PROTEIN
A. PENDAHULUAN
Protein berasal dari bahasa Yunani Proteios
berarti Utama.
Protein merupakan makromolekul penyusun
lebih dari 50% berat kering seluruh organisme.
E. coli mempunyai sekitar 5000 senyawa organik,
3000 berupa protein.
Manusia diperkirakan mempunyai sekitar
5.000.000 protein
Di alam diperkirakan ada 1010-1012 jenis protein
Protein mempunyai berbagai fungsi dari sifat
katalitik sampai tanggap toksik, Tabel 1.
Contoh struktur protein struktural dan fungsional
pada Gambar 1.
Tabel 1. Penggolongan protein berdasarkan fungsi biologinya
FUNGSI JENIS CONTOH
Katalitik Enzim Lipase, Protease, Isomerase, Papain
Struktural Protein struktural Kolagen (pengikat jaringan dan tulang);
a-Keratin (rambut, kulit); Elastin, Fibroin
(serat sutra), Proteoglikan.
Penyimpanan Protein transport Kasein (susu); Ovalbumin (telor); Feritin
(zat makanan) (penyimpan besi); Gliadin (gandum), dll
Pengangkutan Protein transport Serum Albumin (asam lemak), Hemoglobin
(zat makanan) (oksigen), Lipoprotein (lipid)
Motil (mekanik) Protein Kontraktil Aktin, Miosin (otot), Tubulin, Kinesin
Pengatur/ Protein Hormon Insulin; Hormon tumbuh; Represor
regulator (mengatur biosintesis enzim); Hormon
(metabolisme) Paratiroid ( mengatur transport Ca2+)
Perlindungan Antibodi Imunoglobulin, vaksin
(kekebalan, Protein Fibrinogen, Trombin
darah) Penggumpal
Tanggap toksik Protein Toksin Bisa ular, toksin bakteri (bortulisme, difteri);
Risin (tumbuhan beracun)
Gambar 1. (a) Protein struktural umumnya berupa serat dan tidak larut dalam
air, contoh kolagen yang tersusun dari 3 rantai polipeptida. (b) Protein dengan
fungsi metabolik, strukturnya kompak benrbentuk globular, contoh Myoglobulin.
Bentuk foding menyebabkan rantai samping hidrofilik terletak di luar sehingga
mudah larut dalam air.
B. STRUKTUR PROTEIN
Protein tersusun oleh 20 asam amino, membentuk
ikatan peptida. Bila terdapat beberapa peptida
disebut Oligopeptida, bila banyak disebut
Polipeptida atau Protein. Gambar 2.
Protein bisa merupakan satu rantai polipeptida
maupun beberapa rantai polipeptida yang satu
dengan lainnya membentuk ikatan atau interaksi
tertentu.
Perbedaan komposisi dan urutan asam amino
penyusunnya membuat perbedaan sifat protein satu
dengan lainnya. Tabel 2.
Residu asam amino sekitar 100 sampai 1800 lebih,
dengan kisaran Mr antara 12.000 sampai lebih dari
106, Tabel 3.
Gambar 2.
(a). Reaksi pembentukkan ikatan
peptida.
(b) Rantai polipeptida dengan rantai (a)
utama berbentuk planar, lainnya berupa
rantai samping asam amino (R).
(b)
Tabel 2.
Komposisi asam
amino beberapa
protein (%)
Catatan :
RNase : Ribonuklease A
sapi, 124 aa, tanpa
triptopan.
ADH : Alkohol
Dehidrogenase hati
kuda, 374 aa.
Mb : Myoglobulin,
sperma ikan paus, 153
aa, tanpa sistein
Histon H3 : DNA binding
protein di kromosom,
135 aa. Banyak Arg &
Lys, tanpa trp.
Kolagen : protein
struktural ekstraseluler,
ada aa tidak umum,
banyak Gly & Pro,
tanpa Cys & Trp,
kurang aa aromatik.
Tabel 3. Data molekuler beberapa protein
Ala-Phe-Cys-Leu-Glu-Gly-Val
(b)
Gambar 3. Struktur
primer protein
(a) Urutan asam amino,
(b) urutan asam amino
dengan 4 ikatan
disulfida dari RNA sapi
B.2. STRUKTUR SEKUNDER
Struktur sekunder (Gambar 4) merupakan
struktur primer ditambah dengan
Ikatan hidrogen antar residu asam amino
berdekatan
Ikatan H membentuk folding untuk meminimumkan
driving force gugus hidrofobik dengan pelarut.
Struktur a-Heliks, ikatan H pada satu rantai
polipeptida. Merupakan penyusun utama protein
serat seperti a-Keratin dalam rambut, wol dan kuku.
Struktur lembaran b-berlipat ikatan H terjadi antar
rantai polipeptida, contoh struktur ini terdapat pada
sutera.
Protein serat (Fibrous) merupakan pengulangan
struktur sekunder, biasanya tidak larut dalam air.
Gambar 4.
Struktur sekunder protein
berupa a-Heliks dan
lembaran b-berlipat (b-
pleted sheet)
a-Heliks b-Sheet
B.3. STRUKTUR TERSIER
Struktur tersier terjadi karena beberapa interaksi
rantai samping, menyebabkan struktur
polipeptida yang lebih stabil, Gambar 5,
Interaksi yang terjadi :
Ikatan disulfida,
Ikatan Hidrogen
Interaksi Hidrofobik dan
Interaksi Ionik
Struktur tersier tersusun oleh satu rantai
polipeptida
Struktur tersier terdapat pada Protein Globular,
dengan konformasi yang fleksibel untuk
menjalankan fungsi biologinya.
(a) (b)
(c)
Gambar 7.
Struktur tiga dimensi
Ribonuklease (a), hasil analisis
diffraksi sinar-X (b) dan
penggambaran abstraksi rantai
polipeptida bentuk b-strand
(panah datar) dan a-heliks (pita
spiral)(c).
Gambar 8. Hubungan antara struktur primer, sekunder, tertier
dan kuartener
Gambar 9.
Ilustrasi bentuk struktur
primer, sekunder, tersier
dan kuartener
C. PROTEIN KONJUGASI
Protein Konjugasi adalah protein yang mempunyai
atau terikat secara permanen dengan senyawa bukan
asam amino.
Gugus Prostetik adalah senyawa non asam
mainonya.
Pengelompokkan dilakukan berdasarkan sifat gugus
prostetiknya, Tabel 4.
Lipoprotein adalah protein yang berkonjugasi dengan
lipid, merupakan komponen plasma darah yang
berfungsi sebagai transport lipid ke bagian tenpat
sintesis membran.
Glikoprotein adalah protein yang mempunyai bagian
karbohidrat, biasanya merupakan ekstraseluler protein,
seperti Fibronektin dan Proteoglikan merpakan kulit sel
serta membran sel. Imunoglobulin G merupakan
antibodi glikoprotein yang terdapat di darah.
Tabel 4
Nukleoprotein mempunyai gugus prostetik RNA
atau DNA, berperan dalam penyimpanan dan
transmisi informasi genetik. Ribosom merupakan
tempat sintesis protein. Partikel Virus dan
kromosom protein dengan asam nukleat.
Fosfoprotein adalah protein yang mempunyai
gugus fosfat yang teresterifikasi pada gugus OH
dari serin, treonin atau tirosin. Kasein merupakan
protein yang banyak mengandung fosfat, berfungsi
untuk pertumbuhan anak.
Metaloprotein bisa sebagai penyimpan metal
(contoh feritin), maupun sebagai kofaktor enzim
yang berperan pada aktifitas katalitik.
Hemoprotein, merupakan subklas dari
metaloprotein, karena heme merupakan senyawa
Fe-protoforpirin.
Flavoprotein mengandung gugus flavin yang
penting dalam oksidoreduktase.
D. SIFAT ASAM BASA PROTEIN
Derivat DNP-peptida