Anda di halaman 1dari 97

OLEH: DR.

SIWI INDRIA SUSILOWATI

PUSKESMAS JARAKKULON
MODUL 1

Kesehatan Lingkungan
Kotoran Manusia dan Kesehatan

 Kuman penyakit terdapat pada sisa


pencernaan makanan dan minuman manusia
disebut tinja dan urine, sehingga tinja perlu Jamban Sehat: Jamban Tidak Sehat:
dikelola dengan baik.
 Jamban merupakan sarana pembuangan tinja.
 Jamban SEHAT yaitu tinja tidak dapat
dijangkau oleh serangga atau hewan
lainnya, tidak mencemari perairan, tidak
berbau, dan tidak menimbulkan
kecelakaan pada pemakainya.
Perilaku Sehat dan Tidak Sehat
Berkaitan dengan Tinja

Perilaku Sehat Perilaku Tidak Sehat


Penyakit Perut dan Diare

 Alur Penularan Penyakit Perut dan Diare Melalui Tinja


Penyakit Kecacingan

 Alur Penularan kecacingan Melalui Tinja


6 Langkah
Mencuci Tangan
MODUL 2

Pencegahan Penyakit Menular


Pencegahan Penyakit Menular Langsung

Penyakit yang dapat menular langsung dari penderita ke orang sehat, baik melalui kulit,
saluran napas, saluran pencernaan, kontak langsung melalui cairan tubuh.
1. Penyakit Kulit
a. Kudis (Skabies)
Penyebab: kutu
Gejala: gatal-gatal terutama pada malam hari pada lipatan jari tangan, telapak tangan, siku,
kaki, perut, bokong dan bintik-bintik kemerahan berisi cairan.
Tindakan: dirujuk ke sarana kesehatan, menjaga kebersihan.
Pencegahan: menjaga kebersihan kulit, hindari kontak dengan penderita/barang yang
digunakan oleh penderita.
b. Penyakit Kulit yang Disebabkan oleh Jamur
Gejala: bercak-bercak putih pada kulit, bersisik tersebar di seluruh tubuh, dan gatal.
Pencegahan: menjaga kebersihan badan, hindari kontak kulit dan barang bekas pakai
penderita.
Tindakan: anjurkan berobat ke sarana kesehatan.
c. Cacar Air (Varisela)
Penyakit infeksi sangat menular disebabkan oleh virus varisela
Gejala: demam ,sakit kepala, badan lemah, timbul bitik-bintik kecil pada kulit, kemerahan,
terasa gatal, dan berisi cairan jernih.
Tindakan: penderita istirahat di rumah, tidak boleh sekolah
Pencegahan: hindari kontak dengan penderita
Penyakit Tuberkulosis (TB)

Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis dan menyerang
paru-paru, tulang, sendi, usus, kelenjar limfe, selaput otak, dll.
Gejala: batuk berdahak 3 minggu atau lebih, demam dan meriang sebulan atau lebih, pernah
dahak bercampur darah, nyeri dada dan sesak napas, keluar keringat di malam hari tanpa ada
kegiatan, nafsu makan dan bb menurun.
Pencegahan: tutup mulut saat batuk atau bersin, tidak buang dahak di sembarang tempat,
memberi informasi tentang TB pada teman-teman, makan makanan bergizi, imunisasi BCG.
Tindakan: bila ada penderita batuk berdahak > 3 minggu segera rujuk ke Puskesmas terdekat,
beri penyuluhan kepada penderita TB untuk minum obat secara teratur selama 6 bulan hingga
tuntas.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Infeksi akut yang menyerang mulai hidung-alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga
telinga tengah, pleura).
Batuk Pilek (Bukan Pneumonia)
Gejala: batuk pilek, hidung tersumbat, panas, sakit tenggorokan, sakit kepala
Pencegahan: banyak minum air, banyak makan sayur dan buah; hindari hujan, asap, dan
debu; hindari kontak dengan penderita.
Tindakan: istirahat, makan dan minum hangat, minum pereda batuk , bila panas minum obat
penurun panas, bila bersin atau batuk tutup mulut dengan sapu tangan, jangan membuang
ingus sembarangan, bila penyakit memburuk, napas cepat / sulit napas segera bawa ke
Puskesmas / rujuk ke sarana kesehatan terdekat.
ETIKA BATUK & BERSIN
Penyakit pada Saluran Pencernaan

a. Diare
Bahaya: jika tidak segera ditolong berakibat
Berak lembek/cair yang frekuensinya lebih dari 3x kehabisan cairan dan meninggal.
Penyebab: infeksi kuman, gangguan penyerapan Pertolongan pertama: sebelum dibawa ke sarana
makanan, keracunan, alergi, dll. kesehatan beri pertolongan berupa cairan (air
minum, air teh, air tajin, kuah sayur), beri oralit.
Gejala: beraknya lembek/cair/berupa air, mual
dan muntah, bila diare berlangsung lama penderita Pencegahan: meningkatkan kebersihan
akan lemas, merasa haus, mata cekung, dan kulit perorangan dan lingkungan.
keriput.
b. Kolera
Diare terus menerus, cair seperti air cucian beras tanpa sakit perut disertai mual dan muntah yang
disebabkan oleh Vibrio kolera.
Penularan: penyakit ini menyebar melalui makanan atau minuman yang tercemar.
Bahaya: bila tidak cepat ditolong makan menyebabkan kehabisan cairan dan kematian.
Pertolongan pertama: minum air sebanyak banyaknya (air minum, kuah sayur, air tajin) dan oralit
kemudian segera rujuk ke Puskesmas.
Pencegahan: Cuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah buang air besar/berak di jamban,
gunakan air bersih , masak makanan dengan sempurna dan makanlah makanan selagi hangat, alat-
alat yang terkena kotoran manusia atau bekas pakai penderita direndam lisol dan cuci dengan
sabun.
c. Disentri
Gejala: diare pada disentri diawali diare cair, pada hari kedua atau ketiga baru muncul darah
disertai tanpa lendir, sakit perut kadang muntah, demam, tidak nafsu makan, badan terasa
lemah disebabkan oleh kuman umumnya Shigella.
Penularan: melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Tindakan: segera rujuk ke sarana kesehatan.
Pencegahan: sama dengan pencegahan pada penyakit diare pada umumnya.
d. Demam Tifoid (Tifus Abdominalis)
Penyakit saluran pencernaan pd usus halus yang yang disebabkan kuman Salmonella typhi
atau Salmonella paratyphi.
Gejala: demam; sakit kepala, pusing, nyeri otot, pegal-pegal; tidak nafsu makan, mual dan
muntah, biasanya susah BAB, bibir kering dan lidah tampak kotor serta ditutupi selaput putih.
Penularan: melalui makanan dan minuman yang tercemar oleh tinja penderita demam tifoid.
Tindakan: segera rujuk ke sarana kesehatan.
Pencegahan: peningkatan kebersihan perorangan, peningkatan kebersihan makanan,
peningkatan kebersihan lingkungan
e. Cacingan
Jenis cacing yang ditularkan melalui tanah diantaranya: cacing gelang, cacing tambang,
cacing cambuk.
Gejala: tidak bergairah, konsentrasi belajar kurang, pada penderita cacing gelang perut
nampak buncit, perut sering sakit, nafsu makan berkurang, diare campur darah pada penderita
cacing cambuk, anemi pada penderita cacing tambang dan cacing cambuk.
Penularan: telur cacing masuk melalui usus manusia (termakan) atau melalui kulit.
Tindakan: rujuk ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan obat cacing (Albendazol).
Pencegahan: menjaga kebersihan diri, menjaga kebersihan lingkungan.
MODUL 2

Pencegahan Penyakit Menular


(bersumber binatang)
PENYAKIT MALARIA
Penyakit yang disebabkan oleh parasit darah yaitu
plasmodium yang merusak sel darah dan Tindakan: bila demam, segera hubungi guru UKS
ditularkan oleh nyamuk Anopheles. (kader malaria, bidan desa, petugas pustu atau
puskesmas) untuk diperiksa dan diberi pengobatan
Gejala: demam, menggigil berkala ,sakit kepala, bila perlu diperiksa darahnya, obat diminum
pucat karena kurang darah, badan terasa lemah, sesuai petunjuk yang diberikan, jangan terlambat
pada penderita malaria berat disertai gangguan pergi berobat agar tidak terserang malaria berat.
kesadaran, kejang-kejang, diare sampai koma.
Pencegahan: membunuh nyamuk dewasa dan
Bahaya: terjadi kekurangan darah , pertumbuhan jentik-jentik nyamuk
otak anak-anak terganggu, pada ibu hamil dapat
menyebabkan bayi lahir mati atau bayi lahir berat
badan rendah, pembuluh darah otak penderita
malaria dapat tersumbat.
Penyakit Anjing Gila (Rabies)

Penyakit menular pada anjing, kucing, kera dan dapat ditularkan pada manusia.
 Kita dapat mengetahui anjing, kucing dan kera menderita rabies dari tingkah laku
binatang tersebut yaitu dapat menjadi ganas, takut terhadap sinar, ekor berada diantara dua
paha belakang.
 Ada dua macam rabies pada hewan yaitu rabies yang ganas dan rabies yang tenang.
Gejala: Hydrophobia, peka terhadap angin, suara dan sinar, air mata dan liur yang keluar
berlebihan, kejang-kejang yang disusul dengan kelumpuhan
Tindakan: cuci luka dengan air bersih dan sabun atau deterjen, diberi obat merah atau
yodium tingtur atau alkohol 70%, segera ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk
mendapatkan pengobatan lebih lanjut.
Demam Berdarah

Penyakit Demam Berdarah Dengue disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes aegypti.
Gejala: panas selama 2 sampai 7 hari, nyeri di ulu hati, timbul bintik-bintik merah di kulit seperti
bekas gigitan nyamuk, kadang mimisan, berak darah atau muntah darah.
Penularan: Nyamuk Aedes aegypti mengisap darah penderita demam berdarah dengue virus
berkembang biak di kelenjar liur nyamuk nyamuk menggigit orang virus berpindah bersama
air liur nyamuk ke orang sehat melalui gigitan.
Pertolongan pertama:
• Minum sebanyak-banyaknya dengan air matang, teh, sirop, susu (jangan susu coklat,
dikuatirkan sama dengan muntah darah
• Beri kompres hangat
• Segera periksa ke dokter, Puskesmas atau rumah sakit
 Pencegahan:
FLU BURUNG
Penyakit Flu Burung atau Avian Influenza disebabkan oleh Pencegahan:
virus influenza tipe A (H5N1) yang ditularkan oleh unggas.
 Jauhkan anak-anak bermain dengan unggas, telur, bulu
 Hewan jenis unggas yang mudah terkena virus Avian unggas dan lingkungan yang tercemar kotoran unggas
Influenza antara lain ayam, itik, burung.
 Jangan memegang unggas mati mendadak tanpa sarung
 Cara penularan flu burung pada manusia dapat melalui tangan/penutup hidung/mulut, sepatu/penutup kaki
binatang maupun lingkungan.
 Unggas mati segera dikubur/dibakar
Gejala: demam tinggi (suhu ≥ 38° C) disertai dengan
 Masak daging dan telur unggas hingga matang dan
batuk/pilek/nyeri tenggorokan/sakit kepala/nyeri otot/infeksi
selaput mata/sesak/diare/lemas. mendidih
 Jauhkan kandang unggas dari rumah tinggal dengan
Tindakan: lapor ke guru UKS/petugas kesehatan dan rujuk ke
Puskesmas, tutup hidung dan mulut bila bersin atau batuk, jarak >10 meter
segera lapor ke RT/RW/Guru UKS bila ada unggas mati  Cuci tangan dengan sabun setelah memegang unggas
mendadak di sekitar rumah/ sekolah, Selalu cuci tangan atau telur.
dengan air dan sabun setelah batuk, bersin dan menyentuh
bahan-bahan kotor atau unggas.
MODUL 3

Kesehatan Gigi dan Mulut


Bagian-bagian
Gigi & Mulut
BIBIR
Fungsi bibir:
1. Menjaga makanan & minuman tidak keluar mulut
2. Merasakan panas & dingin pada makanan & minuman
3. Berbicara dengan jelas
LIDAH

 Fungsi Lidah:
1. Mengecap makanan dan minuman
2. Menelan
3. Menjilat
4. Berbicara
GIGI
 Fungsi gigi untuk:
1. Mengucapkan kata-kata dengan jelas/ Berbicara
2. Penampilan/ Tersenyum
3. Gigi seri : untuk memotong
4. Gigi taring: untuk mencabik/ mengoyak
5. Gigi geraham: untuk menghaluskan makanan
Jenis Gigi

 Gigi Susu: jumlah 20 buah  Gigi Tetap: jumlah 32 buah


1. Gigi seri : 8 buah 1. Gigi seri : 8 buah
2. Gigi taring : 4 buah 2. Gigi taring : 4 buah
3. Gigi geraham : 8 buah 3. Gigi geraham depan : 8 buah
4. Gigi geraham belakang : 12 buah
Bagian-bagian Gigi

1. Mahkota Gigi: Puncak gigi, bagian yang tampak dari luar.


2. Akar Gigi: Bagian gigi yang ada di dalam rahang dan
tertanam.
3. Email: Lapisan/ Jaringan keras yang melapisi bagian mahkota
gigi yang mengandung kalsium. Fungsinya melindungi tulang
gigi.
4. Dentin: Lapisan/ Jaringan yang dibentuk oleh zat kapur
berwarna kekuningan.
5. Pulpa: Lapisan yang terdapat pembuluh darah untuk
memlihara seluruh gigi dan serabut-serabut saraf.
6. Semen: Lapisan keras yang memiliki konstruksi yang kuat
melapisi akar gigi.
Penyakit-penyakit Gigi

Gigi Berlubang Karang Gigi


Gigi Berjejal
Makanan yang Baik
& Buruk untuk Gigi
GUSI

 Gusi adalah jaringan lunak yang berwarna merah muda. Fungsi gusi adalah melindungi
dan mengelilingi akar gigi supaya tetap pada tempatnya.

Sariawan
Gusi Sehat
Radang Gusi
Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut

1. Menyikat Gigi dengan Teratur dan Benar


2. Menggunakan Pasta Gigi yang Mengandung Fluor untuk Menguatkan Gigi
3. Menyikat Gigi minimal 2x Sehari, yaitu Pagi Setelah Sarapan dan Malam Sebelum Tidur
4. Pilih Sikat Gigi yang Berbulu Halus, Permukaan Datar , Kepala Sikat Kecil
5. Tidak Boleh Saling Meminjamkan Sikat Gigi
6. Hindari Jenis Makanan yang Merusak Gigi
7. Periksakan Kesehatan Gigi Secara Berkala
8. Hindari Kebiasaan Mengigit Jari, Pensil, Benang dan Membuka Tutup Botol dengan Gigi
Cara Menyikat Gigi
dengan Benar
MODUL 4

Kesehatan Indera Penglihatan


Indera Penglihatan

Bagian-bagian mata terdiri dari:


a. Kelopak mata
b. Selaput lendir mata
c. Kornea
d. Orang-orangan mata (pupil dan lensa mata)
e. Iris (selaput pelangi)
f. Bulu mata
Tanda-tanda mata sehat

1. Bagian yang putih benar-benar putih.


2. Selaput bening (kornea) benar-benar jernih.
3. Pupil (orang-orangan mata) benar-benar hitam.
4. Kelopak mata dapat membuka dan menutup dengan baik.
5. Bulu mata teratur dan mengarah keluar.
Penyakit mata yang dapat menular

1. Radang Selaput Lendir (Conjunctivitis)


Tanda-tanda: Selaput lendir mata merah, terasa gatal, berair dan disertai kotoran mata (nanah)
yang kental atau agak cair, ketajaman mata tidak terganggu.
Penularan: melalui kontak langsung dan melalui barang-barang yang dipakai penderita.
Pencegahan: cuci mata dengan air bersih setelah sekolah; jangan menggunakan handuk,
saputangan, alat tulis kepunyaan penderita.
b. Trakoma
Trakoma merupakan salah satu penyebab kebutaan.disebabkan virus
Tanda-tanda: mata tampak merah, sukar melihat cahaya/silau, terasa gatal, bulu mata
melengkung kedalam, ketajaman penglihatan menurun.
Tindakan: cabut bulu mata yang melengkung, cuci tangan dengan kapas yang telah
dibasahi/didinginkan, rujuk ke Puskesmas.
Penularan: melalui kontak langsung, melalui barang yang dipakai penderita, mandi di bak air
dari air yang tercemar.
Pencegahan: jangan menggunakan handuk, saputangan, alat tulis penderita trakoma; jangan
beristirahat di rumah orang yang sakit mata, pergunakanlah alat-alat milik sendiri.
Penyakit mata yang tidak dapat menular

1. Xeroftalmia (kekurangan vitamin A)


Xeroftalmia yang dikenal dengan rabun senja atau buta ayam.
Tanda-tanda: kurang mampu beradaptasi di tempat gelap (rabun senja), terjadi bercak bitot,
sebagian atau seluruh kornea mengalami tukak (luka).
Tindakan: beri vitamin A segera dengan tablet vitamin A 200.000 IU, rujuk ke Puskesmas.
b. Trauma Mata (ruda paksa)
Trauma dibagi menjadi trauma mekanik dan bukan mekanik.
Tanda-tanda: tajam penglihatan dapat turun/normal, pendarahan, gerakan bola mata
terganggu.
Tindakan:
 Trauma kimia
• Mata yang sakit segera dibilas dengan air bersih selama mungkin.
• Tutup mata denga kassa dan segera rujuk ke Puskesmas.
 Trauma mekanik
• Penderita segera dirujuk ke Puskesmas/RS.
• Trauma radiasi/panas segera rujuk ke Puskesmas.
Pencegahan: jangan bermain dengan/membawa benda tajam atau benda-benda lain yang
berbahaya, jangan memandang langsung cahaya yang menyilaukan, hati-hati ketika
menggunakan zat-zat kimia.
MODUL 5

Kesehatan Indera Pendengaran


Bagian-bagian
Telinga
Tanda Telinga Sehat

1. Mempunyai daun telinga dan liang telinga


2. Tidak keluar cairan dari telinga
3. Mempunyai pendengaran yang baik
Gangguan Pendengaran

1. Akibat Bising
Berhubungan dengan lingkungan (pabrik, musik yang keras, lalu lintas, dll) dan kebiasaan
sehari-hari (penggunaan alat untuk mendengarkan musik).
 Pencegahan:
 Hindari lingkungan yang bising
 Hindari suara yang keras
 Kurangi kontak dengan bising
 Mengurangi sumber bising
2. Akibat Obat
Penggunaan obat yang terlalu lama dan jumlah dosis tidak sesuai.
 Pencegahan:
 Hindari minum obat tanpa anjuran dari tenaga kesehatan

3. Akibat Menyelam
Disebabkan akibat adanya tekanan pada rongga udara yang ada dalam tubuh termasuk pada rongga telinga.
 Pencegahan:
 Latihan Valsava
 Jaga saluran telinga tetap bersih
 Hindari penggunaan penutup telinga saat menyelam
Penyakit Telinga

1. Keluar cairan dari telinga (congek) 2. Serumen (kotoran telinga)


• Terjadi akibat infeksi Pencegahan:
• Gendang telinga robek  Hindari liang telinga kemasukan air
Pencegahan: Periksakan ke Puskesmas  Bila kotoran keras, langsung rujuk
Pemeliharaan Pendengaran

 HINDARI:  ANJURAN:
1. Minum obat sembarangan 1. Segera berobat bila batuk pilek
2. Membersihkan telinga dengan bulu ayam, 2. Gunakan cutton bud yang benar
batang rumput, batang korek api
3. Keringkan liang telinga dengan benar
3. Membiarkan bising tang terus menerus
4. Menghindari musik/suara yang keras
MODUL 6

Imunisasi
 Imunisasi :
Proses menghasilkan kekebalan pada seseorang dengan cara pemberian bahan imunobiologik (vaksin).
 Manfaat imunisasi:
Memberikan kekebalan pada seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau sakit ringan.
 Cara Pemberian:
1. Secara oral (melalui mulut): Imunisasi Polio
2. Melalui suntkan: Imunisasi Hepatitis B, BCG, DPT/ HB, Campak, DT, TT
 Tempat Mendapatkan Pelayan Imunisasi:
a. RS
b. Puskesmas
c. Klinik Bersalin
d. Dokter Praktek
e. Bidan Praktek
f. Sekolah (pada saat BIAS)
g. Posyandu
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan
Imunisasi

 Difteri
 Pertusis
 Tetanus
 Tuberkulosis
 Campak
 Poliomielitis
 Hepatitis B
Sasaran dan Jenis Imunisasi yang
Diberikan

a. Pada Bayi (0 – 11 bulan): Imunisasi Hepatitis B, BCG, Polio, DPT/ HB dan Campak
b. Anak Usia SD (kelas 1, 2 dan3): DT, Campak dan TT
c. Pada WUS (15-39 tahun): TT
MODUL 7

Pengetahuan Gizi (Dasar Ilmu Gizi)


Fungsi Makanan

 Sebagai zat pembangun


Kelompok protein dan mineral yang terdapat dalam telur, tahu, tempe, daging, ikan dan lain-
lain.
 Sebagai sumber tenaga
Kelompok hidrat arang dan lemak terdapat dalam makananpokok, seperti nasi, bihun, mie,
tepung-tepungan, gula, minyak goreng, mentega dan lain-lain.
 Sebagai zat pengatur
Kelompok sayuran dan buah.
Zat Gizi

 Dalam makanan terdapat 5 (lima) kelompok zat gizi yaitu :


1. Karbohidrat
2. Protein
Protein nabati (tumbuhan) seperti tahu, tempe, kacang kedelai dan kacang-kacangan yang
lain. Protein hewani seperti daging, telur, ikan dan lain-lain.
3. Lemak
Lauk-pauk (daging berlemak) dan minyak (minyak goreng)
4. Vitamin
Sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar
5. Mineral
Lauk pauk atau sayuran
Gizi Seimbang
Masalah Gizi

1. Kurang Energi Protein 2. Anemia Gizi Besi


Suatu kondisi dimana jumlah asupan zat gizi yaitu Suatu kondisi pada Peserta didik dengan kadar
energy dan protein kurang dari yang dibutuhkan. haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal ( kurang <12 gr %).
Tanda-tanda:
a. Kurus
Tanda-tanda:
b. Pendek a. Lesu
b. Lemah
c. Letih
d. Lelah
e. Lalai
3. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 4. Kurang Vitamin A (KVA)
 Suatu gejala yang diakibatkan oleh Tanda-tanda fisik masalah kurang Vitamin A sulit
kekurangan asupan yodium dalam makanan dikenali oleh awam kecuali oleh petugas oleh
sehari – hari yanag dalam jangka waktu lama. petugas kesehtan terlatih. Akibat buruk dan
Akibat buruk GAKY adalah Peserta didik kurang vitamin A adalah menurunnya daya tahan
menjadi lamban sulit menerima pelajaran. tubuh Peserta didik terhadap penyakit infeksi
Tanda-tanda: Pembesaran kelenjar gondok sehingga peserta didik mudah sakit.Disamping itu
Vitamin A terkait dengan fungsi penglihatan.
5. Gizi Lebih (Obesitas)
Suatu kondisi yang diakibatkan oleh jumlah
asupan energi yang melebihi kebutuhan. Akibat
buruk dari Gizi lebih pada Peserta didik adalah
beresiko tinggi untuk mengalami penyakit
jantung, diabetes dan darah tinggi pada usia muda.
Cara Menilai Status Gizi

Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh Contoh:


keseimbangan antara asupan zat gizi dan Seorang anak perempuan 13 tahun 7 bulan 26 hari dengan tinggi
kebutuhan zat gizi oleh tubuh untuk berbagai badan 152 cm dan berat badan 46,5 kg. Hitung IMT/U dan
proses biologis. Keadaan gizi seseorang dapat tentukan kategori status gizinya.
dinilai dengan menggunakan indikator status gizi JAWAB:
yang sesuai.
IMT = BB (kg)/TB (m) x TB (m)
= 46,5/(1,52) 2
= 46,5/2,3
= 20,1

Dengan IMT = 20,1 maka kategori status gizi anak perempuan


umur 13 tahun adalah NORMAL (Lihat Tabel IMT/U)
Tabel IMT
MODUL 8

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)


Memberikan pertolongan pertama kepada korban kecelakaan dan kegawatdaruratan dengan
cepat dan tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan (dokter/puskesmas/RS).

 Tujuan:
a. Mencegah cedera bertambah parah
b. Menunjang upaya penyembuhan
 Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku P3K adalah :
P = Penolong mengamankan diri sendiri lebih dahulu sebelum bertindak
A = Amankan korban dari gangguan di tempat kejadian sehingga bebas dari bahaya
T = Tandai tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa di tempat itu ada kecelakaan
U = Usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau yang berwajib (polisi/keamanan setempat)
T = Tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat
Peralatan P3K

 Bahan yang minimal harus tersedia :


1. Bahan untuk membersihkan tangan misalnya : sabun, alkohol 70 %
2. Obat untuk mencuci luka misalnya : air bersih, povidone iodine, rivanol
3. Obat untuk mengurangi rasa nyeri misalnya : parasetamol
4. Bahan untuk menyadarkan misalnya : minyak angin, minyak kayu putih

 Alat minimal yang disediakan :


1. Pembalut gulung
2. Pembalut segitiga
3. Kapas
4. Plester
5. Kasa Streril
6. Gunting
7. Pinset
Pelaksanaan P3K

1. Periksa Kesadaran
2. Beritahukan kepada orang lain bahwa ada korban kecelakaan dan minta tolong untuk mencari bantuan kepada orang yang lebih
ahli.
3. Periksa jalan nafas (AIRWAY)
4. Periksa pernafasan korban (BREATHING)
5. Periksa tanda-tanda peredaran darah (CIRCULATION)
6. Periksa keadaan lokal dan perhatikan keluhannya

7. Tanyakan kepada korban apakah korban ada rasa sakit? Minta tunjukkan tempat yang sakit. Apakah ada luka? Harus diperiksa
dan diperhatikan pula apakah ada luka lainnya, beritahu korban bahwa ia akan ditolong dan ajaklah bercakap-cakap.
8. Khusus korban akibat kecelakaan lalu lintas : segera hubungi polisi dan tandai tempat kecelakaan dan posisi korban untuk
kepentingan penyelidikan.
Keadaan Khusus

1. Gangguan Peredaran Darah Berat (Syok/Pingsan)


 Tindakan P3K:
 Penyebab:
a. Muntaber a. Bawa korban ke tempat teduh & aman
b. Luka bakar yang luas b. Tidurkan terlentang di tempat yang rata tanpa bantal
c. Nyeri yang hebat
c. Kepala lebih rendah dari kaki
d. Tidak tahan terhadap obat/bahan kimia tertentu
d. Anggota badan kaki dan tangan diluruskan
e. Kerusakan otot jantung

f. Kukurangan zat gula e. Pakaian korban dilonggarkan


 Penggolongan: f. Tenangkan korban dan usahakan agar badan tetap hangat
a. RINGAN: pucat, kulit dingin, nadi lemah & cepat (100/menit), rasa haus g. Bila ada luka atau perdarahan, rawat luka dan hentikan
b. SEDANG: pucat, kulit dingin, gelisah, nadi>100/menit, BAK sedikit perdarahannya
c. BERAT: sangat pucat, kulit dingin, mata terlihat cekung, pernafasan cepat dan tidak h. Bila ada patah tulang kerjakan pembidaian
teratur, nadi susah teraba, tidak dapat BAK

i. Bila muntaber berikan oralit


2. Perdarahan
 Tindakan P3K:
 Penyebab: Putusnya pembuluh darah atau perlukaan
pada pembuluh darah a. Bagian anggota badan yang berdarah
ditinggikan
 Penggolongan:
b. Lindungi luka dengan perban yang steril.
a. Berdasarkan lokasi darah mengalir:
c. Tekan luka atau pembuluh darah yang putus
 Perdarahan keluar: darah menyembur, dengan kain kasa steril, kemudian letakkan
warna darah merah segar benda keras diatasnya seperti pensil atau
bolpoin (ke arah tubuh atau jantung/proksimal)
 Perdarahan ke dalam: darah mengalir ke dalam rongga tubuh lalu dibalut secara erat 15 menit dan
b. Berdasarkan pembuluh darah yang putus: dikendorkan selama 1 menit selang-seling.

 Nadi/ Arteri: darah menyembur, warna darah merah segar d. Segera bawa penderita ke dokter, puskesmas
atau rumah sakit.
 Balik/ Vena: darah tidak menyembur, warna darah merah
kecoklatan
 Kapiler: darah merembes, warna darah merah tua
Pembalutan

 Fungsi:
1. Menutup luka
2. Melakukan penekanan pada bagian tubuh yang sakit
3. Mengatasi pergerakan
4. Mengikat bidai
5. Menghentikan/ mengurangi perdarahan
Macam Pembalutan

 MITELA
Digunakan untuk:
1. Pembalutan Kepala
2. Menggendong Tangan
3. Pembalutan di Siku
4. Pembalutan di Tangan
 FUNDA  PLATENGA
Digunakan untuk pembalutan di telapak kaki. Digunakan untuk pembalutan pada perut atau
panggul.
MODUL 9

NAPZA
NAPZA

NAPZA adalah singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

 JENIS NAPZA:
a. Nikotin
Nikotin yang terkandung pada rokok memacu kerja otak, mempersempit pembuluh darah, dan
membuat jantung bekerja lebih keras. Kebiasaan merokok berkaitan dengan 25 jenis penyakit
pada manusia, separuh diantaranya meninggal. Menghirup asap rokok orang lain (merokok
pasif) juga hampir sama bahayanya dengan merokok (merokok aktif).
b. Alkohol
Terdapat pada minuman keras (bir, wiski, anggur, TKW, dan sebagainya).
Alkohol menyebabkan:
o mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadet
o terlibat kekerasan atau perbuatan merusak
o ketidak mampuan belajar dan mengingat
o kecelakaan (karena mabuk ketika berkendaraan)
o kepribadian berubah, hubungan dengan orang lain rusak.
c. Ganja
d. Heroin (Putauw)
Ganja disebut juga mariyuana atau cimeng,
berasal dari tanaman ganja. Ganja berupa tanaman Putauw adalah istilah gaul, artinya bubuk putih.
kering dirajang, setelah itu dilinting dan disulut. Disalahgunakan dengan diisap melalui hidung
Ganja menimbulkan khayal (halusinasi) dan setelah dibakar atau disuntikkan ke pembuluh
menyebabkan reaksi tubuh lamban, daya ingat darah. Heroin merusak hati, jantung dan otak. Jika
terganggu, sulit memusatkan perhatian, menyuntik bergantian, bahaya tertular penyakit
berubahnya perasaan akan waktu (sebentar dirasa HIV/AIDS, yang belum ada obatnya. Kekebalan
lama) dan jarak (dekat dirasa masih jauh). tubuh turun sehingga mudah terserang penyakit
dan meninggal.
e. Penenang atau Obat Tidur
Digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan tidur, cemas dan otot-otot tegang pada
pasien. Jika digunakan tanpa pengawasan dokter berarti melanggar hukum. Jika minum dalam
dosis tinggi, kehilangan kesadaran dan meninggal. Minum lebih dari satu butir pil penenang/
obat tidur sangat berbahaya. Apalagi jika dicampur Napza lain. Jika diminum bersama
alkohol, meningkatkan pengaruh obat, sehingga dapat meninggal.
f. Ekstasi dan Sabu
Ekstasi (MDMA) dan shabu (metamfetamin) memacu ke otak. Ekstasi, artinya rasa gembira
dan shabu adalah istilah gaul. Ekstasi menyebabkan rahang kaku dan tubuh bergerak-gerak
(tripping), berkeringat dan haus, lalu murung, nafsu makan hilang dan letih. Dapat meninggal
karena pembuluh darah otak pecah. Jika memakai shabu, melihat atau mendengar sesuatu
yang tidak ada, curiga dan dorongan bunuh diri, dapat terjadi gangguan jiwa.
g. Inhalansia/Solven (bahan mudah menguap)
Disalahgunakan dengan cara dihirup. Sering disebut ‘ngelem’. Sangat berbahaya karena zat
itu segera bekerja pada otak setelah diserap paru-paru. Pengaruhnya seperti alkohol. Dapat
menyebabkan kematian, juga merusak organ tubuh seperti hati, otak, ginjal, paru, dan
sumsum tulang.
LEMBARAN
KARTU
PENCEGAHAN

 Hindarilah pergaulan dengan teman atau lingkungan yang tercemar NAPZA


 Berani mengatakan tidak terhadap bujukan atau ajakan teman-teman untuk menggunakan
jenis NAPZA apapun
 Aktif dalam kegiatan-kegiatan yang positif seperti olahraga, kesenian, paskibra,
keagamaan, dll.
MODUL 10

Pemeriksaan Kesehatan Peserta


Didik SD dan MI
Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan
penyakit, meliputi:

1. Kebersihan Perorangan
 Kepala Pencegahan:
• Mencuci rambut dengan sampo
a. Rambut
• Menjaga kebersihan sisir yang dipakai
Gejala rambut rusak: • Jangan menggunakan minyak rambut
• kusam yang berbau merangsang dan mudah
lengket
• mudah rontok/mudah dicabut
• berbau busuk
• terdapat kutu/ketombe
b. Telinga
Gejala sakit telinga: Pencegahan:
• Daun telinga dibersihkan waktu mandi kemudian
• pendengaran berkurang dikeringkan dengan handuk atau kapas bersih
• terdapat cairan berwarna keruh dan berbau busuk • Jangan mengorek-ngorek telinga terutama dengan
menggunakan benda-benda tajam
• nyeri jika terdapat bisul • Bila telinga terasa sakit atau ketajaman
pendengaran berkurang segera berobat ke
Puskesmas/dokter
c. Mata
Mata sehat adalah yang tidak terdapat kotoran di sudut mata, tidak berwarna merah dan tidak
bengkak, dapat mengenal orang pada jarak 6 meter dan tidak kabur waktu membaca

Pencegahan:
 Membaca di tempat yang terang
 Jangan membaca sambil tiduran
 Makan makanan yang bergizi, terutama sayuran dan buah-buahan yang mengandung
vitamin A
 Memelihara kebersihan lingkungan
 Bila ada kelainan pada mata segera berobat ke Puskesmas/dokter
- Pemeriksaan ketajaman penglihatan
Ketajaman penglihatan peserta didik perlu diperiksa paling sedikit sekali dalam 3 bulan dengan
menggunakan kartu Snellen.
Tahap 1 : Meletakkan kartu Snellen pada jarak 6 meter dan baris tengah terletak setinggi garis mata anak
yang akan diperiksa
Tahap 2 : Anak yang akan diperiksa dalam posisi duduk atau berdiri
Tahap 3 : Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan, mata kiri ditutup menggunakan penutup mata
(okluder) atau dengan telapak tangan penekanan
Tahap 4 : Anak diminta membaca tiap huruf pada Kartu Snellen mulai dari baris atas ke bawah
Tahap 5 : Penulisan hasil pemeriksaan tajam penglihatan mata kanan sesuai dengan angka yang tertulis di
sebelah kiri dari baris terbawah huruf Snellen yang dapat dibaca penderita
Tahap 6 : Apabila tajam penglihatan kurang dari 6/6 maka peserta didik dirujuk ke Puskesmas untuk
mendapatkan pemeriksaan selanjutnya
Tahap 7 : Pemeriksaan mata kiri sesuai dengan tahap 3 s/d 6 diatas
d. Hidung
Gejala penyakit pada hidung:
• sering pilek.
• sering keluar darah dari hidung (mimisan)
• terdapat benjolan yang mudah berdarah (polip)
Pencegahan:
• membersihkan hidung dengan kapas/sapu tangan/tisu bersih
• makan makanan bergizi dan istirahat yang teratur
• jangan mengorek-ngorek hidung
• jika terdapat keluhan pada hidung (sering pilek, mimisan, polip) segera berobat ke Puskesmas/dokter
e. Gigi dan mulut
Gejala penyakit gigi dan mulut:
• gigi berlubang disertai/ tidak disertai nyeri, terdapat kotoran/karang
• gusi bengkak, luka, berdarah
• lidah kotor dan sariawan
• bibir pecah-pecah/sudut-sudut bibir luka
Pencegahan:
• menggosok gigi secara benar dan teratur
• memakai sikat gigi sendiri
• menghindari makanan yang merusak gigi
• membiasakan makan buah-buahan terutama yang mengandung Vitamin C
• memeriksa kesehatan gigi dan mulut secara rutin (6 bulan sekali) ke Puskesmas/dokter gigi
• jika merasa gigi ngilu/ sakit segera berobat ke Puskesmas/dokter gigi
f. Leher
Gejala penyakit pada leher:
• bercak-bercak putih/ bersisik (panu, kurap)
• Benjolan
Pencegahan:
• mandi secara teratur dengan memakai sabun
• memakai handuk bersih
• memakai pakaian bersih
g. Tangan dan kaki Pencegahan:
Gejala penyakit pada tangan dan kaki: • menjaga kebersihan tubuh
• bercak-bercak putih/bersisik (panu, kurap) • memakai handuk yang bersih
• luka/korengan • memotong kuku secara teratur
• bisul • mencuci tangan sebelum makan
• cantengan (radang bawah/ pinggir kuku) • mencuci kaki sebelum tidur
• kuku tampak keruh kehitaman (jamur pada
kuku)
• tangan dan kuku kotor
 Badan
Gejala penyakit pada badan:
kulit sekitar badan terdapat bercak-bercak/bersisik (panu/kurap), koreng, bisul.
Pencegahan:
• membersihkan badan secara teratur
• menggunakan handuk yang bersih dan tidak memakai handuk bekas orang lain
• memakai pakaian yang bersih dan jangan bergantian dengan pakaian orang lain
• mengganti pakaian jika berkeringat
• jika terdapat kelainan pada badan segera berobat ke Puskesmas/dokter
2. Pemeriksaan Berat Badan dan Tinggi Badan
b. Mengukur Tinggi Badan
Cara mudah untuk mengetahui pertumbuhan badan anak
yaitu dengan menimbang berat badan dan mengukur Alat yang dipakai dapat berupa: alat pengukur
tinggi badan secara berkala yang dapat disesuaikan tinggi badan yang sudah menjadi bagian dari
dengan Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS). timbangan, microtoir, pita pengukur (cm) yang
ditempel pada dinding yang rata; sebagai alat
a. Menimbang Berat Badan
bantu adalah lempengan kayu atau karton.
Timbangan yang dipakai dapat berupa timbangan
dewasa, timbangan kamar mandi (Spring Bathroom
Scale), timbangan barang.

Anda mungkin juga menyukai