PUSKESMAS JARAKKULON
MODUL 1
Kesehatan Lingkungan
Kotoran Manusia dan Kesehatan
Penyakit yang dapat menular langsung dari penderita ke orang sehat, baik melalui kulit,
saluran napas, saluran pencernaan, kontak langsung melalui cairan tubuh.
1. Penyakit Kulit
a. Kudis (Skabies)
Penyebab: kutu
Gejala: gatal-gatal terutama pada malam hari pada lipatan jari tangan, telapak tangan, siku,
kaki, perut, bokong dan bintik-bintik kemerahan berisi cairan.
Tindakan: dirujuk ke sarana kesehatan, menjaga kebersihan.
Pencegahan: menjaga kebersihan kulit, hindari kontak dengan penderita/barang yang
digunakan oleh penderita.
b. Penyakit Kulit yang Disebabkan oleh Jamur
Gejala: bercak-bercak putih pada kulit, bersisik tersebar di seluruh tubuh, dan gatal.
Pencegahan: menjaga kebersihan badan, hindari kontak kulit dan barang bekas pakai
penderita.
Tindakan: anjurkan berobat ke sarana kesehatan.
c. Cacar Air (Varisela)
Penyakit infeksi sangat menular disebabkan oleh virus varisela
Gejala: demam ,sakit kepala, badan lemah, timbul bitik-bintik kecil pada kulit, kemerahan,
terasa gatal, dan berisi cairan jernih.
Tindakan: penderita istirahat di rumah, tidak boleh sekolah
Pencegahan: hindari kontak dengan penderita
Penyakit Tuberkulosis (TB)
Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan menyerang
paru-paru, tulang, sendi, usus, kelenjar limfe, selaput otak, dll.
Gejala: batuk berdahak 3 minggu atau lebih, demam dan meriang sebulan atau lebih, pernah
dahak bercampur darah, nyeri dada dan sesak napas, keluar keringat di malam hari tanpa ada
kegiatan, nafsu makan dan bb menurun.
Pencegahan: tutup mulut saat batuk atau bersin, tidak buang dahak di sembarang tempat,
memberi informasi tentang TB pada teman-teman, makan makanan bergizi, imunisasi BCG.
Tindakan: bila ada penderita batuk berdahak > 3 minggu segera rujuk ke Puskesmas terdekat,
beri penyuluhan kepada penderita TB untuk minum obat secara teratur selama 6 bulan hingga
tuntas.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang mulai hidung-alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga
telinga tengah, pleura).
Batuk Pilek (Bukan Pneumonia)
Gejala: batuk pilek, hidung tersumbat, panas, sakit tenggorokan, sakit kepala
Pencegahan: banyak minum air, banyak makan sayur dan buah; hindari hujan, asap, dan
debu; hindari kontak dengan penderita.
Tindakan: istirahat, makan dan minum hangat, minum pereda batuk , bila panas minum obat
penurun panas, bila bersin atau batuk tutup mulut dengan sapu tangan, jangan membuang
ingus sembarangan, bila penyakit memburuk, napas cepat / sulit napas segera bawa ke
Puskesmas / rujuk ke sarana kesehatan terdekat.
ETIKA BATUK & BERSIN
Penyakit pada Saluran Pencernaan
a. Diare
Bahaya: jika tidak segera ditolong berakibat
Berak lembek/cair yang frekuensinya lebih dari 3x kehabisan cairan dan meninggal.
Penyebab: infeksi kuman, gangguan penyerapan Pertolongan pertama: sebelum dibawa ke sarana
makanan, keracunan, alergi, dll. kesehatan beri pertolongan berupa cairan (air
minum, air teh, air tajin, kuah sayur), beri oralit.
Gejala: beraknya lembek/cair/berupa air, mual
dan muntah, bila diare berlangsung lama penderita Pencegahan: meningkatkan kebersihan
akan lemas, merasa haus, mata cekung, dan kulit perorangan dan lingkungan.
keriput.
b. Kolera
Diare terus menerus, cair seperti air cucian beras tanpa sakit perut disertai mual dan muntah yang
disebabkan oleh Vibrio kolera.
Penularan: penyakit ini menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar.
Bahaya: bila tidak cepat ditolong makan menyebabkan kehabisan cairan dan kematian.
Pertolongan pertama: minum air sebanyak banyaknya (air minum, kuah sayur, air tajin) dan oralit
kemudian segera rujuk ke Puskesmas.
Pencegahan: Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar/berak di jamban,
gunakan air bersih , masak makanan dengan sempurna dan makanlah makanan selagi hangat, alat-
alat yang terkena kotoran manusia atau bekas pakai penderita direndam lisol dan cuci dengan
sabun.
c. Disentri
Gejala: diare pada disentri diawali diare cair, pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah
disertai tanpa lendir, sakit perut kadang muntah, demam, tidak nafsu makan, badan terasa
lemah disebabkan oleh kuman umumnya Shigella.
Penularan: melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Tindakan: segera rujuk ke sarana kesehatan.
Pencegahan: sama dengan pencegahan pada penyakit diare pada umumnya.
d. Demam Tifoid (Tifus Abdominalis)
Penyakit saluran pencernaan pd usus halus yang yang disebabkan kuman Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi.
Gejala: demam; sakit kepala, pusing, nyeri otot, pegal-pegal; tidak nafsu makan, mual dan
muntah, biasanya susah BAB, bibir kering dan lidah tampak kotor serta ditutupi selaput putih.
Penularan: melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh tinja penderita demam tifoid.
Tindakan: segera rujuk ke sarana kesehatan.
Pencegahan: peningkatan kebersihan perorangan, peningkatan kebersihan makanan,
peningkatan kebersihan lingkungan
e. Cacingan
Jenis cacing yang ditularkan melalui tanah diantaranya: cacing gelang, cacing tambang,
cacing cambuk.
Gejala: tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pada penderita cacing gelang perut
nampak buncit, perut sering sakit, nafsu makan berkurang, diare campur darah pada penderita
cacing cambuk, anemi pada penderita cacing tambang dan cacing cambuk.
Penularan: telur cacing masuk melalui usus manusia (termakan) atau melalui kulit.
Tindakan: rujuk ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan obat cacing (Albendazol).
Pencegahan: menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan lingkungan.
MODUL 2
Penyakit menular pada anjing, kucing, kera dan dapat ditularkan pada manusia.
Kita dapat mengetahui anjing, kucing dan kera menderita rabies dari tingkah laku
binatang tersebut yaitu dapat menjadi ganas, takut terhadap sinar, ekor berada diantara dua
paha belakang.
Ada dua macam rabies pada hewan yaitu rabies yang ganas dan rabies yang tenang.
Gejala: Hydrophobia, peka terhadap angin, suara dan sinar, air mata dan liur yang keluar
berlebihan, kejang-kejang yang disusul dengan kelumpuhan
Tindakan: cuci luka dengan air bersih dan sabun atau deterjen, diberi obat merah atau
yodium tingtur atau alkohol 70%, segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk
mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Demam Berdarah
Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti.
Gejala: panas selama 2 sampai 7 hari, nyeri di ulu hati, timbul bintik-bintik merah di kulit seperti
bekas gigitan nyamuk, kadang mimisan, berak darah atau muntah darah.
Penularan: Nyamuk Aedes aegypti mengisap darah penderita demam berdarah dengue virus
berkembang biak di kelenjar liur nyamuk nyamuk menggigit orang virus berpindah bersama
air liur nyamuk ke orang sehat melalui gigitan.
Pertolongan pertama:
• Minum sebanyak-banyaknya dengan air matang, teh, sirop, susu (jangan susu coklat,
dikuatirkan sama dengan muntah darah
• Beri kompres hangat
• Segera periksa ke dokter, Puskesmas atau rumah sakit
Pencegahan:
FLU BURUNG
Penyakit Flu Burung atau Avian Influenza disebabkan oleh Pencegahan:
virus influenza tipe A (H5N1) yang ditularkan oleh unggas.
Jauhkan anak-anak bermain dengan unggas, telur, bulu
Hewan jenis unggas yang mudah terkena virus Avian unggas dan lingkungan yang tercemar kotoran unggas
Influenza antara lain ayam, itik, burung.
Jangan memegang unggas mati mendadak tanpa sarung
Cara penularan flu burung pada manusia dapat melalui tangan/penutup hidung/mulut, sepatu/penutup kaki
binatang maupun lingkungan.
Unggas mati segera dikubur/dibakar
Gejala: demam tinggi (suhu ≥ 38° C) disertai dengan
Masak daging dan telur unggas hingga matang dan
batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sakit kepala/nyeri otot/infeksi
selaput mata/sesak/diare/lemas. mendidih
Jauhkan kandang unggas dari rumah tinggal dengan
Tindakan: lapor ke guru UKS/petugas kesehatan dan rujuk ke
Puskesmas, tutup hidung dan mulut bila bersin atau batuk, jarak >10 meter
segera lapor ke RT/RW/Guru UKS bila ada unggas mati Cuci tangan dengan sabun setelah memegang unggas
mendadak di sekitar rumah/ sekolah, Selalu cuci tangan atau telur.
dengan air dan sabun setelah batuk, bersin dan menyentuh
bahan-bahan kotor atau unggas.
MODUL 3
Fungsi Lidah:
1. Mengecap makanan dan minuman
2. Menelan
3. Menjilat
4. Berbicara
GIGI
Fungsi gigi untuk:
1. Mengucapkan kata-kata dengan jelas/ Berbicara
2. Penampilan/ Tersenyum
3. Gigi seri : untuk memotong
4. Gigi taring: untuk mencabik/ mengoyak
5. Gigi geraham: untuk menghaluskan makanan
Jenis Gigi
Gusi adalah jaringan lunak yang berwarna merah muda. Fungsi gusi adalah melindungi
dan mengelilingi akar gigi supaya tetap pada tempatnya.
Sariawan
Gusi Sehat
Radang Gusi
Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut
1. Akibat Bising
Berhubungan dengan lingkungan (pabrik, musik yang keras, lalu lintas, dll) dan kebiasaan
sehari-hari (penggunaan alat untuk mendengarkan musik).
Pencegahan:
Hindari lingkungan yang bising
Hindari suara yang keras
Kurangi kontak dengan bising
Mengurangi sumber bising
2. Akibat Obat
Penggunaan obat yang terlalu lama dan jumlah dosis tidak sesuai.
Pencegahan:
Hindari minum obat tanpa anjuran dari tenaga kesehatan
3. Akibat Menyelam
Disebabkan akibat adanya tekanan pada rongga udara yang ada dalam tubuh termasuk pada rongga telinga.
Pencegahan:
Latihan Valsava
Jaga saluran telinga tetap bersih
Hindari penggunaan penutup telinga saat menyelam
Penyakit Telinga
HINDARI: ANJURAN:
1. Minum obat sembarangan 1. Segera berobat bila batuk pilek
2. Membersihkan telinga dengan bulu ayam, 2. Gunakan cutton bud yang benar
batang rumput, batang korek api
3. Keringkan liang telinga dengan benar
3. Membiarkan bising tang terus menerus
4. Menghindari musik/suara yang keras
MODUL 6
Imunisasi
Imunisasi :
Proses menghasilkan kekebalan pada seseorang dengan cara pemberian bahan imunobiologik (vaksin).
Manfaat imunisasi:
Memberikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau sakit ringan.
Cara Pemberian:
1. Secara oral (melalui mulut): Imunisasi Polio
2. Melalui suntkan: Imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT/ HB, Campak, DT, TT
Tempat Mendapatkan Pelayan Imunisasi:
a. RS
b. Puskesmas
c. Klinik Bersalin
d. Dokter Praktek
e. Bidan Praktek
f. Sekolah (pada saat BIAS)
g. Posyandu
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi
Difteri
Pertusis
Tetanus
Tuberkulosis
Campak
Poliomielitis
Hepatitis B
Sasaran dan Jenis Imunisasi yang
Diberikan
a. Pada Bayi (0 – 11 bulan): Imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT/ HB dan Campak
b. Anak Usia SD (kelas 1, 2 dan3): DT, Campak dan TT
c. Pada WUS (15-39 tahun): TT
MODUL 7
Tujuan:
a. Mencegah cedera bertambah parah
b. Menunjang upaya penyembuhan
Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K adalah :
P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
A = Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian sehingga bebas dari bahaya
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada kecelakaan
U = Usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau yang berwajib (polisi/keamanan setempat)
T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat
Peralatan P3K
1. Periksa Kesadaran
2. Beritahukan kepada orang lain bahwa ada korban kecelakaan dan minta tolong untuk mencari bantuan kepada orang yang lebih
ahli.
3. Periksa jalan nafas (AIRWAY)
4. Periksa pernafasan korban (BREATHING)
5. Periksa tanda-tanda peredaran darah (CIRCULATION)
6. Periksa keadaan lokal dan perhatikan keluhannya
7. Tanyakan kepada korban apakah korban ada rasa sakit? Minta tunjukkan tempat yang sakit. Apakah ada luka? Harus diperiksa
dan diperhatikan pula apakah ada luka lainnya, beritahu korban bahwa ia akan ditolong dan ajaklah bercakap-cakap.
8. Khusus korban akibat kecelakaan lalu lintas : segera hubungi polisi dan tandai tempat kecelakaan dan posisi korban untuk
kepentingan penyelidikan.
Keadaan Khusus
Nadi/ Arteri: darah menyembur, warna darah merah segar d. Segera bawa penderita ke dokter, puskesmas
atau rumah sakit.
Balik/ Vena: darah tidak menyembur, warna darah merah
kecoklatan
Kapiler: darah merembes, warna darah merah tua
Pembalutan
Fungsi:
1. Menutup luka
2. Melakukan penekanan pada bagian tubuh yang sakit
3. Mengatasi pergerakan
4. Mengikat bidai
5. Menghentikan/ mengurangi perdarahan
Macam Pembalutan
MITELA
Digunakan untuk:
1. Pembalutan Kepala
2. Menggendong Tangan
3. Pembalutan di Siku
4. Pembalutan di Tangan
FUNDA PLATENGA
Digunakan untuk pembalutan di telapak kaki. Digunakan untuk pembalutan pada perut atau
panggul.
MODUL 9
NAPZA
NAPZA
NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
JENIS NAPZA:
a. Nikotin
Nikotin yang terkandung pada rokok memacu kerja otak, mempersempit pembuluh darah, dan
membuat jantung bekerja lebih keras. Kebiasaan merokok berkaitan dengan 25 jenis penyakit
pada manusia, separuh diantaranya meninggal. Menghirup asap rokok orang lain (merokok
pasif) juga hampir sama bahayanya dengan merokok (merokok aktif).
b. Alkohol
Terdapat pada minuman keras (bir, wiski, anggur, TKW, dan sebagainya).
Alkohol menyebabkan:
o mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadet
o terlibat kekerasan atau perbuatan merusak
o ketidak mampuan belajar dan mengingat
o kecelakaan (karena mabuk ketika berkendaraan)
o kepribadian berubah, hubungan dengan orang lain rusak.
c. Ganja
d. Heroin (Putauw)
Ganja disebut juga mariyuana atau cimeng,
berasal dari tanaman ganja. Ganja berupa tanaman Putauw adalah istilah gaul, artinya bubuk putih.
kering dirajang, setelah itu dilinting dan disulut. Disalahgunakan dengan diisap melalui hidung
Ganja menimbulkan khayal (halusinasi) dan setelah dibakar atau disuntikkan ke pembuluh
menyebabkan reaksi tubuh lamban, daya ingat darah. Heroin merusak hati, jantung dan otak. Jika
terganggu, sulit memusatkan perhatian, menyuntik bergantian, bahaya tertular penyakit
berubahnya perasaan akan waktu (sebentar dirasa HIV/AIDS, yang belum ada obatnya. Kekebalan
lama) dan jarak (dekat dirasa masih jauh). tubuh turun sehingga mudah terserang penyakit
dan meninggal.
e. Penenang atau Obat Tidur
Digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan tidur, cemas dan otot-otot tegang pada
pasien. Jika digunakan tanpa pengawasan dokter berarti melanggar hukum. Jika minum dalam
dosis tinggi, kehilangan kesadaran dan meninggal. Minum lebih dari satu butir pil penenang/
obat tidur sangat berbahaya. Apalagi jika dicampur Napza lain. Jika diminum bersama
alkohol, meningkatkan pengaruh obat, sehingga dapat meninggal.
f. Ekstasi dan Sabu
Ekstasi (MDMA) dan shabu (metamfetamin) memacu ke otak. Ekstasi, artinya rasa gembira
dan shabu adalah istilah gaul. Ekstasi menyebabkan rahang kaku dan tubuh bergerak-gerak
(tripping), berkeringat dan haus, lalu murung, nafsu makan hilang dan letih. Dapat meninggal
karena pembuluh darah otak pecah. Jika memakai shabu, melihat atau mendengar sesuatu
yang tidak ada, curiga dan dorongan bunuh diri, dapat terjadi gangguan jiwa.
g. Inhalansia/Solven (bahan mudah menguap)
Disalahgunakan dengan cara dihirup. Sering disebut ‘ngelem’. Sangat berbahaya karena zat
itu segera bekerja pada otak setelah diserap paru-paru. Pengaruhnya seperti alkohol. Dapat
menyebabkan kematian, juga merusak organ tubuh seperti hati, otak, ginjal, paru, dan
sumsum tulang.
LEMBARAN
KARTU
PENCEGAHAN
1. Kebersihan Perorangan
Kepala Pencegahan:
• Mencuci rambut dengan sampo
a. Rambut
• Menjaga kebersihan sisir yang dipakai
Gejala rambut rusak: • Jangan menggunakan minyak rambut
• kusam yang berbau merangsang dan mudah
lengket
• mudah rontok/mudah dicabut
• berbau busuk
• terdapat kutu/ketombe
b. Telinga
Gejala sakit telinga: Pencegahan:
• Daun telinga dibersihkan waktu mandi kemudian
• pendengaran berkurang dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih
• terdapat cairan berwarna keruh dan berbau busuk • Jangan mengorek-ngorek telinga terutama dengan
menggunakan benda-benda tajam
• nyeri jika terdapat bisul • Bila telinga terasa sakit atau ketajaman
pendengaran berkurang segera berobat ke
Puskesmas/dokter
c. Mata
Mata sehat adalah yang tidak terdapat kotoran di sudut mata, tidak berwarna merah dan tidak
bengkak, dapat mengenal orang pada jarak 6 meter dan tidak kabur waktu membaca
Pencegahan:
Membaca di tempat yang terang
Jangan membaca sambil tiduran
Makan makanan yang bergizi, terutama sayuran dan buah-buahan yang mengandung
vitamin A
Memelihara kebersihan lingkungan
Bila ada kelainan pada mata segera berobat ke Puskesmas/dokter
- Pemeriksaan ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan peserta didik perlu diperiksa paling sedikit sekali dalam 3 bulan dengan
menggunakan kartu Snellen.
Tahap 1 : Meletakkan kartu Snellen pada jarak 6 meter dan baris tengah terletak setinggi garis mata anak
yang akan diperiksa
Tahap 2 : Anak yang akan diperiksa dalam posisi duduk atau berdiri
Tahap 3 : Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan, mata kiri ditutup menggunakan penutup mata
(okluder) atau dengan telapak tangan penekanan
Tahap 4 : Anak diminta membaca tiap huruf pada Kartu Snellen mulai dari baris atas ke bawah
Tahap 5 : Penulisan hasil pemeriksaan tajam penglihatan mata kanan sesuai dengan angka yang tertulis di
sebelah kiri dari baris terbawah huruf Snellen yang dapat dibaca penderita
Tahap 6 : Apabila tajam penglihatan kurang dari 6/6 maka peserta didik dirujuk ke Puskesmas untuk
mendapatkan pemeriksaan selanjutnya
Tahap 7 : Pemeriksaan mata kiri sesuai dengan tahap 3 s/d 6 diatas
d. Hidung
Gejala penyakit pada hidung:
• sering pilek.
• sering keluar darah dari hidung (mimisan)
• terdapat benjolan yang mudah berdarah (polip)
Pencegahan:
• membersihkan hidung dengan kapas/sapu tangan/tisu bersih
• makan makanan bergizi dan istirahat yang teratur
• jangan mengorek-ngorek hidung
• jika terdapat keluhan pada hidung (sering pilek, mimisan, polip) segera berobat ke Puskesmas/dokter
e. Gigi dan mulut
Gejala penyakit gigi dan mulut:
• gigi berlubang disertai/ tidak disertai nyeri, terdapat kotoran/karang
• gusi bengkak, luka, berdarah
• lidah kotor dan sariawan
• bibir pecah-pecah/sudut-sudut bibir luka
Pencegahan:
• menggosok gigi secara benar dan teratur
• memakai sikat gigi sendiri
• menghindari makanan yang merusak gigi
• membiasakan makan buah-buahan terutama yang mengandung Vitamin C
• memeriksa kesehatan gigi dan mulut secara rutin (6 bulan sekali) ke Puskesmas/dokter gigi
• jika merasa gigi ngilu/ sakit segera berobat ke Puskesmas/dokter gigi
f. Leher
Gejala penyakit pada leher:
• bercak-bercak putih/ bersisik (panu, kurap)
• Benjolan
Pencegahan:
• mandi secara teratur dengan memakai sabun
• memakai handuk bersih
• memakai pakaian bersih
g. Tangan dan kaki Pencegahan:
Gejala penyakit pada tangan dan kaki: • menjaga kebersihan tubuh
• bercak-bercak putih/bersisik (panu, kurap) • memakai handuk yang bersih
• luka/korengan • memotong kuku secara teratur
• bisul • mencuci tangan sebelum makan
• cantengan (radang bawah/ pinggir kuku) • mencuci kaki sebelum tidur
• kuku tampak keruh kehitaman (jamur pada
kuku)
• tangan dan kuku kotor
Badan
Gejala penyakit pada badan:
kulit sekitar badan terdapat bercak-bercak/bersisik (panu/kurap), koreng, bisul.
Pencegahan:
• membersihkan badan secara teratur
• menggunakan handuk yang bersih dan tidak memakai handuk bekas orang lain
• memakai pakaian yang bersih dan jangan bergantian dengan pakaian orang lain
• mengganti pakaian jika berkeringat
• jika terdapat kelainan pada badan segera berobat ke Puskesmas/dokter
2. Pemeriksaan Berat Badan dan Tinggi Badan
b. Mengukur Tinggi Badan
Cara mudah untuk mengetahui pertumbuhan badan anak
yaitu dengan menimbang berat badan dan mengukur Alat yang dipakai dapat berupa: alat pengukur
tinggi badan secara berkala yang dapat disesuaikan tinggi badan yang sudah menjadi bagian dari
dengan Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS). timbangan, microtoir, pita pengukur (cm) yang
ditempel pada dinding yang rata; sebagai alat
a. Menimbang Berat Badan
bantu adalah lempengan kayu atau karton.
Timbangan yang dipakai dapat berupa timbangan
dewasa, timbangan kamar mandi (Spring Bathroom
Scale), timbangan barang.