Anda di halaman 1dari 66

SKENARIO 2

KELUMPUHAN
WAJAH

KELOMPOK A-2
Anggota
O Kelompok : A-2
O Ketua : Dinda Maharani A. 1102016056
O Sekretaris : Melsya Halim Utami 1102016118
O Anggota : Fajar Pambudi 1102014090
O Ayunda Maharani S. 1102016037
O Azizah 1102016040
O Deshe Karunia Astuti 1102016049
O Ibnu Hakim Ansori N. 1102016085
O Mahesa Kurnianti Putri 1102016108
O Maya Aulia Marsam 1102016113
Skenario
KELUMPUHAN WAJAH

Perempuan berusia 50 tahun saat sedang berbelanja di pusat


perbelanjaan tiba-tiba berbicara cadel dan setelah diperhatikan oleh
suaminya wajah pasien terlihat tidak simetris. Pasien juga mengeluh
anggota gerak sisi kiri lebih lemah dibanding kanan. Suami langsung
membawa istrinya ke IGD RS terdekat. Pemeriksaan tanda vital
menunjukkan hipertensi. Pada pemeriksaan fisik ditemukan wajah tidak
simetris. Sulkus nasolabialis kiri tampak mendatar, namun kerutan dahi
simetris. Pada saat menjulurkan lidah, mencong ke sisi kiri tanpa adanya
atrofi papil dan fasikulasi. Terdapat hemiparesis sinistra. Dokter
mengatakan pasien mengalami stroke. Sebagai seorang suami, ia
berkewajiban untuk menyantuni dan merawat istrinya dengan baik sesuai
ajaran Islam.
KATA-KATA SULIT
O Sulcus Nasolabialis  alur yang menghubungkan antara hidung dan bibir.
O Fasikulasi  gerakan kedutan yang singkat dan irregular yang terjadi pada
bagian tengah otak.
O Hemiparesis  kelemahan otot-otot lengan dan tungkai pada satu sisi.
O Stroke  gangguan otak fokal atau global secara mendadak yang disebabkan
oleh gangguan vaskular.
PERTANYAAN
1. Apa saja faktor risiko stroke?
2. Apa hubungan antara hipertensi dengan penyakit stroke?
3. Mengapa bisa terjadi hemiparesis sinistra?
4. Mengapa pasien tiba-tiba berbicara cadel?
5. Apa pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis?
6. Apa tatalaksana awal yang dilakukan kepada pasien tersebut?
7. Apakah jenis kelamin memengaruhi penyakit pasien?
8. Bagaimana prognosis pasien? Apakah wajah pasien dapat kembali seperti
semula?
9. Apa yang menyebabkan anggota gerak sisi kiri lebih lemah daripada
kanan?
10. Apa kewajiban suami terjadap istri menurut pandangan Islam?
JAWABAN
1. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah hipertensi, pola hidup, merokok, dan obesitas
sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah usia, jenis kelamin, dan genetik.
2. Hipertensi dapat menyebabkan terganggunya membrane dari pembuluh arteri serta terbentuknya
aterosklerosis sehingga suplai darah ke otak berkurang dan terjadi iskemik di daerah tertentu pada
cerebri.
3. Kemungkinan terjadi lesi di otak bagian dextra sehingga paresis terjadi disisi kontralateral.
4. Terjadi gangguan pada nervus yang menginervasi otot-otot lidah yaitu Nervus Hypoglossus (N.
XII).
5. CT Scan, MRI, APTT, AGD, EKG, EMG, dan Pemeriksaan N.Cranialis.
6. GCS dan kontrol hipertensi.
7. Memengaruhi, karena jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi. Stroke lebih sering terjadi pada pria.
8. Tergantung derajat keparahan stroke dan ketepatan tatalaksana.
9. Kemungkinan terjadi lesi di otak bagian dextra sehingga paresis terjadi disisi kontralateral.
10. Menafkahi, melindungi, menyayangi, merawat, serta mengimaminya.
Sasaran Belajar
L.I.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi
O L.O.I.1. Memahami dan Menjelaskan Nervus Cranialis
O L.O.I.2. Memahami dan Menjelaskan Jaras Sensorik
O L.O.I.3. Memahami dan Menjelaskan Jaras Motorik
O L.O.I.4. Memahami dan Menjelaskan Kapsula Interna
O L.O.1.5. Memahami dan Menjelaskan Vaskularisasi Cerebri

L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke


O L.O.II.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi
O L.O.II.2. Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi
O L.O.II.3. Memahami dan Menjelaskan Etiologi
O L.O.II.4. Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi
O L.O.II.5. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi
O L.O.II.6. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis
O L.O.II.7. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis Banding
O L.O.II.8. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan
O L.O.II.9. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi
O L.O.II.10. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan
O L.O.II.11. Memahami dan Menjelaskan Prognosis

L.I.III. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Suami Terhadap Istri dalam Pandangan Islam
L.I.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi

L.O.I.1. Memahami dan Menjelaskan Nervus Cranialis


N.Olfaktorius

O  Melalui thalamus
O Saraf ini merupakan saraf sensorik yang serabut-
serabutnya berasal dari membran mukosa hidung 
menembus area kribriformis dari tulang etmoidal 
bersinaps di bulbus olfaktorius  traktus olfaktorius
berjalan dibawah lobus frontal  berakhir di lobus
temporal bagian medial sisi yang sama.
N.Olfaktorius
O PEMERIKSAAN N.I O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.I
1. Untuk menguji saraf olfaktorius digunakan bahan yang
tidak merangsang seperti kopi, tembakau, parfum atau 1. Kelainan pada nervus olfaktovius dapat menyebabkan
rempah-rempah. suatu keadaan berapa gangguan penciuman sering dan
2. Letakkan salah satu bahan-bahan tersebut di depan disebut Anosmia.
salah satu lubang hidung orang tersebut sementara 2. Agenesis traktus olfaktorius, penyakit mukosa
lubang hidung yang lain kita tutup dan pasien menutup olfaktorius bro rhinitis dan tumor nasal
matanya. Kemudian pasien diminta untuk memberitahu 3. Rhinitis
saat mulai terhidunya bahan tersebut dan kalau 4. Destruksi filum olfaktorius karena fraktur lamina
mungkin mengidentifikasikan bahan yang di hidu. feribrosa. Destruksi bulbus olfaktorius dan traktus
akibat kontusi “countre coup”, biasanya disebabkan
karena jatuh pada belakang kepala
HIPOTESIS
Stroke adalah gangguan otak fokal atau global secara mendadak yang
disebabkan oleh gangguan vaskular dengan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi yaitu hipertensi, pola hidup, merokok, dan obesitas serta faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia, jenis kelamin, dan genetik.
Gejala stroke dapat beruba berbicara cadel, hemiparesis, dan kelemahan otot
pada satu sisi anggota gerak. Untuk menegakkan diagnosis dilakukan
pemeriksaan penunjang dengan CT Scan, MRI, APTT, AGD, EKG, EMG, dan
Pemeriksaan N. Cranialis. Prognosis pasien stroke bergantung pada derajat
keparahan stroke dan ketepatan tatalaksana. Sesuai ajaran Islam, seorang
suami berkewajiban untuk menafkahi, melindungi, menyayangi, merawat, serta
mengimami istrinya.
N.Optikus

O Khas : Penonjolan
otak
O Reseptor : Sel
ganglion retina
O Pusat : Geniculatum
lateral
O Serabut somatik
khusus
N.Optikus
O PEMERIKSAAN N.II O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.II
Pemeriksaan meliputi penglihatan sentral (Visual acuity),
penglihatan perifer (visual field), refleks pupil, pemeriksaan Kelainan atau lesi pada nervus optikus dapat disebabkan
fundus okuli serta tes warna. Pemeriksaan penglihatan oleh:
sentral (visual acuity), Penglihatan sentral diperiksa dengan O Trauma Kepala: Tumor serebri (kraniofaringioma, tumor
kartu snellen, jari tangan, dan gerakan tangan . hipfise, meningioma, astrositoma)
O Kelainan pembuluh darah : Misalnya pada trombosis
arteria katotis maka pangkal artera oftalmika dapat ikut
tersumbat jug. Gambaran kliniknya berupa buta
ipsilateral.
O Infeksi. : Pada pemeriksaan funduskopi dapat dilihat hal-
hal sebagai berikut:
- Papiledema
- Atrofi optik
- Neuritis optik
N.Okulomotor
O Pusat
O Nucleus occulomotorius
principalis
O Nucleus parasympaticus
(edinger-westphal)
O Komposisi
O Serabut eferen somatik (motorik
sadar untuk semua otot bola
mata, kecuali m. obliquus
superior dan m. rectus lateralis)
O Serabut eferen visceralis umum
(motorik tidak sadar untuk m.
constrictor pupillae dan m.
ciliaris)
N.Okulomotor
O PEMERIKSAAN N.III O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.III
Pemeriksaan meliputi:
O Ptosis : Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke Kelumpuhan okulomotorius lengkap memberikan sindrom
depan maka batas kelopak mata atas akan memotong di bawah ini:
iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis O Ptosis, disebabkan oleh paralisis otot levator palpebra
dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris dan tidak adanya perlawanan dari kerja otot
lebih rendah dari pada mata yang lain, orbikularis okuli.
O Gerakan bola mata : Pasien diminta untuk melihat dan O Fiksasi posisi mata, dengan pupil ke arah bawah dan
mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, lateral
atas, dan bawah, sekligus ditanyakan adanya O Pupil yang melebar, tak bereaksi terhadap cahaya dan
penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya akomodasi.
nistagmus.. Penyebab kerusakan diperifer meliputi
O Pupil : Pemeriksaan pupil meliputi : Bentuk dan ukuran
O Lesi kompresif seperti tumor serebri, meningitis
pupil, Perbandingan pupil kanan dan kiri, Perbedaan  basalis, karsinoma nasofaring dan lesi orbital.
pupil sebesar 1mm masih dianggap normal, Refleks
O Infark seperti pada arteritis dan diabetes.
pupil
N.Trochlearis

 Pusat : Nucleus
trochlearis
 Letak : Depan substansia
grissea, mengelilingi
aquaductuscerebri,
bawah nucleus
occulomotorius
principalis setinggi
colliculus inferior
 Serabut eferen somatik
(motorik sadar M.obliqus
superior)
N.Trochlearis
O PEMERIKSAAN N.IV O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.IV
Pemeriksaan meliputi: Gerak mata ke lateral bawah,
Strabismus konvergen, Diplopi Kelainan berupa paralisis nervus troklearis menyebabkan
bola mata tidak bisa bergerak kebawah dan kemedial.
Ketika pasien melihat lurus kedepan atas, sumbu dari mata
yang sakit lebih tinggi daripada mata yang lain.
Jika pasien melihat kebawah dan ke medial, mata berotasi
dipopia terjadi pada setiap arah tatapan.
N.Trigeminus

 Khas : Nervus terbesar


 Nuclei
 Nucleus sensorik utama
(sentuhan & tekanan)
 Nucleus spinalis (sakit &
suhu)
 Nucleus
mesencephalicus (pusat
sensasi propioseptif)
 Nucleus motorik
 Serabut aferen somatik
umum
 Serabut eferen visceralis
khusus
N.Trigeminus
O PEMERIKSAAN N.V O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.V
Pemeriksaan meliputi:
O Sensibilitas: Pasien menutup kedua matanya dan O Kelainan yang dapat menimbulkan gangguan pada
jarum ditusukkan dengan lembut pada kulit, pasien nerus trigeminus antara lain:
ditanya apakah terasa tajam atau tumpul. Juga O Tumor pada bagian fosa posterior
lakukan tes pada daerah di atas dahi menuju O neuralgia trigeminal atau tic douloureux yang
belakang melewati puncak kepala. menyebabkan nyeri singkat dan hebat.
O Motorik: Pemeriksaan dimulai dengan menginspeksi
adanya atrofi otot-otot temporalis dan masseter.
Kemudian pasien disuruh mengatupkan giginya dan
lakukan palpasi adanya kontraksi masseter diatas
mandibula. Kemudian pasien disuruh membuka
mulutnya (otot-otot pterigoideus) dan pertahankan
tetap terbuka sedangkan pemeriksa berusaha
menutupnya. Lesi unilateral dari cabang motorik
menyebabkan rahang berdeviasi kearah sisi yang
lemah (yang terkena).
O Reflek : Pemeriksaan refleks meliputi Refleks kornea
O Langsung dan Tak langsung (konsensual)
N.Abducens
O Khas: Hanya mengatur satu otot bola mata,
yaitu M. rectus lateralis
O Pusat : Nucleus motorik N. abducens
O Komposisi: Serabut eferen somatik (motorik
sadar untuk M. rectus lateralis)
N.Facialis
 Nuclei
 Nucleus motorik utama (pons mensarafi otot
muka)
 Nucleus parasympaticus (posterolateral nukleus
utama)
 Nucleus sensorik (dekat nukleus motorik utama
n. facialis)
 Komposisi
 Serabut aferen visceralis khusus (pengecapan)
 Serabut eferen visceralis umum (sekretorik)
 Serabut eferen visceralis khusus (motorik
sadar)
N.Vestibularis
O Terdiri dari 2 bagian:
O N. vestibularis : Terletak pada meatus
acusticus internus
O N. cochlearis : Terletak pada permukaan
peduncullus cerebelli inferior
O Terdiri dari : Serabut aferen somatik khusus
(pendengaran)
N.Glossopharyngeal
O Nuclei
O Nuclei motorik utama (letak di formatio reticulare
m.oblongata)
O Nuclei parasympathicus
O Nucleus sensorikn (bagian dari tractus solitarius)
O Komposisi
O Serabut aferen visceralis khusus (pengecapan)
O Serabut eferen visceralis umum (salivasi
/sekretorik)
O Serabut eferen visceralis khusus (motorik sadar
dari otot-otot skelet yang berasal dari arcus
branchialis)
N.Vagus
 Nuclei
 Nucleus motorik utama
 Nucleus parasympathis
 Nucleus sensorik
 Komposisi
 Serabut aferen somatik umum (propioseptif)
 Serabut aferen visceralis umum (enteroseptif)
 Serabut aferen visceralis khusus (pengecapan di epiglotis)
 Serabut eferen visceralis umum (T.muskularis dada&perut)
 Serabut eferen visceralis khusus (motorik sadar otot
pharynx)
N.Accesorius
O Terdiri dari 2 radix :
O Radix cranialis :Persarafi otot-otot palatum
molle dan otot intrnsik larynx
O Radix spinalis : Mempersarafi M.trapezius &
sternokleidomastoideus
O Komposisi
O Serabut eferen visceralis khusus (motorik
tidak sadar untuk palatum molle dan larynx)
O Serabut eferen somatik (mororik sadar untuk
M, trapezius dan M. sternokleidomastoideus)
N.Hypoglossus
O Pusat : Nucleus hypoglossus.
O Letak : dekat garis tengah tepat dibawah dasar
bagian bawah ventriculus quartus.
O Hubungan:
O Menerima serabut aferen dari tractus
corticonuclearis dari kedua hemisphaerum
cerebri
O Khusus untuk m. genioglosus hanya menerima
serabut aferen dari hemisphaerum cerebri yang
kontralateral
O Serabut eferen somatik (motorik sadar otot
lidah)
Pemeriksaan N.kranialis
Saraf Kranialis Tehnik Pemeriksaan Kemungkinan Temuan

Olfaktorius Uji indra penciuman pada Hilang pada lesi lobus


masing-masing sisi frontal
Optikus Kaji ketajaman penglihatan Kebutaan
Periksa lapang pandang Hemianopia
Inspeksi diskus optikus Papiledema, atrofi optik
Optikus dan Uji reaksi pupil terhadap Kebutaan, paralisis SO
okulomotorius cahaya III, pupil tonik; sindom
Horne dapat
memengaruhi.
Okulomotorius, Kaji gerakan ekstraokular Strabismus karena
troklearis, dan paralisis Saraf kranial
abdusens III, IV, atau VI.
Saraf Kranialis Tehnik Pemeriksaan Kemungkinan Temuan

Trigeminalis Uji nyeri dan sensasi sentuhan ringan Gangguan motorik atau
pada wajah di zona oftalmik, sensori karena lesi pada
maksilaris, dan mandibular. saraf kranial V atau jaras
Raba kontraksi otot temporalis dan motorik yang lebih tinggi
maseter.
Peiksa reflek kornea.
Fasialis Minta pasien mengangkat kedua alis Kelemahan karena lesi
matanya, cemberut,menutup mata saraf perifer, seperti pada
dengan rapat, memperlihatkan gigi, paralysis Bell, atau ssp
tersenyum, menggembungkan pipi. pada stroke.
Glossofaring dan Amati setiap kesulitan menelan. Kelemahan palatum atau
Vagus faring mengganggu
Dengarkan suara pasien
kemampuan menelan
Perhatikan naiknya palatum durum
Serak atau suara hidung
dengan ucapan ”ah”
Paralisis palatum pada cedera
Uji reflek muntah masing-masing sisi.
serebovaskular
L.I.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi

O L.O.I.2. Memahami dan Menjelaskan Jaras Sensorik


Jaras somatosensorik
(RESEPTOR)
Menurut letaknya Menurut tipe atau jenis stimulus

