KELUMPUHAN
WAJAH
KELOMPOK A-2
Anggota
O Kelompok : A-2
O Ketua : Dinda Maharani A. 1102016056
O Sekretaris : Melsya Halim Utami 1102016118
O Anggota : Fajar Pambudi 1102014090
O Ayunda Maharani S. 1102016037
O Azizah 1102016040
O Deshe Karunia Astuti 1102016049
O Ibnu Hakim Ansori N. 1102016085
O Mahesa Kurnianti Putri 1102016108
O Maya Aulia Marsam 1102016113
Skenario
KELUMPUHAN WAJAH
L.I.III. Memahami dan Menjelaskan Kewajiban Suami Terhadap Istri dalam Pandangan Islam
L.I.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi
O Melalui thalamus
O Saraf ini merupakan saraf sensorik yang serabut-
serabutnya berasal dari membran mukosa hidung
menembus area kribriformis dari tulang etmoidal
bersinaps di bulbus olfaktorius traktus olfaktorius
berjalan dibawah lobus frontal berakhir di lobus
temporal bagian medial sisi yang sama.
N.Olfaktorius
O PEMERIKSAAN N.I O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.I
1. Untuk menguji saraf olfaktorius digunakan bahan yang
tidak merangsang seperti kopi, tembakau, parfum atau 1. Kelainan pada nervus olfaktovius dapat menyebabkan
rempah-rempah. suatu keadaan berapa gangguan penciuman sering dan
2. Letakkan salah satu bahan-bahan tersebut di depan disebut Anosmia.
salah satu lubang hidung orang tersebut sementara 2. Agenesis traktus olfaktorius, penyakit mukosa
lubang hidung yang lain kita tutup dan pasien menutup olfaktorius bro rhinitis dan tumor nasal
matanya. Kemudian pasien diminta untuk memberitahu 3. Rhinitis
saat mulai terhidunya bahan tersebut dan kalau 4. Destruksi filum olfaktorius karena fraktur lamina
mungkin mengidentifikasikan bahan yang di hidu. feribrosa. Destruksi bulbus olfaktorius dan traktus
akibat kontusi “countre coup”, biasanya disebabkan
karena jatuh pada belakang kepala
HIPOTESIS
Stroke adalah gangguan otak fokal atau global secara mendadak yang
disebabkan oleh gangguan vaskular dengan faktor risiko yang dapat
dimodifikasi yaitu hipertensi, pola hidup, merokok, dan obesitas serta faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu usia, jenis kelamin, dan genetik.
Gejala stroke dapat beruba berbicara cadel, hemiparesis, dan kelemahan otot
pada satu sisi anggota gerak. Untuk menegakkan diagnosis dilakukan
pemeriksaan penunjang dengan CT Scan, MRI, APTT, AGD, EKG, EMG, dan
Pemeriksaan N. Cranialis. Prognosis pasien stroke bergantung pada derajat
keparahan stroke dan ketepatan tatalaksana. Sesuai ajaran Islam, seorang
suami berkewajiban untuk menafkahi, melindungi, menyayangi, merawat, serta
mengimami istrinya.
N.Optikus
O Khas : Penonjolan
otak
O Reseptor : Sel
ganglion retina
O Pusat : Geniculatum
lateral
O Serabut somatik
khusus
N.Optikus
O PEMERIKSAAN N.II O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.II
Pemeriksaan meliputi penglihatan sentral (Visual acuity),
penglihatan perifer (visual field), refleks pupil, pemeriksaan Kelainan atau lesi pada nervus optikus dapat disebabkan
fundus okuli serta tes warna. Pemeriksaan penglihatan oleh:
sentral (visual acuity), Penglihatan sentral diperiksa dengan O Trauma Kepala: Tumor serebri (kraniofaringioma, tumor
kartu snellen, jari tangan, dan gerakan tangan . hipfise, meningioma, astrositoma)
O Kelainan pembuluh darah : Misalnya pada trombosis
arteria katotis maka pangkal artera oftalmika dapat ikut
tersumbat jug. Gambaran kliniknya berupa buta
ipsilateral.
O Infeksi. : Pada pemeriksaan funduskopi dapat dilihat hal-
hal sebagai berikut:
- Papiledema
- Atrofi optik
- Neuritis optik
N.Okulomotor
O Pusat
O Nucleus occulomotorius
principalis
O Nucleus parasympaticus
(edinger-westphal)
O Komposisi
O Serabut eferen somatik (motorik
sadar untuk semua otot bola
mata, kecuali m. obliquus
superior dan m. rectus lateralis)
O Serabut eferen visceralis umum
(motorik tidak sadar untuk m.
constrictor pupillae dan m.
ciliaris)
N.Okulomotor
O PEMERIKSAAN N.III O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.III
Pemeriksaan meliputi:
O Ptosis : Pada keadaan normal bila seseorang melihat ke Kelumpuhan okulomotorius lengkap memberikan sindrom
depan maka batas kelopak mata atas akan memotong di bawah ini:
iris pada titik yang sama secara bilateral. Ptosis O Ptosis, disebabkan oleh paralisis otot levator palpebra
dicurigai bila salah satu kelopak mata memotong iris dan tidak adanya perlawanan dari kerja otot
lebih rendah dari pada mata yang lain, orbikularis okuli.
