat pada selain LHP atas Pemeriksaan Data Konkret

Pada LHP atas Pemeriksaan Restitusi PPN, Pemeriksaan WP dengan Peredaran Bruto
Tertentu, dan Pemeriksaan WP OP dan WP Badan All Taxes atau Beberapa Jenis Pajak,
bagian ini terdiri dari:

• pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;


• ketaatan pembayaran/penyetoran pajak;
• ketaatan penyampaian SPT yang diberikan penjelasan tidak lanjut atas SSP dan/atau SPT yang tidak,
kurang, terlambat dibayar, dan/atau tidak disampaikan dalam jangka waktu sesuai ketentuan perpajakan.
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.E Data/Informasi yang Tersedia

LHP Restitusi PPN, WP Peredaran Bruto Tertentu, LHP Wajib Pajak Badan All Taxes/Beberapa Jenis
LHP Data Konkret
OP All Taxes/Beberapa Jenis Pajak Pajak

• Data SPT • Data SPT • Data SPT


• Daftar sisa tagihan pajak • Data sisa tunggakan pajak • Data yang bersifat konkret
• KP. Data • KP. Data
• Hasil analisis dan pengembangan atas Informasi, • Hasil analisis dan pengembangan atas Informasi,
Data, Laporan, dan Pengaduan (IDLP) Data, Laporan, dan Pengaduan (IDLP)
• Laporan Hasil Pemeriksaan sebelumnya, dan • Laporan Hasil Pemeriksaan sebelumnya
• Data/informasi lainnya. • Laporan Hasil Pemeriksaan Lokasi
• Hasil Bantuan Tenaga Ahli, dan
• Data/Informasi lainnya
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.F Daftar Buku, Catatan, dan/atau Dokumen yang dipinjam

Bagian ini tidak terdapat pada LHP atas Pemeriksaan Data Konkret berupa Data
Harta Bersih

Pada LHP atas Pemeriksaan Restitusi PPN, Pemeriksaan Data Konkret selain Data Harta
Bersih, Pemeriksaan WP dengan Peradaran Bruto Tertentu, dan Pemeriksaan WP OP dan
WP Badan All Taxes atau Beberapa Jenis Pajak, bagian ini diisi dengan Daftar Buku,
Catatan, dan/atau Dokumen yang Dipinjam yang berisi informasi mengenai buku,
catatan, dan/atau dokumen termasuk yang dikelola secara elektronik serta keterangan
lain yang dipinjam dari Wajib Pajak sesuai dengan bukti peminjaman. 
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.G Daftar Lampiran

LHP Restitusi PPN dan LHP WP PP 46 LHP Data Konkret berupa Data Harta Bersih LHP Data Konkret selain Data Harta Bersih

• Rencana Pemeriksaan dan perubahannya; • Surat Perintah Pemeriksaan dan Surat Perintah • Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) dan Surat
• Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) dan atau Pemeriksaan Perubahan terakhir; Perintah Pemeriksaan Perubahan terakhir;
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) Perubahan • Surat Panggilan  dalam rangka Pemeriksaan • Surat Panggilan  dalam rangka Pemeriksaan
Terakhir; Kantor; Kantor;
• Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan • Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan, • Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
atau Surat Panggilan dalam rangka Risalah Pembahasan, Berita Acara Pembahasan (SPHP), Risalah Pembahasan, Berita Acara
Pemeriksaan Kantor; Akhir Hasil Pemeriksaan; Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan;
• Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan • Surat Kuasa dari Wajib Pajak/Wakil Wajib • Surat Kuasa dari Wajib Pajak/Wakil Wajib
(SPHP), Risalah Pembahasan, Berita Acara Pajak; Pajak;
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan; • Pakta Integritas ; • Pakta Integritas; 
• Surat Kuasa dari Wajib Pajak/Wakil Wajib • Dokumen data konkret; dan • Dokumen data konkret; dan
Pajak; • Data/Informasi yang diproduksi • Data/Informasi yang diproduksi .
• Pakta Integritas;  • Daftar Harta Kekayaan Wajib Pajak;
• Perhitungan Pajak Per Masa Pajak; dan • Alat Keterangan; dan/atau
• Data/Informasi yang Diproduksi.  • Data Lainnya .
E. MATERI: Bagian ISI LHP
I.G Daftar Lampiran (lanjutan …)

