Anda di halaman 1dari 16

KASUS BJB SYARIAH

TINJAUAN
ETIKA DARI PERSPEKTIF ISLAM
LATAR BELAKANG
Tindak
Pidana
Korupsi
Kredit Kerugian
Fiktif Negara

Kasus
BJB
Syariah
PROFIL BANK JAWA BARAT-BANTEN SYARIAH
“BJB SYARIAH”

20 MEI 200 15 JAN 2010


• Bank BJB Syariah (bank Kantor Pusat :
• Divisi/Unit Usaha umum Syariah)
Syariah oleh PT Jalan Braga No 135
Bank • Sebagian besar saham Bandung
Pembangunan dimiliki oleh PT. BPD  8 kantor cabang, kantor cabang
Jabar Banten. Tbk dan  57 kantor cabang pembantu
Daerah Jawa Barat PT Banten Global  49.630 jaringan Anjungan ATM
dan Banten Tbk. Development yang tersebar di daerah Propinsi
Jawa Barat, Banten dan DKI
Jakarta dan
 49.630 jaringan ATM Bersama
KRONOLOGIS
2104-2015 Kredit fiktif utk PT. HSK (Hastuna Sarana karya
 Membangun 161 ruko di Garut Superblok (menjaminkan agunan
berupa sertifikat tanah yang masih menjadi agunan dan dikuasai Bank
Muamalat Indonesia)
 Data end user yang tidak memiliki kemampuan dan tidak memenuhi
peryaratan pembiayaan

2016 Pembelian tanah dan bangunan di jalan Malabar Nomor 31, Bandung
 Menggunakan secara tidak sah CV Dwi Manunggal Abadi (DMA) milik
Lie Sution Wiladi yang tidak memiliki kemampuan dalam mengajukan
pembiayaan kepada BJB Syariah untuk pembelian tanah dan
bangunan di Jalan Malabar

2017-2018 Penyidikan Polisi dan


Penetapan tersangka

2019 Vonis kepada tersangka


DESKRIPSI KASUS
• Penyaluran kredit senilai Rp, 548 miliar kepada PT. HSK terbukti dalam persidangan adalah kredit
fiktit, pihak Bank BJB Syariah tidak memiliki jaminan dari kredit senilai Rp548 miliar itu.
Sementara itu, kredit tersebut tidak bisa dikategorikan sebagai Kredit Tanpa Agunan (KTA).
Lazimnya sesuai dengan manajemen risiko perbankan, KTA disalurkan hanya berkisar Rp250 juta
hingga Rp350 juta

• Ketika PT. HSK tidak bisa melakukan pembayaran kredit (kredit macet), PT. HSK mengajukan utang
baru kepada BJB Syariah dengan menggunakan CV Dwi Manunggal Abadi selaku pengaju
pemohonan dan disetujui Rp 85 miliar. Uang Rp 85 miliar itu untuk menutupi utang ke BJB
Syariah. Pemberian kredit Rp 85 miliar itupun, juga dilakukan tanpa melalui prosedur pencairan
kredit yang berlaku.

• direksi BJB Syariah dalam pemberian pembiayaan kepada PT Hastuka Karya dan CV. Dwi
Manunggal tanpa hak telah memperkaya diri sendiri atau orang lain yakni Andi Winarto atau
suatu korporasi dan mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp 548 miliar
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT
Pihak BJB Syariah
- Direktur Utama : Ali Nurudin (terpidana)
- Direktur Pembiayaan : Yocie Gusman (tersangka)
- Pimpinan Divisi Pembiayaan Bank BJB Syariah : Arif Budirahardja (tersangka)
- Grup Head Ritel Bank BJB Syariah : Yasril Narapraya (tersangka)

Pihak Luar BJB Syariah


- Direktur PT HSK : Andi Winarto (terpidana)
Perkembangan kasus
Eks-Direktur Utama BJB Syariah Ali Nurdin divonis 5
tahun penjara dan denda Rp200 juta subsidair 6
bulan kurungan penjara
Direktur Utama PT HSK Andi Winarto divonis 10 tahun
penjara dan denda Rp1 miliar subsidair 6 bulan
kurungan, ditambah uang pengganti Rp548 miliar
subsidair 7 tahun penjara

Direktur Pembiayaan BJB Syariah Yocie Gusman ditetapkan


sebagai tersangka
…Perkembangan Kasus
Bulan April 2019 Ditetapkan tersangka baru Arif Budirahardja selaku
Pimpinan Divisi Pembiayaan Bank BJB Syariah dan Yasril Narapraya
selaku Grup Head Ritel Bank BJB Syariah keduanya diduga terlibat
dengan Ali Nurdin dan Yocie Gusman dalam kasus pencairan kredit ini
..

Sementara itu Polisi (Juli 2019) memanggil mantan gubernur Jabar


Ahmad Heryawan yang juga kader PKS untuk pemeriksaan
keterlibatannya karena keterkaitan Yocie Gusman sebagai Ketua PKS
Kota Bogor
Sanksi OJK
OJK akan memberikan daftar hitam direksi bank yang
bersangkutan dan tidak bisa lagi ikut fit and proper test untuk
menjabat direksi di bank manapun
Selain itu, OJK juga akan memberikan rating atau standar yang kurang
baik bagi bank tersebut. Dengan demikian, bank yang bersangkutan
mendapat citra negatif yang akan berdampak pada terhambatnya bisnis
perseroan
PARAMETER SISTEM ETIKA ISLAM

