Anda di halaman 1dari 34

Antibiotik juga

termasuk kedalam
obat-obat golongan
kemoterapi.
Interaksi merupakan modifikasi efek suatu obat
akibat obat lain yang diberikan bersamaan, sehingga
keefektifan atau toksisitas suatu obat atau lebih
jadi berubah
Interaksi obat merupakan drug related problem
(DRPs) yang dapat mempengaruhi outcome terapi
pasien
Dengan meningkatnya kompleksisitas obat-obatan
yang digunakan dalam pengobatan, maka
kemungkinan terjadinya interaksi obat makin besar
Interaksi perlu diperhatikan karena dapat
mempengaruhi respon tubuh terhadap pengobatan
Obat A Obat B Interaksi
Fluroquinolon teofilin Quinolon bekerja menghambat enzim
(siprofloksacin, metabolisme hati (sitokrom P450), shg
ofloksacin, dll) metabolisme teofilin dihati dihambat
yang dapat menurunkan klirens teofilin
dan meningkatkan kadar plasma serta
simptoms toksisitas, antara lain seizure
(stockley’s Drug Interactions)
Fluroquinolon sukralfalt Menurunkan absorpsi GI quinolon, karena
sukralfat akan membentuk ikatan khelat
dengan qunolon shg menurunkan
bioavaibilitas dari quinolon. gunakan
sukralfalt 6 jam setelah quinolon
(stockley’s Drug Interactions)
Fluroquinolon Garam Fe Garam Fe akan Menurunkan absorpsi GI
dari quinolon tertentu karena adanya
pembentukan kompleks Fe-quinolon yang
tidak larut sehingga menurunkan
bioavaibilitas dari quinolon.
(http://www.hcs.virginia.edu/uvahealth/adultnontrauma/food
drug.cfm)
Quinolon Didanosin Kation Mg dan Al pada dapar dalam
tablet didanosin menurunkan absorpsi GI
quinolon dengan pembentukan khelat.
Didanosin bersifat asam lemah, mudah
terurai oleh asam lambung, jadi
diperlukan dapar Al dan Mg dalam tablet
didanosin untuk mencegah tablet
didanosin terurai.
(http://www.wekipedia.com/didanosin)

Quinolon Antasida Menurunkan absorpsi GI quinolon shg


menurunkan kadar dalam serum .
Antasida dapat memperlambat absorbsi
dari quinolon (ciprofloxacin ,Ofloxacin,
pefloxacin) sehingga mengganggu BA
quinolon dengan mekanisme dimana
antibiotik golongan quinolone ini akan
membentuk suatu khelat yang insolube
dengan ion divalen Mg dan Al
(http://www.hsc.virginia.edu/uvahealth/adult_nontra
uma/fooddrug.cfm dan stockley’s Drug
Interactions)
ofloksacin prokainamid Konsentrasi prokainamid dalam plasma
dapat meningkat. Monitor kadar
prokainamid dalam plasma dan
sesuaikan dosis. Quinolon menghalangi
sekresi dari procainamid yang
menyebabkan peningkatan AUC, kadar
dalam plasma meningkat 21% dan
clearence berkurang 22%. Monitor
kadar prokainamid dalam plasma dan
sesuaikan dosis (stockley’s Drug
Interactions)
Siprofloksacin kafein Siprofloksacin dimetabolisme di hati
dan bersifat inhibisi (menghambat)
terhadap obat-obat yg di metabolisme
di hati, termasuk kafein, shg
meningkatkan kadar kafein di dalam
tubuh.
Siprofloksacin siklosporin Siklosporin di metabolisme di hati oleh
sitokrom P450 3A menjadi lebih dari 30
macam metabolit, sebagian dari
metabolit itu bersifat imunosupresif
dan diduga bersifat toksisitas.
Siprofloksacin di metabolisme di hati
dan menginhibisi (menghambat)
metabolisme siklosporin sehingga
meningkatkan toksisitas siklosporin.
(stockley’s Drug Interactions)
Fluroquinolon simetidin Simetidin dapat mengganggu eliminasi
fluroquinolon krn meningkatkan AUC iv
sekitar 40% shg meningkatkan waktu
paruh 10,3 – 15,3 jam dan clearance
tersebut dikurangi hampir30%
(stockley’s Drug Interactions)
Fluroquinolon Antikoagulan Quinolon menurunkan klirens
(levofloksacin, antikoagulan (warfarin) dengan
dll) menghambat metabolisme dari warfarin
sehingga terjadi akumulasi dan
pembersihan secara perlahan-lahan dan
terjadi secara berkepanjangan.
(stockley’s Drug Interactions)
Fluroquinolon NSAIDs Quinolon bekerja inhibitor kompetitif
(ofloksacin, pada reseptor GABA, yang merupakan
levofloksacin, penekan CNS. Dengan adanya NSAID
dll) efek quinolon tsb ditingkatkan sehingga
resiko stimulasi sistem saraf pusat dan
seizure konvulsif meningkat.
(http://213.4.18.135:48080/10.pdf)
Ciprofloksacin Azlocilin Klirens siprofloksacin menurun oleh
azlocilin, menyebabkan kadar
siprofloksacin dalam serum meningkat
dan diperpanjang.
(stockley’s Drug Interactions)
INTERAKSI OBAT

 Kombinasi antara ciprofloxacin dengan asam mefenamat


(AINS) pada resep diatas meningkatkan resiko stimulasi
SSP dan konvulsi (kejang) ketika AINS di ko-
administrasikan dengan antibiotika golongan Quinolone. Hal
tersebut disebabkan oleh efek perintangan terhadap
pengikatan GABA kepada reseptornya secara sinergis oleh
AINS dan Quinolon.
(http://www.wikipedia.com/ciprofloxacin)

 Kombinasi antara ciprofloxacin dengan antasida pada


resep. Antasida dapat memperlambat absorbsi dari
ciprofloxacin dengan mekanisme dimana antibiotik golongan
quinolone ini akan membentuk suatu khelat yang insolube
dengan ion divalen Mg dan Al.
(http://www.hsc.virginia.edu/uvahealth/adult_nontrauma/fo
oddrug.cfm).
Solusi

Hati-hati pemberian kombinasi ciprofloxacin


dengan asam mefenamat dengan memberikan
interval waktu penggunaan dan pemeriksaan klinis
terhadap pasien sebaiknya dilakukan untuk
mencegah timbulnya efek dari interaksi obat.

Beri interval waktu pemberian ciprofloxacin dengan


antasida 3-4 jam untuk mencegah terjadinya
interaksi obat (Farmakologi dan Terapi, 2007).
Obat A Obat B Interaksi

Aminoglikosida Penisilin parentral Kombinasi ini memberikan efek sinergisme


parentral karena Penisilin merusak dinding sel bakteri
sehingga mempermudah masuknya
aminoglikosida ke dalam sel bakteri
akibatnya kerja aminoglikosida lebih cepat
dalam menghambat sintesis ribosom
bakteri.
Aminoglikosida Sefalosporin sefalosporin mempunyai mekanisme ekresi
yang sama dengan aminoglikosida yaitu pada
filtrasi glomerulus dan sekresi tubular,
dimana lebih dari 80 % diekresikan
diginjal, sehingga sefalosporin dapat
memperparah efek nefrotosik dari
gentamicin diginjal. Penggunaan
aminoglikosida dalam dosis tunggal sendiri
sebenarnya dapat menyebabkan
nefrotoksik.
(Tjay,T.J., Kirana.R, 2002,Obat-Obat Penting,
Edisi IV, Jayakarta Press, Jakarta)
aminoglikosida Antikoagulan Adanya peningkatan kadar warfarin
dapat menginduksi terjadinya
pendarahan,
Mekanisme kerja : aminoglikosida dapat
meningkatkan efek antikoagulan dengan
menurunkan jumlah populasi bakteri di
usus sehingga menyebabkan
berkurangnya produksi vitamin K (untuk
pembekuan darah), akibatnya terjadi
pendarahan. (stockley’s Drug
Interactions)
OBAT A OBAT B INTERAKSI

Neomisin Digoksin Efek digoksin berkurang dengan adanya


neomisin.
Mekanisme kerjanya : absorbsi dari digoksin
berkurang dengan pemberian bersama-sama
dengan neomisin, sehingga kadar digoksin
dalam darah berkurang.
Solusinya: pemberian kedua obat ini diberikan
terpisah/ diberi interval waktu , atau kadar
digoksin perlu di monitor bila kedua obat ini
diberikan bersamaan.
(stockley’s Drug Interactions)
Gentamisin Furosemide Dapat menghambat sekresi antibiotik
gentamisin shg dpt meningkatkan efek atau
toksisitas.
Mekanisme kerjanya : Furosemida mengurangi
klirens dari gentamisin sehingga meningkatkan
kadarnya dalam darah. ( Stockley’s Drug
Interactions )
Obat A Obat B Interaksi

gentamisin Indometasin Indometasin mempengaruhi filtrasi pada


ginjal dimana indometasin bekerja
menghambat sintesis COX 1-2, maka sifat
vasodilator prostaglandin berkurang, maka
terjadi vasokonstriksi pada aliran darah di
ginjal sehingga mengurangi filtrasi dari
ginjal dan menyebabkan kadar gentamisin
dalam darah meningkat. (stockley’s Drug
Interactions)
Tobramicin sukralfat Tobramisin dan sukralfat akan membentuk
ikatan ireversibel pada pH usus, karena itu
keefekasian dari tobramisin akan
berkurang. Ikstsn ysng terbentuk adalah
ikatan khelat. Penggunaan tobramisin
sebaiknya setelah 5 hari penghentian
penggunaan sukralfat. (stockley’s Drug
Interactions)
gentamisin Pil KB Dpt menyebabkan efek pil kb berkurang
akibatnya resiko hamil meningkat.
Mekanisme reaksinya: Gentamisin
membunuh senyawa yang mengubah
estrogen menjadi aktif.
Aminoglikosida vankomisin Dapat meningkatkan efek samping masing-
masing obat, akibatnya ginjal dapat rusak
secara permanen.
Mekanisme: aminoglikosida mempunyai
Waktu paruhnya berkisar 2-5 jam,
eliminasi melalui filtrasi glomeruler dalam
bentuk yang tidak berubah. Vankomosin
juga di eliminasi melalui ginjal, sehingga
dapat menambah kerja dari ginjal.
Solusi: Penyesuaian dosis perlu dilakukan
untuk usia lanjut dan penderita kelainan
ginjal untuk mencegah efek nefro-toksik
akibat akumulasi obat pada ginjal.

Anda mungkin juga menyukai