LHP WP OP All Taxes / LHP WP Badan All Taxes /


Beberapa Jenis Pajak Beberapa Jenis Pajak
1. Rencana Pemeriksaan dan perubahannya;
2. Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) dan atau Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) Perubahan terakhir;
3. Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan atau Surat Panggilan dalam rangka Pemeriksaan Kantor;
4. Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP), Risalah Pembahasan, Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil
Pemeriksaan;
5. Surat Kuasa dari Wajib Pajak/Wakil Wajib Pajak;
6. Pakta Integritas;
7. Perhitungan Pajak Per Masa Pajak;
8. Laporan Pemanfaatan Keterangan atau Bukti yang Diperoleh Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank;
9. Data dan atau informasi yang diproduksi 9. Analisis kesebandingan dalam hal terdapat transaksi
Daftar Harta dan Kekayaan Wajib Pajak
KLU Hasil Pemeriksaan afiliasi sesuai dengan SE-50/PJ/2013;
Perubahan/Pemutakhiran Profil Wajib Pajak 10. Data dan atau informasi yang diproduksi
Alat Keterangan
Data Lainnya
E. MATERI: Bagian ISI LHP
II.A Kronologis Pemeriksaan

LHP Data Konkret


• Nomor dan tanggal Surat Panggilan dalam Rangka Pemeriksaan Kantor disampaikan kepada Wajib Pajak;
• Nomor dan tanggal Berita Acara Pertemuan dengan Wajib Pajak;
• Nomor dan tanggal penyampaian SPHP;
• Nomor dan tanggal surat tanggapan Wajib Pajak atas SPHP;
• Nomor dan tanggal surat undangan pembahasan akhir;
• Tanggal risalah pembahasan; dan
• Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
E. MATERI: Bagian ISI LHP
II.A Kronologis Pemeriksaan

LHP Selain Data Konkret

• Nomor dan tanggal Surat Pemberitahuan Pemeriksaan disampaikan kepada Wajib Pajak;
• Nomor dan tanggal Surat Pemberitahuan Perpanjangan Jangka Waktu Pemeriksaan;
• Tanggal pemeriksaan di tempat Wajib Pajak/pertemuan dengan Wajib Pajak;
• Nomor dan tanggal kelengkapan peminjaman dokumen Wajib Pajak terdiri dari:
• Tanggal penyampaian SPHP;
• Nomor surat dan tanggapan Wajib Pajak atas SPHP;
• Nomor dan tanggal surat undangan pembahasan akhir;
• Tanggal Risalah Pembahasan;
• Nomor dan tanggal permohonan Quality Assurance jika Wajib Pajak mengajukan permohonan Quality Assurance;
• Tanggal Risalah tim Quality Assurance;
• Berita Acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
E. MATERI: Bagian ISI LHP
II.B Materi yang Diperiksa

• Berisi informasi mengenai jenis • Berisi informasi mengenai jenis • Berisi informasi mengenai jenis
pajak, pos-pos dalam SPT dan pajak, pos-pos dalam SPT yang pajak, pos-pos dalam SPT dan
pos-pos turunan yang berisi Harta Bersih pos-pos turunan yang
diperiksa yang didasarkan pada belum/kurang dilaporkan diperiksa berdasarkan data
Rencana Pemeriksaan atau berdasarkan Surat Keterangan yang bersifat konkret.
Rencana Pemeriksaan dan Data yang bersifat konkret
Perubahan terakhir.

LHP Data Konkret LHP Data Konkret


LHP selain Data
berupa Data Harta selain Data Harta
Konkret
Bersih Bersih
E. MATERI: Bagian ISI LHP
III. Hasil Pemeriksaan

Hasil pemeriksaan terdiri dari Ikhtisar Hasil Pemeriksaan beserta Perhitungan Pajak Terutang dan Uraian Hasil
Pemeriksaan yang disusun berdasarkan jenis pajak yang diperiksa

Jenis pajak yang ditampilkan hanya jenis pajak yang diperiksa sesuai dengan rencana pemeriksaan dan
ruang lingkup pemeriksaan

Hasil pemeriksaan dihitung sekaligus dari masa pajak awal pemeriksaan sampai dengan masa pajak akhir
pemeriksaan sesuai dengan Surat Perintah Pemeriksaan

Uraian hasil pemeriksaan per masa pajak dituangkan dalam lampiran LHP

Format ikhtisar mengikuti format Nota Penghitungan dengan penambahan kolom koreksi

Uraian hasil pemeriksaan memuat Sumber Pengujian, Pengujian yang Dilakukan, Simpulan, dan Penjelasan.
E. MATERI: Bagian ISI LHP
IV. Data dan Informasi yang Diproduksi

LHP selain Data Konkret dan


LHP WP Badan All Taxes /
LHP Data Konkret selain WP Badan All
Beberapa Jenis Pajak
Taxes/Beberapa Jenis Pajak

• Data dan Infromasi diisi • Daftar Harta dan Kekayaan • Daftar Harta dan Kekayaan
dengan jenis dan nilai data Wajib Pajak;  Wajib Pajak; 
yang diproduksi dari hasil • Daftar  Harta yang Belum atau • Daftar  Harta yang Belum atau
pemeriksaan Kurang Diungkap/Dilaporkan Kurang Diungkap/Dilaporkan
sesuai dengan Undang-Undang sesuai dengan Undang-Undang
No.11 Tahun 2016; No.11 tahun 2016;
• Rincian Peredaran Usaha; • Data lainnya 
• Data lainnya;
E. MATERI: Bagian ISI LHP
V. Usulan Pemeriksa

Pernyataan Tim Pemeriksa, “Tim Pemeriksa telah melakukan pemeriksaan secara objektif dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan serta telah mengikuti tata cara pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku “.

Nama Wajib Pajak dan NPWP ; dan

usulan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak dan/atau usulan lainnya per masa pajak atau tahun pajak  berdasarkan hasil
pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku; atau

usulan penghentian pemeriksaan dalam hal Tim Pemeriksa mengusulkan penghentian pemeriksaan sesuai ketentuan yang berlaku
dengan diisi alasan membuat LHP Sumir ; atau

usulan lainnya yang dianggap perlu.


E. MATERI
Bagian AWAL dan Bagian AKHIR LHP untuk Tujuan Lain

Bagian AWAL Bagian AKHIR

• Halaman Judul • Bagian ini berisi dokumen-dokumen


• Halaman judul sekurang-kurangnya memuat sebagaimana tercantum dalam Daftar
informasi mengenai nama Unit Pelaksana Lampiran. Dokumen-dokumen yang dilampirkan
Pemeriksaan (UP2), judul LHP, nomor LHP, dalam bagian ini adalah fotokopi dari dokumen
tanggal LHP, nama Wajib Pajak, Nomor Pokok aslinya.
Wajib Pajak (NPWP), alamat Wajib Pajak, jenis
pemeriksaan, kode pemeriksaan, kriteria
pemeriksaan, masa pajak, dan tahun pajak.
• Daftar Isi
• Pencantuman daftar isi dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penyusunan LHP.
E. MATERI
Bagian ISI LHP TUJUAN LAIN

Pernyataan Pemeriksa untuk LHP Tujuan Lain

• “Berdasarkan Pasal 29 Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Direktur Jenderal Pajak
berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib
Pajak dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Laporan Hasil
Pemeriksaan (LHP) ini hanya digunakan untuk kepentingan perpajakan.
• Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak telah dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan standar
pemeriksaan dengan menggunakan data, keterangan, dan/atau bukti yang dihimpun/diperoleh pada
saat pemeriksaan.
• Apabila dikemudian hari terdapat kesalahan administrasi dalam laporan ini, terdapat data baru termasuk
data yang semula belum terungkap pada pemeriksaan ini, dan/atau tindak pidana di bidang perpajakan
akan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.”
E. MATERI
Bagian ISI LHP TUJUAN LAIN