Menurut Beekun (1997:20) beberapa Merujuk pada parameter


parameter sistem etika Islam adalah sebagai
berikut: system etika Islam
• Niat yang baik dan benar tersebut kasus yang
• Setiap tindakan adalah ibadah terjadi di BJB Syariah
• Akuntabilitas dan keadilan adalah utama tidak satupun yang sesuai
• Hanya tunduk pada aturan Allah SWT dengan parameter karena
• Pilihan keputusan sesuai syariah tidak ada niat baik dari
• Islam memiliki sistem tebuka pada etika, kreditur dan debitur, tidak
tidak berorientasi pada pribadi dan tidak ada tindakan yang bisa
egois
dinilai sebagai ibadah,
• Kebenaran hanya dari Alquran dan
hukum alam tidak sesuai Syariah dan
• Tazkiyatun nafs secara partisipatif melanggar nilai-nilai dari
kitab suci Al Quran.
KRITERIA/PRINSIP HALAL DAN HARAM DALAM KEGIATAN EKONOMI DAN BISNIS
Menurut Beekun (1997:31) Kriteria atau prinsip
menentukan halal dan haram dalam kegiatan
ekonomi dan bisnis adalah sebagai berikut:
• Pada prinsipnya semua hal dan tindakan adalah
boleh
• Yang menentukan halal haram adalah Allah
Merujuk pada kriteria atau
prinsip halal dan haram dalam
• Mereka yang menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal adalah syirik kegiatan ekonomi dan bisnis,
• Pengharaman sangat bergantung pada kesalahan, peristiwa yang terjadi di BJB
bahaya, kerusakan, dan kemudaratan Syariah jelas tidak memenuhi
• Yang halal banyak dan yang haram juga banyak kriteria atau prinsip kehalalan
• Hal-hal yang mengarahkan, menolong, membantu dan lebih berat kepada hal yang
kepada yang haram adalah haram
haram.
• Mengatakan halal terhadap haram adalah dilarang
• Tujuan baik tidak menghapuskan yang haram
• Hindari hal-hal yang meragukan
• Keharaman berlaku untuk semua orang
• Keperluan dan kedaruratan dapat mengecualikan
hukum
PRINSIP MANAJEMEN ISLAMI

Empat prinsip manajemen Islami: Penyimpangan yang dilakukan


manajemen BJB Syariah dalam
• Prinsip amar makruf nahi mungkar pencairan kredit kepada PT. HSK
tidak memenuhi prinsip amar
• Kewajiban menegakkan kebenaran makruf nahi mungkar, kewajiban
• Menegakkan keadilan menegakkan kebenaran dan
keadilan serta tidak
• Kewajiban menyampaikan amanat menyampaikan amanat, secara
jelas keempat prinsip ini telah
dilanggar dengan membiarkan
terjadinya kemungkaran,
menutupi kebenaran dan
berkhianat terhadap amanah dari
nasabah BJB Syariah
ETIKA DALAM BIDANG SDM ISLAM
Etika dalam bidang SDM Islam menurut (Panuju,1995): Kasus BJB Syariah memberikan
pelajaran berharga bagi kita dalam
• The right man on the right place, dilihat dari keahlian
dan kedalaman ilmunya hal pengelolaan SDM yang sesuai
dengan prinsip dan etika Islam karena
• Kerja harus diikuti iman rekrutmen dan pengelolaan SDM
• Sikap baik budi, jujur, amanah, tidak boleh menipu, merupakan hal yang paling penting
memeras, merampas dan semena-mena dalam tata kelola perusahaan/bank
• Selalu melakukan perbaikan karena prinsip dan etika yang dianut
oleh SDM dalam bekerja merupakan
• Allah Maha Melihat penentu dalam keberlangsungan
• Halal dalam tiap usaha dan pekerjaan sebuah organisasi apabila seorang
• Tidak mengeksploitasi seseorang/binatang pegawai mempunyai prinsip yang
salah maka akan berakibat buruk pula
• Halal dalam setiap usaha dan pekerjaan pada organisasinya
• Pekerja yang kuat dan dipercaya
• Melaksanakan pekerjaan sesai
keahlian/profesionalitas
ETIKA UMUM SEBAGAI PENGUSAHA MUSLIM
Beekun (1997) mengemukakan etika BJB Syariah sebagai bank yang
umum bagi pengusaha muslim sebagai memegang prinsip Syariah
berikut:
harusnya berpegang teguh
• Jujur, benar dapat dipercaya
pada etika ini, tapi mungkin
• Tidak bohong dan menyakiti karena adanya kesalahan
• Mencintai Allah melebihi bisnisnya dalam pengelolaan dan
• Kerjasama dengan muslim didahulukan pengawasan maka bisa terjadi
• Sederhana dan rendah hati kecurangan (fraud) dan hanya
• Mengutamakan musyawarah menguntungkan kepentingan
• Tidak curang beberapa pihak saja dan
• Tidak suap menyuap mengabaikan kepentingan
• Adil nasabah lainnya.
KESIMPULAN
Kasus yang terjadi di BJB Syariah dilihat dari berbagai sudut pandang
Etika Islami dan Etika Perusahaan Islami jelas-jelas telah melanggar
etika tersebut. BJB Syariah sebagai Bank yang menganut prinsip-prinsip
Islami seharusnya menjadi panutan dan role model bagi perusahan
lainnya dalam mengelola perusahaan secara Islami. Sistem perbankan
Syariah diselenggarakan dengan tujuan penerapan Islam yang Kaffah,
mengamalkan syariat secara menyeluruh, berbuat amal saleh dan
perilaku akhlaqul karimah
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai