PASIEN DISLOKASI
DISUSUN KELOMPOK 2:
Suci Aulia ( 1714201042 )
Syarifatul Munawaroh ( 1714201056 )
Definisi Dislokasi
Dislokasi adalah kondisi ketika tulang-tulang
terlepas dari sendi, merupakan keadaan darurat
yang memerlukan pertolongan medis segera
mungkin (Brunner & Suddarth,2002).
Terlepasnya jaringan tulang dari kesatuan sendi
ini bisa terjadi karena bergesernya beberapa
komponen tulang atau terlepas seluruh komponen
tulang dari mangkuk sendi.
Etiologi Dislokasi
1. Cedera Olahraga.
2. Trauma.
3. Terjatuh.
4. Ligamen Robek
Gejala Klinis Dislokasi
Jika bagian tulang yang mengalami dislokasi diraba
akan terasa seperti terdapat suatu celah.
Otot-otot di sekitar tulang tidak dapat berfungsi
dengan baik .
Pembengkakan parah terjadi pada kasus trauma
dan dapat menutup deformitas.
Rasa nyeri pada daerah dislokasi sendi bahu, sendi
siku, metacarpal phalangeal, dan sendi pangkal
paha servikal.
Kekakuan.
•
Jenis-jenis dislokasi
Secara klinisnya, dislokasi dibagi menjadi :
Dislokasi Akut.
Umumnya terjadi pada bahu, siku, dan panggul.
Gejala dapat berupa nyeri akut dan pembengkakan
di sekitar sendi.
Dislokasi berulang.
Kondisi ini menggambarkan suatu trauma dislokasi
sendi yang diikuti oleh dislokasi dengan trauma
minimal. Umumnya terjadi pada sendi bahu dan
patello femoral joint. Dislokasi ini sering dikaitkan
denganpatah tulang / fraktur akibat berpindahnya
trauma, kontraksi otot dan tarikan.
Komplikasi
Komplikasi awal
1) Cedera saraf.
Misalnya jika terjadi cedera pada saraf aksila, maka pasien
tidak dapat mengerutkan otot deltoid sehingga ada daerah
kecil yang mati rasa pada otot tersebut.
1) Cedera pembuluh darah.
2) Fraktur dislokasi.
Komplikaksi lanjut.
1) Kekakuan sendi bahu.
Imobilisasi dalam waktu lama dapat mengakibatkan
kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien berusia 40 tahun
ke atas. Terjadi nya kehilangan rotasi lateral secara otomatis
membatasi abduksi.
1) Dislokasi yang berulang. Terjadi jika labrum glenoid robek
atau kapsul terlepas dari bagian depan leher genoid.
2) Kelemahan otot.
•
Patofisiologi
Secara umum patofisiologi terjadinya dislokasi
berawal dari ketika sel mengalami kerusakan, sel akan
mengeluarkan mediator kimia yang merangsang
terjadinya peradangan. Mediator tadi antara lain
berupa histamine, bradikinin, prostaglandin, dan
leukotriene. Mediator kimiawi tersebut dapat
menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah serta
penarikan populasi sel-sel kekebalan pada lokasi
cedera. Secara fisiologi respon tubuh tersebut dikenal
sebagai proses peradangan. Proses peradangan ini
kemudian berangsur-angsur akan menurun sejalan
dengan terjadinya regenerasi proses kerusakan sel
atau jaringan tersebut. ( Van Mechelen et al. 1992 )
Penatalaksanaan
Non medis :
• Istirahat.
• Kompres dengan es.
• Kompres/pemasangan pembalut tekan.
• Elevasi, yaitu dengan meninggikan bagian
dislokasi.
Medis
1.Pemeriksaan Penunjang
▫ Sinar-X (Rontgen).
• Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostik noninvasif untuk
membantu menegakkan diagnosis medis. Pada pasien dengan dislokasi sendi dari
mangkuk sendi, tulang, dan sendi akan terlihat berwarna putih pada foto rontgen.
▫ CT scan.
• Pemeriksaan sinar-x yang lebih canggih dengan bantuan computer sehingga
memperoleh gambar yang lebih detil. Foto ysmh dihasilkan dapat berupa gambar
tiga dimensi yang memperlihatkan di bagian mana sendi tidak berada pada
tempatnya.
▫ Operasi Ortopedi.
• Spesialisasi medis ini mengkhususkan pada pengendalian
medis dan bedah para pasien yang memiliki kondisi-kondisi
yang mempengaruhi (Open Reduction and fixation/ORIF)
▫ Graft tulang.
• Penggantian jaringan tulang (graft autolog maupun heterolog)
untuk memperbaiki penyembuhan, untuk menstabilisai atau
mengganti tulang yang berpenyakit.
▫ Amputasi atau penghilangan bagian tubuh.
▫ Antroplasti memperbaiki bagian masalah sendi dengan melalui
pembedahan sendi terbuka atau dengan menggunakan artroskop.
Artoskop adalah suatu alat yang memungkinkan ahli bedah
mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan besar.
▫ Pengganti sendi.
• Pengganti permukaan sendi dengan bahan logam atau sintesis.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1. Identitas Pasien
▫ Nama : Tn. B
▫ Umur : 47 Tahun
▫ Alamat : Bukittinggi
▫ Pekerjaan : Guru
▫ Agama : Islam
▫ Tanggal MRS : 18 Agustus 2019
▫ Tanggal Pengkajian : 18 Agustus 2019
2. Keluhan Utama
▫ Pasien mengeluh nyeri pada bahu kanan dan sebagian
lengan atas, Nyeri pada bahu kanan dan sebagian
lengan atas dirasa setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas motor vs motor dengan posisi jatuh tengkurap
dan lengan kanan menopang badan. Nyeri dirasakan
terus-menerus.
5. Pemeriksaan Fisik
• a) Tanda-tanda Vital
• - Tekanan darah : 110/70 mmHg
• - Nadi : 68 x/menit
• - Suhu : 36.3˚C
• - Pernafasan : 22 x/menit
• b) Jejas : vulnus ekskoriasi diatas bibir (+)
• c) Luka pada bibir bagian atas
• d) Adanya edema
• e) Eritema : (+)
• f) False movement : (+)
• g) Deformitas / asimetri : (+)
• h) Feel, Tenderness : (+)
• i) Krepitasi : (+)
• j) Pulsasi : (+)
• k) Pain : (+)
• l) Functiolaesa : (+).
• m) Move : Gerakan aktif : Limitation (+) dan pain
(+) pada abduksi, adduksi, fleksi, ekstensi,
endorotasi, eksorotasi ekstremitas atas. Clear (+)
dan pain (-) pada supinasi, pronasi sendi
pergelangan tangan. Clear (+) dan pain (-) pada
fleksi, ekstensi, abduksi, ekstensi jari-jari tangan.
6. Farmakologi
• a) Infus ringer laktat dan D5 2:1 20-30 tpm
• b) Injeksi cefotaxim IV 3x1g
• c) Injeksi ketorolac 3x30mg
• d) Injeksi kalnex 3x500mg
Analisa data
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. Ds : Agen Nyeri akut
1) Pasien mengatakan nyeri pada bahu kanan dan lengan atas Pencedera
2) Nyeri pada bahu kanan dan sebagian lengan atas dirasa setelah Fisik
mengalami kecelakaan lalu lintas motor vs motor dengan posisi jatuh
tengkurap dan lengan kanan menopang badan.
3) Nyeri dirasakan terus-menerus
Do :
1) Adanya edema
2) Adanya nyeri tekan
3) Pain (+)
4) TTV
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 68 x/menit
- Suhu : 36.3˚C
- Pernafasan : 22 x/menit
5) Injeksi
- Infus RL dan D5 2:1 20-30 tpm
- Injeksi Ketorolax 3x30 mg
NO DATA PENYEBAB MASALAH