5552 - Materi Kuliah AAS
5552 - Materi Kuliah AAS
Atom (SSA/AAS)
AAS
FES
HASIL PEMBACAAN DAN
ANALISA KUANTITATIF
Analisa Kuantitatif dari
AES digunakan dengan
melihat tinggi plot
(kurva) dari spektrum.
Semakin tinggi berarti
semakin besar
konsentrasinya. Untuk
perhitungan dilakukan
permbandingan
terhadap suatu faktor
pembanding dengan
komposisi diketahui
Teori
Emisi dan Absorbsi pada Nyala
Pada FES, radiasi dipancarkan oleh atom yang
tereksitasi (excited state), sedangkan pada AAS
atom-atom yang meresap energi ada dalam
keadaan pada level energi terendah (ground
state). Pada kondisi ekuilibrium termal,
perbandingan jumlah atom pada level energi
yang lebih tinggi (excited state), Nj, dengan
jumlah atom pada level energi yang terendah
(ground state), No, dinyatakan dengan
persamaan Boltzmann sebagai berikut :
Lampu ini merupakan sumber radiasi dengan spektra yang tajam dan
mengemisikan gelombang monokhromatis. Lampu ini terdiri dari katoda
cekung yang silindris yang terbuat dari unsur yang akan ditentukan atau
campurannya (alloy) dan anoda yang terbuat dari tungsten. Elektroda-
elektroda ini berada dalam tabung gelas dengan jendela quartz karena
panjang gelombang emisinya sering berada pada daerah ultraviolet. Tabung
gelas tersebut dibuat bertekanan rendah dan diisi dengan gas inert Ar atau
Ne. Beda voltase yang cukup tinggi dikenakan pada kedua elektroda tersebut
sehingga atom gas pada anoda terionisasi. Ion positif ini dipercepat kearah
katoda dan ketika menabrak katoda menyebabkan beberapa logam pada
katoda terpental dan berubah menjadi uap, Atom yang teruapkan ini, karena
tabrakan dengan ion gas yang berenergi tinggi, tereksitasi ke tingkat energi
elektron yang lebih tinggi; ketika kembali ke keadaan dasar atom-atom
tersebut memancarkan sinar dengan λ yang karakteristik untuk unsur katoda
tersebut. Berkas sinar yang diemisikan bergerak melalui nyala dan berkas
dengan λ tertentu yang dipilih dengan monokromator akan diserap oleh uap
atom yang ada dalam nyala yang berasal dari sampel. Sinar yang diabsorpsi
paling kuat biasanya adalah sinar yang berasal dart transisi elektron ke tingkat
eksitasi terendah. Sinar ini disebut garis resonansi.
Detektor
Hidrogen 2900(380)
Fungsi dari nyala yaitu :
1. Mengubah zat yang diperiksa dari larutan
atau bentuk padat menjadi bentuk gas
penguapan
2. Mengubah molekul dalam bentuk uap
menjadi atom atomisasi
3. Pada FES untuk mengeksitasi uap
atom/molekul sehingga menghasilkan
radiasi emisi
FLAME ATOMIZATION
Gangguan fisika
Gangguan kimia
- bentuk uap
- bentuk padat (condensed phase)
Gangguan spektra
Gangguan spektra terjadi bila panjang
gelombang (atomic line) dari unsur yang
diperiksa berimpit dengan panjang gelombang
dari atom atau molekul lain yang terdapat dalam
larutan yang diperiksa.
Gangguan karena berimpitnya panjang
gelombang atom (atomic line overlap) umum
dijumpai pada FES,sedangkan pada AAS
gangguan ini hampir tidak ada karena digunakan
sumber cahaya yang spesifik untuk unsur yang
bersangkutan
Efek dari emisi nyala pada AAS dapat dicegah dengan
memodulasi sumber cahaya
Akan tetapi resapan molekuler oleh spesies tertentu
seperti SrO dan Ca(OH)2 dapat mengganggu panjang
gelombang yang lebih pendek dan ini dapat dikurangi
dengan menggunakan nyala yang suhunya lebih tinggi
Koreksi terhadap resapan molekuler ini dapat
dilakukan pada panjang gelombang dimana tidak
terjadi peresapan atom yaitu yang dekat dengan
resonance line
Cara yang lebih disukai pada daerah 190 – 320 nm
yaitu dengan menggunakan sumber cahaya kontinyu
(lampu hidrogen atau deuterium)
Dengan lampu ini yang diukur adalah resapan
molekuler dari unsur tersebut
Selisih dari kedua pengukuran ini adalah resapan atom
Gangguan Fisika
Sifat-sifat fisika dari larutan yang diperiksa akan menentukan
intensitas dari resapan atau emisi dari larutan zat yang
diperiksa
Kekentalan mempengaruhi laju penyemprotan ke dalam nyala
dan ketegangan muka, bobot jenis, kekentalan serta kecepatan
gas menentukan besar butir tetesan
Oleh karena itu sifat-sifat fisika dari zat yang diperiksa dan
larutan pembanding harus sama
Efek ini dapat diperbaiki dengan menggunakan pelarut organik
di mana sensivitas dapat dinaikkan sampai 3 atau 5 kali bila
dibandingkan dengan pelarut air
Ini disebabkan karena pelarut organik mempercepat
penyemprotan (kekentalan rendah), cepat menguap,
mengurangi penurunan suhu nyala, menaikkan kondisi,
mereduksi nyala
Gangguan Kimia
Bentuk Uap
Gangguan kima biasanya memperkecil populasi
atom pada level energi terendah
Telah disebutkan bahwa dalam nyala, atom
dalam bentuk uap dapat berkurang karena
terbentuknya senyawa seperti oksida atau
klorida atau karena terbentuknya ion
Dengan menggunakan nyala yang cocok atau
dengan menambahkan unsur yang lebih mudah
terionisasi dalam jumlah berlebih, gangguan ini
biasanya dapat dikurangi
Sebagai deionizer biasanya digunakan logam
alkali, misalnya kalium dengan konsentrasi 2000
ppm
Bentuk Padat
Gangguan ini disebabkan karena terbentuknya
senyawa yang sukar menguap atau sukar
terdisosiasi dalam nyala
Hal ini terjadi pada nyala ketika pelarut
menguap meninggalkan partikel-partikel padat
Misalnya, gangguan dari fosfor pada penetapan
kalsium karena terbentuknya kalsium fosfat
Efek dari gangguan ini dapat ditetapkan dengan
mengukur emisi atau resapan dari satu seri
larutan sampel dengan zat pengganggu dengan
konsentrasi yang berbeda-beda
Dalam hal tertentu gangguan ini adapat diatasi
dengan mengubah kondisi nyala, misalnya
dengan menambah aliran bahan bakar untuk
memperoleh nyala reduksi sehingga
memperkecil pembentukan oksida yang stabil
Ada kalanya perlu digunakan nyala dengan suhu
yang lebih tinggi misalnya nyala asetilen –
dinitrogen oksida
Cara lain untuk mengatasi gangguan ini yaitu
dengan memisahkannya melalui penyarian
selektif atau dengan menambahkan releasing
agent (misalnya La atau Sr pada penetapan ca
untuk mencegah pembentukan kalsium fosfat)
Hal yang serupa dapat pula dilakukan
dengan mengikat unsur yang diperiksa
dengan membentuk kelat seperti EDTA
Kompleks yang terjadi di samping
melindungi unsur tersebut dari reaksi yang
tidak dikehendaki, ia juga harus mudah
terurai dalam nyala dan melepaskan unsur
tersebut sebagai atom
Kepekaan dan Batas Deteksi
Kepekaan (sensitivity)
Pada AAS adalah kosentrasi zat yang diperiksa
dengan absorban sebesar 0,0044 (resapan 1%).
Ini biasanya dinyatakan dengan μg/ml/ 1% abs
(atau μg/g/1% abs)
Batas Deteksi (Detection limit)
Adalah konsentrasi dari suatu unsur (biasanya
μg/ml) yang menunjukkan absorban sebesar
dua kali noise level (S/N = 2)
ANALISA KUANTITATIF
Penyiapan Sampel
Penyiapan sampel sebelum pengukuran tergantung dari
jenis unsur yang ditetapkan, jenis substrat dari sampel
dan cara atomisasi
Pada kebanyakan sampel hal ini biasanya tidak dilakukan
menggunakan batang grafit secara elektrotermal karena
pembawa (matriks) dari sampel dihilangkan melalui
proses pengabuan (ashing) sebelum atomisasi
Pada atomisasi dengan nyala, kebanyakan sampel cair
dapat disemprotkan langsung ke dalam nyala setelah
diencerkan dengan pelarut yang cocok
Sampel padat biasanya dilarutkan dalam asam tetapi
adakalanya didahului dengan peleburan alkali
Asam klorida, asam nitrat, dan asam sulfat
biasanya digunakan untuk melarutkan logam-
logam atau logam campur
Asam nitrat biasanua membentuk senyawa yang
mudah terurai tetapi sukar menguap sehingga ia
lebih disukai daripada asam klorida untuk
pengarangan
Campuran asam nitrat, asam sulfat, dan asam
perklorat (3:1:1) sangat berguna untuk oksidasi
basah terhadap senyawa-senyaw organik
Perlu diingat bahwa asam-asam pereaksi
mungkin mengandung pengotoran-pengotoran
logam seperti Cr pada asam nitrat, Pb pada
asam klorida dan Cd pada asam sulfat
Pelarut organik dapat digunakan untuk
menyari logam-logam secara selektif
setelah pembentukan kompleks dalam
larutan air, lalu sari tersebut dapat
langsung disemprotkan ke dalam nyala
Pelarut organik yang biasa digunakan
adalah metil isobutil keton (MIBK) dan etil
asetat
Standar
Larutan sampel dan standar sedapat mungkin
harus sama
Pereaksi yang digunakan harus bebas dari unsur
yang ditetapkan
Standar dan sampel harus disimpan dalam botol
plastik polietilen karena beberapa logam
terserap pada permukaan gelas
Standar dengan konsentrasi rendah (kurang dari
1 ppm), harus dibuat baru dari larutan
persediaan yang lebih pekat untuk menghindari
kesalahan karena adsorbsi
Metode Analisa
1. Teknik Kalibrasi
Penggunaan teknik ini tergantung dari jumlah
sampel, linieritas dari kurva kalibrasi dan
adanya gangguan dari komponen lain dalam
sampel tersebut
- Kurva Kalibrasi
Jika jumlah sampel yang diperiksa banyak,
maka prosedur yang paling sederhana adalah
dengan membuat satu seri larutan standar
yang meliputi daerah konsentrasi tertentu dan
dari sini dibuat kurva kalibrasi
2. Internal Standar
Variasi aliran bahan bakar-oksidan dan nebulasi,
diimbangi dengan menambahkan sejumlah tertentu
internal standard ke dalam setiap sampel
Kurva kalibrasi selanjutnya adalah merupakan
hubungan dari perbandingan intensitas emisi
absorban dari unsur yang ditetapkan dengan Internal
standard terhadap konsentrai unsur yang diperiksa
Sampel yang diperiksa harus bebas dari standar