Anda di halaman 1dari 99

TEKNIK PENGAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

DALAM RANGKA VERIFIKASI PENGADUAN KASUS


LINGKUNGAN DAN
PENYUSUNAN BERITA ACARA

Disampaikan dalam acara:


Bimbingan Teknis Verifikasi dan Penyusunan Laporan
Hasil Verifikasi Pengaduan
Tanggal 24 sd 27 September 2019

DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA BARAT


• setelah mengikuti pelatihan ini peserta
Kompetensi diharapkan dapat memahami tata cara
melakukan verifikasi pengaduan kasus
Dasar lingkungan di lapangan

• Peserta pelatihan mampu:


• menjelaskan landasan hukum verifikasi
pengaduan kasus lingkungan hidup;
• Menjelaskan tata cara penanganan
Indikator pengaduan kasus LH
• menjelaskan tata cara melakukan
Keberhasilan verifikasi pengaduan;
POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. LANDASAN HUKUM
3. PENANGANAN PENGADUAN LINGKUNGAN
HIDUP
4. TATA CARA MELAKUKAN VERIFIKASI
PENGADUAN LINGKUNGAN
5. PENUTUP
1. Pendahuluan
Apakah pencemaran lingkungan
akan dibiarkan saja?

https://news.detik.com/indeksfokus/1125/jutaan-ikan-mati-di-ancol/berita

Apakah harus menunggu sampai ada


pengaduan masyarakat dulu?
Permasalahan Lingkungan,al.

Perusahaan tidak
mengelola limbahnya

Perusahaan tidak punya


izin lingkungan dan atau Pencemaran dan
izin PPLH Kerusakan
Lingkungan
Hidup
Perusahaan tidak memasukkan
biaya pengelolaan lingkungan ke
dalam biaya produksi

Meningkatnya penyakit
dan penurunan
Perusahaan mengekspolitasi kesehatan serta
SDA berlebihan pendapatan
6 masyarakat
Ancaman Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan di Jakarta
SUMBER PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN

operasi kapal asing di operasi kapal asing di


penggundulan
perairan teritorial perairan ZEEI
hutan dan erosi

limbah pertanian

penambangan penimbunan
pasir unsur kimia dari akses terbuka
pertanian

padat tangkap overfishing

limbah RT

peracunan ikan
peracunan ikan
pertumbuhan
penduduk di pengeboman ikan
wilayah pesiisr Sampah pelabuhan alat tangkap yg. merusak:
trawl dasar, drift nets dan
polusi jaring halus

dampak
industri
rusaknya habitat
kepadatan dan benih ikan
penduduk
limbah budidaya ikan

reklamasi dan
pengembangan pantai
( DENR, 2001)
BENTUK PENGADUAN DAN SENGKETA
LINGKUNGAN HIDUP
antara lain:
 Ikan di kolam atau tambak mati akibat pencemaran dari air
limbah pabrik.
 Adanya bau yang tidah enak akibat pembuangan limbah B3.
 Debu atau kotoran yang masuk ke perumahan akibat
pencemaran udara dari kegiatan pabrik atau pemotongan
batu/stone crasser.
 Sumur penduduk mengandung minyak akibat pencemaran
minyak dari pomp bensin.
 Sumur penduduk keruh dan berbau akibat pencemaran air
limbah pabrik
 Bau yang menyengat dan tidak enak serta warna sungai yang
keruh dan berwarna sehingga yang mandi di sungai gatal gatal
aibat dari pencemaran air limbah pabrik atau peternakan
sapi/babi/ayam
Instansi mana yang melakukan
penanganan pengaduan kasus LH?
 Dinas Lingkungan Hidup di Provinsi Jabar,
Kabupaten/kota, yaitu pada Unit yang
menanganani pengaduan kasus lingkungan
hidup (Pos Pengaduan)

Siapa yang melakukan verifikasi


pengaduan kasus LH?
 Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup di
Dinas Lingkungan Hidup Prov, Kab, Kota
 Jelaskan verifikasi pengaduan lingkungan
yang telah Bapak/Ibu tangani selama ini.

 Tuliskan Kendala-kendala dalam verifikasi


pengaduan lingkungan ini
Siapa yang melakukan verifikasi pengaduan?
Pasal 21 Permen LHK No. 22 Tahun 2017

(1) Verifikasi dilakukan oleh:

a. Pengawas Lingkungan Hidup (PLH) hidup untuk


Kementerian;
b. Pengawas Lingkungan Hidup Daerah (PLHD) untuk
pengaduan lingkungan hidup di instansi lingkungan
hidup di provinsi dan kabupaten;
c. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditunjuk oleh Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya dalam hal instansi lingkungan hidup
belum memiliki PLH atau PLHD; atau
d. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ditunjuk oleh Menteri,
gubernur atau kepala kesatuan pengelolaan hutan
sesuai dengan kewenangannya, dalam mengelola
pengaduan dalam bidang kehutanan;
Pasal 31 huruf c dan d Permen LHK No. 22 Tahun 2017 Tentang Tata
Cara Pengelolaan Pengaduan Dugaan Pencemaran Dan/Atau Perusakan
Lingkungan Hidup Dan/Atau Perusakan Hutan.
Ditetapkan 31 Maret Tahun 2017

yang berbunyi:
KEWENANGAN PELAKSANA VERIFIKASI PENGADUAN LH :
Pasal 22 Permen LHK No. 22 Tahun 2017

(1) Untuk membuktikan kebenaran atas pengaduan, pelaksana


verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
berwenang:
a. melakukan pemeriksaan sesuai dengan data pengaduan atau
dokumen lainnya yang terkait;
b. meminta keterangan;
c. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang
diperlukan;
d. memasuki lokasi yang berkaitan dengan hal yang diverifikasi;
e. memotret atau membuat rekaman audio visual;
f. mengambil sampel sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
g. memeriksa peralatan; dan
h. memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi.

(2) Pelaksana verifikasi selaku Pengawas Lingkungan Hidup /Pengawas


Lingkungan Hidup Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
huruf a dan huruf b, berwenang untuk menghentikan pelanggaran
tertentu.
Lihat Pasal 74 UU No. 32 Tahun 2009 yang mengatur kewenangan PPLH
2. Landasan Hukum
LANDASAN HUKUM
PENANGANAN PENGADUAN
Pasal 70 ayat (2)
”Peran masyarakat
Pasal 65 ayat (5)
dapat berupa:
“Setiap orang berhak
UU No. 32 Tahun 2009 melakukan pengaduan
a. pengawasan sosial;
tentang Perlindungan akibat dugaan b. pemberian saran,
dan Pengelolaan pencemaran dan/atau pendapat, usul,
Lingkungan Hidup perusakan lingkungan keberatan,
hidup
pengaduan...”

Pasal 61 huruf (d)


“Masyarakat berperan serta dalam pencegahan
UU No. 18 tahun 2013
dan pemberantasan perusakan hutan dengan cara:
tentang Pencegahan dan
Pemberantasan Perusakan memberikan informasi, baik lisan maupun tulisan
Hutan kepada pihak yang berwenang berkaitan dengan
pencegahan dan pemberantasan perusakan
hutan; “
1. Perencanaan 2.Pemanfaatan
a. inventarisasi lingkungan hidup a. Didasarkan atas RPPLH
b. penetapan wilayah ekoregion b. Bila tidak, atas dasar DD & DT
c. penyusunan RPPLH

6. Penegakan hukum 3. Pengendalian


RUang
a. Sanksi administratif a. pencegahan
b. Gugata nperdata Lingkup b. penanggulangan
c. Sanksi pidana PPLH c. pemulihan
Pasal 4
UU No. 32/2009

5. Pengawasan 4. Pemeliharaan
a. PPLH (fungsional) a. konservasi SDA
b. PPNS b. perlindungan SDA
c. pelestarian fungsi atmosfer

Sumber Pasal 4 UU No. 32 Tahun 2009


LANDASAN HUKUM PENANGANAN PENGADUAN KASUS
LINGKUNGAN

 Undang Undang N0. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Peraturan Pemerintah yang Terkait (al. tentang air, udara,
lahan/tanah, gambut, B3, Limbah B3, pesisir laut)
 Peraturan Perundang-undangan yang terkait dengan Kehutanan
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan No. 22 Tahun
2017 Tentang Tata Cara Pengelolaan Pengaduan Dugaan
Pencemaran Dan/Atau Perusakan Lingkungan Hidup Dan/Atau
Perusakan Hutan.
 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 02 Tahun 2013 Tentang
Pedoman Penerapan Sanksi Administratif Di Bidang Perlindungan
Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dan Peraturan atau Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup yang Terkait
 Perda/Kep-Gubernur/Bupati/Walikota yang Terkait
dan lain-lainnya.
LANDASAN HUKUM DAN KEWENANGAN
UU No. 32/2009
1. Pasal 63 ayat (1) huruf o dan aa, ayat (2) huruf
i dan s dan ayat (3) huruf i dan p
(1) Dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, Pemerintah
bertugas dan berwenang:
o. melakukan pembinaan dan pengawasan
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap ketentuan perizinan
lingkungan dan peraturan perundang-
undangan;

aa. Melakukan penegakan hukum


lingkungan hidup
(2).Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
Pemerintah provinsi bertugas dan berwenang:
i. melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap
ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan
perundang-undangan;
s. melakukan penegakan hukum lingkungan pada tingkat
provinsi;

(3) Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan


hidup, Pemerintah kab/kota bertugas dan
berwenang:
i. melakukan pembinaan dan pengawasan ketaatan
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan
peraturan perundang-undangan ;
p. melakukan penegakan hukum lingkungan pada
tingkat kabupaten/kota.
Beberapa Peraturan Pendukung
antara lain:

Permen LH atau Permen LHK terkait PP Air


(al. Permen LH No. 5 tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah)
Beberapa Peraturan Pendukung

KepmenLH No. 13 Tahun 1995 (BMEU Kegiatan Industri)


Kepdal No. 205 Tahun 1996 (Pedoman Teknis Pengendalian
Penc. Udara Sumber Tidak Bergerak)
PERMENLH No. 21 Tahun 2008 (BMEU Pembangkit Termal)
PERMENLH No. 13 Tahun 2009 (BMEU Kegiatan Migas)
• KepMenLH No. 113 Tahun 2003
(BMAL Batubara) PP. No. 41 Tahun 1999
• KepMen LH No. 202 Tahun
2004 (BMAL Tembaga & Emas)

UDARA

PP No. 101 Tahun 2014


PP. No. 82 Tahun 2001
• PERMENLH No. 4 Tahun 2006
(BMAL Timah) Kepdal No. 01 Tahun
• PERMENLH No. 9 Tahun 2006 1995
(BMAL Nikel) Kepdal No. 02 Tahun
• PERMENLH No. 13 Tahun 2007 1995
Pengawasan
(Persyaratn Injeksi) AIR LIMBAH B3 Kepdal No. 03 Tahun
• PERMENLH No. 08 Tahun 2009 (verifikasi pegaduan)
(BMAL Pembangkit Termal) 1995
• PERMENLH No. 21 Tahun 2009 Kepdal No. 04 Tahun
(BMAL Kegiatan Pertambangan 1995
Bijih Besi) Kepdal No. 05 Tahun
 PERMENLH No. 34 Tahun 2009 1995
(BMAL Kegiatan Pertambangan PermenLH N0. 30 Tahun
Bijih Bauksit)
2009
• PERMENLH No. 19Tahun 2010
(BMAL Kegiatan Migas) PermenLH N0 18 Tahun
2009
• KepMenLH No. 05 Tahun 2014
AMDAL/UKL&UPL DUMPING PermenLH No. 14 Tahun
(BMAL Kegiatan Industri)
• Permen LHK No. 68 Tahun KE LAUT 2013
2016 imbah domestik

PP No. 27 tahun 2012 (Izin PP No. 19 Tahun 1999


Lingkungan)
PERMEN LH No. 12 Tahun 2006
(Persyaratan & Tata Cara Izin ke laut)
3. Tata Cara Penanganan
Pengaduan Kasus Lingkungan
Hidup
PENGERTIAN PENGADUAN

Pengaduan adalah penyampaian informasi secara lisan maupun


tulisan dari setiap pengadu kepada instansi penanggung jawab,
mengenai dugaan terjadinya pelanggaran, potensi dan/atau dampak
di bidang lingkungan hidup dan/atau kehutanan dari usaha dan/atau
kegiatan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan/atau pasca
pelaksanaan.

Verifikasi Pengaduan adalah kegiatan untuk memeriksa kebenaran


pengaduan dan ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau
kegiatan terhadap peraturan perundangundangan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.

Pasal 1 Permen LHK No. 22 Tahun 2017


……. Lanjutan

Pengelolaan Pengaduan adalah kegiatan yang


meliputi penerimaan, penelaahan, verifikasi,
perumusan laporan hasil, dan tindak lanjut hasil
pengaduan.

Analisis adalah kegiatan untuk mencari dan mengetahui


hubungan antara fakta yang diperoleh dalam kegiatan
verifikasi dengan ketentuan peraturan
perundangundangan sehingga diperoleh suatu
kesimpulan atas pengaduan yang disampaikan.
Kasus Lingkungan Hidup
Diadukan masyarakat
VERIFIKASI
LAPANGAN
Tidak Diadukan Masyarakat
(al. TV, Radio, Koran, Internet)

LANGKAH
TINDAK
LANJUT
MEKANISME PENANGANAN PENGADUAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

PENANGANAN
PENGADU
PENGADUAN

Menyampaikan
pengaduan melalui SMS, Analisa
Telepon, Surat , Email,
Website, Media Sosial,
Pengaduan
Datang Langsung

• Hotline/SMS : 0811 932 932


• Telepon :/fax :021 573 3940 Penanganan:
• Surat : Gedung Klarifikasi
MANGGALA WANABAKTI
Jakarta 10270 P.O. Box Konfirmasi
6506 Verifikasi
• Website:
http://pengaduan.menlhk.g
o.id
Tindak lanjut (bila
terbukti): Sanksi
Administratif,
Mendapatkan Perdata, Pidana
Jawaban

Sumber: Dit. PPSA Gakum-KLHK, 2017


Tahapan pengelolaan pengaduan

1.
• Penerimaan

2.
• Penelaahan

3.
• Verifikasi

4.
• Perumusan Laporan Hasil

5.
• Tindak Lanjut Hasil Pengaduan

Permen LHK No. 22 Tahun 2017


USULAN REKOMENDASI DALAM PENANGANAN
PEGADUAN KASUS LINGKUNGAN
Disampaikan Kepada
Pihak yang diadukan
dan yang mengadu
(para pihak yang
bersengketa)

Penerapan sanksi
Administratif

TINDAK LANJUT HASIL


PENANGANAN PENGADUAN
LINGKUNGAN HIDUP
Penerapan Gugatan
Perdata (di
pengadilan/diluar
pengadilan

Penerapan Sanksi
Pidana
Jangka Waktu Pengelolaan Pengaduan kasus LH
KETERBUKAAN INFORMASI

Pasal 27 Permen LHK No. 22


Tahun 2017
4. Cara melakukan verifikasi
pengaduan kasus lingkungan
hidup
TUJUAN VERIFIKASI PENGADUAN
Melakukan verifikasi atas adanya pengaduan
lingkungan yang disampaikan masyarakat;

Tujuan Melakukan pengumpulan fakta dan data temuan


pengawasan lapangan untuk membuat jelas kasus
lingkungan lingkungannya;
hidup dalam
rangka
verifikasi Mengetahui tingkat ketaatan penanggungjawab
usaha dan atau kegiatan yang kita lakukan verifikasi;
pengaduan
(investigasi
lingkungan)
Membuktikan atau mengkonfirmasikan kebenaran
laporan pengaduan yang dilakukan oleh masyarakat
tentang pelanggaran yang dilakukan oleh
penanggungjawab usaha dan atau kegiatan.
TAHAPAN VERIFIKASI PENGADUAN KASUS
LINGKUNGAN
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pelaksana yang
melakukan verifikasi pengaduan kasus
Lingkungan hidup

 Kompetensi tentang aspek kebijakan, peraturan, persyaratan


keselamatan, dan metoda verifikasi pengaduan di lapangan :

- Kebijakan dan program verifikasi pengaduan;


- peraturan perundangan, standar, kriteria lingkungan terkait PP
Air; PP Udara, PP Pengelolaan B3 dan Limbah B3, PP terkait
kerusakan tanah/lahan
- Pemahaman tentang penaatan;
- Peran dan fungsi petugas verifikasi pengaduan;
- Perencanaan Alat Pelindung Diri;
- Cara melakukan verifikasi pengaduan (persiapan, pelaksanaan
verifikasi di lapangan, penanganan data yang diperoleh,
penyusunan laporan serta membuat konsep surat tindak lanjut
hasil verifikasi);
- Memahami teknik sampling air (air limbah dan air permukaan); ,
Udara, Tanah, Limbah B3
Kompetensi aspek teknis, al. :

- AMDAL (Andal, RKL, RPL);


- UKL-UPL
- Pengendalian pencemaran air, udara dan kerusakan lingkungan;
- Baku Mutu Air Limbah, baku mutu udara;
- Baku Mutu Air Sungai, Danau, Laut;
- Menghitung Beban pencemaran;
- Proses Produksi;
- Sumber Limbah cair, udara, limbah B3;
- Neraca Air, neraca limbah B3;
- Sumber air proses dan debitnya serta kapasitas produksi;
- Pengelolaan sludge IPAL (debit air limbah yang masuk IPAL dan
jumlah sludge-nya serta cara pengelolaannya)
- saluran air limbah, tempat dan waktu pembuangan air limbah.
- tempat dan waktu pembuangan emisi gas buang
SIKAP SEORANG PETUGAS VERIFIKASI
PENGADUAN KASUS LH

 Sikap seorang Petugas sangat penting dalam pengumpulan


informasi untuk menentukan ketaatan usaha/kegiatan dalam
memenuhi peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup;

 Sikap tersebut akan mempengaruhi apakah Petugas berhasil


secara cermat melakukan pengumpulan data baik melalui
kegiatan observasi maupun wawancara untuk menggali
fakta dan bukti temuan ketidak taatan;

 Bahkan bila seorang Petugas tidak dapat menjaga sikap yang


baik, maka konsekwensi yang paling buruk adalah data tentang
fakta dan bukti lapangan akan sangat minim, sehingga sulit untuk
menyusun laporan dan menentukan jenis pelanggaran.
Lanjutan……

 Kualitas kerja seorang Petugas Verifikasi harus dapat menunjukan


kredibilitas instansi yang menugasi dan Petugas itu sendiri.

 Seorang Petugas Verifikasi pengaduan kasus pencemaran air harus


membuat laporan secara benar, obyektif, eliti, tanpa kekeliruan yang
disebabkan oleh kesalahan personal (personal bias)

 Memegang teguh kaidah verifikasi pengaduan kasus pencemaran air.


Perhatikan beberapa hal ini :

 Menerapkan prinsip :

fairness, integrity dan equity


 serta harus memegang motto :

find the truth, tell the truth dan protect the truth.

 Harus selalu bersikap:

curiga, curious, rajin, utamakan diplomasi, tegas


(assertive).

 Pastikan : Savety first


LARANGAN
 Pengawas lingkungan atau petugas yang
melakukan verifikasi pengaduan di
lapangan dilarang menerima gratifikasi
dari pihak manapun

 Ancaman pidananya sangat berat

 Pehatikan dengan seksama masalah ini


TAHAPAN VERIFIKASI PENGADUAN DI LAPANGAN

- Didalam
- Diluar
Pertemuan Melakukan Verifikasi
Persiapan Berangkat awal dengan
Ke Lokasi pengaduan di
verifikasi pihak lapangan
pengaduan perusahaan

Analisis
Langkah Laboratorium Pertemuan
Tindak Lanjut Dan Kembali Ke
Penutup
Verifikasi Pembuatan Kantor
Pengaduan Laporan
LINGKUP VERIFIKASI PENGADUAN LH
1. Aspek Peraturan
 UU 32 tahun 2009 dan UU lainnya yang terkait;
 PP 27 tahun 2012
 PP tentang Pengendalian Pencemaran Air dan Peraturan pelaksanaannya
(Permen);
 PP tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan peraturan
pelaksanaannya;
 PP tentang B3 dan peraturan pelaksanaannya;
 PP tentang Pengelolaan Limbah B3 dan peratiran pelaksaannya;
 PP tentang Pengendalian Pencemaran Laut dan peraturan
pelaksanaannya;
 PP tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomasa; dan
peraturan pelaksanannya;
 PP tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran Lingkungaan
Hidup yang Berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan dan
peraturan pelaksnannya;
 Kepres tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
 dll
2. Aspek perizinan :

 Izin usaha
 SITU/ HO
 Izin Pembuangan Air Limbah
 Izin Pengelolaan Limbah B3
 Izin TPS Limbah B3
 Izin Pembuangan Limbah (Dumping) ke laut
 Izin lainnya yang terkait
3. Aspek Kesiagaan dan Tanggap Darurat
 Ketersediaan sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan
darurat
 Ketersediaan catatan terhadap perbaikan peralatan
 Ketersediaan pelatihan tata cara penanggulangan tanggap darurat secara
berkala
 Adanya pemisahan antara peralatan laik pakai dengan yang rusak disertai
dengan label
 Ketersediaan dan penggunaan peralatan dan pakaian pelindung personal
 Ketersediaan alat-alat pendeteksi dini keadaan darurat
 Ketersediaan peralatan pemadam kebakaran di setiap unit kegiatan
 Ketersediaan alat deteksi suatu kebocoran
 Ketersediaan peralatan bantuan pernafasan di dekat tempat masuk ruangan
gas beracun yang berfungsi dengan baik
 Ketersediaan peralatan P3K di lokasi
 Ketersediaan tanda-tanda peringatan (dilarang merokok, tegangan tinggi
dll)
 Ketersediaan SOP
4. Aspek Proses Produksi dan Sumber Limbah
 Pelajari diagram alir proses produksi dan lakukan pemeriksaan
proses produksi
 Periksa sumber limbah (limbah cair, padat dan gas/debu)
 Catat jumlah limbah yang keluar dari proses produksi dan di
kemanakan limbah tersebut
 Periksa semua saluran air limbah
 Periksa pemakaian air untuk proses produksi (sumur dalam,
sungai, PAM)
 Adakah saluran by pass atau pembuangan limbah padat (B3)
secara illegal
 Lakukan wawancara dengan operator atau manager lingkungan
 Lakukan pemotretan
 Buat gambar sketsa atas temuan
 Lakukan pengambilan sampel (al. air limbah, limbah B3, dll.)
5. Aspek Lokasi dan Masalah Lingkungan Yang diadukan
 Lakukan pemeriksaan pada lokasi yang diadukan oleh si
Pengadu
 Pelajari permasalahan yang diadukan (pencemaran air,
udara, bau, pencemaran tanah, kerusakan sawah, dll.)
 Lakukan analisis hubungan sebab akibat, misal: timbul bau
yang tidak enak, lakukan analisis dan penelusuran dari
mana sumber bau tersebut, apakah dari perusahaan yang
diadukan.
 Lakukan pengambilan contoh pada media yang tercemar
 Pengambilan contoh dapat dilakukan di beberapa tempat
 Pelajari baku mutu nya
 Lakukan wawancara dengan penduduk atau orang yang
tahu permasalahan di wilayah tersebut
 Lakukan pemotretan, video gunakan HP atau drone
TAHAP PERSIAPAN VERIFIKASI PENGADUAN

Pembuatan
checklist

Pembuat
Pengumpulan Koordinasi an surat
dan tugas
peraturan Perencanaan
konsultasi pengambilan
contoh dan
Pembuatan persiapan
Pengumpulan Telaah Pembuatan Penyusunan peralatan
rencana analisis Tim
data sekunder dan
kerja dan sasaran Verifikasi
jadwal analisis Pengaduan
data yang Pemberitahuan
terkumpul pemeriksaan ke
pabrik (bila perlu) Pengurusan
Pembuat
administrasi
Pengumpulan an
analisis keuangan,
informasi
lainnya tugas dll.
Observasi
lapangan pra
pemeriksaan
Persiapan Perlengkapan Verifikasi
Pengaduan Lingkungan
 Menyiapkan buku catatan lapangan/ log book;
 Kamera/ handycam;
 Post it sangat berguna untuk menandai gambar/foto untuk
identifikasi nantinya;
 Identifikasi perlengkapan K3 yang sesuai (jas hujan, sarung tangan,
helm, safety glasses, safety shoes, boots dll);
 Alat sampling dan rencana pengambilan sample;
“apakah anda akan mengambil sample, bila dijumpai keadaan tak
terduga di lapangan? Apakah anda sudah menghubungi
laboratorium yg memenuhi kriteria ?
 Tape recorder;
 Dll.
PERSIAPAN PENGAMBILAN CONTOH
DAN ANALISIS LABORATORIUM

1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
2. MEMPELAJARI PETA LOKASI
3. MENETAPKAN LOKASI SAMPLING, JUMLAH DAN
FREKUENSI SAMPLING
4. PERSIAPAN BOTOL DAN WADAH YANG DIGUNAKAN
5. PERSIAPAN BAHAN ( PENGAWET, THRESSURE,
LABEL, DLL)
6. PERALATAN DAN KALIBRASI ALAT
7. MENETAPKAN PETUGAS YANG AKAN MENYERTAI
PERALATAN YANG DIBAWA

1. PERALATAN SAMPLING (BOTOL, SAMPLER, DLL)


2. PERALATAN PENGUKURAN LAPANGAN (pH METER,
TERMOMETER, DO METER, METERAN, DLL)
3. PERALATAN PHOTOGRAFI (HANDYCAM, CAMERA)
4. PERALATAN SAFETY (HELM, TOPI, KACAMATA, DLL)
5. PERALATAN KOMUNIKASI (HANDY TALKY, DLL)
6. OBAT-OBATAN, PAKAIAN DAN MAKANAN
7. ALAT TULIS (NOTE BOOK, BALLPOINT, SPIDOL, DLL)
8. DOKUMEN (KLIPPING, CHECK LIST, SURAT TUGAS,
PETA LOKASI, DLL)
9. PERATURAN (PP, BAKU MUTU, SK GUB. DLL)
PERSIAPAN UNTUK
MELAKUKAN VERIFIKASI
PENGADUAN LINGKUNGAN
 Persiapkan bahan tertulis
– Tanda pengenal
– Surat tugas
– Informasi latar belakang
– Lembar berita acara
– Check list hal yang harus ditilik
– Notebook, ballpoint

 Jangan membawa barang yang tidak relevan


ANALISIS SASARAN

1. MENGUMPULKAN KETERANGAN TENTANG TINGKAT


PENTAATAN PABRIK/ERUSAHAAN
2. MENELITI KEBENARAN DATA YANG DIKIRIM
(SELF MONITORING)
3. MELAKUKAN PENGECEKAN APAKAH PABRIK/PERUSAHAAN
TELAH DIBERIKAN SURAT PERINGATAN DAN PERINTAH
4. PENGECEKAN HASIL KESEPAKATAN MEDIASI/
NEGOSIASI, JIKA ADA
ANALISIS TUGAS

1. TENTUKAN BENTUK KEGIATAN APA SAJA YANG PERLU


DILAKUKAN
2. DANA, SASARAN, WAKTU, KEAHLIAN APA YANG
DIBUTUHKAN
3. PENENTUAN ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN
4. SUSUNLAH STRATEGI DAN KIAT-KIAT KHUSUS
UNTUK MENGHADAPI KENDALA YANG MUNGKIN
TIMBUL DI LAPANGAN
Catatan Lapangan

 Harus objektif, faktual, tanpa konlusi yang subjektif;


 Dibuat pada saat itu juga;
 Foto harus diidentifikasi dalam logbook;
 Nama inspektur lingkungan atau PPLH;
 Prosedur masuk ke fasilitas, kejadian, kontak, khususnya
bila ada masalah;
 Nama orang yang dihubungi, tempat , jabatan, nomor
telepon;
 Waktu dan tempat kejadian harus spesifik;
 Nama dan informasi orang yang diwawancarai;
 Semua informasi sampling;
 Log book harus disimpan sebagai bahan tidak terpisahkan
dari file inspeksi.
Kuesioner dan check list

1. Kuesioner adalah panduan (protokol) yang


digunakan untuk mengumpulkan informasi dari
orang yang diwawancarai.

2. Check list adalah daftar langkah kegiatan bagi PPLH,


dibuat sebagai panduan untuk melakukan
pemeriksaan secara berurutan jangan sampai ada
kegiatan yang terlewat.
TAHAP PELAKSANAAN VERIFIKASI PENGADUAN
Pengumpulan
dan
pemeriksaan
dokumen pabrik Pengambi
lan
contoh
Pemeriksaan
bahan baku &
penolong,
proses Pengujian
produksi, parameter
housekeeping & tertentu (ph,
Observasi Utilitas DO, suhu, Pertemuan
Izin awal ke dll.) penutup
Pemberang masuk lingkunga Pembagian Pemeriksaan Pembu dengan
katan Tim dan Kegia
n pabrik Tim ke IPAL, saluran atan petugas/pen
Pemeriksa pertemua tan
(Reconna dalam unit limbah pabrik Berita anggung
ke lokasi n awal peme Pengambi
issance/S kecil & drainase Acara jawab pabrik
pabrik dengan riksa lan
ite Tour)
petugas an Gambar/
pabrik Pemeriksaan photo
Limbah padat,
B3 dan LB3

Pembuat
Pemeriksaan
an
lainnya
peta/sket
sa
Pencatatan
& verifikasi
temuan

Investigasi Wawancara dengan


Bila terjadi kasus pencemaran tanah,sungai, pantai, penduduk/pihak
laut, atau lingkungan berkepentingan
yang tercemar
Masuk di kegiatan/industri yang diawasi
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada tahap ini :
1. Sikap yg hrs dimiliki seorang inspektur : be nice, be kind, be fair
dan obyektif.
2. Setibanya di lokasi inspeksi tunjukan surat tugas (credential
letter). Sebaiknya inspektur memberitahukan terlebih dahulu sblm
memasuki lokasi kegiatan.
3. Bagaimana bila ditolak ? Jelaskan sekali lagi dengan
sopan/santun, tenang dan tanpa emosi tentang kedudukan dan
kewenangan anda sesuai dengan ketentuan yang ada. Bila pihak
otoritas kegiatan tetap menolak maka dibuat Berita Acara
Penolakan yang harus ditanda tangani oleh pemegang otoritas.
Gunakan Pasal 115 UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
PERTEMUAN PENDAHULUAN
Sebelum memulai kegiatan investigasi/pemeriksaan lapangan, PPLH harus
melakukan pertemuan pendahuluan untuk :
 Perkenalan dengan penanggungjawab kegiatan yang akan diinspeksi;

 Menjelaskan tujuan dan lingkup pengawasan agar tidak terjadi salah

pengertian;
 Menjelaskan kewenangan PPLH dan instansinya secara yuridis

yang melandasi pelaksanaan pengawasan;


 Menjelaskan cara pelaksanaan pengumpulan bahan keterangan atas
masalah lingkungan ini secara runut;
 Menetapkan jadwal pertemuan dengan personal-personal kunci yang

akan diwawancarai;
 Menyampaikan daftar permasalahan yang akan diperiksa;
 Melakukan verifikasi atas informasi yang diperoleh selama
melakukan pemeriksaan;
 Mengkonfirmasi persyaratan K3 dan perlengkapan PPE
(Personal Protected Equipment);
 Tanyakan apakah kegiatan yang dilakukan pemeriksaan
memiliki prosedur evakuasi;
 Menetapkan jadwal pertemuan penutup atau pemeriksaan
selesai.

• Pada kesempatan ini PPLH memiliki peluang untuk mempelajari


lebih jauh tentang lay out, struktur organisasi, kegiatan operasi,
proses produksi, keselamatan kerja, penggunaan sumberdaya,
limbah yang dihasilkan dan informasi-informasi lainnya yang terkait
dengan kegiatan inspeksi;
• Pada tahap ini perlu ditanyakan apakah diperlukan briefing atau
latihan menggunakan PPE sebelum melakukan pemeriksaan.
Pastikan bahwa personil K3 menyertai selama melakukan
pemeriksaan;
Lanjutan……..

• Informasi yang diperoleh melalui wawancara harus diuji dengan


memperoleh informasi yang sama dari sumber lain yang dapat dipercaya,
seperti observasi/pemeriksaan lapangan, pengukuran atau pemeriksaan
dokumen/rekaman, bukan dari kata orang.
• Verifikasi dokumen sangat penting dilakukan untuk menjaga konsistensi
hasil wawancara. Beberapa keterangan yang diperoleh dari managemen
harus dicari keberadaannya pada dokumen yang disebutkan tersebut.
• Telaah atau verifikasi terhadap dokumen dapat dilakukan sejalan dengan
proses wawancara, dilanjutkan pemeriksaan lapangan. atau wawancara
dapat dilakukan sambil melakukan pengamatan lapangan, sesudah itu
verifikasi dokumen/rekaman dapat dilakukan di kantor.
• Semua fakta/data/informasi yang diperoleh selama di lapangan harus
dibuktikan kebenarannya dengan mencari bukti-bukti yang dapat
mendukung temuan lapangan.
PENGUMPULAN BUKTI (defenceable evidence)
Untuk menentukan apakah regulated community yang diawasi taat atau
tidak.
 Bukti-bukti hasil verifikasi pengaduan harus dikumpulkan melalui
pemeriksaan dokumen, observasi/pengamatan lapangan dan wawancara.
Indikasi terhadap ketidak taatan dan ketidak sesuaian dengan
standar/ketentuan harus dicatat.
 Informasi yang dikumpulkan melalui interview harus diverifikasi dengan
informasi pendukung yang diperoleh dari sumber-sumber lain, seperti
observasi, rekaman/dokumen dari hasil pengukuran yang ada.
 Fakta atau data atau informasi yang belum/tidak dapat diverifikasi di
lapangan harus diidentifikasi untuk diklarifikasi atau verifikasi pada saat
pertemuan penutup.
CARA ATAU METODA UNTUK MEMPEROLEH
BUKTI-BUKTI YANG OBJEKTIF (defenceable
evidence)
 Pemeriksaan lapangan (observasi) dan wawancara
 Pengujian sampel
 Pengujian terhadap semua dokumen, rekaman, laporan-
laporan, rencana-rencana yang perlu dilakukan
 Informasi dari masyarakat
 Gunakan drone
PEMERIKSAAN PABRIK
(usaha atau kegiatan)

1. OBSERVASI LINGKUNGAN PABRIK, TAMBANG


ATAU JENIS USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
LAINNYA
2. PROSES PRODUKSI
- JENIS PRODUKSI DAN KAPASITASNYA
- PROSES YANG DIGUNAKAN
- DIAGRAM ALIR PROSES
- BAHAN POKOK DAN PEMBANTU
- LIMBAH B3 YANG DIHASILKAN
- JUMLAH AIR PROSES DAN SUMBERNYA
- NERACA AIR
3. SUMBER LIMBAH
4. JENIS DAN JUMLAH LIMBAH
5. DRAINASE ATAU SALURAN LIMBAH
6. LIHAT LAY OUT KEGIATAN YBS DAN PETA DRAINASE
7. PERIKSA KEMUNGKINAN SALURAN BY PASS
8. PENGGUDANGAN BAHAN BAKU, KIMIA, BAHAN
JADI DLL.
9. INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH
10. PENGOLAHAN EMISI GAS, GETARAN, SUARA
11. PENGELOLAAN LIMBAH B3
12. HOUSE KEEPING
13. TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSE)
14. BEBERAPA HAL YANG DIREKOMENDASIKAN
DALAM PERINGATAN/SANKSI ADMINISTRASI
PEMERIKSAAN PROSES PENGOLAHAN LIMBAH
(IPAL)

1. SYSTEM/CARA PENGOLAHAN LIMBAH


2. KAPASITAS IPAL
3. SKEMA/DIAGRAM ALIR IPAL
4. HASIL PENCATATAN DEBIT LIMBAH CAIR
5. ALAT UKUR DEBIT LIMBAH CAIR
6. DATA ANALISA/SELF MONITORING
7. LABORATORIUM PEMANTAU
8. KONTINUITAS PENGOPERASIAN IPAL
9. PENGELOLAAN SLUDGE/LUMPUR
10.PERIKSA KETENTUAN PERSYARATAN YANG
DIATUR DALAM IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Facultatif Lagoon

Aerated lagoon (difusi udara) Alat ukur debid


Air limbah tidak diolah
PERLU DIPERHATIKAN !
KAPAN HARUS MENGAMBIL SAMPEL DAN
LOKASINYA DIMANA ?

SEHINGGA WAKTU DAN LOKASI


PENGAMBILAN SAMPEL MENJADI
SANGAT PENTING

JANGAN LUPA DIBUAT BERITA ACARA


PENGAMBILAN SAMPEL !

68
PENGAMBILAN CONTOH DAN
PENGUKURAN LAPANGAN

1. TENTUKAN LOKASI SAMPLING


2. TENTUKAN METODA SAMPLING (GRAB, COMPOSITE)
3. TENTUKAN JUMLAH CONTOH YANG AKAN DIAMBIL
4. PENANGANAN CONTOH (PENGAWETAN, PELABELAN,
PENYEGELAN)
5. LAKUKAN PENGUKURAN LAPANGAN (DEBIT, pH,
SUHU, DO, CONDUCTIVITY, DLL)
6. BEBERAPA HAL PENTING :
- DIBUAT BERITA ACARA
- DIBUTUHKAN SAKSI
- BILA EMERGENCY SECEPATNYA DIAMBIL CONTOH
Pelaksanaan Pengambilan Sampel
1. Penetapan Titik Pengambilan Sampel (air
permukaan, air danau/waduk, air tanah)
2. Urutan kerja teknik pengambilan sampel di
lapangan
3. Pengambilan sampel untuk parameter fisik
4. Pengambilan sampel untuk parameter DO
5. Analisis In-Situ
6. Pencatatan kondisi saat pengabilan sampel
7. Pengukuran debit air
8. Perhitungan beban pencemaran
9. Perlakuan sampel (pengawetan, label, Form,
pengamanan/penyegelan)
Pelabelan dan penyegelan
sampel

71
PENGAWETAN SAMPEL AIR
Temuan : Kegiatan penambangan yang melanggar batas kawasan
lindung/hutan lindung dan sekaligus sempadan pantai, akhirnya merusak
ekosistem pantai/pesisir.
Catatan : pelanggaran yg dilakukan adalah keppres 32 Tahun 1990,
design penambangan (dok. AMDAL, izin pertambangan).
 Bukti : Mengambil sample mungkin baik sebagai salah satu bukti,
tetapi kombinasi sample, pemeriksan/observasi lapangan dan
pemeriksaan dokumen, membuat catatan yang cermat dan foto
akan lebih baik lagi untuk melengkapi bukti-bukti yang
dikumpulkan.

 “Best available evidence” . Memperoleh salinan atau copy yang


baik akan lebih baik dan dapat diterima jika dokumen aslinya tidak
ada. Salinan yang baik lebih baik daripada salinan yang jelek.
Salinan yang jelek akan lebih baik daripada sama sekali tidak ada
data/fakta.

 Setiap bukti yang anda peroleh harus dicatat untuk merumuskan


temuan hasil pengawasan tentang taat/ketidaktaatan.
Bukti yang baik adalah bukti yang
dapat menjawab pertanyaan 5W 1H,
yaitu :
what,
where,
when,
why,
who dan
how.
Memulai Verifikasi Pengaduan dan Dimana
Harus Mengakhirinya
• Hampir semua industri/perusahaan memiliki proses yang hampir sama.
Bahan baku masuk proses, energi masuk dalam proses, air diperlukan
sebagai bahan baku utama/tambahan, menghasilkan produk,
melepaskan energi dan limbah.

• Investigasi harus dimulai dari stok bahan baku dan bahan penolong,
material feeding, proses produksi, utilitas, limbah-limbah yang dihasilkan
dan diakhiri pada produk. Pelajari material balance dan water balance
secara cermat.

• Catat dalam logbook dan tandai peta setiap anda menyelesaikan


pemeriksaan lapangan pada setiap tempat.

• Di lapangan anda akan membuat catatan, ambil gambar, wawancara,


mungkin ambil sample. Catat setiap kejadian yang ada di lokasi. Data
yang banyak diperoleh akan sangat penting untuk semua isu-isu
penaatan yang kritis dari pada kekurangan data.
FORMAT BERITA ACARA
VERIFIKASI PENGADUAN
LINGKUNGAN
TAHAP SETELAH PELAKSANAAN VERIFIKASI PENGADUAN DI LAPANGAN

Surat
pemberitahuan
hasil verifikasi
pengaduan
kepada para
Pembuatan pihak yang
surat bersengketa
permohonan
analisis contoh
Hasil
Pengiriman analisis
contoh ke

Di kantor Pembuatan
laboratoriu
m
contoh
?
(setelah Berita Acara
pengiriman dan
melakukan Pembahasa Langkah
penerimaan
pemeriksaan) Evaluasi n dengan Pembuatan tindak
contoh
data Tim dan Laporan lanjut
Memasukka
nara
sumber
?
n dokumen
ke almari
Penanganan data
dokumen dan
data yang
diperoleh

Memasukkan
data ke
komputer

?
Beberapa hal yang perlu dilakukan setelah melakukan verifikasi
pengaduan adalah sebagai berikut :
1. PENGIRIMAN CONTOH KE LABORATORIUM
• Pelajari data hasil analisis
• Bandingkan dengan baku mutu atau kriteria kerusakan

2. PENGELOLAAN DATA YANG DIPEROLEH


• Photo segera dicetak/print
• Masukan data komputer
• Jika perlu, diskusikan situasi yang dihadapi dengan kawan dikantor, senior atau yang
mengetahui permasalahannya
• Masukan semua dokumen yang dikumpulkan kedalam filing cabinet/almari terkunci

3. RAPAT INTERN/DISKUSI INTERN UNTUK MENENTUKAN STATUS


KETAATAN/KETIDAKTAATAN SERTA APAKAH ADA TERJADI PENCEMARAN ATAU
KERUSAKAN LINGKUNGAN ATAU APAKAH ADA KERUGIAN LINGKUNGAN
4. PEMBUATAN LAPORAN
• Laporan yg dibuat oleh pplh diserahkan kepada atasannya disertai saran tindak;
• Bila perlu dipresentasikan terlebih dahulu
Laporan hasil verifikasi pengaduan
paling sedikit memuat:

a. latar belakang dan tujuan


verifikasi;
b. analisis data hasil
verifikasi;
c. analisis yuridis;
d. kesimpulan dan saran; dan
e. lampiran.

Permen LHK No. 22 Tahun 2017


LAMPIRAN LAPORAN HASIL VERIFIKASI PENGADUAN
LINGKUNGAN
Pasal 24 ayat (9) Permen LHK No. 22 Tahun 2017
Penutup
 Tahapan verifikasi pengaduan, dimulai dari persiapan
verifikasi, melaksanakan verifikasi lapangan baik di
pabrik/tambang/hotel/rumah sakit, dll. serta kegiatan pasca
verifikasi pengaduan lingkungan.
 Verifikasi pengaduan harus dapat membuktikan adanya
sebab dan akibat dan harus dapat menyimpulkan apakah
pengaduan oleh Si pengadu benar adanya.
 Verifikasi pengaduan juga harus dapat mengungkapkan
apakah perusahaan taat terhadap persyaratan yang
tercantum dalam izin serta taat terhadap peraturan
 Verifikasi pengaduan harus dapat menyimpulkan apakah
terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan dan apakah
ada kerugian yang diadukan Si pengadu benar adanya.
FORMAT LAPORAN
VERIFIKASI PENGADUAN
LINGKUNGAN

Anda mungkin juga menyukai