Anda di halaman 1dari 38

ANALISIS DAMPAK

KESEHATAN LINGKUNGAN
DI DESA MALUTU KAB. HSS
Kelompok 4
Anggota Kelompok
Rizky
M.Amar Adzikra
Ginanda Khairina
Ramadhan Sahrubanu
Shaffana
Kintani
Halida Zia M.Rizki Alfiani
Azzahra

Hilyatun Nisa
M.Ridho Anshori
Yudi Rahman
BAB I
PENDAHULUAN
Permukiman adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih
dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas
umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan
perkotaan atau kawasan perdesaan. Keberadaan suatu permukiman dapat
mempengaruhi berkembangnya suatu wilayah, dan sebaliknya kegiatan
pembangunan dalam suatu wilayah dapat mempengaruhi berkembangnya
permukiman. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
permukiman cukup banyak, antara lain faktor geografis, faktor
kependudukan, faktor kelembagaan, faktor swadaya dan peran serta
masyarakat, faktor keterjangkauan daya beli, faktor pertanahan, faktor
ekonomi dan moneter.
ADKL (Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan) merupakan suatu
pendekatan dalam kajian kesehatan masyarakat pada sumber dampak,
media Lingkungan, populasi terpajan dan dampak kesehatan yang
meliputi kegiatan identifikasi, pemantauan, dan penilaian secara
cermat terhadap parameter lingkungan, karakteristik masyarakat,
kondisi sanitasi lingkungan, status gizi, dan sumber daya kesehatan
yang berhubungan potensi besarnya risiko kesehatan (Kepmenkes
No.872/MENKES/SK/VIII/1997).
Tujuan

1. TUJUAN UMUM
Untuk mengetahui dan menganalisis risiko Kesehatan
ligkungan dari pencemaran yang berasal dari aktifitas
industry pertambangan di pemukiman desa Malutu Kabupaten
Hulu Sungai Selatan.
2.TUJUAN KHUSUS
a.Untuk mengetahui status gizi masyarakat desa Malutu
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
b.Untuk mengetahui Riwayat penyakit yang diderita dan
pencarian pengobatan masyarakat desa Malutu Kabupaten
Hulu Sungai Selatan.
c.Untuk mengetahui kondisi sanitasi lingkungan masyarakat
desa Malutu Kabupaten Hulu Sungai Selatan
d.Untuk mengetahui sumber pencemaran dari desa Malutu
Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) merupakan
model pendekatan guna mengkaji dan/atau menelaah secara
cermat dan mendalam untuk mengenal, memahami, dan
memprediksi kondisi serta karakteristik lingkungan yang
berpotensi terhadap timbulnya risiko kesehatan dari suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan pembangunan (Kepmenkes
No. 876/2001).
Vektor Penyakit
Pengertian Vektor berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2017
Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan Dan
Persyaratan Kesehatan Untuk Vektor Dan Binatang
Pembawa Penyakit Serta Pengendaliannya, Vektor adalah
artropoda yang dapat menularkan, memindahkan,
dan/atau menjadi sumber penular penyakit.

Jenis-jenis Vektor
-Vektor nyamuk
-Vektor lalat
-Vektor Kecoa
-Vektor Tikus
Dampak Pertambangan Terhadap Pencemaran Lingkungan
a. Dampak Positif
b. Dampak Negatif
a. Dampak Positif
1.Listrik
Listrik yang kita nikmati saat ini merupakan salah satu olahan
energi batu bara. Tanpa adanya pertambangan batu bara, maka
penyedia listrik tentu akan kesulitan untuk membangkitkan
pembangkit listrik. Maka dari itu, masyarakat patut berterima
kasih serta menggunakan listrik dengan cermat, dengan begitu
penggunaan batu bara bisa lebih efisien dan tetap memberikan
dampak positif bagi masyarakat.
a. Dampak Positif
2.Lapangan Pekerjaan
Pertambangan batu bara yang tersebar di seluruh Indonesia
memiliki dampak positif lainnya yaitu menambah lapangan
pekerjaan. Lapangan pekerjaan merupakan hal yang sangat
dibutuhkan, apalagi setiap tahunnya angka pengangguran
terus saja meningkat. Dengan adanya pertambangan batu
bara, banyak masyarakat yang memiliki pekerjaan sebagai
penambang dan mendapatkan penghasilan.
b. Dampak Negatif
1.Pencemaran Air
Pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan air tanah
yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Air dikatakan tercemar jika tidak dapat
digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam, seperti gunung meletus,
pertumbuhan gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan penyebab
utama perubahan kualitas air, namun fenomena tersebut tidak dapat disalahkan sebagai
penyebab pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri,
pertambangan, perumahan, pertanian, rumah tangga, dan penangkapan ikan dengan
menggunakan racun. Polutan industri antara lain polutan organik (limbah cair), polutan
anorganik (padatan, logam berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan oli
merupakan sumber utama pencemaran air, terutama air tanah. Disamping itu
penggundulan hutan, baik untuk pembukaan lahan pertanian, pertambangan, perumahan
dan konstruksi bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.
b. Dampak Negatif
2. Dampak pada Lingkungan atau Ekosistem
Dampak terhadap sektor pertanian terutama berkaitan dengan
perubahan dalam metabolisme tanaman, yang akhirnya dapat
mengakibatkan penurunan hasil panen. Situasi ini mungkin berdampak
lebih jauh terhadap upaya konservasi tanah, karena tanaman mungkin
tidak dapat menjaga integritas lapisan tanah dari proses erosi.
Beberapa zat pencemar memiliki masa paruh yang lama, dan dalam
beberapa kasus, bahan kimia turunan dapat terbentuk dari zat
pencemar utama dalam tanah.
b. Dampak Negatif
3.Dampak pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan bergantung pada
cara masuknya ke dalam tubuh serta kerentanan populasi yang
terpapar. Beberapa zat seperti kromium, berbagai pestisida, dan
herbisida memiliki sifat karsinogenik yang berpotensi merugikan
semua populasi. Anak-anak sangat rentan terhadap timbal, yang
dapat menyebabkan gangguan pada otak dan ginjal. Terpapar
benzena dalam jangka waktu lama pada konsentrasi tertentu dapat
meningkatkan risiko terkena leukemia.
BAB III
Metode Praktik Lapangan
A. Pelaksanaan Kegiatan
Hari / Tanggal : Selasa, 27 Februari 2024
Waktu : 11.00-14.00 WITA
Tempat : Desa Malutu Rt.04 RW.02 Kec. Alat yang digunakan untuk pembuatan Laporan Praktik Analisis
Padang Batung Kab. HSS Dampak Kesehatan Lingkungan di Desa Malutu Kab. Hulu Sungai
Petugas : Kelompok 4 Selatan yaitu :
1) Data yang didapat berupa Wawancara/Kuisioner
2) Alat Tulis
3) Handphone
A. Uraian Kegiatan
1. Menentukan lokasi yang akan di lakukan
survey/wawancara, lokasi yang akan di survey adalah
Desa Malutu Rt.04 Rw.02 Kec. Padang Batung Kab. HSS.
2. Mahasiswa/i mendatangi lokasi Rumah Masyarakat
Rt.04 Rw.02.
3. Masing-masing mahasiswa/i meminta izin untuk
melakukan survey/wawancara pada setiap rumah.
4. Setelah diberi izin mahasiswa/i memulai
survey/wawancara dengan mengisi kuisioner Panduan
Wawancara dan Observasi Aspek Kesehatan Lingkungan
Dan Kesehatan Masyarakat.
5. Mendokumentasikan kegiatan survey.
6.Menyusun laporan hasil survey/wawancara.
BAB IV
HASIL
1.Identitas Responden
2. Riwayat Penyakit dan Fasilitas
Kesehatan

Riwayat penyakit Fasilitas Kesehatan Desa


-Penyakit Pernafasan (Batuk, Pilek)* -Puskesmas
-Penyakit Pencernaan (Diare, Disentri) -Bidan Desa
-Penyakit Kulit
-Penyakit Syaraf dan Kepala
-Penyakit pada Mata
-Penyakit lain (asam urat, diabetes)
3. Sanitasi Lingkungan
a. Penyediaan Air Bersih

Sumber Air
Sungai (19 orang)
Mata Air (8 orang)

-Kualitas
Keruh saat hujan :10
Kadang keruH :7
JerniH :10

-Perlakuan sebelum dikonsumsi


Mayoritas di rebus terlebih dahulu (19 responden)
Frekuensi Mandi
b. Perumahan
c. Penanganan Sampah, Limbah dan Kotoran

92% rumah tidak ada genangan dan 88% rumah tidak memilki
saluran drainase.

Metode Pembuangan Sampah


Open dump :1
Bak sampah :9
Bakar :17

Lokasi buang air


100% warga buang air di WC
d. Vektor
Vektor Penyakit Pencegahan Nyamuk
4. PENCEMARAN LINGKUNGAN

33%

66%
A.POSITIF

Bentuk CSR:
1.THR setahun sekali
2.Keagamaan: daging kurban,
3.Sembako
Harapan masyarakat mengenai kehadiran tambang yang terpenuhi
Prioritas rekrutmen tenaga lokal : 5
Jumlah tenaga lokal yang dipekerjakan : 4
B. NEGATIF
Bagian lingkungan yang terkena dampak:
1.Rumah (5 jawaban)
2.Halaman (5 jawaban)
3.Sumber air (12 jawaban)
Aktivitas tambang yang dirasa menggangu:
1.Operasional alat berat
2.Operaasional alat angkut
3.Lubang galian tambang
4.Limbah cair hasil tambang
Tanggapan masyarakat
Tanggapan masyarakat
Jenis penyakit yang disebutkan masyarakat adalah
pernafasan.
Tidak ada upaya dari perusahaan untuk mencegah
dampak negatif.
Kompensasi hanya dirasakan oleh 2 warga yaitu uang
dan sembako.
Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi masalah tersebut, pertama-tama
penting untuk melibatkan semua pemangku kepentingan,
termasuk masyarakat desa, pemerintah daerah, dan
perusahaan tambang batu bara.
1. Menerapkan teknologi yang ramah lingkungan di
tambang untuk mengurangi emisi debu dan kebisingan.
2. Memperkuat sistem pemantauan lingkungan untuk
memastikan kepatuhan perusahaan tambang terhadap
regulasi.
3. Memberdayakan masyarakat untuk mengawasi dan
melaporkan pelanggaran lingkungan yang dilakukan oleh
perusahaan tambang.
BAB V
KESIMPULAN
PENUTUP
1. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada desa M yang tinggal dekat perusahaan pertambangan dari 27
responden, Penyakit pernapasan menjadi yang terbanyak, diikuti dengan Penyakit Pencernaan, Penyakit kulit, Penyakit
syaraf dan kepala,Penyakit mata dan Penyakit lainnya.
2. Sebagian besar responden berpendapat bahwa tambang batubara memberikan dampak negatif yang lebih besar
dibandingkan manfaatnya. Dampak negatif terutama terkait polusi udara akibat debu dan bising, serta pencemaran
lingkungan
3. Keadaan sanitasi lingkungan masyarakat di Desa Malutu masih perlu ditingkatkan, khususnya akses terhadap air bersih
dan pengelolaan sampah. Fasilitas kesehatan pun perlu dibenahi untuk menangani tingginya penyakit pernapasan dan
pencernaan.
4. Kegiatan pertambangan dianggap sebagai faktor penyebab utama peningkatan angka penyakit tersebut di Desa Malutu.
Meski ada CSR, namun dianggap belum memadai untuk mengurangi risiko terhadap kesehatan.
5. Dibutuhkan kerja sama multipemangku kepentingan untuk menanggulangi dampak lingkungan tambang secara
berkelanjutan. Pengusaha tambang perlu mematuhi regulasi lingkungan yang lebih ketat dan menerapkan teknologi
ramah lingkungan
6. Partisipasi masyarakat perlu ditingkatkan untuk membantu pengawasan dan pemantauan terhadap aktivitas tambang
agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
SARAN

1. Perusahaan tambang disarankan untuk lebih meningkatkan program Corporate Social Responsibility (CSR),
khususnya yang berkaitan dengan penanggulangan dampak lingkungan tambang. Contohnya dengan
membangun fasilitas penangkal debu, menerapkan teknologi ramah lingkungan, atau melakukan pencegahan
gangguan kesehatan secara berkala.
2. Pemerintah daerah perlu mengawasi dan memastikan kepatuhan perusahaan tambang terhadap standar
baku mutu lingkungan serta memperketat sanksi bagi perusahaan pelanggar. Perlu pula dilakukan sosialisasi
dan monitoring secara rutin.
3. Masyarakat setempat dianjurkan untuk lebih proaktif mengawasi aktivitas tambang dan segera
melaporkan jika ditemukan indikasi pencemaran lingkungan. Perlu dibentuk forum masyarakat untuk
mengontrol dampak tambang.
4. Dilakukan studi lebih lanjut mengenai potensi dampak jangka panjang tambang terhadap kesehatan, serta
membangun sistem informasi pemantauan real-time kualitas lingkungan.
LAMPIRAN
LAMPIRAN
LAMPIRAN
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai