Anda di halaman 1dari 45

Desain Penelitian

Eksperimental
Pendahuluan

2
Pendahuluan

◉ Penelitian merupakan hal penting dalam mendukung pengembangan


ilmu pengetahuan; melibatkan pembuatan hipotesis, dan tahap
selanjutnya dilakukan eksperimen (pembuktian).

◉ Metodologi adalah analisis teoretis sistematis dari metode yang


diterapkan pada bidang studi; metode ilmiah  hasil sintesis proses
berpikir ilmiah (berangkat dari suatu permasalahan, dicari pemecahan
masalahnya melalui suatu alur penelitian  membutuhkan desain
penelitian.
3
Pendahuluan

◉ Desain penelitian eksperimental adalah rancangan


studi yang dikembangkan untuk mempelajari
fenomena dalam kerangka hubungan ‘sebab-akibat’.

4

Tujuan :

Untuk memahami desain penelitian khususnya desain penelitian


eksperimental, memahami jenis-jenis dari desain penelitian
eksperimenatal dan mengetahui praktik penggunaannya dalam
penelitian kesehatan.
5
Desain Penelitian

6
Desain Penelitian

◉ Merupakan rancangan penelitian yang disusun


sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat
memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
penelitian.

◉ Desain penelitian eksperimental  melakukan


manipulasi terhadap satu atau lebih variabel peneliti,
kemudian mempelajari efek perlakuan tersebut.
7
Desain Penelitian

◉ Berdasarkan pengendalian situasi penelitian, rancangan atau


desain penelitian eksperimen dikelompokan menjadi 3 (tiga),
yakni:
1. Rancangan-rancangan penelitian pra-eksperimen (pre-
experiment designs)
2. Rancangan-rancangan penelitian eksperimen sungguhan (true
experiment designs)
3. Rancangan-rancangan penelitian eksperimen semu (quasi
experiment designs) Dalam Klinis
8
Rancangan Pra-Eksperimen

“Pre-experiment Design”

9
Rancangan Pra-Eksperimen

Post-Test Only Design

One Group Pretest-


Post Test

Static Group
Comparison
10
Post Test Only Design

◉ Penelitian melibatkan intervensi tanpa pretest sebelumnya dan tanpa kontrol.


Tidak dapat dibandingkan antara keadaan sebelum dan sesudah dan kelompok
kontrol vs. kelompok intervensi

◉ Kelemahan : Tidak ada observasi awal, sulit menentukan apakah murni dipengaruhi
intervensi atau faktor lain

◉ Kelebihan : Penelitian lebih cepat dan mudah

11
One Group Pretest – Post Test

◉ Tidak ada kelompok kontrol, hanya satu grup yang diobservasi melalui pretest
 intervensi (X)  Pengukuran (O2)  post test.

◉ Kelemahan : Tidak ada jaminan apabila perubahan yang terjadi akibat intervensi
◉ Kelebihan : Dapat mengetahui perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah
diberikan.

12
Static Group Comparison

◉ Mirip post test only design, namun memiliki kelompok kontrol sebagai
pembanding.

◉ Kelompok perlakuan diberikan intervensi, lalu dilakukan post test

13
Rancangan Eksperimen Sungguhan

“True Experiment Designs”

14
Rancangan Eksperimen Sungguhan

Pretest-Postest with
Control Group Design

Randomized Salomon
Four Group

Postest Only with


Control Group Design
15
Rancangan Pretest-Postest dengan Kelompok Kontrol
(Pretest-Postest with Control Group Design)

◉ Randomisasi kelompok kontrol maupun intervensi  pretest pada kedua


kelompok  intervensi kelompok perlakuan  post test

◉ Kelebihan : Randomisasi bertujuan untuk menjadikan sampel bersift homogen


(sifat sama)  sehingga perbedaan akibat perlakuan bisa dinyatakan sebagai
pengaruh dari intervensi tsb.

16
Rancangan Pretest-Postest dengan Kelompok Kontrol
(Pretest-Postest with Control Group Design)

◉ Kekurangan : Pelaksanaan lebih sulit, terutama dari segi randomisasi dan segi etika

◉ Dapat ditambahkan variabel lain untuk memperluas penelitian dengan skema


berikut ini :

◉ Pada desain ini, kesimpulan–kesimpulan mengenai efek perbedaan antara


perlakuan yang satu dengan yang lainnya dapat dicapai tanpa menggunakan
kelompok kontrol.
17
Randomized Salomon Four Group

◉ Desain ini dapat mengatasi kelemahan eksternal validitas pada desain yang ada
pada desain pretest-posttest with control group  menambah kelompok ketiga
(dengan perlakuan dan pretest) dan kelompok keempat (tanpa perlakuan tanpa
pretest)  dengan anggapan pretest dapat mempengaruhi subyek menjadi
lebih sensitif terhadap perlakuan.

18
Post-test Only with Control Group Design

◉ Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diambil dengan cara random


maka kelompok–kelompok tersebut dianggap sama sebelum dilakukan
intervensi  sehingga tidak dilakukan pretest.

◉ Kelebihan : memungkinkan peneliti mengukur pengaruh perlakuan pada


eksperimen dengan cara membandingkan kelompok tersebut dengan
kelompok kontrol;

19
Post-test Only with Control Group Design

◉ Kekurangan : tidak dapat menentukan sejauh mana atau seberapa besar


perubahannya terjadi karena di awal tidak dilalukan pretest untuk menentukan
data awal

20
Rancangan Eksperimen Semu

“Quasi Experiment Designs”

21
Rancangan Eksperimen Semu

Time Series Design

Control Time Series Design

Non-Equivalent Control Group

Separate Sample Pretest-


Postest
22
Time Series Design

◉ Terdapat pretest dan posttest namun tanpa kelompok kontrol, dan memiliki
keuntungan dengan pengukuran atau observasi yang secara berulang–ulang
baik sebelum dilakukan intervensi maupun sesudah intervensi

◉ Kelebihan : Validitas lebih tinggi, pengaruh fx luar dapat dikurangi

23
Control Time Series Design

◉ Seperti time series, namun dengan kelompok kontrol.

◉ Kelebihan : validitas internal yang tinggi karena memiliki kelompok kontrol dan
pengukuran yang berulang–ulang

24
Non-Equivalent Control Group

◉ Penelitian eksperimen yang dimungkinkan untuk membandingkan hasil


intervensi program kesehatan pada kelompok kontrol yang serupa tetapi tidak
perlu kelompok yang benar–benar sama.

25
Separate Sample Pretest-Postest

◉ Diawali dengan pengukuran pertama (pretest) pada sampel random dari


populasi  intervensi pada seluruh populasi  pengukuran kedua (posttest)
pada kelompok sampel yang lain tapi masih dari populasi yang sama.

◉ Desain ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari pretest

◉ Sering digunakan dalam penelitian kesehatan dan keluarga berencana

26
Penerapan Penelitian Eksperimen
Di Bidang Kesehatan

27
Penerapan Penelitian Eksperimen
di Bidang Kesehatan

Penelitian Intervensi Preventif Penelitian Intervensi Kuratif

• Digunakan untuk mempelajari hubungan • Penelitian yang digunakan untuk


faktor-faktor risiko dengan suatu kejadian memberikan perlakuan terhadap
penyakit atau kasus dengan memberikan perkembangan suatu penyakit. Penelitian ini
perlakuan tentang faktor risiko tersebut akan mengungkapkan apakah riwayat
kepada subyek alamiah suatu penyakit dapat dimanipulasi
atau diintervensi secara spesifik.

28
Contoh

Penelitian Intervensi Preventif Penelitian Intervensi Kuratif

• Intervensi penyuluhan imunisasi untuk ibu- • Pengobatan massal cacingan pada anak
ibu di suatu komunitas, efeknya akan dilihat balita  menurunkan prevalensi cacing
dengan meningkatnya cakupan imunisasi perut.
anak balita. • Penyuluhan untuk berobat secara teratur ke
• Intervensi “PSN” (Pemberantasan Sarang klinik TBC paru  menurunkan prevalensi
Nyamuk), efeknya akan dilihat dengan penderita TBC paru.
menurunnya kasus demam berdarah di desa
tersebut.

29
Uji Klinis

30
Uji Klinis (Clinical Trial)

◉ Uji klinis (clinical trial) adalah suatu bentuk penelitian prospektif


yang bertujuan mengevaluasi suatu pengobatan (intervensi;
perlakuan; treatment) pada manusia dengan mengalokasikan
pesertanya ke dalam salah satu kelompok perbandingan untuk
dinilai hasil-akhirnya.

◉ Paling sederhana  kelompok kontrol dan intervensi (terapi)

31
Fase Uji Klinis
Uji Pra-klinik (Fase 0); pendahuluan, terhadap hewan
percobaan

Uji Klinik Fase I; Sukarelawan manusia seha untuk data


farmakologis mendasar sederhana

Uji Klinik Fase II; Thd pasien penyakit jumlah terbatas,


dengan kontrol, tujuan u/ menilai efikasi + dosis obat

Uji Klinik Fase III; Thd pasien penyakit jumlah besar,


tujuan u/ indikasi dan dosis obat, serta aspek keamanan

Uji Klinik Fase IV; Dilaksanakan setelah obat dipasarkan,


mengkaji adverse drug reaction
32
Rancangan Uji Klinis

Rancangan
Paralel
Rancangan Uji
Klinis
Rancangan
Menyilang

33
Rancangan Paralel

◉ adalah rancangan uji klinik untuk memperbandingkan hasil pengobatan


kelompok uji dan kelompok kontrol yang dilaksanakan sekaligus pada periode
yang sama. Agar dapat hasil sahih, dapat dilakukan 2 teknik, yaitu : Dapat
melakukan randomisasi atau pemilihan pasangan serasi.

34
Rancangan Menyilang

◉ Adalah rancangan uji klinik untuk memperbandingkan hasil dua macam


pengobatan yang diberikan kepada kelompok pasien yang sama, tetapi
pada periode yang berbeda.

35
Kelebihan Uji Klinis

◉ Terdapat randomisasi, sehingga bias dapat dikontrol


secara efektif
◉ Kriteria inklusi, perlakuan, dan outcome ditentukan
dahulu
◉ Dari segi statistika lebih efektif
◉ Secara teori menguntungkan
◉ Kelompok peserta sebanding sehingga intervensi dari
luar setelah proses randomisasi tidak banyak
berpengaruh 36
Kekurangan Uji Klinis

◉ Desain dan pelaksanaan uji klinis kompleks dan


mahal
◉ Uji klinis mungkin harus dilakukan dengan seleksi
tertentu hingga tidak representatif terhadap populasi
terjangkau atau populasi target.
◉ Uji klinis sering dihadapkan pada masalah etika.

37
Contoh Beberapa Jurnal

38
Contoh jurnal dengan desain one group pretest-postest
39
Contoh jurnal dengan desain static group comparison

40
Contoh jurnal dengan desain pretest-postest with control group
41
Contoh jurnal dengan desain
solomon four group

42
Contoh jurnal dengan desain time series
43
Contoh jurnal dengan desain non-equivalent control group

44
Thanks!

ANY QUESTIONS?

45

Anda mungkin juga menyukai