Penugasan Pemeriksaan Data/Informasi yang Tersedia

• nomor dan tanggal Surat Perintah • KP. Data; dan/atau


Pemeriksaan (SP2) dan SP2 Perubahan • Data/informasi lainnya.
terakhir;
• susunan Tim Pemeriksa Pajak;
• masa pajak dan tahun pajak; Daftar Buku, Catatan, dan/atau Dokumen yang
• kode dan kriteria pemeriksaan; dan Dipinjam
• tanggal mulai pemeriksaan.
• berisi informasi mengenai buku, catatan, dan/atau
dokumen termasuk yang dikelola secara elektronik
serta keterangan lain yang dipinjam kepada Wajib
Pajak sesuai dengan surat peminjaman, bukti
peminjaman, dan/atau berita acara pemenuhan.
E. MATERI
Bagian ISI LHP TUJUAN LAIN

Identitas Wajib Pajak


1. Nama Wajib Pajak; 7. mata uang yang digunakan;
2. NPWP, diisi dengan NPWP pusat dan jika Wajib 8. metode pembukuan yang dipakai;
Pajak mempunyai cabang usaha ditambahkan 9. audit laporan keuangan;
NPWP cabang; 10. Gambaran Kegiatan Usaha, yang berisi informasi
3. tanggal Pengukuhan PKP; antara lain:
a. pendirian perusahaan termasuk keterangan
4. alamat dan nomor telepon, diisi dengan alamat
sesuai akte perubahan terakhir;
dan nomor telepon pusat lokasi usaha dan
b. Daftar Pengurus;
cabang. Khusus untuk kriteria pemeriksaan
c. Gambaran umum kegiatan usaha Wajib Pajak
penentuan satu atau lebih tempat terutang yang ditemukan pada saat pemeriksaan, seperti
PPN, ditambahkan alamat tempat terutang alamat sebenarnya, keadaan usaha, dan lain
PPN dan tempat penyerahan Barang Kena sebagainya sesuai dengan tujuan Pemeriksaan
Pajak atau Jasa Kena Pajak; Tujuan Lain.
5. tahun buku; 11. Klasifikasi Lapangan Usaha (KLU) menurut SPT dan
6. pembukuan atau pencatatan Wajib Pajak; hasil pemeriksaan.
E. MATERI
Bagian ISI LHP TUJUAN LAIN

Kronologis Pemeriksaan, yang berisi informasi:


Daftar Lampiran
• pemberitahuan pemeriksaan disampaikan kepada
• Rencana Pemeriksaan dan perubahannya; Wajib Pajak
• Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) dan/atau Surat • pemeriksaan di tempat Wajib Pajak/pertemuan
Perintah Pemeriksaan (SP2) Perubahan terakhir; dengan Wajib Pajak; dan
• Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan atau • kelengkapan dokumen.
Surat Panggilan dalam rangka Pemeriksaan
Kantor;
• Surat Kuasa dari Wajib Pajak/Wakil Wajib Pajak;
• Pakta Integritas;  dan/atau Materi yang Diperiksa:
• Data dan atau informasi yang diproduksi.
• Sesuai dengan tujuan Pemeriksaan Tujuan Lain
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Keuangan terkait.
E. MATERI
Bagian ISI LHP TUJUAN LAIN

Hasil Pemeriksaan

• Pemanfaatan data dan informasi


• berisi informasi mengenai keadaan sebenarnya dari Wajib Pajak yang diperoleh
baik dari data internal Direktorat Jenderal Pajak maupun data eksternal sesuai
dengan tujuan pemeriksaan.
• Uraian hasil pemeriksaan
• berisi teknik dan metode pengujian yang dilakukan dan hasil pemeriksaan

Simpulan dan Usul


F. PENYUSUNAN LHP : Umum
Penyusunan LHP harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• LHP disusun dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
• Ukuran kertas yang digunakan adalah kertas putih A4 (8,27 inci x 11,69 inci).
• LHP menggunakan jenis huruf (font) Arial.
• Bagian isi LHP diberi nomor halaman.

LHP harus dijilid rapi oleh Seksi Pemeriksaan dengan menggunakan plastik tidak berwarna (bening) untuk sampul
depan dan kertas buffalo warna merah untuk sampul belakang.

LHP dilengkapi dengan Executive Summary yang dibuat dengan menggunakan format sebagaimana ditetapkan
pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktorat Jenderal ini.

LHP dilengkapi dengan Lembar Pengawasan Pemeriksaan yang dibuat dengan menggunakan format sebagaimana
ditetapkan pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktorat Jenderal ini.
F. PENYUSUNAN LHP : Konsep LHP
Konsep LHP dan konsep Executive Summary dibuat sebagai dasar pembuatan
SPHP dan diajukan kepada Kepala UP2. Konsep LHP dan konsep Executive
Summary tersebut kemudian diarsipkan dalam KKP sebagai Dokumen
Pendukung KKP.

Konsep dan konsep Executive Summary diberi tulisan “KONSEP” di pojok kanan
atas halaman judul.
F. PENYUSUNAN LHP
Tim Pemeriksa menyusun LHP berdasarkan KKP atau KKP Perubahan.

Tim Pemeriksa harus menandatangani LHP sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelesaian


pelaksanaan tugas pemeriksaan. Dalam hal berhalangan dinas, pada bagian tanda tangan
diberikan catatan.

LHP ditandatangani oleh Kepala UP2 untuk mengetahui apakah:

• Pos-pos yang diperiksa telah sesuai dengan Rencana Pemeriksaan dan perubahannya;
dan
• Dasar hukum koreksi telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan.
G. KETENTUAN LAIN-LAIN

Mengatur format dan contoh pengisian Executive


Summary, Lembar Pengawasan, dan LHP yang
terdapat dalam lampiran
LAMPIRAN I s.d. XIII
H. KETENTUAN PERALIHAN
Surat Edaran Direktorat Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan (23
Oktober 2017)

Pada saat Surat Edaran 28/PJ/2017 Direktorat Jenderal ini mulai


berlaku:
• Atas seluruh Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) yang terbit sebelum berlakunya Surat Edaran Direktur Jenderal ini dapat
menggunakan format Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) yang diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Nomor SE-
24/PJ/2015 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Hasil Pemeriksaan; dan
• Format LHP untuk pemeriksaan khusus berdasarkan keterangan lain berupa data Harta Bersih yang diatur dalam
Lampiran Surat Edaran Direktur Jenderal Nomor SE-11/PJ/2017 tentang Rencana, Strategi, dan Pengukuran Kinerja
Pemeriksaan Tahun 2017 dinyatakan tidak berlaku.
Penyusunan LHP

Ketua Tim dan Anggota Tim menyusun LHP


berdasarkan pada KKP

Hal-Hal yang perlu diperhatikan:

Bahasa Indonesia

Kertas A4

Jenis huruf (font) Arial

halaman…dari… di pojok kanan bawah


LHP INFORMATIF UTK PEMERIKSA
BERIKUTNYA

Buku, dokumen file yg dipinjam 


untuk keberatan banding dan audit
berikutnya
Mempermudah Pemeriksa
berikutnya utk menyusun rencana
pemeriksaan
Produksi Alket  mendukung
intensifikasi dan ekstensifikasi
HAL LAINNYA

Penyerahan KKP/LHP ke seksi pemeriksaan


KKP/LHP adalah bagian dari Rahasia Jabatan
SE-74/PJ/2010 ttg Pengamanan Data, Informasi,
dan/atau Dokumen Non Elektronik Milik DJP
NOTA PENGHITUNGAN
NOTA PENGHITUNGAN
 Sarana administrasi untuk penerbitan SKP dan/atau
STP
 Untuk kewajiban perpajakan masa, Nota
Penghitungan Pajak dibuat per-Masa Pajak
 Pembuatan Nota Penghitungan dalam SIDJP utk
menghindari kesalahan penerbitan SKP/STP
 Format Nota Penghitungan Pajak diatur dalam PER-
17/PJ/2018
 Format sebelumnya diatur dalam PER-27/PJ/2012
stdd PER-23/PJ/2014, PER-33/PJ/2015, PER-
19/PJ/2016, dan PER-15/PJ/2017
FORMAT NOTA PENGHITUNGAN
PPh Badan/Orang Pribadi (Kode Formulir F.4.1.77.)

PPh Pemotongan/Pemungutan (Kode Formulir


F.4.1.77.)

PPN dan PPnBM (Kode Formulir F.4.2.77.)

Bea Meterai (Kode Formulir F.4.5.77.)

Bunga/Denda Penagihan (Kode Formulir F.5.0.77.)


Pajak Penjualan Bagi Kontraktor Perjanjian Karya
Pengusahaan Pertambangan Batubara Generasi I
(F.4.3.77.)
TETAP SEMANGAT !!

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai