Anda di halaman 1dari 90

Metode Analisis Fisikokokimia

Tujuan Instruksional Umum:


• Memberikan teori dan aplikasi teknik analisis fisikokimia
(instrumen) dalam analisis materi (atom, molekul)
» spektroskopi
» elektrokimia
» kromatografi

Sasaran (harapan):
• Mahasiswa (diharapkan) dapat memahami teori dan
aplikasi teknik analisis fisikokimia untuk analisis farmasi
dan bahan kimia terkait (unsur/senyawa)
Kehadiran dalam kuliah:
• Kehadiran minimum 75%
• HP harus disesuaikan saat mengikuti kuliah

Evaluasi:
• Ujian Tengah Semester (bobot nilai 40%)
• Ujian Akhir Semester (bobot nilai 40%)
• Tugas (20%)
ANALISIS FARMASI FISIKOKIMIA
(Analisis Farmasi Fisikokimia)
1. H.H. Willard, L.L. Merit, J.A. Dean, F.A. Settle,
Instrumental Method of Analysis, 7th ed.,
Wadsworth Publ. Co., Belmont, 1988.

2. D.A. Skoog, J.J. Leary, Principles of Instrument


Analysis, 4th ed., Harcout Brace College Publ.,
Orlando, 1998.

3. K. Satiadarma, M. Mulya, D.H. Tjahjono, R.E.


Kartasasmita, Asas Pengembangan Metode
Analisis, edisi pertama, Airlangga Univ. Press,
Surabaya, 2004.

4. Media online lainnya


Pokok Bahasan:
• Pendahuluan (Sifat Materi dan Metode Analisis)
• Pendahuluan Kimia Kuatum
• Dasar Spektroskopi dan Elusidasi Struktur
• Spektrofotometri UV-Vis
• Spektrofluorometri
• Spektrofotometri Infrared (infra merah)
• Spektroskopi Serapan Atom (AAS/FES)
• Spektroskopi Massa
• Spektroskopi NMR
• Elektrokimia
• Dasar Pemisahan Analitik
• HPLC
• GC
Dosen Pengampu
H. Muhammad Nur Abdillah, M.Si., Apt.
Reguler A dan B
Non Reguler B, C, dan D
Sifat Materi
Sifat fisik  sifat yang diperlihatkan sampel
materi tanpa mengubah komposisi atau susunan
zat tersebut, misalnya:
Sulfur padat berwarna kuning.
Tembaga padat berwarna coklat kemerahan,
yang dapat ditempa menjadi lembaran foil yang
tipis.
mengukur titik leleh dari es dengan memanaskan
sebuah balok es dan mencatat pada suhu berapa
es tersebut berubah menjadi air
pKa
Koefisien partisi
Sifat Materi
b. Sifat kimia  adalah kemampuan atau
ketidakmampuan sampel suatu materi
mengalami perubahan komposisi dalam kondisi
yang ditentukan, atau
sifat yang untuk mengukurnya diperlukan perubahan
kimiawi mis.:
• Zn + HCl  H2 + ZnCl2
• Au + HCl  tidak bereaksi
(ketidakmampuan emas bereaksi dengan lar. HCl )
• sifat kimia zat adalah dapat berkarat, dapat
terbakar, dll.
Sifat fisikokimia
Prokain
 Basa sangat lemah
 pKa ± 2
 T1/2 dalam air (pH 7,0,
ester 37oC) = 26 hari

Amin
 Dapat terhidrolisis dalam
Amin
aromatis alifatis
tersier air dengan laju degradasi
orde 1
Sifat fisikokimia
Parasetamol
Asam sangat lemah
pKa = 9,5
T1/2 (air, pH 6,25)=
21,8 tahun
Amida Amida stabil dalam hidrolisis
netral
Obat lain yg mgd ggs amida:
Buvipakain, prokain, lignokain,
Hidroksi asebutolol
fenolik
Sifat fisikokimia
Aspirin  Asam lemah
 pKa = 3,5
 T1/2 (pH 7, 25oC) = 21,8 tahun
 T1/2 (pH 2,5, 25oC) = 40 hari
 P (o/w) = 631
 Kecepatan hidrolisis ester yang dikatalisis OH- lebih cepat
 disbanding dg asam