O Exteroseptor : O Mekanoreseptor: Mendeteksi


Perasaan tubuh permukaan perubahan tekanan
(kulit), seperti sensasi nyeri,
O Thermoreseptor: Mendeteksi
suhu, dan raba
O Proprioseptor : perubahan suhu
Perasaan tubuh dalam, seperti O Nociseptor: Mendeteksi rasa
pada otot, sendi, dan tendo. nyeri
O Interoseptor :
O Chemoreseptor: Mendeteksi
Perasaan tubuh pada alat-alat
viscera atau alat-alat dalam, rangsang kimia
seperti jantung, lambung,
O Photoreseptor: Mendeteksi
usus, dll.
perbahan cahaya
Jaras somatosensorik
(Exteroseptor)
sinyal diterima reseptor → dibawa ke ganglion spinale →
melalui radiks posterior menuju cornu posterior medulla
spinalis → berganti menjadi neuron sensoris ke-2 → lalu
menyilang ke sisi lain medulla spinalis → membentuk
jaras yang berjalan ke atas yaitu traktus spinotalamikus →
menuju thalamus di otak → berganti menjadi neuron
sensoris ke-3 → menuju korteks somatosensorik yang
berada di girus postsentralis (lobus parietalis)
Jaras somatosensorik
(Proprioseptor)
sinyal diterima reseptor → ganglion spinale → radiks
posterior medulla spinalis → lalu naik sebagai funiculus
grasilis dan funiculus cuneatus → berakhir di nucleus Goll
→ berganti menjadi neusron sensoris ke-2 → menyilang
ke sisi lain medulla spinalis → menuju thalamus di otak →
berganti menjadi neuron sensoris ke-3 → menuju ke
korteks somatosensorik di girus postsentralis (lobus
parietalis).
Jaras somatomotorik

Tractus pyramidalis Tractus ekstrapiramidal


 Tractus corticospinalis  Tractus reticulospinal
 Tractus corticobulbaris  Tractus tectospinal
 Tractus rubrospinal
 Tractus vestibulospinal
 Tractus olivospinal
Tractus pyramidalis
Tractus ekstrapyramidalis
(Reticulospinalis)
Tractus ekstrapyramidalis
(tectospinalis) & (rubrospinal)
Tractus ekstrapyramidalis (vestibulospinalis)
Tractus olivospinalis
L.I.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi

O L.O.I.4. Memahami dan Menjelaskan Kapsula Interna


O Capsula interna adalah berkas serabut syaraf berbentuk
pita lebar substansia alba yang memisahkan nucleus
lenticularis dengan nucleus caudatus dan thalamus.
O Pada penampang lintang membentuk huruf V, di mana
titik sudutnya disebut : genu, menghadap ke medial dan
kaki-kakinya disebut crus anterior dan crus posterior.
O Crus anterior capsula interna
O Terdapat di antara nucleus caudatus dan nucleus
lenticularis di dalamnya terdapat:
O Serabut corticopetal (serabut aferen) dan Serabut
corticofugal (serabut eferen)
O Crus posterior capsula interna
O Terdapat di antara thalamus dengan nucleus lenticularis,
di dalamnya ada:
O Pars lenticulothalamicus
O Tractus corticobulbaris
O Tractus corticospinalis
O Tractus corticotubralis
O Pars retrolenticularis
O Pars sublenticularis
O Tractus temporopontin
O Tractus geniculocalcarina
O Radiatio auditorius
L.I.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi

O L.O.1.5. Memahami dan Menjelaskan Vaskularisasi Cerebri


L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke

Definisi

Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat


akibat gangguan fungsi otak fokal atau global, dengan
gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
atau menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab
lain yang jelas selain vaskuler (Kelompok Studi
Serebrovaskuler dan Neurogeriatri Perdossi,1999).
L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke
O Epidemiologi

O Menurut Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), terdapat kecenderungan meningkatnya


jumlah penyandang stroke di Indonesia dalam dasawarsa terakhir. Kecenderungannya
menyerang generasi muda yang masih produktif. Hal ini akan berdampak terhadap
menurunnya tingkat produktifitas serta dapat mengakibatkan terganggunya sosial
ekonomi keluarga. Tidak dapat dipungkiri bahwa peningkatan jumlah penderita stroke di
Indonesia identik dengan wabah kegemukan akibat pola makan kaya lemak atau
kolesterol yang melanda di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
O Di Indonesia, stroke merupakan penyakit nomor tiga yang mematikan setelah jantung dan
kanker. Bahkan, menurut survei tahun 2004, stroke merupakan pembunuh no.1 di RS
Pemerintah di seluruh penjuru Indonesia. Diperkirakan ada 500.000 penduduk yang
terkena stroke. Dari jumlah tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya
mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami
gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur.
L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke
O Etiologi

1. vaskuler : aterosklerosis, displasi fibromuskular,


inflamasi, diseksi arteri, penyalahgunaan obat,
sindrom moyamoya, trombosis sinus atau vena.

2. kelainan jantung : trombus mural, aritmia jantung,


endokarditis infeksiosa dan noninfeksiosa, penyakit
jantung reumatik, penggunaan katup
jantungprostetik, miksoma atrial, dan fibrilasi atrium

3. kelainan darah : trombositosis, polisitemia, anemia


sel sabit, leukositosis, hiperkoagulasi, dan
hiperviskositas darah
L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke
Faktor resiko
L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke
O Klasifikasi
O Patofisiologi
O Patofisiologi (lanjutan)
Manifestasi klinis
(Stroke hemoragic)
Perdarahan
Perdarahan Intracerebral
subarachnoid
Onset perdarahan bersifat O Nyeri kepala mendadak seperti
mendadak, terutama sewaktu meledak, dramatis,
melakukan aktivitas dapat berlangsung dalam 1 – 2 detik
didahului oleh gejala prodromal sampai 1 menit.
berupa peningkatan tekanan darah O Vertigo, mual, muntah, banyak
yaitu
keringat, mengigil, mudah
Nyeri kepala, mual, muntah, terangsang, gelisah dan
gangguan memori, bingung, kejang.
perdarahan retina, edema papil
dan epistaksis O Dapat ditemukan penurunan
Penurunan kesadaran yang berat kesadaran dan kemudian
sampai koma disertai sadar dalam beberapa menit
hemiplegia/hemiparese dan dapat sampai beberapa jam.
disertai kejang fokal / umum. O Dijumpai gejala-gejala
rangsang meningen
Manifestasi klinis
(Stroke iskhemik)
a. Cerebralis a. Cerebralis a. Cerebralis
anterior media posterior
• paralisis lengan • Hemiparesis • anomik fasia,
dan tungkai kontralateral yang • aleksia
kontralateral, mengenai wajah, • visual agnosia
• rigiditas tangan dan
• gangguan gait,
lengan
• inkontinensia urin
• Afasia

Manifestasi tergantung dengan


bagian yang mengalami iskhemik
PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK DAN STROKE NON-
HEMORAGIK
Stroke Hemorragik
Gejala Klinis Stroke Non Hemorragik
PIS PSA
1. Gejala defisit lokal Berat Ringan Berat/ringan
2. SIS sebelumnya Amat jarang - +/ biasa
3. Permulaan (onset) Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
4. Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/ tak ada

5. Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak, kecuali lesi di batang otak

6. Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali

7. Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang sebentar Dapat hilang

8. Kaku kuduk Jarang Bisa ada pada permulaan Tidak ada

9. Hemiparesis Sering sejak awal Tidak ada Sering dari awal


10. Deviasi mata Bisa ada Tidak ada Mungkin ada
11. Gangguan bicara Sering Jarang Sering
12. Likuor Sering berdarah Selalu berdarah Jernih

13. Perdarahan Subhialoid Tak ada Bisa ada Tak ada

14. Paresis/gangguan N III - Mungkin (+) -


L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke
O Diagnosis dan Diagnosis Banding
O Diagnosis

1. Anamnesis (Auto/allo)
O Apakah kejadian terjadi secara tiba-tiba?
O Berapa lama antara kejadian hingga tiba di rumah sakit?
O Pada saat apa kejadian itu terjadi (bekerja? beristirahat?
O Apakah penderita sempat muntah
O Apakah langsung disertai kelemahan sebagian tubuh, atau
yang lebih ringan perasaan kesemutan pada sebagian tubuh?
O Apakah ini merupakan kejadian yang pertama?
O Adakah riwayat kesehatan seperti diabetes, hipertensi, sakit
jantung, atau perawatan lainnya di rumah sakit?
O dll
2. Pemeriksaan fisik
O Pemeriksaan N.
Pada penderita stoke gangguan
Cranialis ketangkasan gerak akan disertai
O Pemeriksaan tonus gangguan upper motoneuron
yang berupa :
otot O Tonus otot pada sisi yang
O Refleks patologis lumpuh meninggi.
(Babinski) O Refleks tendon meningkat
pada sisi yang lumpuh.
O Vital sign (Tekanan O Refleks patologik positif (misal
darah) refleks Babinski, Chaddocck
dan Oppenheim pada sisi yang
lumpuh.
3. Pemeriksaan penunjang
A. Skor diagnosis stroke menurut Siriraj

(2,5 X DK) + (2 X MT) + (2 X NK) + (0,1 X TD) – (3 X TA) – 12


B. Skor diagnosis stroke berdasarkan gajah
Keterangan : mada
O DK = Derajat kesadaran (Sadar = 0,
mengantuk/stupor = 1, semikoma/koma = 2)
O MT = Muntah (Tidak muntah = 0, muntah = 1)
O NK = Nyeri kepala (Tidak nyeri kepala = 0,
nyeri kepala = 1)
O TD = Tekanan darah diastolic
O TA = Tanda ateroma (Tidak ada tanda
ateroma = 0, ada tanda ateroma (seperti :
diabetes angina, penyakit pembuluh darah
perifer = 1
O Bila skor total > 1, berarti stroke perdarahan
O Bila skor total < -1, berarti srtoke iskemik
B. Skor diagnosis stroke berdasarkan gajah mada
Diagnosis banding
Diagnosis banding penyebab stroke non haemoragik, yaitu thrombosis dan emboli menurut Chusid
(1993) yaitu onset yang relatif lambat menyokong diagnosa thrombosis. Sedang endocarditis infeksiosa,
fibrilasi atrium dan infark myocard menyokong diagnosa emboli. Ada beberapa penyakit yang memiliki
tanda dan gejala yang menyerupai stroke, misalnya trauma kepala, tumor intracranial, meningitis atau
virus. Untuk menegakkan diagnosis tersebut diperlukan pemeriksaan yang lebih spesifik misalnya:
Coputerized Tomography Scanning (CT Scan), Magnetic Resonace Imaging (MRI), Possitron Emesion
Tomograph Scanning (PET Scan) dan pemeriksaan penunjang laboratorium.
L.I.II. Memahami dan Menjelaskan Stroke
O Komplikasi dini (0-48 jam pertama)
O Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial, herniasi,dan akhirnya menimbulkan
kematian.
O Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal

O Komplikasi jangka pendek (1-14 hari pertama)


O Pneumonia: akibat immobilisasi lama
O Infark miokard
O Emboli paru: cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, sering kali pada saat
penderita mulai mobilisasi
O Stroke rekuren: dapat terjadi setiap saat

O Komplikasi jangka panjang


O Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskuler lain : penyakit vaskuler
perifer

O Komplikasi yang terjadi pada pasien stroke yaitu:


O Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi
O Penurunan darah serebral
O Embolisme serebral
Pencegahan
1. Hindari dan hentikan kebiasaan merokok
Kebiasaan ini dapat menyebabkan atherosclerosis (pengerasan dinding
pembuluh darah) dan membuat darah Anda menjadi mudah menggumpal.
2. Periksakan tensi darah secara rutin
Tekanan darah yang tinggi bisa membuat pembuluh darah Anda mengalami
tekanan ekstra. Walaupun tidak menunjukkan gejala, ceklah tensi darah secara
teratur.
3. Kendalikan penyakit jantung
Kalau Anda memiliki gejala atau gangguan jantung seperti detak yang tidak
teratur atau kadar kolesterol tinggi, berhati-hatilah karena hal itu akan
meningkatkan risiko terjadinya stroke. Mintalah saran dokter untuk langkah
terbaik.
4. Atasi dan kendalikan stres dan depresi
Stres dan depresi dapat menggangu bahkan menimbulkan korban fisik. Jika
tidak teratasi, dua hal ini pun dapat menimbulkan problem jangka panjang
5. Makanlah dengan sehat
Hindari makan daging merah terlalu banyak karena lemak jenuhnya bisa membuat
pembuluh darah mengeras. Konsumsi makanan berserat dapat mengendalikan
lemak dalam darah.
6. Kurangi garam
Karena garam akan mengikatkan tekanan darah.
7. Pantau berat badan Anda
Memiliki badan gemuk atau obes akan meningkatkan risiko Anda mengalami
tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan diabetes, dan semuanya dapat memicu
terjadinya stroke.
8. Berolahraga dan aktif
Melakukan aktivitas fisik secara teratur membantu Anda menurunkan tensi darah
dan menciptakan keseimbangan lemak yang sehat dalam darah.
9. Kurangi alkohol
Meminum alkohol dapat menaikkan tensi darah, oleh karena itu menguranginya
berarti menghindarkan Anda dari tekanan darah tinggi.
Prognosis
Indikator prognosis adalah: tipe dan luasnya serangan, age of onset,
dan tingkat kesadaran.
Hanya 1/3 pasien bisa kembali pulih setelah serangan stroke iskemik.
Umumnya, 1/3-nya lagi adalah fatal, dan 1/3- nya mengalami
kecacatan jangka panjang.
Jika pasien mendapat terapi dengan tepat dalam waktu 3 jam setelah
serangan, 33% diantaranya mungkin akan pulih dalam waktu 3 bulan.
Prognosis pasien dengan stroke hemoragik  (perdarahan
intrakranial) tergantung pada ukuran hematoma  hematoma > 3 cm
umumnya mortalitas tinggi, hematoma yang massive biasanya bersifat
lethal. Jika infark terjadi pada spinal cord  prognosis bervariasi
tergantung keparahan gangguan neurologis jika kontrol motorik dan
sensasi nyeri terganggu  prognosis buruk.
L.I.III. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban
Suami Terhadap Istri dalam Pandangan
Islam

O Lima hal hak istri yang harus ditunaikan oleh suami:


O Suami tidak membiarkan istrinya keluar rumah tanpa ada hal penting
O Memberikannya makanan yang halal, karena makanan yang haram akan menjadikan
daging yang tumbuh karenanya menjadi bahan bakar api neraka. Memberikannya pun akan
diganjar pahala oleh allah SWT, Rosullulah Muhammad SAW bersabda, “ Dinar itu ada
empat macam, yakni yang kamu nafkahkan di jalan allah, dinar yang kamu berikan untuk
orang miskin, dinar yang kamu belanjakan untuk memerdekakan budak, dan dinar yang
kamu nafkahkan untuk keluiargamu. Yang paling banyak pahalanya adalah dinar yang
kamu belanjakan untuk keluargamu .”
O Tidak boleh menganiaya nya. Dari Abu Hurairah RA, rosullullah SAW bersabda,“ Barang
siapa mengawini seorang perempuan dengan mas kawin yang telah ditentukan, sedangkan
ia berniat untuk tidak memenuhinya maka ia berbuat zina dan barangsiapa yang
mempunyai hutang sedangkan ia berniat untuk tidak mengembalikannya maka ia adalah
pencuri.” Dari abul Qasim asy-syananadzi dengan sanad dari Al-hasan al-bashri dari
rosullullah SAW ,” Berpesan pesanlah yang baik dengan para istri karena sesungguhnya
mereka tidak memiliki apa-apa atas diri mereka sendiri di sisimu, dan sesungguhnya kamu
mengambil mereka dengan amanat allah dan kamu menghalalkan kemaluan mereka
dengan kalimat Allah SWT .”
O Bila timbul perasaan yang tidak baik, hendaklah bersabar dan anggaplah sebagai
peringatkan baginya, jangan sampai terjadi yang lebih berbahaya dari yang telah terjadi.”
O Hak Bersama Suami Istri

O Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-
Rum: 21)
O Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya.
(An-Nisa’: 19 – Al-Hujuraat: 10)
O Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)
O Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)Adab Suami
Kepada Istri
O Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan
agama. (At-aubah: 24)
O Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya.
(At-Taghabun: 14)
O Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-
Furqan: 74)
O Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah
(makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika
beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
O Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara
berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang
tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) … ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada
suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA

O PERDOSSI.(2011) Guideline Stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia


(PERDOSSI). Riau. Penerbit: Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
O Kowalak, Jennifer P., William Welsh, (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta. Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
O Uddin, Jurnalis. 2009. Anatomi Susunan Saraf Manusia. FKUY : Jakarta
O PERDOSSI. (2007). Pedoman penatalaksanaan stroke. Perhimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia (PERDOSSI),
O Bannister R. Consciousness and Unconciousness. Brain's clinical Neurology 5th ed.
Oxford : The English Book Society Oxford University Press, 2000; pp 150 - 160.
O Gilroy, John. Basic Neurology, Third Edition. McGraw-Hill Companies, Inc.
O Gunawan , Sulistis Gan et all. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. FKUI
O Harrison. Principles of Internal Medicine. McGraw-Hill Companies, Inc.
O Martono, Hadi. Strok Dan Penatalaksanaannya Oleh Internis. Dalam: Sudoyo A,
setyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1 edisi
5. Jakarta: InternaPublishing 2009: 892-897.
O Pedoman Praktis Pemeriksaan Neurologi FK UI. Kesadaran. Jakarta 2006; hal. 39-50.
O Gunawan , Sulistis Gan et all. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta. FKUI
O Price.Sylvia A.,Wilson.Lorraine M, (2006). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai