Anda di halaman 1dari 16

dr. Nevita Yonnia Ayu Soraya Sp.

M
Ilmu Kesehatan Mata
 Akomodasi  kemampuan lensa untuk
mencembung  kontraksi otot siliar  daya bias
lensa bertambah  titik yang letaknya lebih
dekat pada mata  dibias jatuh pada retina

 Pungtum Remotum  Titik terjauh  tanpa


akomodasi  dibias jatuh pada retina

 Pungtum Proksimum  Titik terdekat  dengan


akomodasi maksimum  dibias jatuh pada
retina
 Pungtum proksimum letaknya jauh dari jarak
baca seseorang ( > 35 cm )
 Supaya pungtum proksimum letaknya lebih dekat
dari jarak baca  addisi S+ (Sferis positif) 
membantu memperkuat daya bias sinar masuk ke
dalam bola mata
 Umur bertambah  mata sulit beradaptasi 
sulit melihat dekat (rabun tua)  lensa
kehilangan elastisitas  berkurangnya daya bias
lensa mata
 Umumnya  umur 40 tahun  titik dekat
berkurang dari jarak baca normal
 Kondisi fisiologis  insufisiensi akomodasi 
penurunan penglihatan dekat secara progresif
 Gangguan akomodasi pada usia lanjut :
- Kelemahan otot akomodasi
- Berkurangnya elastisitas lensa  sklerosis lensa
 Penyebab presbiopia prematur:
- Sklerosis prematur dari lensa
- Kelemahan presenile pada otot siliaris
- Hipermetropia yang tidak terkoreksi
- Glaukoma kronis
 Kesulitan melihat dekat
Pasien biasanya mengeluh sulit membaca tulisan
kecil
 Menyipitkan mata saat membaca
 Membutuhkan cahaya yang lebih terang untuk
membaca
 Gejala astenopia / mata lelah
- Berhubungan dengan kerja otot siliaris
- Pasien biasanya mengeluh lelah setelah
membaca atau melakukan aktivitas dekat
 Tabel Presbiopia berdasarkan umur:
40 tahun Add S+1.00
45 tahun Add S+1.50
50 tahun Add S+2.00
55 tahun Add S+2.50
≥60 tahun Add S+3.00

 Jarak baca biasanya 35 cm  Addisi +3.00 D 


lensa mata positif terkuat yang dapat diberikan
pada seseorang.
 Mata tidak melakukan akomodasi bila membaca
pada jarak 35 cm  karena benda yang dibaca
terletak pada titik api lensa +3.00 D  sehingga
sinar yang keluar akan sejajar.
 Pemeriksaan tajam penglihatan dan koreksi
kelainan refraksi  bila terdapat miopia,
hipermetropia astigmatisme
 Pasien diminta membaca kartu baca ( Kartu
Jaeger ) pada jarak 30-40 cm (jarak baca)
 Diberikan lensa addisi sesuai tabel sampai
terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan
kekuatan lensa dapat ditentukan
 Periksa mata satu persatu, misal OD dahulu
kemudian OS.
 Misal: Tn. S, usia 50 tahun
Tajam penglihatan OD: 6/30 S-2.00 6/6
Tajam penglihatan OS: 6/20 S-1.00 6/6
Addisi: S+2.00
Pupil distance: 62/60 mm
 Resep Kacamata bifokal:
Sferis Cilindris Axis
OD -2.00 - -
OS -1.00 - -
Addisi: S+2.00
PD: 62/60 mm
 Umur > 40 tahun  terganggu daya melihat dekat
atau akomodasinya  Lensa sferis positif  untuk
melihat dekat
 Untuk memudahkan kacamata  Kacamata Jauh-
Dekat.
- Melihat dekat  lensa pada bagian bawah
kacamata
- Melihat jauh  lensa pada bagian atas kacamata
 Bila untuk jauh  tidak memerlukan kacamata
jauh  kacamata bifokus yang digunakan: lensa di
nol atau tidak mempunyai kekuatan di bagian atas
sedangkan di bagian bawah sferis positif
 Dapat terjadi keluhan image jump (bayangan
lompat)
 Lensa yang kekuatan lensa jauhnya ditambah
berangsur-angsur  dapat melihat dekat dengan
jelas pada bagian bawah
 Tidak mempunyai batas yang jelas antara
kekuatan lensa untuk melihat jauh dan dekat
 Menghindari terjadinya image jump (bayangan
lompat)
 Lensa progresif:
- Sferis: S-8.00 sampai dengan S+7.50 D
- Silinder: <4.00 D
- Power addisi: + 1.50 sampai dengan +3.50 D
 Melihat jauh  lensa positif  saat melihat ke
bawah dia merasa benda yang dilihat terlihat
menjauh dari biasanya
Ditambah lagi dengan lensa positif di bagian
bawah  keluhan benda seakan-akan
melompat lebih jauh di bawah  Bayangan
Lompat (Image Jump)
 Kacamata bifokus  penglihatan kebawah
yang kabur  sukar untuk berjalan
 Sakit Kepala:
- Belum terdapat penyesuaian  mata dengan
kemmapuan penglihatan dengan kacamata baru
- Kacamata ukuran tidak sesuai dengan ukuran
mata sesungguhnya
- Letak fokus lensa pada gagang kacamata tidak
tepat
- Lensa yang digunakan tidak memakai
kelengkungan dasar lensa yang biasa digunakan
 Disesuaikan dengan lensa yang dibutuhkan
oleh mata untuk melihat paling tajam
 Lensa minus atau negatif  -1.00 dioptri
sampai -25.00 dioptri
 Lensa positif  sangat jarang > +6.oo dioptri
 kecuali pada mata setelah bedah katarak
 Lensa silinder  > 6.00 dioptri  menganggu
penglihatan
 Terdapat beberapa teknik untuk mengoreksi
presbiopia  keberhasilan dan kepuasan pasien
belum dapat ditentukan:
- Multifokal intraocular lens implantation
- Accomodating intraocular lens implantation
- Small diameter corneal inlays
- Modified corneal surface technique
- Conductive Keratoplasty (CK)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai