Anda di halaman 1dari 29

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KELOMPOK 2
Dinda Ayu Natasya (1020183111)
Herlina Julia Rahmawati (1020183113)
Niken Dwi Purbowati (1020183119)
Anis Widiarti (1020183126)
Della Ayu Setyorini (1020183128)
Zendy Pradesta Putri (1020183129)
Anastasia Yunita Eka Nada (1020183133)
Nabila Choirunnisa (1020183135)
Diana Iga Safitri (1020183140)
Febriana Wulandari (1020183141)
Rizal Jascha Ade Kusuma (1020183143)
Nur Aini (1020183149)
Yesy Indriani (1020183157)
Deby Kurniadi (1020183158)
DEFINISI PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari
proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang klien,
agar dapat mengidentifikasi, mengenali masalah-
masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan
klien.
Oleh karena itu pengkajian keperawatan
harus dilakukan dengan teliti dan cermat, sehingga
seluruh kebutuhan perawatan pada klien dapat
diidentifikasi.
TUJUAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Adapun tujuan pengkajian keperawatan sebagai


berikut:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan
kesehatan klien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan
dan kesehatan klien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan klien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam
menentukan langah-langkah berikutnya
KEGIATAN PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Kegiatan dalam pengkajian adalah
pengumpulan data. Pengumpulan data adalah
kegiatan untuk menghimpun informasi tentang
status kesehatan klien. Status kesehatan klien
yang normal maupun yang senjang hendaknya
dapat dikumpulkan, hal ini dimaksudkan untuk
mengidentifikasi pola fungsi kesehatan klien, baik
yang efektif optimal maupun yang bermasalah.
Kegiatan pengkajian keperawatan meliputi
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengkumpulan data secara sistematis
2. Pengaturan data
3. Validasi data
4. Pendokumentasian data
1. Pengkumpulan Data Secara Sistematis
Pengumpulan data adalah proses
mengumpulkan informasi tentang status
kesehatan klien.
2. Pengaturan Data
Pengaturan data digunakan perawat
untuk mengatur data pengkajian secara
sistematis yang dimodifikasi sesuai
dengan status fisik pasien.
3. Validasi Data
Validasi adalah tindakan “periksa-ulang”
atau memeriksa data untuk menegaskan
bahwa data akurat dan faktual.
4. Pendokumentasian Data
Untuk melengkapi fase pengkajian perawat
mencatat data klien dengan dokumentasi
yang akurat karena penting dan harus
mencakup semua data yang dikumpulkan
tentang status kesehatan klien.
KARAKTERISTIK DATA DALAM
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Karakteristik data dapat dikelompokkan ke dalam 3
kategori, yaitu:
1. Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu
mengatasi masalah klien yang adekuat.
2. Akurat dan nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus
berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benar
tidaknya apa yang didengar, dilihat, diamati dan diukur
melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap semua
data yang mungkin meragukan.
3. relevan
Pencatatan data yang komprehensif biasanya
menyebabkan banyak sekali data yang harus dikumpulkan,
sehingga menyita waktu dalam mengidentifikasi.
SUMBER DATA DALAM PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Sumber data primer


Sumber utama data primer adalah klien. Perawat
dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai
masalah kesehatan klien. Sumber data terbaik biasanya
adalah klien, kecuali klien sakit sangat parah, terlalu muda,
atau bingung untuk berkomunikasi dengan jelas. Klien dapat
memberikan data subjektif yang tidak dapat diberikan oleh
orang lain.
2. Sumber data sekunder
Untuk sumber data sekunder, yaitu: anggota keluarga
atau individu pendukung lain, professional kesehatan lain,
catatan dan laporan, analisis laboratorium, dan diagnostic,
dan literature yang relevan.
METODE PENGUMPULAN DATA
DALAM PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Metode utama yang digunakan untuk
mengumpulkan data observasi, wawancara, dan
pemeriksaan.
1. Observasi
Mengobservasi adalah mengumpulkan data dengan
menggunakan indra. Observasi adalah keterampilan yang
disadari dan disengaja yang dikembangkan melalui upaya
dan dengan pendekatan yang terorganisasi.
Observasi memiliki 2 aspek :
A. Memperhatikan data
B. Menyeleksi, mengatur dan menginterpretasi data.
2. Wawancara
Wawancara adalah komunikasi yang
direncanakan atau perbincangan dengan suatu
tujuan. Ada dua pendekatan untuk mewawancarai
yaitu Direktiv dan nondirektiv. Wawancara direktiv
sangat terstruktur dan menghasilkan informasi
khusus. Perawat sering kali menggunakan
wawancara direktiv untuk mengumpulkan dan
memberikan informasi ketika waktu terbatas.
Sebaliknya, selama wawancara non direktiv atau
wawancara membina hubungan perawat
memberikan kesempatan pada klien untuk
mengendalikan tujuan, masalah pokok, dan
jalannya wawancara.
Jenis pertanyaan wawancara:

1. PERTANYAAN TERTUTUP
Pertanyaan tertutup yang digunakan wawancara
direktiv bersifkat restriktif dan biasanya hanya memerlukan
jawaban “Ya” atau “Tidak” atau jawaban factual singkat yang
memberikan informasi spesifik.
2. PERTANYAAN TERBUKA
Pertanyaan terbuka yang terkait dengan wawancara
non direktiv, mengajak klien menemukan dan menggali,
menjelaskan, mengklarifikasi, atau menggambarkan pikiran
atau perasaan mereka. Pertanyaan terbuka hanya
menyebutkan topic luas untuk didiskusikan dan mendorong
jawaban yang lebih dari satu atau dua kata.
3. PERTANYAAN NETRAL
Pertanyaan netral adalah pertanyaan yang dapat klien
jawab tanpa arahan atau tekanan dari perawat, bersifat
terbuka dan dapat digunakan dalam wawancara non direktiv.
MERENCANAKAN WAWANCARA DAN TEMPAT
1. Waktu
Perawat perlu merencanakan wawancara dengan klien yang
dirawat ketika klian mersa nyaman secara fisik dan bebas dari nyeri,
dan ketika gangguan oleh teman, keluarga, dan professional
kesehatan lain minimal perawat harus menjadwalkan wawancara
dengan klien di rumah dengan waktu yang dipilih klien. Klien harus
dibuat merasa nyaman dan tidak tergesa-gesa.
2. Tempat
Ruangan dengan pencahayaan baik, ventilasi baik, berukuran
sedang yang relative bebas dari kebisingan, gerakan, dan gangguan
yang mendorong komunikasi. Selain itu, diperlukan tempat yang
membuat privasi klin tetap terjaga.
3. Susunan Tempat Duduk
Susunan tempat duduk dengan perawat berada di belakang
meja tulis dan klien duduk diseberangnya menciptakan suasana yang
formal yang menunjukkan pertemuan bisnis antara atasan dan
bawahan.
4. Jarak
Jarak antara pewawancara dan orang
diwawancara seharusnya tidak terlalu dekat atau
tidak terlalu jauh karena orang merasa tidak
nyaman ketika berbicara dengan seseorang yang
terlalu dekat atau terlalu jauh.
5. Bahasa
Kegagalan berkomunikasi dalam bahasa yang
dapat dimengerti klien merupakan satu bentuk
diskriminasi. Perawat harus mengubah terminology
medis yang rumit menjadi bahasa yang lazim
digunakan dan dibutuhkan jasa penerjemah atau
juru bahasa jika klien dan perawat tidak berbicara
dalam bahasa yang sama.
TAHAP WAWANCARA
1. Pembukaan
Pembukaan dapat menjadi bagian wawancara yang paling
penting karna apa yang dikatakan dan dilakukan pada saat itu
menentukan kualitas seluruh tahap wawancara. Tujuan
pembukaan adalah membina hubungan dan mengorientasikan
orang yang diwawancarai.

2. Isi
Pada wawancara, klien menyampaikan apa yang ia pikirkan,
rasakan, ketahui, dan tersepsikan sebagai respon terhadap
pertanyaan dari perawat.

3. Penutup
Perawat mengakhiri wawancara ketika telah memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Namun, pada beberapa kasus, klien
mengakhiri wawancara, misalnya, ketika memutuskan untuk
tidak memberikan informasi lagi atau ketika tidak dapat
memberikan lebih banyak informasi untuk beberapa alasan yang
lain-keletihan.
4. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik atau pengkajian
fisik adalah metode pengumpulan data
yang sistematis yang menggunakan
observasi (Yaitu indra penglihat,
pendengar, pencium, peraba) untuk
mendeteksi masalah kesehatan. Untuk
melakukan pemeriksan, perawat
menggunakan teknik infeksi, auskultasi,
palpasi, dan perpusi.
TIPE DATA PENCATATAN DALAM PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
1. Data Objektif
Data objektif juga disebut dengan tanda atau data
terbuka, dapat dideteksi oleh pengamat atau dapat diukur
atau diperiksa menurut standar yang diterima. Data tersebut
dapat dilihat, didengar, dirasakan atau dicium, dan diperoleh
melalui pengamatan atau pemeriksaan fisik.
2. Data Subjektif
Data subjektif juga disebut dengan gejala atau data
tertutup, tampak hanya pada individu yang mengalami dan
dapat dijelaskan atau diverifikasi hanya oleh individu
tersebut. Data subjektif mencakup sensasi, perasaan, nilai,
keyakinan, sikap, dan persepsi klien terhadap status
kesehatan personal serta situasi kehidupan.
Lampiran Format Dokumen
Asuhan Keperawatan
TERIMA KASIH
Pertanyaan
1. (Penanya: Fadhilah Sekar Aji) Apakah ada hambatannya
dalam pengumpulan wawancara? (Penjawab: Deby
Kurniadi)
2. (Penanya: Nabila Yuniar Khaila) Jenis-jenis pertanyaan
dalam wawancara tadi? (Penjawab: Nabila Choirunnisa)
3. (Penanya: Muhammad Nur Aditya) Bagaimana
mewawancarai pasien yang memiliki gangguan jiwa?
(Penjawab: NurAini)
4. (Penanya: Diana) Bagaimana cara perawat mengkaji
pengumpulan data jika pasien tidak sadar dan itu juga
tidak ada keluarga pasien? (Penjawab: Niken Purbasari)

Anda mungkin juga menyukai