O Gerakan bola mata : Pasien diminta untuk melihat dan O Fiksasi posisi mata, dengan pupil ke arah bawah dan
mengikuti gerakan jari atau ballpoint ke arah medial, lateral
atas, dan bawah, sekligus ditanyakan adanya O Pupil yang melebar, tak bereaksi terhadap cahaya dan
penglihatan ganda (diplopia) dan dilihat ada tidaknya akomodasi.
nistagmus.. Penyebab kerusakan diperifer meliputi
O Pupil : Pemeriksaan pupil meliputi : Bentuk dan ukuran
O Lesi kompresif seperti tumor serebri, meningitis
pupil, Perbandingan pupil kanan dan kiri, Perbedaan basalis, karsinoma nasofaring dan lesi orbital.
pupil sebesar 1mm masih dianggap normal, Refleks
O Infark seperti pada arteritis dan diabetes.
pupil
N.Trochlearis
Pusat : Nucleus
trochlearis
Letak : Depan substansia
grissea, mengelilingi
aquaductuscerebri,
bawah nucleus
occulomotorius
principalis setinggi
colliculus inferior
Serabut eferen somatik
(motorik sadar M.obliqus
superior)
N.Trochlearis
O PEMERIKSAAN N.IV O Kelainan Yang Dapat Menimbulkan Gangguan Pada
Nervus N.IV
Pemeriksaan meliputi: Gerak mata ke lateral bawah,
Strabismus konvergen, Diplopi Kelainan berupa paralisis nervus troklearis menyebabkan
bola mata tidak bisa bergerak kebawah dan kemedial.
Ketika pasien melihat lurus kedepan atas, sumbu dari mata
yang sakit lebih tinggi daripada mata yang lain.
Jika pasien melihat kebawah dan ke medial, mata berotasi
dipopia terjadi pada setiap arah tatapan.
N.Trigeminus
Trigeminalis Uji nyeri dan sensasi sentuhan ringan Gangguan motorik atau
pada wajah di zona oftalmik, sensori karena lesi pada
maksilaris, dan mandibular. saraf kranial V atau jaras
Raba kontraksi otot temporalis dan motorik yang lebih tinggi
maseter.
Peiksa reflek kornea.
Fasialis Minta pasien mengangkat kedua alis Kelemahan karena lesi
matanya, cemberut,menutup mata saraf perifer, seperti pada
dengan rapat, memperlihatkan gigi, paralysis Bell, atau ssp
tersenyum, menggembungkan pipi. pada stroke.
Glossofaring dan Amati setiap kesulitan menelan. Kelemahan palatum atau
Vagus faring mengganggu
Dengarkan suara pasien
kemampuan menelan
Perhatikan naiknya palatum durum
Serak atau suara hidung
dengan ucapan ”ah”
Paralisis palatum pada cedera
Uji reflek muntah masing-masing sisi.
serebovaskular
L.I.I. Memahami dan Menjelaskan Anatomi dan Fisiologi
Definisi
5. Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak, kecuali lesi di batang otak
1. Anamnesis (Auto/allo)
O Apakah kejadian terjadi secara tiba-tiba?
O Berapa lama antara kejadian hingga tiba di rumah sakit?
O Pada saat apa kejadian itu terjadi (bekerja? beristirahat?
O Apakah penderita sempat muntah
O Apakah langsung disertai kelemahan sebagian tubuh, atau
yang lebih ringan perasaan kesemutan pada sebagian tubuh?
O Apakah ini merupakan kejadian yang pertama?
O Adakah riwayat kesehatan seperti diabetes, hipertensi, sakit
jantung, atau perawatan lainnya di rumah sakit?
O dll
2. Pemeriksaan fisik
O Pemeriksaan N.
Pada penderita stoke gangguan
Cranialis ketangkasan gerak akan disertai
O Pemeriksaan tonus gangguan upper motoneuron
yang berupa :
otot O Tonus otot pada sisi yang
O Refleks patologis lumpuh meninggi.
(Babinski) O Refleks tendon meningkat
pada sisi yang lumpuh.
O Vital sign (Tekanan O Refleks patologik positif (misal
darah) refleks Babinski, Chaddocck
dan Oppenheim pada sisi yang
lumpuh.
3. Pemeriksaan penunjang
A. Skor diagnosis stroke menurut Siriraj
O Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-
Rum: 21)
O Hendaknya saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya.
(An-Nisa’: 19 – Al-Hujuraat: 10)
O Hendaknya menghiasi dengan pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19)
O Hendaknya saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih)Adab Suami
Kepada Istri
O Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan
agama. (At-aubah: 24)
O Seorang istri bisa menjadi musuh bagi suami dalam mentaati Allah clan Rasul-Nya.
(At-Taghabun: 14)
O Hendaknya senantiasa berdo’a kepada Allah meminta istri yang sholehah. (AI-
Furqan: 74)
O Diantara kewajiban suami terhadap istri, ialah: Membayar mahar, Memberi nafkah
(makan, pakaian, tempat tinggal), Menggaulinya dengan baik, Berlaku adil jika
beristri lebih dari satu. (AI-Ghazali)
O Jika istri berbuat ‘Nusyuz’, maka dianjurkan melakukan tindakan berikut ini secara
berurutan: (a) Memberi nasehat, (b) Pisah kamar, (c) Memukul dengan pukulan yang
tidak menyakitkan. (An-Nisa’: 34) … ‘Nusyuz’ adalah: Kedurhakaan istri kepada
suami dalam hal ketaatan kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA