Anda di halaman 1dari 14

Anisa, Clara, Derika, Fatimah ,

Mahendara , Nita , Royan


Newborn Individualized Developmental Care and Assessment
Program (NIDCAP) merupakan suatu pendekatan komprehensif
yang terdiri dari metode observasi perilaku dan pembuatan
asuhan perawatan perkembangan individu (VandenBerg, dalam
Efendi. D dan Rustin. Y, 2013).
• autonomic/physiologic
• subsystem
• Attentional interactive self regulatory subsystem
Tujuan
untuk memperkirakan kisaran waktu untuk memulai pemberian ASI (Inisiasi Menyusui Dini) pada bayi
prematur dan berat badan lahir rendah (BBLR).

Metode
Para peneliti mencari penelitian uji coba terkontrol secara acak yang dilakukan pada efek dari KMC
pada waktu untuk menyusui inisiasi pada bayi prematur dan berat lahir rendah. artikel yang
dipublikasikan diidentifikasi melalui pencarian komputerisasi database elektronik yang mencakup
MEDLINE melalui PubMed, EMBASE, CINAHL. Sebanyak 467 judul yang memenuhi syarat diidentifikasi
dan delapan studi memenuhi kriteria inklusi. Data yang diambil dimasukkan dan dianalisis menggunakan
software Cochrane Review Manager-5-3.

Rekomendasi
Dalam meta-analisis, prematur dan bayi berat lahir rendah pada kelompok intervensi KMC memulai
menyusui 2,6 hari lebih awal dari metode perawatan konvensional. Hal ini sejalan dengan studi tinjauan
sistematis sebelumnya di mana kelompok KMC mulai menyusui 1,6 hari lebih awal dari perawatan
konvensional neonatal. Diamati bahwa bayi yang diberikan KMC menunjukkan regulasi emosi signifikan
lebih baik daripada bayi yang diberi perawatan standar yang biasa. Selanjutnya, KMC memiliki peran
penting untuk dimulainya Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada bayi prematur dan BBLR daripada dengan
menggunakan metode konvensional. Oleh karena itu, fasilitas kesehatan perlu menerapkan kanguru ibu
merawat bayi prematur dan berat lahir rendah.
No Problem (P) Intervensi (I) Compare (C) Outcomes (O) Time (T)
1 Penelitian ini Peneliti mencari jurnal dari Tidak ada pembanding Dalam meta-analisis, rata-rata uji coba
menganalisis berbagai sumber ditemukan waktu yang dikumpulkan untuk dilakukan
Sebanyak 467 jurnal sebanyak 467 judul. Di memulai menyusui dari model secara acak
judul yang antara artikel dimasukkan efek random mengungkapkan dimulai dari
memenuhi dalam analisis, tujuh studi 2,6 hari (2 hari 14 jam 24 min) jurnal yang
syarat melaporkan bahwa neonatus (95% CI 1.23, 3.96). Hal ini diterbitkan
diidentifikasi pada kelompok KMC menunjukkan bahwa prematur dari Januari
dan delapan memulai pemberian ASI dan bayi berat lahir rendah tahun 2000
studi memenuhi eksklusif lebih awal dari pada kelompok intervensi KMC sampai 30 Juni
kriteria inklusi. neonatus perawatan memulai pemberian ASI eksklusif 2018.
konvensional (Tanpa metode 2,6 hari lebih awal dari metode
KMC) Sebaliknya, satu studi perawatan konvensional.
melaporkan bahwa neonatus
perawatan konvensional
memulai menyusui lebih awal
dari KMC neonatus
Tujuan
Tujuan dilakukan nya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pemberian posisi pronasi
pada bayi premature terhadap status hemodinamik (Frekuensi Nafas, Frekuensi Denyut Jantung, dan
Saturasi Oksigen/SpO2).

Metode
Penelitian ini mengggunakan metode Kuantitatif Quasi Eksperimental yang merupakan metode penelitian
yang digunakan, dengan pendekatan pre post test intervensi design terhadap responden tentang
perbedaan sebelum dan sesudah pemberian Posisi Pronasi terhadap status hemodinamik (Frekuensi
Nafas, Frekuensi Denyut Jantung, dan SpO2) pada bayi prematur. Data yang didapatkan di olah
dengan software statistik melalui analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dan bivariat
dengan uji statistik yang digunakan adalah Wilcoxon Test.

Rekomendasi
Ada pengaruh bermakna posisi pronasi pada bayi terhadap Peningkatan saturasi oksigen pre-post
intervensi 1 dan 2 jam pertama (Pv 0.00). Ada pengaruh bermakna posisi pronasi pada bayi terhadap
HR pre-post intervensi 1jam pertama (Pv 0.027) dan 2 jam pertama (Pv 0.008). Hasil penelitian ini dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu asuhan keperawatan pada bayi prematur yaitu dengan pemberian
posisi pronasi. Semakin lama durasi pemberian posisi pronasi di berikan semakin baik status hemodinamik
pada bayi prematur.
No Population/ Intervensi Comparation Outcomes Time
Problem (P) (I) (C) (O) (T)
1 Populasi dalam Peneliti membagi Pada Penelitian ini 1. SPO2 Penelitian
No Population/
penelitian ini adalah kelompokIntervensi
menjadi 2 Comparation
bayi dibedakan Outcomes
Hasil analisis univariat menunjukkan Time
dilaksanakan
bayiProblem
prematur(P)
yang yaitu dengan (I) bayi menjadi (C) 2 (O)
Rerata Saturasi sebelum 92.87- 96.46 pada (T) bulan
1 Populasi
dirawat di dalamruang Peneliti membagi
diberikan posisi pronasi Pada Penelitian
kelompok ini 1. (1jam)
yaitu SPO2- 97.25 (2jam), yang menunjukan Penelitian
Maret – Mei
penelitian ini adalah
neonatus. Responden kelompok
dan tidak menjadi
untuk 2 bayi dibedakan
kelompok kontrol Hasil
ada pengaruhunivariat
analisis bermakna menunjukkan
pemberian dilaksanakan
2018
bayi
padaprematur yang
penelitian ini yaitu
mengetahui bayi
dengan menjadi
dan intervensi. 2 Rerata Saturasi sebelum
posisi pronasi selama 1 jam 92.87-
dan 96.46
2 jam pada bulan
dirawat di ruang
berjumlah 32 bayi diberikan
hemodinamik posisi pronasi
pasien kelompok yaitu (1jam) - 97.25 (2jam), yang
terhadap keadaan saturasi oksigen. menunjukan Maret – Mei
neonatus.
prematur Responden
yang dan tidak untuk
(TD, HR, RR, SpO2) kelompok kontrol 1. adaHR pengaruh bermakna pemberian 2018
pada penelitian
dilakukan pada ini2 mengetahui
Peneliti mengukur hasil dan intervensi. posisi
pada pronasi
pemberian selama
posisi1 pronasi
jam danterhadap
2 jam
berjumlah
RS 32
Swasta bayi di hemodinamik
dari HR sebelum pasien
posisi, terhadap
HR sebelum keadaan saturasi
dan sesudah oksigen.
intervensi
prematur
Jakarta dan 1yang RS (TD, HR, RR, SpO2)
HR sesudah 1jam HR 1. menunjukkan
HR signifikasi (Pv 0.027 pada 1
dilakukan pada 2
Swasta di Bintaro. Peneliti
sesudahmengukur
2jam , RR hasil pada
jam pertama dan posisi
pemberian Pv 0.008pronasi
padaterhadap
2 jam
RS Swasta di dari
sebelum posisi, RRposisi,
HR sebelum HR sebelum dan sesudah intervensi
pertama. Hal ini menunjukkan bahwa ada
Jakarta dan 1 RS HR sesudah
sesudah 1jam1jam
RR HR menunjukkan signifikasi
pengaruh bermakna (Pv 0.027posisi
pemberian pada 1
Swasta di Bintaro. sesudah
sesudah 1jam, ,SpO2
2jam RR jam pertama dan
pronasi terhadap HR. Pv 0.008 pada 2 jam
sebelum posisi, RR
sesudah 1jam 1. pertama. Hal Nafas
Frekuensi ini menunjukkan bahwa ada
sesudah 1jam RR pengaruh bermakna
Pemberian posisi pronasi pemberian
terhadapposisi
sesudah 1jam, SpO2 pronasi
frekuensiterhadap HR. dan sesudah
nafas sebelum
sesudah 1jam 1. intervensi
Frekuensi Nafas
menunjukkan signifikasi (Pv
Pemberian
0.748 padaposisi1 jampronasi
pertama terhadap
dan Pv
frekuensi
0.733 pada 2 jam pertama. sesudah
nafas sebelum dan Hal ini
intervensi menunjukkan
berarti tidak ada pengaruh signifikasi (Pv
pemberian
0.748 pada 1terhadap
posisi pronasi jam pertama dan Pv
frekuensi nafas.
0.733 pada 2 jam pertama. Hal ini
berarti tidak ada pengaruh pemberian
posisi pronasi terhadap frekuensi nafas.
No Population/ Intervensi Comparation Outcomes Time
Problem (P) (I) (C) (O) (T)
1 Populasi dalam Peneliti membagi Pada Penelitian ini 1. SPO2 Penelitian
penelitian ini adalah kelompok menjadi 2 bayi dibedakan Hasil analisis univariat menunjukkan dilaksanakan
bayi prematur yang yaitu dengan bayi menjadi 2 Rerata Saturasi sebelum 92.87- 96.46 pada bulan
dirawat di ruang diberikan posisi pronasi kelompok yaitu (1jam) - 97.25 (2jam), yang menunjukan Maret – Mei
neonatus. Responden dan tidak untuk kelompok kontrol ada pengaruh bermakna pemberian 2018
pada penelitian ini mengetahui dan intervensi. posisi pronasi selama 1 jam dan 2 jam
berjumlah 32 bayi hemodinamik pasien terhadap keadaan saturasi oksigen.
prematur yang (TD, HR, RR, SpO2) 1. HR
dilakukan pada 2 Peneliti mengukur hasil pada pemberian posisi pronasi terhadap
RS Swasta di dari HR sebelum posisi, HR sebelum dan sesudah intervensi
Jakarta dan 1 RS HR sesudah 1jam HR menunjukkan signifikasi (Pv 0.027 pada 1
Swasta di Bintaro. sesudah 2jam , RR jam pertama dan Pv 0.008 pada 2 jam
sebelum posisi, RR pertama. Hal ini menunjukkan bahwa ada
sesudah 1jam RR pengaruh bermakna pemberian posisi
sesudah 1jam, SpO2 pronasi terhadap HR.
sesudah 1jam 1. Frekuensi Nafas
Pemberian posisi pronasi terhadap
frekuensi nafas sebelum dan sesudah
intervensi menunjukkan signifikasi (Pv
0.748 pada 1 jam pertama dan Pv
0.733 pada 2 jam pertama. Hal ini
berarti tidak ada pengaruh pemberian
posisi pronasi terhadap frekuensi nafas.
• Tujuan
• Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui pengaruh developmental care terhadap respon nyeri akut pada
bayi prematur.

• Metode
• Desain penelitian ini menggunakan metode quasi experimental non equivalen control group, before and after design,
Dalam penelitian ini, bayi prematur dilakukan pengukuran terhadap respon nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi developmental care.
• Jumlah total sampel 42 orang (21 orang per kelompok), dan teknik pengambilan sampel secara accidental sampling.
Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner Ballard score test untuk mendapatkan data tentang umur anak,
lembar observasi untuk menilai penerapan dari tindakan developmental care, serta Premature Infant Pain Profile (PIPP)
untuk menilai respon nyeri bayi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis bivariat yaitu dengan menggunakan t-
test dependen dan t-test independen, dan analisis multivariat yaitu menggunakan analisis kovarians (Ancova).



• Rekomendasi
• Rerata respon nyeri akut setelah mendapatkan development care diperoleh pada kelompok kontrol mengalami
peningkatan dari respon sebelumnya. Pada kelompok intervensi respon nyeri mengalami penurunan dan didapatkan
hasil bahwa terdapat perbedaan yang bermakna terhadap selisih respon nyeri akut bayi prematur sebelum dan
sesudah dilakukan developmental care antara kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Jenis kelamin dan
pengalaman terhadap paparan nyeri sebelumnya tidak secara bermakna memberikan kontribusi pada respon nyeri
akut setelah dilakukan intervensi developmental care.
No Population/ Intervensi Comparation Outcomes Time
Problem (P) (I) (C) (O) (T)
1 Populasi penelitian Kelompok intervensi Pada Penelitian ini bayi Tindakan developmental care Waktu
adalah semua bayi diberikan developmental dibedakan menjadi 2 merupakan strategi yang tepat penelitian mulai
prematur yang care sebagai berikut: kelompok yaitu dalam mengurangi respon nyeri Februari
dirawat di RSU T penutupan inkubator kelompok kontrol dan terhadap bayi prematur, sampai Juni
dan RSU C di untuk mengurangi cahaya intervensi. khususnya yang mendapatkan 2011
wilayah Jawa Barat. yang masuk, pembatasan prosedur tindakan invasif.
suara (di dalam dan luar Hal tersebut sejalan dengan hasil
inkubator) <60 dBA, penelitian yang telah dilakukan
dipilihkan jenis inkubator oleh Shizun, et al. (2002) yang
dengan suara bising yang menyatakan bahwa
minimal (55-60 dBA), developmental care secara
penanganan yang minimal bermakna dapat menurunkan
(minimal handling), mengatur ekspresi nyeri pada bayi prematur
posisi tidur bayi tengkurap yang diukur melalui instrumen PIPP
atau miring dengan kaki (Premature Infant Pain Profile)
fleksi serta pemakaian dan EDIN (Echelle de la Douleur
bantalan untuk Inconfort Nouveau-Ne Neonatal
mempertahankan posisi Pain and Discomfort Scale) pain
tidur bayi (nesting). scores selama dilakukan prosedur
rutin di ruangan.

Anda mungkin juga menyukai