Asam
karboksilat Ester  Obat lain yg mgd ester
fenolik:
Vit.E, metilpranolol,
dipiveprin, benorilat
Sifat fisikokimia
Sulfadiazin A  Nitrogen
cincin diazin Basa
sangat lemah
pKa 2

B  nitrogen
sulfonamide asam
lemah
B pKa 6,5
C C amin
A aromatis
Basa lemah
pKa <2
P (oktanol/air)
± 0,55
Sifat fisikokimia
Metilprednisolon
A  gugus keton, netral
B  gugus alkohol sekunder, netral
C
C  gugus alcohol primer, netral
B A D  gugus alcohol tersier, netral,
cenderung mengalami eliminasi melalui
D
dehidrasi pada suhu tinggi
Gugus hidroksi pada D diubah
menjadi ester
P (oktanol/air) ± 70
A Obat ini tidak mengalami ionisasi  tidak
terpengaruh pH
PENDAHULUAN

ISTILAH/TERMINOLOGI
Teknik analisis : fenomena ilmiah dasar yang telah
berguna untuk melengkapi informasi
tentang komposisi zat.
Contoh : teknik spektrofotometri uv-visibel,
spektroskopi sinar X, dsb.

Metode analisis : aplikasi secara khusus/tertentu


suatu teknik analisis untuk
menyelesaikan masalah analisis.
Contoh : analisis infra merah kopolimer styrene-
acrylonitrile
Prosedur analisis : instruksi tertulis untuk melakukan/
mengerjakan suatu metode analisis.

Metode standar (ASTM & AOAC) prosedur


standar

Pengguna paham tentang metodologi analisis


Berisi garis besar langkah-langkah yang dikerjakan

Protokol analisis : deskripsi yang sangat spesifik dari


suatu metode analisis.
eg : Protokol penetapan kadar parasetamol dalam
tablet “Stop Cold”.
Klasifikasi Metode Analisis
Analisis instrumentasi kualitatif,
sifat-sifat yang terukur mengindikasikan adanya
analit dalam matrik/sampel

Analisis instrumentasi kuantitatif,


besarnya sifat-sifat yang terukur sebanding dengan
konsentrasi analit dalam matrik/sampel
Metode analisis KLASIK,
Analisis kualitatif : identifikasi dengan warna,
indikator, titik didih, bau

Analisis kuantitatif : masa atau volume


(e.g. gravimetri, volumetri)

Metode analisis INSTRUMENTASI,


Analisis kualitatif : kromatografi, elektroforesis,
identifikasi dg mengukur sifat fisika
(e.g. spektroskopi, potensial elektroda)

Analisis kuantitatif : mengukur sifat fisik dan


menentukan hubungannya terhadap konsentrasi
(e.g. spektrofotometri, spektrometri masa)

INSTRUMEN Kualitatif + kuantitatif


Metode Analisis Instumental
dalam analisis senyawa

Teknik spektroskopi
Teknik elektrokimia
Teknik kromatografi
Teknik lainnya : analisis termal, spektrometri massa
Teknik gabungan : GC-IR, GC-MS, MS-MS, dll.
Karakteristika Contoh metode

• Emisi radiasi Spektroskopi emisi :


Fluoresensi, fosforesensi,
luminesensi

• Absorpsi radiasi Spektroskopi absorpsi :


Spektrofotometri, fotometri,
NMR, ESR
• Penghamburan radiasi Turbiditas, spektroskopi Raman

• Refraksi radiasi Refraktometri, interferometri

• Difraksi radiasi Sinar-X

• Rotasi radiasi Polarimetri, circular dichroism


Karakteristika Contoh metode

• Potensial listrik Potensiometri


• Muatan listrik Coulometri
• Arus listrik Voltametri : amperometri,
polarografi
• Hambatan listrik Konduktometri
• Masa Gravimetri
• Rasio masa thd muatan Spektrometri masa
• Kecepatan reaksi Stop flow, flow injection analysis
• Temperatur Gravimetri termal, Kalorimetri
• Radioaktivitas Pengenceran isotop
Catatan : sering dikombinasikan dengan metode kromatografi atau
elektroforesis
ANALIT
(dalam RESPON
STIMULUS analitik
matriks)
encoded
information

DATA
Contoh :
Spektrofotometri :
• Instrumen : spektrofotometer
• Stimulus : energi radiasi monokromatis
• Analit : Senyawa ber-kromofor
• Respon analitik : absorpsi radiasi
• Transducer : fotosel
• Data : arus listrik
• Pemroses data : pengukur arus (current meter)
• Luaran : skala ukuran
Kimia kuantum
aplikasi mekanika kuantum dalam ilmu kimia
Mekanika Kuantum :
• sifat dan perilaku partikel penyusun atom
• teori atom dan molekul
• radiasi elektromagnetik (REM)
• spektroskopi

Teori kuantum
Max Planck (1900)
Definisi Gelombang

Apa itu Gelombang?


Gelombang merupakan gejala rambatan
dari suatu getaran, usikan atau gangguan
(disturbance).
Berdasarkan mediumnya, gelombang dibagi dua, yaitu :
a. Gelombang Mekanik
Gelombang mekanik adalah gelombang yang dalam proses
perambatannya memerlukan medium (zat perantara) . Artinya jika
tidak ada medium, maka gelombang tidak akan terjadi. Contohnya
adalah Gelombang Bunyi yang zat perantaranya udara, jadi jika
tidak ada udara bunyi tidak akan terdengar.

b. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam
proses perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara).
Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan
bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah
gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat
perantara.
Gelombang Elektromagnetik?

Gelombang elektromagnetik adalah gelombang


yang dihasilkan dari perubahan medan magnet
dan medan listrik secara berurutan, dimana arah
getar vektor medan listrik dan medan magnet
saling tegak lurus (Maxwell).
Arah rambatan
c

Arah medan listrik

Arah medan magnet


Parameter Gelombang
Electric Field
+
Wavelength (l)

Amplitude (A)
0

- Time or Distance
Periode (p) : waktu yg diperlukan untuk membentuk satu
gelombang.
Frekuensi (v) : jumlah gelombang tiap detik.

Amplitudo (A) : tinggi gelombang maksimum.


 Panjang Gelombang (l): Jarak yang
ditempuh untuk menyelesaikan satu pola
putaran (cycle)

 BilanganGelombang ( ) : banyaknya
putaran yang terdapat dalam setiap satu
cm radiasi.
Sifat dan Karakteristik
 Gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam
ruang tanpa medium
 Merupakan gelombang transversal
 Tidak memiliki muatan listrik sehingga bergerak lurus
dalam medan magnet maupun medan listrik
 Dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan
(refraksi), interferensi, juga dapat mengalami lenturan
atau hamburan (difraksi).
 Berdasarkan perhitungan Maxwell, kecepatan
gelombang elektromagnetik diruang hampa adalah
sebesar 3 x 108 m/s yang nilainya sama dengan laju
cahaya terukur.
Interferensi Gelombang
Interferensi adalah peristiwa penggabungan dua gelombang
cahaya atau lebih akibat dari adanya sebuah celah ganda yang
membuat gelombang bertabrakan. Peristiwa interferensi disebut
juga peristiwa superposisi gelombang.

y0 y0

Time Time
• Constructive interference: jika beda fase kedua gelombang sama sehingga
gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
• Destructive interference: jika beda fasenya adalah 180o, sehingga kedua gelombang
saling menghilangkan.
• Sifat superposisi ini mempunyai peran penting dalam metode instrumen berbasis
REM
Difraksi Gelombang

Jika suatu gelombang melalui celah sempit, gelombang akan dibelokkan.


Coherence of Radiation

2 berkas sinar disebut KOHEREN, jika:


1. Mempunyai panjang gelombang dan frekuensi yg
sama.
2. Fasenya sama.
Field Strength (y)

0
p p 3p 2p 5p
2 2 2
Transmission of Radiation

 Bila gelombang cahaya memasuki material cair atau padat, maka


kecepatannya akan melambat.
 Hal ini desebabkan karena osilasi medan listrik berinteraksi
dengan elektron dari media, sehingga gelombang akan melambat.
 Index of refraction (ni) – ukuran tingkat interaksi antara zat dan
radiasi yang ditransmisikan melalui zat tersebut.

ni = c/vi (>1) rasio antara kecepatan dalam vakum dan


media. n = index of refraction
i
c = speed of light (3.00 x 108 m/s)
vi = velocity in the medium
Refraction of Electromagnetic Radiation

Bila radiasi EM melintasi antar media yg berbeda indeks


biasnya (ni) berkas akan berubah arah dan kecepatannya.

q
1
M1

M2
q
2

sin q1 n2 v1
= n =
sin q2 1 v2
Reflection of Radiation

Terjadi bila radiasi EM datang pada interface diantara 2 media


yang berbeda indeks biasnya, sebagian cahaya akan dipantulkan
(direfleksikan).

Ir (n2-n1)2
=
I0 (n2+n1)2
I0
Ir
I0 = intensitas radiasi yg datang
Ir = intensitas radiasi yg dipantulkan
n1 , n2 = Indeks bias
Scattering of Radiation

Scattering terjadi jika Gelombang elektromagnetik menabrak molekul yang berukuran lebih
besar dari gelombang EM, sehingga REM dihamburkan. Terdapat 3 jenis scattering:
a. Rayleigh Scattering : oleh partikel yang garis tengahnya jauh lebih
kecil daripada panjang gelombang EM.
b. Mie Scattering large Particle : oleh partikel berukuran besar (Tyndall)
c. Mie Scattering small particle : oleh partikel yang garis tengahnya sama
dengan panjang gelombang EM
 Ilmuyang mempelajari interaksi antara
gelombang elektromagnetik dengan benda
adalah Spesktroskopi.

 Gelombangelektromagnetik dapat berupa


sinar gamma, sinar x, sinar ultraviolet,
cahaya tampak, sinar infra merah,
gelombang mikro, dan gelombang radio.
Spektrum Gelombang
Elektromagnetik
No Nama Panjang
Gelombang
(λ)
1 Sinar Gamma < 0,1 nm

2 Sinar X 0,1 – 1,0 nm

3 UV 190 – 380 nm

4 Sinar Tampak 380 – 900 nm

5 IR 2,5 - 25 μm

6 Gelombang Mikro 0,04 – 25 cm

7 Gelombang Radio Pendek 0,25 – 18,5 m


RADIASI ELEKTROMAGNETIK
(R E M)
1. Sinar Gamma (g)

 Spektrum gelombang elektromagnetik yang


memiliki frekuensi paling besar (1020 Hz -1025 Hz)
dan panjang gelombang terkecil (10-15 cm-10-10
cm)
 Dihasilkan dari peristiwa peluruhan inti radioaktif.
Inti atom unsur yang tidak stabil meluruh menjadi
inti atom unsur lain yang stabil dengan
memancarkan sinar radioaktif
2. Sinar X

 Dikenal juga sebagai sinar Rontgen


(Wilhelm C. Röntgen (1845 – 1923))
 Dihasilkan dari transisi elektron diluar
nukleus.
 Sinar-X digunakan dalam bidang
kedokteran, seperti untuk melihat struktur
tulang yang terdapat dalam tubuh
manusia.
Sebuah foto sinar-X (radiograf) diambil
oleh Rontgen
3. Ultraviolet (UV)

 Dihasilkan dari radiasi sinar Matahari


 Dihasilkan juga dari transisi elektron
dalam orbit atom.
 Penyerapan sinar ultra violet oleh suatu
molekul akan menghasilkan transisi
diantara tingkat energi elektronik molekul
tersebut.
4. Sinar Tampak (Visible)

 Merupakan gelombang elektromagnetik


yang dapat dilihat.
 Terdiri atas tujuh spektrum warna
 Penyerapan sinar tampak oleh suatu
molekul akan menghasilkan transisi
diantara tingkat energi elektronik molekul
tersebut.
5. Infra Merah (Infra Red)
 Memiliki jangkauan frekuensi antara 1011 hertz sampai
1014 hertz.
 Absorpsi sinar infra merah oleh molekul mengakibatkan
membesarnya amplitudo getaran atom-atom yang terikat
satu sama lain (Keaadaan vibrasi tereksitasi)
6. Gelombang Mikro

 Dihasilkan oleh rangkaian elektronik yang


disebut osilator.
 Frekuensi gelombang mikro sekitar 1010
Hz.
Gelombang Radio

 Banyak digunakan, terutama dalam bidang


telekomunikasi, seperti handphone,
televisi, dan radio.
 Merupakan spektrum dengan panjang
gelombang terbesar dan frekuensi paling
kecil.
 Spektroskopi NMR didasarkan pada
absorpsi gelombang radio oleh inti-inti
tertentu dalam molekul organik
Jenis metode spektroskopi berdasarkan
REM
KONSEP DASAR REM
1. Al Haitsam : Kita dapat melihat suatu benda karena
benda tersebut memantulkan cahaya.
Dalam bahasa Arab cahaya dikenal sebagai An noor
dan konsep ini telah dikenal sekitar abad ke X.

2. Sir Isaac Newton : Cahaya merupakan zarrah-


zarrah atau partikel yang sangat kecil yang dipan-
carkan kesegala penjuru dengan kecepatan tinggi
dan merupakan suatu paket energi (foton).
(abad 17)

3. Christian Huygens (+ Fresnel, Young) : Cahaya


merupakan pancaran gelombang yang merambat
keseluruh penjuru dengan kecepatan yang tinggi.
4. James Clark Maxwell (1873) :
Cahaya secara fisis merupakan gelombang
elektromagnetik artinya mempunyai vektor
listrik dan vektor magnetik dimana keduanya
saling tegak lurus dengan arah rambatannya.
RADIASI GELOMBANG MONOKROMATIS

Persamaan energi gelombang :


E = energi radiasi
E = hn = hc/l = hcn h = konstanta Plank ( 6.63 × 10-34J.s )
c = kecepatan radiasi
( 2.99792 × 10 10 cm/s )
l = panjang gelombang( nm )
v = frequensi (detik)
v = bilangan gelombang
Absorpsi REM oleh Molekul
 REM merupakan partikel yang bertenaga yang
disebut foton.
 Besarnya tenaga foton berbanding lurus dengan
frekuensi dari REM yang bersangkutan.

E = energi
h = tetapan Planck (6,63 . 10-34 Joule )
ν = frekuensi
Molekul dapat memiliki berbagai jenis energi, antara lain:

1. Energi vibrasional, energi yang disebabkan perpindahan


atom-atomnya dari posisi keseimbangannya
2. Energi rotasional, yang disebabkan oleh perputaran molekul
tersebut pada pusat gaya beratnya (sumbunya)
3. Energi elektronik, karena elektron-elektron yang berhubungan
dengan masing-masing atom atau ikatan yang selalu dalam
keadaan bergerak.

Energi suatu molekul merupakan jumlah dari komponen-


komponen energi tersebut.

E = Evibrasional + Erotasional + Eelektronik


Dimana,
Erotasional < Evibrasional < Eelektronik
 Jika suatu molekul bergerak dari suatu tingkat energi ke tingkat
energi yang lebih rendah maka beberapa energi akan dilepaskan.
Energi ini dapat hilang sebagai radiasi dan dapat dikatakan telah
terjadi emisi radiasi.

 Jika suatu molekul dikenai suatu REM pada frekuensi yang sesuai
sehingga energi molekul tersebut ditingkatkan ke level yang lebih
tinggi, maka terjadi peristiwa absorpsi energi oleh molekul.

 Supaya terjadi absorpsi, perbedaan energi antara dua tingkat energi


harus setara dengan foton yang diserap.

 Secara matematis, pernyataan ini dapat dinyatakan dengan:


E2 – E1 = hυ
dimana:
E1 = energi pada tingkat yang lebih rendah
E2 = energi pada tingkat yang lebih tinggi
υ = frekuensi foton yang diabsorpsi
h = tetapan Planck
Energi ini yang melompat dari suatu tingkat ke
tingkat lain disebut dengan transisi dan komponen
energi yang terlibat dalam proses penyerapan disebut
dengan transisi rotasional, transisi vibrasional dan
transisi elektronik.
E2

E1

Absorpsi frekuensi radiasi yang menyebabkan transisi dari


tingkat energi 1 (tingkat energi yang lebih rendah) ke
tingkat 2 (tingkat yang lebih tinggi)
 Suatu grafik yang menghubungkan antara banyaknya
sinar yang diserap dengan frekuensi atau panjang
gelombang disebut spektrum absorpsi
 Transisi yang dibolehkan untuk suatu molekul dengan
struktur kimia yang berbeda adalah tidak sama
sehingga spektrum absorpsinya berbeda. Oleh karena
itu, spektrum dapat dijadikan informasi untuk analisis
kualitatif.
 Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang
gelombang tertentu sebanding dengan banyaknya
molekul yang menyerap radiasi, sehingga spektrum
absorpsi juga dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif.
Transisi Elektron oleh REM

 Elektron dapat berpindah dari orbit yang satu ke orbit yang lain dengan
memancarkan atau menyerap energi yang disebut Transisi Elektron.
 Elektron yang berpindah dari orbit luar ke orbit dalam akan memancarkan
energi sebesar E=hv.
 Elektron yang berpindah dari orbit dalam ke orbit yang lebih luar akan
menyerap energi sebesar E= hv.
 Energi yang dibutuhkan untuk transisi elektron dari kulit yang lebih dalam ke
kulit yang lebih luar harus lebih besar dari pada selisih tingkat energi dari
lintasan asal dan lintasan tujuan. Proses ini disebut sebagai proses
Eksitasi.
 Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang
berurutan, mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K.
 Energi yang dipancarkan oleh transisi elektron dari lintasan M ke lintasan K
lebih besar daripada transisi dari lintasan L ke lintasan K.
 Tingkat energi lintasan dari setiap atom tidak sama.
S1
E
Eksitasi Elektronik

S0

Keterangan:
S0 = tingkat energi elektron pada keadaan dasar (ground state)
S1 = tingkat energi elektron pada keadaan tereksitasi (excited state)
E = Energi eksitasi
 Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi
elektromagnetik makan molekul tersebut akan menyerap
radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai.
 Jika pada molekul tersebut hanya terjadi transisi elektronik
pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka
hanya akan terjadi satu absorpsi yang merupakan garis
spektrum.

A
Spektrum berupa garis

λ1
Keterangan:
A = Absorbansi
λ1 = panjang gelombang energi yang sesuai
Transisi Elektron Senyawa
Organik
1.Transisi σ—>σ*
 Ikatan sigma merupakan ikatan yang sangat kuat sehingga
dibutuhkan energi yang tinggi untuk dapat melakukan transisi ini.
 Senyawa organik yang terbentuk dari ikatan sigma (ikatan tunggal)
tidak menunjukkan absorpsi di daerah normal ultraviolet (200 – 400
nm).
 Senyawa hidrokarbon seperti CH4 (metana), CH3-CH2-CH3 (propana)
mengalami transisi ini.
2. Transisi n—>σ*
 Terjadi pada senyawa heteroatom berikatan tunggal yang terikat
dengan atom yang memiliki pasangan elektron bebas seperti atom
oksigen (O), atom-atom halogen (F, Cl, Br, I), atom nitrogen (N) dan
sebagainya.
 Senyawa-senyawa organik yang mengalami transisi ini diantaranya
adalah eter, alkohol, alkil halida, amina dan sebagainya.
3. Transisi π—>π*
 Terjadi pada molekul hidrokarbon tak jenuh atau molekul
yang memiliki ikatan rangkap.
 Energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi lebih
kecil dibandingkan transisi sebelumnya, sehingga transisi
ini terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar
 Senyawa-senyawa organik yang mengalami transisi ini
diantaranya adalah senyawa alkena dan alkuna.

4. Transisi n—>π*
 Terjadi pada senyawa tak jenuh yang berikatan dengan
atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
 Senyawa organik yang mengalami transisi ini diantaranya
adalah senyawaan karbonil (C=O), nitril (C≡N).
Energi yang dibutuhkan untuk
melakukan transisi elektron
 Pada umumnya senyawa yang mempunyai transisi σ—
>σ* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang
sekitar 150 nm
 Senyawa yang mempunyai transisi σ—>σ* dan n—>
σ* (kromofor tak terkonjugasi) mengabsorpsi cahaya
pada panjang gelombang sekitar 200 nm
 Senyawa yang mempunyai transisi π—>π* dan n—>
π* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang
daerah ultraviolet kuarsa (200 – 400 nm)
 Intensitas absorpsi yang disebabkan oleh transisi n ->
π * lebih kuat 10 – 100 kali intensitas yang disebabkan
oleh transisi π—>π*
Transisi Elektronik Pada Senyawa
Metal Organik
Senyawa Metal Organik
 Senyawa di mana terdapat karbon yang terikat
langsung ke suatu atom logam (seperti raksa, seng,
timbal, magnesium atau litium)
 Contoh, CH3ONa tidaklah dianggap sebagai suatu
senyawa organologam karena gugus organiknya
terikat pada Na melalui oksigen, sedangkan
(CH3)4Si merupakan organologam karena terdapat
satu ikatan langsung antara karbon C dengan Si.
 Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam,
senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan
antara kimia organik dan anorganik.
 Ikatan karbon dengan logam dalam senyawa
organometalik umumnya bersifat sebagian
ionic dan sebagian kovalen.
 Jika ikatan M-C bersifat ion maka hal ini
disebabkan karena logam yang dipakai
sangat bersifat elektropositif seperti logam
alkali.
 Sedangkan ikatan M-C dalam logam transisi
dan metalloid sangat rendah tergantung dari
elektronegatifitas logam itu sendiri. Sehingga
ikatannya lebih bersifat kovalen
 Ikatan kovalen M-C merupakan ikatan π,
maka Radiasi Elektromagnetik pada
senyawa metalorganik atau organologam
bisa menyebabkan transisi elektronik σ—
>σ*.
Chemical bond
Octet rule (Lewis 1916) :
• formed by sharing electron
• each atom achieves the helium or noble gas configuration

Quantum mechanical approach :


• based on the concept of atomic orbital
• interaction of two atomic orbital : constructive or destructive
depending on whether their wave functions add or subtract
in the region of overlap.
◊ bonding molecular orbital (s, sigma)
» there is buildup of electron density between the two
nuclei
» linear combination of the atomic orbital (LCAO)
Ψ = N (Ψ A + Ψ B)
◊ antibonding molecular orbital (s*, sigma star)
» there is a decrease of electron density between the two
nuclei
» linear combination of the atomic orbital (LCAO)
Ψ * = N (Ψ A – Ψ B)

◊ overlap p orbital give rise : s and p (phi) molecular orbital

s*1s H : 1s1
Energi

1s 1s
H2 : (s1s)2
s1s
s*2px

p*2py p*2pz
Energi

2p 2p

s2px

p2py p2pz

O : 1s2 2s2 2p4

O2 : (s1s)2 (s*1s)2 (s2s)2 (s*2s)2


(p2py)2 (p2pz)2 (s2px)2 (p*2py)1 (p*2pz)1
COMPLEMENTARY COLOR
Transisi Elektronik
Bentuk Orbital pada Transisi
Elektronik
Orbital p
Transisi Elektron Pada Paracetamol
Transisi Elektronik Senyawa
Metalorganik
 Senyawa organologam : senyawa yg
mengandung ikatan antara logam dan
atom karbon
 Contoh : Ni(CO)4, Fe(CO)5 , Cr(C6H6)2,
hemoglobin, klorofil
 Kebanyakan dihubungkan dengan
senyawa kompleks logam transisi
Senyawa Ni(CO)4
 Senyawa kompleks logam disebut juga
dengan kompleks perpindahan muatan atau
(charge-transfer complexes).
 Supaya kompleks menunjukan spektrum
perpindahan muatan, maka salah satu
komponen kompleks harus mempunyai sifat
donor elektron dan komponen lainnya
sebagai akseptor elektron.
 Penyerapan REM melibatkan perpindahan
elektron dari donor ke akseptor sehingga
menyebabkan keadaan tereksitasi.
 [prinsip interaksi transfer muatan]
(1) Pemberian elektron pada spesies yang lain paling mudah
terjadi pada HOMO.
(2) Penerimaan elektron dari spesies yang lain paling mudah
terjadi pada LUMO.
(3) HOMO yang lebih tinggi (energi ionisasi yang lebih kecil)
memberikan kemampuan yang lebih kuat untuk memberikan
elektron pada spesies yang lain.
(4) LUMO yang lebih rendah (afinitas elektron yang lebih
besar) memberikan kemampuan yang lebih kuat untuk
menerima elektron dari spesies yang lain.
(5) LUMO yang lebih tinggi dan HOMO yang lebih rendah
akan memberikan kemampuan yang lebih rendah pada
kemampuan untuk menerima atau memberikan elektron.
MATERI ANALISIS
FISIKOKIMIA
 Radiasi Elektromagnetik
 Spektrofotometer UV/Visible
 Spektrofotometer Infra-Merah
 Spektrofotometer Fluorosensi
 Spektrofotometer Serapan Atom
 Spektrometer Massa
 Spektrometer RMI

Anda mungkin juga menyukai