Sasaran (harapan):
• Mahasiswa (diharapkan) dapat memahami teori dan
aplikasi teknik analisis fisikokimia untuk analisis farmasi
dan bahan kimia terkait (unsur/senyawa)
Kehadiran dalam kuliah:
• Kehadiran minimum 75%
• HP harus disesuaikan saat mengikuti kuliah
Evaluasi:
• Ujian Tengah Semester (bobot nilai 40%)
• Ujian Akhir Semester (bobot nilai 40%)
• Tugas (20%)
ANALISIS FARMASI FISIKOKIMIA
(Analisis Farmasi Fisikokimia)
1. H.H. Willard, L.L. Merit, J.A. Dean, F.A. Settle,
Instrumental Method of Analysis, 7th ed.,
Wadsworth Publ. Co., Belmont, 1988.
Amin
Dapat terhidrolisis dalam
Amin
aromatis alifatis
tersier air dengan laju degradasi
orde 1
Sifat fisikokimia
Parasetamol
Asam sangat lemah
pKa = 9,5
T1/2 (air, pH 6,25)=
21,8 tahun
Amida Amida stabil dalam hidrolisis
netral
Obat lain yg mgd ggs amida:
Buvipakain, prokain, lignokain,
Hidroksi asebutolol
fenolik
Sifat fisikokimia
Aspirin Asam lemah
pKa = 3,5
T1/2 (pH 7, 25oC) = 21,8 tahun
T1/2 (pH 2,5, 25oC) = 40 hari
P (o/w) = 631
Kecepatan hidrolisis ester yang dikatalisis OH- lebih cepat
disbanding dg asam
Asam
karboksilat Ester Obat lain yg mgd ester
fenolik:
Vit.E, metilpranolol,
dipiveprin, benorilat
Sifat fisikokimia
Sulfadiazin A Nitrogen
cincin diazin Basa
sangat lemah
pKa 2
B nitrogen
sulfonamide asam
lemah
B pKa 6,5
C C amin
A aromatis
Basa lemah
pKa <2
P (oktanol/air)
± 0,55
Sifat fisikokimia
Metilprednisolon
A gugus keton, netral
B gugus alkohol sekunder, netral
C
C gugus alcohol primer, netral
B A D gugus alcohol tersier, netral,
cenderung mengalami eliminasi melalui
D
dehidrasi pada suhu tinggi
Gugus hidroksi pada D diubah
menjadi ester
P (oktanol/air) ± 70
A Obat ini tidak mengalami ionisasi tidak
terpengaruh pH
PENDAHULUAN
ISTILAH/TERMINOLOGI
Teknik analisis : fenomena ilmiah dasar yang telah
berguna untuk melengkapi informasi
tentang komposisi zat.
Contoh : teknik spektrofotometri uv-visibel,
spektroskopi sinar X, dsb.
Teknik spektroskopi
Teknik elektrokimia
Teknik kromatografi
Teknik lainnya : analisis termal, spektrometri massa
Teknik gabungan : GC-IR, GC-MS, MS-MS, dll.
Karakteristika Contoh metode
DATA
Contoh :
Spektrofotometri :
• Instrumen : spektrofotometer
• Stimulus : energi radiasi monokromatis
• Analit : Senyawa ber-kromofor
• Respon analitik : absorpsi radiasi
• Transducer : fotosel
• Data : arus listrik
• Pemroses data : pengukur arus (current meter)
• Luaran : skala ukuran
Kimia kuantum
aplikasi mekanika kuantum dalam ilmu kimia
Mekanika Kuantum :
• sifat dan perilaku partikel penyusun atom
• teori atom dan molekul
• radiasi elektromagnetik (REM)
• spektroskopi
Teori kuantum
Max Planck (1900)
Definisi Gelombang
b. Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dalam
proses perambatannya tidak memerlukan medium (zat perantara).
Artinya gelombang ini bisa merambat dalam keadaan
bagaimanapun tanpa memerlukan medium. Contohnya adalah
gelombang cahaya yang terus ada dan tidak memerlukan zat
perantara.
Gelombang Elektromagnetik?
Amplitude (A)
0
- Time or Distance
Periode (p) : waktu yg diperlukan untuk membentuk satu
gelombang.
Frekuensi (v) : jumlah gelombang tiap detik.
BilanganGelombang ( ) : banyaknya
putaran yang terdapat dalam setiap satu
cm radiasi.
Sifat dan Karakteristik
Gelombang elektromagnetik dapat merambat dalam
ruang tanpa medium
Merupakan gelombang transversal
Tidak memiliki muatan listrik sehingga bergerak lurus
dalam medan magnet maupun medan listrik
Dapat mengalami pemantulan (refleksi), pembiasan
(refraksi), interferensi, juga dapat mengalami lenturan
atau hamburan (difraksi).
Berdasarkan perhitungan Maxwell, kecepatan
gelombang elektromagnetik diruang hampa adalah
sebesar 3 x 108 m/s yang nilainya sama dengan laju
cahaya terukur.
Interferensi Gelombang
Interferensi adalah peristiwa penggabungan dua gelombang
cahaya atau lebih akibat dari adanya sebuah celah ganda yang
membuat gelombang bertabrakan. Peristiwa interferensi disebut
juga peristiwa superposisi gelombang.
y0 y0
Time Time
• Constructive interference: jika beda fase kedua gelombang sama sehingga
gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut.
• Destructive interference: jika beda fasenya adalah 180o, sehingga kedua gelombang
saling menghilangkan.
• Sifat superposisi ini mempunyai peran penting dalam metode instrumen berbasis
REM
Difraksi Gelombang
0
p p 3p 2p 5p
2 2 2
Transmission of Radiation
q
1
M1
M2
q
2
sin q1 n2 v1
= n =
sin q2 1 v2
Reflection of Radiation
Ir (n2-n1)2
=
I0 (n2+n1)2
I0
Ir
I0 = intensitas radiasi yg datang
Ir = intensitas radiasi yg dipantulkan
n1 , n2 = Indeks bias
Scattering of Radiation
Scattering terjadi jika Gelombang elektromagnetik menabrak molekul yang berukuran lebih
besar dari gelombang EM, sehingga REM dihamburkan. Terdapat 3 jenis scattering:
a. Rayleigh Scattering : oleh partikel yang garis tengahnya jauh lebih
kecil daripada panjang gelombang EM.
b. Mie Scattering large Particle : oleh partikel berukuran besar (Tyndall)
c. Mie Scattering small particle : oleh partikel yang garis tengahnya sama
dengan panjang gelombang EM
Ilmuyang mempelajari interaksi antara
gelombang elektromagnetik dengan benda
adalah Spesktroskopi.
3 UV 190 – 380 nm
5 IR 2,5 - 25 μm
E = energi
h = tetapan Planck (6,63 . 10-34 Joule )
ν = frekuensi
Molekul dapat memiliki berbagai jenis energi, antara lain:
Jika suatu molekul dikenai suatu REM pada frekuensi yang sesuai
sehingga energi molekul tersebut ditingkatkan ke level yang lebih
tinggi, maka terjadi peristiwa absorpsi energi oleh molekul.
hυ
E1
Elektron dapat berpindah dari orbit yang satu ke orbit yang lain dengan
memancarkan atau menyerap energi yang disebut Transisi Elektron.
Elektron yang berpindah dari orbit luar ke orbit dalam akan memancarkan
energi sebesar E=hv.
Elektron yang berpindah dari orbit dalam ke orbit yang lebih luar akan
menyerap energi sebesar E= hv.
Energi yang dibutuhkan untuk transisi elektron dari kulit yang lebih dalam ke
kulit yang lebih luar harus lebih besar dari pada selisih tingkat energi dari
lintasan asal dan lintasan tujuan. Proses ini disebut sebagai proses
Eksitasi.
Proses transisi elektron tidak hanya terjadi pada lintasan-lintasan yang
berurutan, mungkin saja terjadi transisi dari lintasan M ke lintasan K.
Energi yang dipancarkan oleh transisi elektron dari lintasan M ke lintasan K
lebih besar daripada transisi dari lintasan L ke lintasan K.
Tingkat energi lintasan dari setiap atom tidak sama.
S1
E
Eksitasi Elektronik
S0
Keterangan:
S0 = tingkat energi elektron pada keadaan dasar (ground state)
S1 = tingkat energi elektron pada keadaan tereksitasi (excited state)
E = Energi eksitasi
Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi
elektromagnetik makan molekul tersebut akan menyerap
radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai.
Jika pada molekul tersebut hanya terjadi transisi elektronik
pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka
hanya akan terjadi satu absorpsi yang merupakan garis
spektrum.
A
Spektrum berupa garis
λ1
Keterangan:
A = Absorbansi
λ1 = panjang gelombang energi yang sesuai
Transisi Elektron Senyawa
Organik
1.Transisi σ—>σ*
Ikatan sigma merupakan ikatan yang sangat kuat sehingga
dibutuhkan energi yang tinggi untuk dapat melakukan transisi ini.
Senyawa organik yang terbentuk dari ikatan sigma (ikatan tunggal)
tidak menunjukkan absorpsi di daerah normal ultraviolet (200 – 400
nm).
Senyawa hidrokarbon seperti CH4 (metana), CH3-CH2-CH3 (propana)
mengalami transisi ini.
2. Transisi n—>σ*
Terjadi pada senyawa heteroatom berikatan tunggal yang terikat
dengan atom yang memiliki pasangan elektron bebas seperti atom
oksigen (O), atom-atom halogen (F, Cl, Br, I), atom nitrogen (N) dan
sebagainya.
Senyawa-senyawa organik yang mengalami transisi ini diantaranya
adalah eter, alkohol, alkil halida, amina dan sebagainya.
3. Transisi π—>π*
Terjadi pada molekul hidrokarbon tak jenuh atau molekul
yang memiliki ikatan rangkap.
Energi yang dibutuhkan untuk melakukan eksitasi lebih
kecil dibandingkan transisi sebelumnya, sehingga transisi
ini terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar
Senyawa-senyawa organik yang mengalami transisi ini
diantaranya adalah senyawa alkena dan alkuna.
4. Transisi n—>π*
Terjadi pada senyawa tak jenuh yang berikatan dengan
atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
Senyawa organik yang mengalami transisi ini diantaranya
adalah senyawaan karbonil (C=O), nitril (C≡N).
Energi yang dibutuhkan untuk
melakukan transisi elektron
Pada umumnya senyawa yang mempunyai transisi σ—
>σ* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang
sekitar 150 nm
Senyawa yang mempunyai transisi σ—>σ* dan n—>
σ* (kromofor tak terkonjugasi) mengabsorpsi cahaya
pada panjang gelombang sekitar 200 nm
Senyawa yang mempunyai transisi π—>π* dan n—>
π* mengabsorpsi cahaya pada panjang gelombang
daerah ultraviolet kuarsa (200 – 400 nm)
Intensitas absorpsi yang disebabkan oleh transisi n ->
π * lebih kuat 10 – 100 kali intensitas yang disebabkan
oleh transisi π—>π*
Transisi Elektronik Pada Senyawa
Metal Organik
Senyawa Metal Organik
Senyawa di mana terdapat karbon yang terikat
langsung ke suatu atom logam (seperti raksa, seng,
timbal, magnesium atau litium)
Contoh, CH3ONa tidaklah dianggap sebagai suatu
senyawa organologam karena gugus organiknya
terikat pada Na melalui oksigen, sedangkan
(CH3)4Si merupakan organologam karena terdapat
satu ikatan langsung antara karbon C dengan Si.
Dari bentuk ikatan pada senyawa organologam,
senyawa ini dapat dikatakan sebagai jembatan
antara kimia organik dan anorganik.
Ikatan karbon dengan logam dalam senyawa
organometalik umumnya bersifat sebagian
ionic dan sebagian kovalen.
Jika ikatan M-C bersifat ion maka hal ini
disebabkan karena logam yang dipakai
sangat bersifat elektropositif seperti logam
alkali.
Sedangkan ikatan M-C dalam logam transisi
dan metalloid sangat rendah tergantung dari
elektronegatifitas logam itu sendiri. Sehingga
ikatannya lebih bersifat kovalen
Ikatan kovalen M-C merupakan ikatan π,
maka Radiasi Elektromagnetik pada
senyawa metalorganik atau organologam
bisa menyebabkan transisi elektronik σ—
>σ*.
Chemical bond
Octet rule (Lewis 1916) :
• formed by sharing electron
• each atom achieves the helium or noble gas configuration
s*1s H : 1s1
Energi
1s 1s
H2 : (s1s)2
s1s
s*2px
p*2py p*2pz
Energi
2p 2p
s2px
p2py p2pz