Anda di halaman 1dari 39

AMPUL

RANITIDIN
ANTIULCER

Disusun
Disusun Oleh
Oleh kelompok
kelompok I/1:
I/1:
Hatvina
Hatvina Dianati
Dianati A.
A. (1041711067)
(1041711067)
Ilyana
Ilyana Wafiroh
Wafiroh (1041711070)
(1041711070)
Katarina
Katarina Erika
Erika A.
A. (1041711077)
(1041711077)
Lia
Lia Ardilah
Ardilah (1041711079)
(1041711079)
PRAFORMULASI
1. TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT

1. Injeksi Ranitidin hidroklorida


Injeksi Ranitidin adalah larutan injeksi ranitidin hidroklorida dalam air
untuk injeksi mengandung ranitidin C13H22N4O3S, tidak kurang dari 90% dan
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
(Farmakope Indonesia Edisi V, hal 1084)
• Dosis: 50mg IV setiap 6-8 jam.
• Mekanisme: menghambat histamin pada reseptor H2 sel-sel pariental
lambung, menghambat sekresi asam lambung.
(Bertram G Katzung. Farmakologi Dasar dan Klinik. 2002. Hal 1051)
• Indikasi: Pengobatan tukak lambung.
(ISO Vol. 51. Hal 412)
2. TINJAUAN SIFAT FISIKA KIMIA BAHAN OBAT

1.Ranitidin HCl
●BM : 350,862
●Pemerian : Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat; praktis tidak berbau; peka
terhadap cahaya dan kelembaban. Melebur pada suhu tidak kurang lebih 140 ̊C
disertai peruraian.
●Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air; cukup larut dalam etanol dan sukar larut
dalam kloroform.
●pH : 6,7-7,3
(Farmakope Indonesia edisi V. Hal 1084)
Stabilitas : Ranitidin HCl jauh lebih stabil dalam natrium klorida dari pada dalam glukosa.
(Martindale, 1766)
2. Sodium klorida (NaCl)
● BM: 58, 44
Fungsi : pengatur tonisitas(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition 2009, hlm. 637)
● Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk putih; rasa asin.
● Kelarutan : mudah larut dalam air; sedikit lebih mudah larut dalam air mendidih;larut dalam gliserin; sukar larut
dalam etanol.

(Farmakope Indonesia Edisi IV hal 584)

● pH : 6.7-7.3dapat menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas.

● Stabilitas : stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil dapat menyebabkan pengguratan partikel dari tipe gelas.

(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition. 2000. Hal 672)


3. Citrid acid
● Fungsi : Pengawet
● BM : 192,12
● Rumus kimia : C6H8O7
● Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar
larut dalam eter.
● Pemerian : Hablur bening; tidak berwarna atau serbuk granul sampai halus,putih;
tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar
dalam udara kering.
(Farmakope Indonesia Edisi IV. Hal 48)
4. Sodium phospat dibasic
● Fungsi: Buffering agent
● Rumus kimia: NaH2PO4
● Kelarutan: sangat mudah larut dalam air dan dalam air mendidih; praktis tidak
larut dalam etanol 95%.
● Stabilitas : bersifat hidroskopis, stabil dalam bentuk cair.

(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition. 2009. Hal 656)


5. Aqua steril proinjection
● Air steril untuk injeksi adalahair untuk injeksi yang disterilkan dan dikemas dengan
cara yang sesuai tidak mengandung antimikroba atau bahan tambahan lainnya.
● Pemerian : Cairan, jernih , tidak berwarna; tidak berbau.
(Farmakope Indonesia Edisi V. Hal 64)
3. CARA STERILISASI MASING-MASING
BAHAN
BAHAN OBAT CARA STERILISASI
Ranitidin HCl Sterilisasi filtrasi membran
NaCl Sterilisasi filtrasi, autoclave
pada suhu 121°C
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
edition. Hal 639)

Citrid acid Sterilisasi autoclave pada suhu


121°C

NaH2PO4 Sterilisasi autoclave pada suhu


121°C
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth
edition. Hal 637)
4. OTT
1. Ranitidine HCl
Inkompatibilitas dengan Alkali dan Karbonat.
(Martindale, 1766)
2. Sodium Chlorida
Inkompatibel dengan garam merkuri dan perak.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition. Hal 639)
3. Asam Sitrat
Inkompatibel dengan kalium tartrat, alkali carbonat/bicarbonate, sulfide dan asetat.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition. Hal 181)
4. Dibasic Sodium Phosphate
Inkompatibel dengan alkaloid, antipirin, kloral hidrat, asetat, pirogallol, resorsinol, dan
kalsium glukonat, serta ciprofloxacin.
(Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth edition. Hal 657)
5. CARA PENGGUNAAN

• Secara IV setiap 6-8jam diencerkan dengan Nacl 0,9%


(Bertram G katzung. Farmakologi Dasar dan Klinik. 2002. Hal 1051)
• Secara IM tidak perlu diencerkan
FORMULASI
1. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN
Permasalahan Penyelesaian masalah
Sediaan injeksi dibuat sesuai PH darah Sediaan dibuat pada PH stabil
yaitu 7,4 ( isohidris). Namu PH stabilitas zat Ratidin (pH 7) dengan
aktif (Ratidin) = 6,7-7,3 penambahan NaH2PO4 sebagai
(FI V hal : 1084) buffering agent.

Ranitidin tidak stabil terhadap panas dan Simpan dibawah 30˚ dan tidak
cahaya boleh dibekukan
(FI V hal 1085) .
Sterilisasi filtrasi membran.

Sediaan ampul harus jernih dan bebas Perlu dilakukan penyaringan


partikel melayang sediaan untuk menyaring partikel
2. FORMULASI
Formula Standar
R/ Ranitidine Hydrochloride 5mg
Sodium chloride 4,50mg
Citrid acid 0,30mg
Dibasic sodium phosphate 1,80mg
Water for injection, USP QS to 1,00mL Formula yang dibuat
Note: pH 6,7 – 7,3. R/ Ranitidin HCl 10mg
(Handbook of Pharmaceutical Manufacturing NaCl qs
Formulation. 2009. Hal 372)
Asam Sitrat 0,60mg
Dibasic Sodium Phosphate 3,60mg
Aqua Pro Injeksi ad 2mL

Jumlah sediaan yang dibuat


= 10 ampul @2ml
3. PERHITUNGAN
Volume yang dibuat untuk 1 ampul
(V) = (2+n) x V’
Ket :
n = Jumlah sediaan yang dibuat
V’ = Volume tiap wadah + Syarat penambahasn
volume

(V) = (2+n) x V’
= (2+10) x (2+0,15)
=25,8 mL ∽ 30 mL
Bahan Obat Kosentrasi
Ranitidin HCl C= 0,15g X100mL=0,5%
2mL
PTB = 0,10 E = 0,18
(Depkes RI, 1995)
Asam sitrat C= 0,0006 g X 100mL=0,03%

2mL
PTB = 0,09 E = 0,18
(Depkes RI, 1995)

NaH2PO₄ C= 0,0036g X 100mL=0,18%


2mL
PTB = 0,16 E =0,46
(Depkes RI, 1995)
PERHITUNGAN TONISITAS
C
•   =0,52 - =0,7300 g/100 mL
= X30 mL
= 0,2190 g
= 209 mg /30 ml
Perhitugan ekuivalen

V =111,1 (0,01 x 0,18) + (0,0006x 0,18) +


(0,0036 x 0,46) + ( 1. W)
30mL = 111,1 ( 0,003564 x W)
30mL = 0,39596 + 111,1 . W
29,6040 =111,1 . W
W =0,2664 g
= 266,4 mg
PERHITUNGAN BAHAN
Bahan Perhitungan Hasil
Ranitidin Hcl X 30 ml 150 mg
Asam sitrat 0,03% X 30 ml 0,009 g = 9 mg
Asam sitrat 0,03% X 30 ml 0,009 g = 9 mg
NaH2PO₄ 0,18 % X 30 ml 54 mg
NaH2PO₄ 0,18 % X 30 ml 54 mg
NaCl - 266,4 mg
NaCl
Aqua p.i -ad 30 ml 266,4 mg
ad 30 mL
Aqua p.i ad 30 ml ad 30 mL
CARA PEMBUATAN
Ditimbang Ranitidin HCl lalu
Disiapkan aqua dilarutan dengan aqua pro
injeksi, masukkan kedalam
pro injeksi beaker gelas yang sudah
dikalibrasi 30 mL

Dimasukkan asam sitrat dan


NaH2PO₄yang sudah Masukkan NaCl sedikit
dilarutkan ad homogen. Dicek demi sedikit kedalam
pH sediaan diharapkan pH 7 beaker gelas hingga
( jika pH tidak sesuai maka
ditambahkan HCl atau KOH) homogen.

Dihomogenkan
campuran larutan, Lalu di cek pH
kemudian larutan sediaan sampai
ditambahkan aqua
proinjeksi (sampai 28mL) pH sesuai

Diisi setiap ampul Dievaluasi sediaan


Disaring menggunakan
dengan sediaan kertas saring, lalu
sebanyak 2,15mL
dan beri etiket
disaringdan
dengan
membran filter(0,45µm)
dengan spuit 3mL brosur
dan ditampung spuit
UJI STERILISASI SEDIAAN
Dimasukan larutan injeksi (1mL) kedalam media FTM dan TBA secara aseptis (Depkes RI, 2014:
1362)

Ampul dibersihkan bagian tutupnya dengan kapas beralkohol, lalu dipatahkan secara aseptis

Disiapkan 6 tabung steril 3 tabung 10mL media FTM dan 3 tabung 10mL media TSB
(di Depkes RI,1995 15mL sedangkan tabung hanya muat 10mL)

Setiap jenis medium salah satunya tidak diberi perlakuan sebagai kontrol negatif dan 2 diantaranya
masing-masing diinokulasi bakteri Bacillus sp pada media FTM, Candida albicans pada media TSB
dan dimasukka sempel

Pada media TSB, baik kontrol maupun yang mengandung larutan yang diuji disimpan pada suhu
kamar selama 7-14 hari ,media FTM pada suhu 30-35˚C selama 1-2 hari

Diamati kontrol (+):diharapkan ada pertumbuhan bakteri/jamur yang menandakan media fertil/subur.
Kontrol (-): diharapkan tidak ada pertumbuhan bakteri/jamur yang menandakan media steril.
Sampel diharapkan tidak ada pertumbuhan bakteri/jamur yang menandakan media steril
Media sterilisasi
• 1. MEDIA TSB (TRYPTONE SOYA BROTH)
• Komposisi serbuk gram per liter :
a. Pancreatic digest of Casein 17,0 Cara Pembuatan : 30 gram
b. NaCl 5,0 untuk 1 liter aquadest, dicampur
c. Pancreatic digest of Soybean meal 3,0 disterilkan dengan autoklaf suhu
121 C selama 15 menit pada
d. K2HPO4 2,5 tekanan 15psi.
e. Glucose 2,5
• pH 7,3  2,2; suhu 25 C Digunakan Untuk : kultivasi
bakteri aerobic dan fakultatif
aerobic termasuk fungi (jamur).
Pengamatan setelah 24 – 48 jam,
suhu inkubasi 55 C.
( Ronald M. Atlas. 2006 : 367)
MEDIA UJI STERILISASI

2. MEDIA Fluid Thioglycolate medium (FTM)


• Mengandung sodium Thioglycolate
Cara Pembuatan : 30 gram untuk 1
• Komposisi serbuk gram per liter : liter aquadest, dicampur disterilkan
a. Pancreatic digest of Casein 15,0 dengan autoklaf suhu 121 C selama
15 menit pada tekanan 15psi.
b. D (+) glukosa 5,5
c. Yeast extract 5,0 Digunakan Dalam : bakteriologikal
d. Sodium Chloride 2,5 kultur media untuk mikroorganisme
yang berpotensi rendah dalam proses
e. Agar-agar 0,75 oksidasi – reduksi dan menetralisir
f. L – Cystine 0,5 merkuri presentatif.
g. Sodium Thyoglycolate 0,5
h. Resazurin sodium 0,001
• pH 7,1  0,2 ; suhu 25 C. ( Ronald M. Atlas. 2006 : 143)
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MEDIA


1.
  MEDIA TSB
• Dalam sediaan tertera 30g/L
KETERANGAN :
• 1 tabung reaksi = 10ml
3 tabung => 1 tabung untuk kontrol (+), 1
• 5 tabung reaksi = 3 x 10ml = 30ml tabung untuk kontrol (-) dan 1 tabung
• Serbuk TSB yang ditimbang untuk uji sampel ampul

• Cara Pembuatan :
a. Ditimbang 4,5g serbuk media TSB, dilarutkan dalam 150ml aquadest
b. Dihomogenkan dengan cara dipanaskan
c. Diseterilkan dengan autoklaf suhu 121 C, selama 15 menit
PERHITUNGAN KEBUTUHAN MEDIA
  MEDIA FTM
2.
Dalam sediaan tertera 30g/1L
1 tabungreaksi = 10ml
5 tabungreaksi = 3 x 10ml = 30ml KETERANGAN :
Serbuk FTM yang ditimbang 3 tabung => 1 tabung untuk kontrol
(+), 1 tabung untuk kontrol (-) dan 1
Cara Pembuatan : tabung untuk uji sampel ampul
a. Ditimbang 4,5g serbuk media FTM, dilarutkan dalam
150ml aquadest
b. Dihomogenkan dengan cara dipanaskan
c. Diseterilkan dengan autoklaf suhu 121 C, selama 15
menit
Jumlah sampel yang ditanam pada media
Tabel 2 jumlah minimum yang digunakan untuk tiap media

Dalam 1 ampul Ranitidin HCl berisi 2ml sediaan :


Dipakai 1-40ml dengan jumlah minimum yang
digunakan sebesar 1ml (Depkes RI, 2014: 1362)
Evaluasi Sediaan

1. Uji kebocoran
Disiapkan beaker glass yang telah berisi metilen blue 0,0025%
b/v dalam larutan phenol 0,0025%b/v

Sediaan yang telah dikemas dalam ampul, dimasukan kedalam


beaker glass dalam keadaam terbalik dan tercelup semua

Dimasukan dalam autoklaf dan diautoklaf pada suhu 121°C,


selama 5 menit

Diamati apakah volume dalam ampul ada yang berubah atau


tidak. Jika ampul berwarna biru atau volume berkurang, maka
ampul bocor (Lachman. 1987: 1354)
2.Uji Kejernihan

Seluruh sediaan diterawang dan dilihat dibawah lampu yang


berlatarbelakang putih dan dibolak – balik

Jika ada partikel atau kotoran, maka partikel tersebut akan melayang-
melayang dan terlihat pada layar putih/hitam

• Parameter : beberapa wadah yang


mempunyai partikel yang dapat terlihat
harus dibuang (Lachman. 1987:1355)
3. Uji pH

Diambil sedikit larutan sediaan ampul, dimasukan kedalam plat tetes

Dimasukan indikator universal

Diamati PH sediaan ampul (pH 7)

(Depkes RI. 2014: 1563)


4. Uji Keseragaman Volume

Diambil isi ampul dengan spuit setelah diuji kebocoran.

Syarat volume tertera 2,0mL, kelebihan yang diperoleh 0,15mL

Keterangan :
Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadahnya, bila diuji satu
persatu atau bila wadah volume 1 ml dan 2ml, tidak kurang dari jumlah volume
wadah yan tertera pada etiket bila di isi gabung.

(Farmakope Indonesia Ed.IV, 1995: 1044)


PELAKSANAAN
No Alat Jumlah Ukuran ) Cara Sterilisasi Waktu Sterilisasi
1 Kel (mL
1 Beaker glass 3 50mL Autoklaf 121°C 15 menit
1. PENYIAPAN
2 Batang 1 Autoklaf 121°C 15 menit
ALAT
pengaduk
3 Erlenmeyer 1 250mL Autoklaf 121°C 15 menit
4 Tabung reaksi 10 10mL Autoklaf 121°C 15 menit
5 Sumbat tabung 10 - Autoklaf 121°C 15 menit

6 Spuit injeksi 1 3mL - -


7 Spuit injeksi 1 1mL
8 Plat tetes 1 - Etanol 70% -
9 Ph universal - -
10 Ampul 10 2mL Autoklaf 121°C 15 menit
11 Kaca arloji 4 - Autoklaf 121°C 15 menit
12 Karet Pipet 7 - Autoklaf 121°C 15 menit
13 Gelas Ukur 4 10mL Autoklaf 121°C 15 menit
14 Ose bulat 1 - dibakar -
15 Bunsen 1 - - -
16 Pipet tetes 7 - Autoklaf 121°C 15 menit
2. PENCUCIAN DAN PEMBUNGKUSAN
ALAT

• Pencucian Alat

 Alat gelas direndam dalam larutan Teepol 0,5%, kemudian direbus


 Alat-alat tersebut disikat sampai bersih (setelah disikat, dibilas dengan air kran mengalir
sebanyak 3 kali).
 Alat-alat dibilas dengan air bebas pirogen sebanyak 3 kali.
 Alat-alat dikeringkan dengan oven suhu ± 100°C dengan keadaan terbalik.
 Alat yang telah kering dilakukan pengecekan terhadap noda, apabila masih kotor dilakukan
pencucian lagi.
 Alat yang bersih dan kering kemudian dibungkus rangkap 2 dan dilakukan sterilisasi
menggunakan metode yang cocok (alat gelas tahan pemanasan dengan oven suhu 170°C /
180°C selama 30 menit atau dengan menggunakan autoklaf suhu 121°C selama 15 menit
2. STERILISASI ALAT

No Tahap Waktu Sterilisasi Mulai Selesai


1 Waktu pemanasan
2 Waktu pengeluaran udara
3 Waktu menaik
4 Waktu kesetimbangan
5 Waktu sterilisasi
6 Waktu jaminan sterilisasi
(50% dari waktu sterilisasi)
7 Waktu pendinginan sampai
± 50°C
Wadah
Secara umum, hal-hal penting yang harus diperhatikan dari wadah adalah:
1.      Harus cukup kuat untuk menjaga isi wadah dari kerusakan.
2.      Bahan yang digunakan untuk membuat wadah tidak bereaksi dengan isi  wadah.
3.      Penutup wadah harus bisa mencegah isi:
· Kehilangan yang tidak diinginkan dari kandungan isi wadah.
· Kontaminasi produk oleh kotoran yang masuk seperti mikroorganisme atau uap yang akan
mempengaruhi penampilan dan bau produk.
4.      Untuk sediaan jenis tertentu harus dapat melindungi isi wadah dari cahaya.
5.      Bahan aktif atau komponen obat lainnya tidak boleh diadsorpsi oleh bahan pembuat wadah
dan penutupnya, wadah dan penutup harus mencegah terjadinya difusi melalui dinding wadah
serta wadah tidak boleh melepaskan partikel asing ke dalam isi wadah.
6.      Menunjukkan penampilan sediaan farmasi yang menarik.
ETIKET
DESIGN KEMASAN SKUNDER
Netto : 2mL

RANITIDIN
Ranitidin HCl
Injeksi Steril
Komposisi :
Ranitidin HCl 50mg
NaCl 9mg
Asam Sitrat 0,60mg
Dibasic Sodium Phosphate 3,60mg
Aqua Pro Injeksi ad 2mL
 
Indikasi :
Pengobatan tukak lambung.
Kontraindikasi :
Bila terdapat riwayat porfiria akut dan hipersensitivitas terhadap
ranitidin
 
Efek samping :
• Sistem saraf pusat: sefalgia, malaise, insomnia, vertigo, gangguan
status mental sementara seperti agitasi, depresi, halusinasi namun
sangat jarang
 Kardiovaskular: aritmia seperti takikardia, bradikardia, AV blok,
PVC (premature ventricular beats)
 Gastrointestinal: konstipasi, diare, mual/muntah, nyeri perut
 Lainnya: kasus hipersensitivitas (bronkospasme, eosinofilia, ruam
kemerahan), anafilaksis, dan peningkatan serum kreatinin
 
Dosis pemakaian :
Parenteral: 50 mg, IV atau IM
 
Cara pemberian
Melalui IV atau IM
 
Cara penyimpanan
Simpan ditempat kering, pada suhu kamar 25˚C
 
No Batch : 100217854
No Reg : SMC1102367
MFD : 2 Maret 2020
ED : 2 Maret 2022

PT. BERKAH PHARM


Semarang-Indonesia
BROSUR

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


 
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai