Psikometri - D
ITEM
Analisis item adalah analisis terhadap item untuk memperoleh informasi tentang kualitas
item.
Akan diperoleh informasi yang menjadi jawaban mengapa tes yang bersangkutan valid
atau tidak valid, reliable atau tidak reliable.
• Analisis ini dilakukan terhadap item dari tes yang mengukur atribut psikologis yang
termasuk kategori ability maupun personality.
• Karakteristik item yang berkualitas baik adalah, pertama item dipersepsikan sama oleh
Analisis item semua orang yang membacanya dan yang kedua item memenuhi kriteria
yang telah adalah ditetapkan oleh Thorndike, Edward dan Azwar
• Terdapat dua cara dalam analisis kualitatif ini yaitu pertama penyusun tes melakukan
diskusi dengan para akhli perilaku dan akhli bahasa, untuk memperoleh masukan
tentang isi item.
• Yang kedua penyusun mengumpulkan sejumlah sampel subjek yang akan menjadi
sasaran ukur dari instrumen yang dibuat. Lakukan diskusi dengan mereka bilamana
ditemukan isi item yang dipersepsi berbeda, dapat dilakukan revisi.
• Kedua langkah tersebut dapat dilakukan berurutan atau cukup salah satu langkah
saja, bilamana dipandang cukup informasi untuk memperbaiki item sehingga
diperoleh item yang berkualitas baik.
KUANTATIF
dilaksanakan untuk menganalisis item dari tes yang digunakan untuk
Cara Analisis Item mengukur atribut ability. Yang dimaksud dengan analisis item menurut
pendekatan ini adalah penggunaan prosedur statistik terhadap jawaban
subjek atas item untuk memeriksa kemampuan item dalam hal
membedakan individu, mengukur tingkat kesulitan item dan memeriksa
kualitas distraktor dari item.
• Analisis item jenis distractor analysis dilaksanakan untuk menjawab pertanyaan "bagaimana
responden memilih respon pada setiap item?"
• Sedangkan jawaban terhadap pertanyaan "berapa orang responden yang menjawab benar
dan yang menjawab salah?”, dijawab dengan analisis tingkat kesulitan item.
Dengan demikian setiap respon subjek terhadap item mengga m barkan ikatan
langsung dengan item sebagai stimulus dari perilaku atau atribut perilaku yang diukur
oleh item itu.
Dalam suatu tes ability dimana jawaban subjek atas item dapat dinilai benar atau salah,
maka respon satu dinilai benar adalah jika responden berhasil atau mampu memberikan
respon yang tepat sesuai dengan yang diharapkan, dan jika gagal berarti sebaliknya.
• Dalam pengukuran atribut personality, respon subjek tidak dapat dinilai
dengan benar atau salah. Oleh karena itu, analisis tingkat kesulitan item hanya
dilakukan terhadap item yang digunakan untuk mengukur atribut ability.
• Stategi psikometri mendefinisikan istilah sulit dari banyaknya responden yang
menjawab salah pada item.
• Tingkat atau derajat kesulitan suatu item yang disebut sebagai facility index,
diperoleh dengan cara membandingkan jumlah subjek yang menjawab salah
terhadap item yang dianalisis dengan jumlah subjek yang diukur.
• Formulanya :
IF = n : N
IF = Indeks facility
n = Jumlah subjek yang jawab salah
N = Jumlah subjek seluruhnya
• Indeks facility dapat pula disrtikan tingkat kemudahan suatu item, namun
mengandung konsekuensi dalam perhitungannya harus menggunakan data berupa
jumlah subjek yang menjawab benar dibandingkan dengan subjek seluruhnya.
• Item yang memiliki tingkat kesulitan rendah (indeks mendekati nol) ditempatkan
pada nomor-nomor awal. Diikuti item yang memiliki tingkat kesulitan yang lebih
tinggi, sampai pada nomor urit terakhir yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi.
• Penomoran dilakukan untuk membuat responden termotivasi dalam mengerjakan
tes karena diawali oleh yang mudah terlebih dahulu.
2. Analisis Distraktor
• Distraktor adalah pilihan jawaban salah yang terdapat pada item tipe multiple
choice dari instrument yang mengukur atribut ability.
• Item yang baik adalah yang memberi peluang pada setiap distractor untuk
dipilih oleh subjek dalam proporsi yang sama.
• Formula : Di = ni : N
Di = proporsi distractor ke i
n = jumlah responden yang pilih distractor i
N = jumlah responden yang jawab salah
• Karakteristik item yang baik ditinjau dari distraktornya adalah yang memiliki
peluang sama, dengan dasar pemikiran bahwa responden yang memahami
persoalan yang ditanyakan akan memilih jawaban benar.
• Responden yang tidak memahami persoalan akan memilih secara random
diantara beberapa kemungkinan yang tersedia.
• Oleh karena itu, setiap pilihan jawaban salah (distractor) harus memiliki
peluang yang sama untuk dipilih responden.
2. Analisis Diskriminasi
• Daya diskriminasi atau daya pembeda suatu item menunjukkan kemampuan item dalam membedakan subjek atau responden
yang memang memiliki perbedaan. Subjek yang memperoleh skor keseluruhan yang tinggi menjawab benar pada item yang
dianalisis dan subjek yang memperoleh skor total rendah menjawab salah pada item yang dianalisis.
• Daya pembeda atau discriminating power dari suatu item akan sama dengan nol jika orang-orang yang mendapat skor rendah
untuk keseluruhan item menjawab benar pada item yang dianalisis.
• Daya pembeda akan bernilai positif ( lebih besar dari 0 ) jika orang-orang yang mendapat skor tinggi untuk keseluruhan tes
cenderung menjawab benar pada item yang dianalisis. Sebaliknya nilai daya pembeda akan negatif (lebih kecil dari 0) jika
orang-orang yang mendapat skor rendah untuk keseluruhan tes pada umumnya menjawab benar pada item yang dianalisis.
• Tegasnya daya pembeda ini akan menunjukkan kemampuan item untuk membedakan responden yang kuat motivasinya, mana
yang lemah (jika atribut yang diukur adalah motivasi). Kemampuan item dalam membedakan subjek mana yang cerdas dan
mana yang kurang, dipresentasikan oleh daya pembeda ini, jika atribut psikologis yang diukur adalah kecerdasan.
Formula :
DP : P1 – P2
P1 = jumlah orang yang menjawab benar pada lompok atas dibagi jumlah kelompok
atas
P2 = jumlah orang yang menjawab benar pada kelompok bawah dibagi dengan jumlah
anggota kelompok bawah
• Pemanfaatan formula ini memerlukan data skor keseluruhan tes dari masing-masing
responden, disamping jawaban pada setiap item yang dianalisis.
• Data skor keseluruhan digunakan untuk membuat pengelompokan responden yang masuk
kategori kelompok atas dan kelompok bawah.
• Responden yang masuk kelompok atas adalah yang memiliki skor keseluruhan minimal sama
dengan persentil ke 75. Dengan kata lain batas bawah skor yang dicapai subjek yang masuk
kelompok atasan adalah skor yang berada pada Persentil 75.
• Sedangkan yang termasuk kelompok bawah adalah responden yang mendapat skor maksimal
sama dengan persentil ke 25 atau batas atas skor untuk masuk anggota kelompok bawah
adalah skor yang berada pada adalah yang memiliki Persentil 25.
Contoh : Dari 75 orang yang masuk kelompok atas, terdapat 50 orang yang menjawab benar pada
item yang dianalisis. Dari 75 orang kelompok bawah terdapat 15 orang responden yang menjawab
benar.
• Jika semua item dalam instrumen pengukuran perilaku berkualitas, maka peluang untuk
mendapatkan hasil yang baik dalam validasi dan uji realibilitas makin besar. Hal ini sesuai
dengan salah satu tujuan analisis item yaitu untuk menemukan jawaban mengapa suatu
instrumen valid dan reliabel.
Any Questions?