Anda di halaman 1dari 12

3/9/2018

 Pentingnya pertanian
 Sejarah pertanian dunia
 Sejarah pertanian Indonesia – pra kolonial-kolonial
 Sejarah pertanian pasca kemerdekaan
 Pertanian – Era pasar
 Sejarah mencatat bahwa pertanian merupakan sektor
yang sangat krusial untuk memenuhi kebutuhan manusia,
terutama kebutuhan pangan.
 Pertanian merupakan sektor penting sepanjang masa.
Karena jumlah penduduk yang bertanbah, maka cara
pemenuhan kebutuhan pangan pun berbeda.
 Pertanian merupakan penyedia bahan baku baik untuk
kebutuhan primer (pokok) maupun kebutuhan
sekunder(tambahan), barang lux.
 Perkembangan suatu negara diawali dengan
perkembangan pertanian. Hal ini karena pada umumnya
pada awal peradaban manusia, kebutuhan yang utama
adalah pangan.
 Peradaban timur tengah pada abad 8-18an sangat
tergantung dengan sektor pertanian.
 Eropa dan Amerika juga mengalami awal pertumbuhan
perekonomian dari pertanian.
 Pada awalnya pertanian hanya bersifat subsisten dan
nomaden, tradisional.
 Hingga pada awal abad 18 mulai terjadi upaya untuk
meningkatkan produktifitas karena jumlah penduduk yang
semakin meningkat dan adanya kelangkaan tenaga kerja.
 Sejarah ini dikenal dengan revolusi hijau  upaya
peningkatan produksi secara massive dengan
menggunakan berbagai paket teknologi.
 Revolusi hijau menyebar hampir ke seluruh negara di
dunia.
 Negara-negara lain mengadopsi revolusi hijau pada waktu
dan cara yang berbeda.
 Negara yang cepat mengadopsinya : Jepang, New Zaeland,
dll dengan segala bentuknya.
 Negara yang dalam kategori lambat dalam
mengadopsinya: Indonesia, Malaysia, dll.
 Negara yang sangat lambat: Papua New Ginia.
 Pada awalnya, Indonesia mengalami perkembangan pertanian yang
hamper sama dengan perkembangan pertanian dunia.
- Nomaden
- Subsisten
- Tradisional
 Adanya pemerintahan pada saat itu (pra colonial-kolonial) sangat
mempengaruhi cara bercocok tanam (berusaha tani).
 Pada zaman kerajaan, sudah ada upaya peningkatan produksi
dengan penciptaan alat. Meskipun alat tersebut bersifat sederhana
 Pada zaman penjajahan, pemerintah kolonial memperkenalkan
peralatan (teknologi) pertanian.
 Hal ini karena tuntutan pemerintah Belanda untuk mencapai produksi
tertentu (baik kuantitas maupun kualitas).
 Selain itu adanya model tanam paksa. Artinya lahan milik petani
dipaksa untuk ditanami komdoitas tertentu yang memiliki nilai
ekonomi tinggi pada saat itu.
 Bagi yang tidak memiliki lahan dipaksa untuk ikut bekerja sebagai
tenaga kerja.
 Setelah Indonesia merdeka, pemerintah berupa meningkatkan
produksi sektor pertanian.
 Tahun 1960an pemerintah mengadopsi revolusi hijau dengan
berbagai program pertanian yang dikeluarkan.
- INMAS : Instruksi Masyarakat
- BIMAS : Bimbingan masyarakat
 Revolusi hijau terbukti dapat meningkatkan produktivitas lahan.
Sebelum adanya revolusi hijau produktivitas lahan (khusus tanaman
padi) < 4 ton/ha. Setelah adanya revolusi hijau produktivitas lahan
menjadi ± 7 ton.
 Semenjak diperkenalkan oleh Adam Smith pada 18, perkembangan
produksi pertanian digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasar. Artinya,
produksi tidak hanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
(subsistensi), akan tetapi juga diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.
 Pada periode ini Kekuatan Permintaan dan Penawaran (harga) menjadi
kuncinya. Berlakulah system pasar.
 Dalam konteks yang lebih luas, perdagangan antar negara muncul. Negara
yang kelebihan produksi dapat mengekspor, sedangkan negara yang
kekuarangan produksi dapat mengimpor. Dikenal dengan perdagangan
internasional.
 Tentu, perdagangan internasional ini memiliki system (pengendalinya)
- kuota
- tarif
 Perdagangan internasional mengarah pada system perdagangan pasar bebas,
artinya tidak ada hambatan perdagangan seperti tariff impor, dan kuota impor.
 Siapakah yang lebih diuntungkan?
- Jika harga dalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan harga dunia, maka
adanya pengurangan tariff dan kuota akan menguntungkan konsumen
- Jika harga barang dalam negeri lebih murah dibandingkan dengan harga dunia,
maka adanya pengurangan tariff dan kuota akan menguntungkan produsen.
 Dunia berlomba-lomba untuk meningkatkan produksi.

Anda mungkin juga menyukai