Anda di halaman 1dari 59

ZAHRA HAJJIL BAITI

1311011079
KOSMETOLOGI
DEFENISI
• Lipstik adalah sediaan kosmetika yang
digunakan untuk mewarnai bibir dengan
sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan
estetika dalam tata rias wajah yang dikemas
dalam bentuk batang padat.
• Hakikat fungsinya adalah untuk memberikan
warna bibir menjadi merah, yang dianggap akan
memberikan ekspresi wajah sehat dan menarik
(Ditjen POM, 1985).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi
dalam pembawa yang terbuat dari campuran lilin
dan minyak dalam komposisi yang sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan
viskositas yang dikendaki.
Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur
hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi
antara 36-38o C. Tetapi karena harus
memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu
cuaca sekelilingnya, terutama suhu daerah tropik,
suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang
dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih
kurang 62oC, biasanya berkisar antara 55-75oC
(Ditjen POM, 1985).
PERSYARATAN
Dari segi kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa
persyaratan berikut (Mitsui, 1977) :
1. Tidak menyebabkan iritasi atau kerusakan pada
bibir
2. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak
menyenangkan
3. Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama
jangka waktu tertentu
4. Selama masa penyimpanan bentuk harus tetap
utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud.
5. Tidak lengket
6. Penampilan tetap menarik dan tidak ada
perubahan warna
Persyaratan untuk lipstik yang diinginkan atau dituntut
oleh masyarakat, antara lain (Tranggono dan Latifah,
2007):
1. Melapisi bibir secara mencukupi
2. Dapat bertahan di bibir selama mungkin
3. Cukup melekat pada bibir, tetapi tidak sampai lengket
4. Tidak mengiritasi atau menimbulkan alergi pada
bibir
5. Melembabkan bibir dan tidak mengeringkannya
6. Memberikan warna yang merata pada bibir
7. Penampilannya harus menarik, baik warna maupun
bentuknya
8. Tidak meneteskan minyak, permukaannya mulus,
tidak bopeng atau berbintik-bintik, atau
memperlihatkan hal-hal lain yang tidak menarik.
FORMULASI LIPSTIK
A. Komponen utama
1. Minyak
Minyak adalah salah satu komponen dalam basis lipstik yang
berfungsi untuk melarutkan atau mendispersikan zat warna.
Minyak yng sering digunakan antara lain minyak jarak, minyak
mineral dan minyak nabati lain.
Minyak jarak merupakan minyak nabati yang unik karena
memiliki viskositas yang tinggi dan memiliki kemampuan
melarutkan staining-dye dengan baik.
Viskositasnya yang tinggi adalah salah satu keuntungan dalam
menunda pengendapan dari pigmen yang tidak larut pada saat
pencetakan, sehingga dispersi pigmen benar benar merata
(Balsam, 1972).
2. Lilin
Lilin digunakan untuk memberi struktur batang
yang kuat pada lipstik dan menjaganya tetap padat
walau dalam keadaan hangat.
Campuran lilin yang ideal akan menjaga lipstik
tetap padat setidaknya pada suhu 50°C dan mampu
mengikat fase minyak agar tidak ke luar atau
berkeringat, tetapi juga harus tetap lembut dan
mudah dioleskan pada bibir dengan tekanan
serendah mungkin. (Balsam, 1972).
Lilin yang digunakan antara lain carnauba wax,
candelilla wax, beeswax, ozokerites, spermaceti dan setil
alkohol.

Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami yang


sangat keras karena memiliki titik lebur yang tinggi
yaitu 85°C. Biasa digunakan dalam jumlah kecil untuk
meningkatkan titik lebur dan kekerasan lipstik (Balsam,
1972).
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat
yang berfungsi untuk membentuk lapisan film pada
bibir,memberi tekstur yang lembut, meningkatkan kekuatan
lipstik dan dapat mengurangi efek berkeringat dan pecah
pada lipstik.

Fungsinya yang lain dalam proses pembuatan lipstik adalah


sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak dan fase
lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak
padat yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak
coklat, lanolin, lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan
lain-lain.
4. Zat warna

• Zat warna dalam lipstik dibedakan


atas dua jenis yaitu staining dye dan
pigmen.
• Staining dye merupakan zat warna
yang larut atau terdispersi dalam basisnya
• pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi
tersuspensi dalam basisnya.
• Kedua macam zat warna ini masing-masing memiliki arti
tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan
komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang
diinginkan.
• Pigmen-pigmen yang digunakan dalam lipstik dapat berupa
lake dari barium atau kalsium, akan tetapi lake dari
stronsium juga sering digunakan karena menghasilkan warna
yang tahan lama dan jernih. Untuk menghasilkan warna yang
agak pudar (muda), pigmen putih seperti titanium dioksida
dan zink oksida harus ditambahkan (Balsam, 1972).
• Material zat warna
• Pembagian zat warna menurut FDA (Food and
Drugs Administration):
• a. FD & C color, untuk makanan, obat-obatan,
dan kosmetik.
• b. D & C, untuk obat-obatan dan kosmetik
(tidak dapat digunakan untuk makanan.
• c. Ext D & C yang diizinkan untuk dipakai pada
obat-obatan dan kosmetik dalam jumlah yang
dibatasi.
B. Zat tambahan dalam sediaan lipstik
Zat tambahan dalam lipstik adalah zat yang ditambahkan
dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang baik,
yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi
dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak
menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan
bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat tambah yang
digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum.

1. Antioksidan
Antioksidan digunakan untuk melindungi minyak dan bahan
tak jenuh lain yang rawan terhadap reaksi oksidasi. BHT, BHA
dan vitamin E adalah antioksidan yang paling sering digunakan
(Poucher, 2000).
Antioksidan yang digunakan harus memenuhi syarat
(Wasitaatmadja, 1997):
a. Tidak berbau agar tidak mengganggu wangi parfum dalam
kosmetika
b. Tidak berwarna
c. Tidak toksik
d. Tidak berubah meskipun disimpan lama.

2. Pengawet
Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh di dalam
sediaan lipstik sebenarnya sangat kecil karena lipstik tidak
mengandung air. Akan tetapi ketika lipstik diaplikasikan pada
bibir kemungkinan terjadi kontaminasi pada permukaan lipstik
sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh karena itu
perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lipstik.
Pengawet yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil
paraben.
3. Parfum
Parfum perlu ditambahkan dalam formula lipstik untuk menutupi bau dari
minyak dan lilin yang terdapat dalam basis dan bau lain yang tidak enak
yang timbul setelah lipstik digunakan atau disimpan. Parfum yang berasal
dari minyak tumbuhan (bunga) adalah yang paling banyak digunakan
(Balsam, 1972).

CONTOH FORMULASI LIPSTIK

Cera alba 10,86 g


Lanolin 2,286 g
Vaselin 9,716 g
Setil alkohol 1,714 g
Carnauba wax 1,428 g
Oleum ricini 2,286 g
Pewarna 6 g
Oleum rosae 0,15 g
Propilen glikol 1,5 g
Butil hidroksitoluen 0,03 g
Metil paraben (nipagin) 0,03 g
KOMPONEN LIPSTIK
• 1. Oleum ricini (Minyak jarak)
• Minyak jarak adalah minyak lemak yang diperoleh dengan perasan
dingin biji Ricinus communis L. yang telah dikupas. Pemeriannya
berupa cairan kental, jernih, kuning pucat atau hampir tidak
berwarna, bau lemah, rasa manis dan agak pedas. Kelarutannya
yaitu larut dalam 2,5 bagian etanol (90%), mudah larut dalam
etanol mutlak, dan dalam asam asetat glasial (Ditjen POM, 1979).

• 2. Cera alba (Malam putih)


• Cera alba dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari
sarang lebah Apis mellifera L. Pemeriannya yaitu berupa zat padat,
berwarna putih kekuningan, dan bau khas lemah. Kelarutannya
yaitu praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
(95%), larut dalam kloroform, eter, minyak lemak, dan minyak
atsiri. Suhu leburnya yaitu antara 62o hingga 64oC. Khasiat
umumnya digunakan sebagai zat tambahan (Ditjen POM, 1979).
• 3. Lanolin
• Lanolin merupakan zat serupa lemak yang dimurnikan, diperoleh
dari bulu domba Ovis aries L. yang dibersihkan dan dihilangkan
warna dan baunya. Mengandung air tidak lebih dari 0,25 %.
Pemeriannya yaitu massa seperti lemak, lengket, warna kuning, bau
khas. Kelarutannya yaitu tidak larut dalam air, dapat bercampur
dengan air lebih kurang dua kali beratnya, agak sukar larut dalam
etanol dingin, lebih larut dalam etanol panas, mudah larut dalam
eter, dan dalam kloroform. Suhu leburnya yaitu antara 38o dan
44oC (Ditjen POM, 1995).

• 4. Vaselin alba
• Vaselin alba adalah campuran hidrokarbon setengah padat yang
telah diputihkan, diperoleh dari minyak mineral. Pemeriannya yaitu
berupa massa lunak, lengket, bening, putih, sifat ini tetap walaupun
zat telah dileburkan. Kelarutannya yaitu praktis tidak larut dalam
air dan dalam etanol (95%), tetapi larut dalam kloroform dan eter.
Suhu leburnya antara 38o hingga 56oC. Khasiat umumnya
digunakan sebagai zat tambahan (Ditjen POM, 1979).
• 5. Setil alcohol.
• Pemeriannya yaitu berupa serpihan putih licin, granul, atau
kubus, putih, bau khas lemah, dan rasa lemah. Kelarutannya
yaitu tidak larut dalam air, larut dalam etanol dan dalam eter,
kelarutannya bertambah dengan naiknya suhu. Suhu leburnya
yaitu antara 45o dan 50o (Ditjen POM, 1995).

• 6. Metil paraben
• Pemeriannya yaitu berupa hablur kecil, tidak berwarna atau
serbuk hablur, putih, tidak berbau atau berbau khas lemah,
mempunyai sedikit rasa terbakar. Kelarutannya yaitu sukar
larut dalam air dan benzen, mudah larut dalam etanol dan
dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam
gliserol. Suhu leburnya antara 125oC hingga 128oC.
Khasiatnya adalah sebagai zat tambahan (zat pengawet)
(Ditjen POM, 1995).
• 7. Oleum rosae (Minyak mawar)
• Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan
penyulingan uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascena
Miller, Rosa alba L., dan varietas Rosa lainnya. Pemeriannya
yaitu berupa cairan tidak berwarna atau kuning, bau
menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25oC kental,
dan jika didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi massa
hablur bening yang jika dipanaskan mudah melebur.
Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform dan berat jenisnya
yaitu antara 0,848 sampai 0,863 (Ditjen POM, 1979).

• 8. Propilen glikol
• Propilen glikol beupa cairan jernih, tidak berwarna, dan
praktis tidak berbau, rasa agak manis, dan stabil jika
bercampur dengan gliserin, air, dan alkohol. Propilen glikol
sangat luas digunakan dalam kosmetika sebagai pelar Dalam
kosmetika propilen glikol berfungsi sebagai humektan (Barel,
A.O., Paye, M., dan Maibach, H.I., 2009).
CARA PEMBUATAN LIPSTIK
1. Colour Grinding
2. Melting and mixing
3. Moulding
4. Flaming
5. Packaging
CARA PEMBUATAN LIPSTIK
CARA PEMBUATAN LIPSTIK
• Peleburan dan pencampuran
1. bahan baku lipstik adalah meleleh dan
campuran secara terpisah karena jenis bahan
yang digunakan. Satu campuran berisi pelarut,
yang kedua berisi minyak, dan yang ketiga berisi
lemak dan bahan lilin. Ini dipanaskan dalam
stainless steel yang terpisah atau wadah keramik.
2. Solusi pelarut dan minyak cair kemudian
dicampur dengan pigmen warna. Itu Setelah
massa pigmen dipersiapkan, dicampur dengan
lilin panas.
• Setelah massa pigmen dipersiapkan, dicampur dengan
lilin panas. Campuran gelisah untuk bebas dari
gelembung udara. Selanjutnya, campuran tersebut
dituangkan ke dalam cetakan tabung, didinginkan, dan
lepas dari cetakan. Setelah pemeriksaan akhir touch-up
dan visual, lipstik tersebut siap untuk kemasan.
campuran melewati sebuah pabrik rol, grinding pigmen
untuk menghindari “kasar” merasa untuk lipstik. Proses
ini memperkenalkan udara ke dalam campuran minyak
dan pigmen, kerja jadi mekanik campuran diperlukan.
Campuran diaduk selama beberapa jam; pada saat ini
beberapa produsen menggunakan peralatan vakum
untuk menarik udara.
• 3. Setelah massa pigmen yang digiling dan
dicampur, itu akan ditambahkan ke massa lilin
panas sampai warna seragam dan konsistensi
diperoleh. Lipstik cairan kemudian dapat disaring
dan dibentuk, atau dapat dituangkan ke dalam panci
dan disimpan untuk cetakan masa depan.
4. Jika lipstik cairan yang akan digunakan segera,
mencair dipertahankan pada suhu, dengan agitasi,
sehingga terjebak lolos udara. Jika massa lipstik
disimpan, sebelum digunakan harus dipanaskan,
diperiksa konsistensinya warna, dan disesuaikan
dengan spesifikasi, maka dipertahankan pada suhu
mencair (dengan agitasi) sampai dapat dituangkan.
• Pengecoran
5. Setelah massa lipstik adalah campuran dan bebas
dari udara, siap untuk dituangkan ke dalam tabung.
Berbagai setup mesin yang digunakan, tergantung
pada peralatan bahwa produsen memiliki, tapi batch
volume tinggi umumnya dijalankan melalui melter
yang agitates massa lipstik dan memelihara sebagai
cairan. Untuk lebih kecil, batch manual menjalankan,
massa dijaga pada suhu campuran yang diinginkan,
dengan agitasi, dalam melter dikendalikan oleh
operator.
6. Massa cair yang dibagikan ke dalam cetakan, yang
terdiri dari bagian bawah dari tabung logam atau
plastik dan sebagian membentuk yang cocok pas
dengan tabung. Lipstik dituangkan “up-side down”
sehingga bagian bawah tabung di bagian atas cetakan.
Setiap kelebihan dikikis dari cetakan.
• 7. lipstik didinginkan (cetakan otomatis disimpan
dingin; cetakan manual yang dihasilkan ditransfer
ke unit pendingin) dan dipisahkan dari cetakan, dan
bagian bawah tabung disegel. Lipstik kemudian
melewati lemari menyala (atau dinyalakan dengan
tangan) untuk menutup lubang kecil dan
meningkatkan finish. Lipstik secara visual diperiksa
untuk lubang udara, garis cetakan pemisahan, atau
cacat, dan ulang jika perlu.
8.Untuk alasan yang jelas, pengerjaan ulang lipstik
harus terbatas, menunjukkan pentingnya langkah-
langkah awal dalam menghilangkan udara dari
massa lipstik. Lipstik adalah ulang dengan tangan
dengan spatula. Hal ini dapat dilakukan in-line, atau
tabung dapat dihilangkan dari proses pembuatan
dan ulang.
• Label dan kemasan
9. Setelah lipstik tersebut ditarik dan tabung dibatasi,
lipstik tersebut siap untuk label dan kemasan. Label
mengidentifikasi batch dan diterapkan sebagai bagian
dari operasi otomatis. Sementara ada banyak
penekanan pada kualitas dan tampilan produk lipstik
jadi, kurang penekanan ditempatkan pada
penampilan balm bibir. Lip balm selalu dihasilkan
dalam proses otomatis (kecuali untuk batch
percobaan atau uji). Cairan panas dituangkan ke
dalam tabung dalam posisi retraksi, tabung kemudian
dibatasi oleh mesin-proses yang jauh lebih sulit.
10.Langkah terakhir dalam proses manufaktur adalah
kemasan dari tabung lipstik.
JENIS LIPSTIK
• 1. Sheer Lipstick
Lipstik bertekstur sheer tidak memiliki pigmentasi yang kuat. Jika
dipulaskan, warnanya tak akan menutupi seluruh warna bibir
alami, melainkan hanya menambah sedikit rona. Lipstik jenis ini
biasanya memiliki kandungan moisturizer yang tinggi sehingga
tepat untuk menjaga kelembapan bibir, layaknya lip balm. Gunakan
sebelum lipstik matte favorit Anda atau tak perlu tambahkan
apapun untuk everyday look yang natural.

• 2. Satin Lipstick
Seperti sheer lipstick, satin lipstick juga mempunyai tekstur yang
lembap dan tidak memberikanfull coverage. Warna yang dimiliki
bisa saja tampak pekat, namun ketika dipulaskan di bibir akan
terasa lembut dan tipis, memberi sedikit kilau dan tidak tahan lama.
Jika ingin tampil maksimal dengan lipstik bertekstur satin,
ciptakan makeup bergaya Korea. Wanita Korea umumnya menyukai
tampilan yang sedikit bercahaya daripada matte.
• 3. Creamy Lipstick
Creamy lipstick teksturnya sangat nyaman di bibir dan mampu
memberikan warna yang intens dengan efek dewy. Sebaiknya
aplikasikan creamy lipstick menggunakan kuas setelah
memulaskan lip liner dalam warna senada. Lip liner berfungsi untuk
menjaga lipstik tetap rapi dan tahan lama. Jika ingin
membuat creamy lipstick menjadi matte, cukup tempelkan dan tekan-
tekan tisu di atas bibir setelah mengenakan lipstik.
• 4. Matte Lipstick
Lipstik bertekstur matte adalah jenis lipstik yang paling dikagumi banyak
wanita karena sangatpigmented, tahan lama dan sama sekali tidak
berkilau. Belakangan ini, lipstik matte banyak muncul dalam
bentuk liquid yang membuatnya semakin mudah diaplikasikan. Namun,
lipstik jenis ini biasanya membuat bibir kering dan dapat memperjelas
garis-garis bibir. Selain itu, lipstik matte berwarna gelap juga dapat
membuat bibir terlihat kecil. Maka, penting untuk memilih rona yang tepat
dengan formula pelembap yang cukup baik. Jika Anda sangat menyukai
lipstik matte, jangan lupa untuk merawat bibir menggunakan lip balm,
bubuhkan madu sebelum tidur dan eksfoliasi bibir secara rutin agar
terhindar dari pecah-pecah.
• 5. Glossy Lipstick
Lipstik satu ini adalah senjata tepat untuk meraih tampilan bibir
yang luscious dan plumpy, karena memiliki efek kemilau yang segar
dan membuat bibir tampak lebih penuh. Meski tampak ‘basah’, bukan
berarti Anda dapat mengabaikan kelembapan bibir, karena tekstur
yang glossy belum tentu dilengkapi dengan emollient yang baik.
Eksfoliasi bibir dengan lipscrub lalu aplikasikan lip balm sebelumnya
agar bibir terasa halus sempurna dan tampakyummy.

• 6. Frosty Lipstick
Frosty lipstick atau disebut juga pearlescent lipstick adalah lipstik
dengan taburan shimmeryang berlimpah, umumnya dalam tekstur
yang creamy. Saat dipulaskan, lipstik ini akan melapisi bibir dengan
nuansa keperakan dan memberi nuansa icy look yang tidak selalu
cocok dengan semua orang. Mungkin itu sebabnya lipstik yang pernah
berjaya di tahun 80-an ini tak mampu mampu mempertahankan
eksistensinya hingga sekarang. Ingin mencobanya? Gunakan
saat costume party atau aplikasikan lipgloss setelahnya agar efeknya
lebih modern.
• 7. Lip Stain/Lip Tint
Diciptakan untuk mempercantik warna alami
bibir Anda, menghadirkan warna yang lebih
menempel dan tahan lama, tetapi tidak full
coverage seperti lipstik.
Mayoritas lip tint atau lipstain berbentuk cair,
namun beberapa hadir juga dalam bentuk
pensil, spidol atau krim. Produk ini merupakan
senjata yang tepat untuk
menciptakan gradient lips atau just bitten lips y
ang sedang tren. Caranya, pulaskan lip
tint atau lip stain berwarna muda pada seluruh
bibir, lalu baurkan warna yang lebih tua dengan
jari tangan, hanya pada bagian tengah bibir.
CONTOH SEDIAAN LIPSTIK
Pearlescent lipstick
Pigmen pearlescent memiliki efek optik yang
melayani tujuan dekoratif . Serpih titanium
dioksida tidak kristal tunggal tetapi polikristalin
dan sedikit berpori . Dikemas dengan Vitamin E
dan Castor Minyak untuk kelembaban terus
menerus
formulasinya
Penemunya adalah Debra
Digirlamo
Menggunakan pewarna larut atau
larut atau Solublized
Menggunakan pelarut yang cocok
seperti monoalkylolamide asam
lemak campuran atau dipropilen
glikol metil eter .enyediakan alami
dan finish canggih
EVALUASI LIPSTIK
• Color control
• Determination of melting point
• Softening point
• Microbial testing (IS: 9875:1990)
• Rancidity (IS: 10284:1982)
• Rupture test
• Breaking load test ( IS 9875:1990)
• Uji kestabilan fisik sediaan :
• Pengamatan perubahan bentuk,warna,bau
• Pemeriksaan homogenitas
• Suhu lebur
• Pemeriksaan pelepasan zat warna
• Pemeriksaan pH
KESALAHAN YANG TERJADI
1. Masalah Bahan Baku
• Sweating: caused due to high
oil content or in ferior oil
binding
• Bleeding: separation of
colored liquids from waxy
base
• Blooming: due to higher
%age of cetyl alcohol
• Streaking: expected to be
caused due to titanium
dioxide
2.Masalah dalam pencetakan

• Laddering: lipstick does not look smooth or


homogeneous
• Deformation: noticeable in softer formulae
• Cratering: shows up flaming when stick develops
dimples
• Mushy Failure: caused due to granularity of
carnauba wax
BAHAYA PEWARNA DALAM LIPSTIK
• Methylparaben
Bahan ini digunakan dalam berbagai macam produk kecantikan.
Penggunaan bahan ini di Eropa sudah dilarang karena terbukti
berkaitan dengan penyebab kanker. Ahli estetika menjawab
pertanyaan banyak orang dengan jawaban yang sedikit menenangkan.
Sedikit kandungan bahan ini tidak terlalu menjadi masalah.
Permasalahannya adalah kita tidak tahu ada seberapa banyak bahan
ini dalam kosmetik yang kita gunakan. Merek yang kualitasnya rendah
biasanya tidak mencantumkan persentase penggunaan bahan ini
dalam lipstik. Bahkan kadang tidak mencantumkan adanya bahan ini
dalam lipstik. The Cosmetics Database memberi label bahan ini “High
Hazard” atau Bahaya Tingkat Tinggi.
• Propylparaben
Bahan ini masih bersaudara
dengan Methylparaben dan dikategorikan
dalam “Moderate Hazard” atau Bahaya Tingkat
Menengah oleh The Cosmetics Database. Bahan ini
seringkali digunakan sebagai bahan baku kosmetik
dan bisa mengiritasi kulit juga mata, atau bahkan
lebih parah lagi dapat memicu reaksi keras pada
mereka yang alergi. Penelitian mengungkap
bahwa Propylparaben dapat mengakibatkan
gangguan hormon endokrin, kanker, dan gangguan
yang disebabkan oleh racun lainnya.
• D&C Red 36 & D&C Red 22 Aluminum Lake
Kedua bahan ini adalah bahan pewarna yang banyak terdapat
pada kosmetik kamu. D&C Red 36 mendapat kategori“Low
Hazard” atau Bahaya Tingkat Rendah sementara D&C Red 22
Aluminium Lake dikategorikan sebagai “Moderate
Hazard” atau Bahaya Tingkat Menengah oleh The Cosmetics
Database. Kedua bahan ini seringkali dites pada binatang dan
mulai menarik perhatian karena diduga terkait pada kerusakan
sistem dan banyak permasalahan kesehatan yang lain.

• Tocopheryl Acetate
Bahan ini juga dikenal sebagai bahan yang banyak digunakan
dalam berbagai jenis produk, termasuk lipstik, pelembab dan
foundation. The Cosmetics Database memasukkan bahan ini
dalam kategori “Moderate Hazard” atau Bahaya Tingkat
Menengah karena bahan ini dapat menyebabkan gatal-gatal,
ruam merah karena iritasi, kulit bersisik, bintik-bintik gatal dan
melepuhnya kulit
• Retinyl Palmitate
Bahan ini adalah bentuk sintetis dari Vitamin A
yang bisa jadi racun terutama untuk ibu hamil.
Meskipun dikategorikan sebagai “Moderate
Hazard” atau Bahaya Tingkat Menengah oleh The
Cosmetics Database, kita tetap harus berhati-hati
terhadap bahan ini, terutama ibu hamil. Sebab,
rating menengah yang didapat bahan ini
dikarenakan kurangnya bukti-bukti berbahayanya
bahan ini yang diekspos ke publik. Tapi sudah ada
beberapa laporan dan diduga mencakup masalah
reproduksi hingga kanker.
IDENTIFIKASI PEWARNA DALAM LIPSTIK
1. Thin Layer Chromatography (TLC)
TLC adalah tekhnik pemisahan yang umum
digunakan pada sejumlah dye yang di dalamnya
saling bercampur. Silika gel merupakan adsorben
yang paling sering digunakan, diikuti alumina dan
mikrokristalin selulosa. Setelah
larutan dye membentuk noda atau lintasan, lempeng
TLC dikembangkan dengan sistem pelarut yang cocok
dan kemudian dikeringkan. Selanjutnya, dye yang
telah terpisah, secara individu dilepaskan dengan cara
dikeruk dan dye tersebut diekstraksi dari adsorben.
Akhirnya, bahan tersebut diidentifikasi dan dihitung
dengan cara spektrofotometri
• PROSES
Sampel Lipstik  Ekstraksi material lemak dengan
hexan → fase cair (dye larut lemak) Residu padat
Ekstraksi dengan DMF/H3PO4  Diencerkan dengan
air → endapan: pigmen non-ionik azo Diencerkan
dengan air → endapan: pigmen non-ionik azo 
Larutan Pemisahan kromatografi dengan kolom
polyamide kecil  Elusi  Cuci dengan
air ( pewarna dasar ) Cuci dengan metanol
Cuci dengan aseton ( pigmen non-ionik azo )
Cuci dengan kloroform Cuci dengan metanol
Cuci dengan Metanol/ammonia 95:5 Dye
mengandungasam sulfonat, asam
karbosiklik(xanthen), pigmen anionik
(Salvador,2007)
• Gambar: Metode umum untuk mengekstraksi
pewarna yang ada pada lipstik
• TLC Chromatogram
2. Liquid Chromatography (LC)
Pada sampel sediaan lipstick, terlebih dahulu
dibebas lemakkan dengan cara mengekstraksi
menggunakan larutan asam dimethyformamide
(DMF) yang mengandung 5% asam fosfat dengan
n-hexan, diikuti oleh filtrasi. Filtrat tersebut
diencerkan dengan larutan
air tetrabutilammonium hidroksida 0,1 M dan
dilakukan ekstraksi sebanyak dua kali dengan
kloroform. Gabungan ekstrak kemudian
dikonsentrasikan dan dianalisa oleh LC.
VIDEO PEMBUATAN LIPSTIK
SECARA MANUAL
DAFTAR PUSTAKA
• Balsam, M.S. 1972. Cosmetic Science and
Technology Second Edition. London: Jhon Willy
and Son, Inc
• Ditjen POM.1985.Formularium Kosmetik Indonesia.
Jakarta : DEPKES RI
• Mitsui,T.1977. New Cosmetic Science.Tokyo :
Elsevier
• Poucher, J. 2000. Poucher's Perfumes, Cosmetics
and Soaps. Edisi Kesepuluh. London: Kluwer
Academic Publisher
• Salvador, A. & Chisvert, A.2007. Analysis of
Cosmetic Product. Elsevier. Oxford
• Tranggono, R.I.S, F. Latifah & J. Djajadisastra
(ed). 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
THANK YOU…

Anda mungkin juga menyukai