Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 4

Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad


ibn Ali ibn Abdullah ibn Al-Abbas didirikan pada tahun 750 M/132 H.
Kekuasaan Dinasti Abbasiyah merupakan lanjutan dari kekuasaan
Dinasti Umayyah yang telah dihancurkannya.
Abu Abbas al-Safah menerima bai’at pertama sebagai khalifah Bani
Abbasiyah pada 28 November 749 M. Pembai’atan merupakan
penobatan yang dilakukan oleh rakyat, dan merupakan satu-satunya
pegangan yang pasti bagi seseorang untuk menaiki tahta khalifah.

2
FAKTOR KEBERHASILAN

Solidaritas kekeluargaan. Kesuksesan para propogandis dalam


usaha mewujudkan berdirinya khalifah Bani Abbasiyah adalah
mereka berhasil menyadarkan umat islam, bahwa bani Abbas
adalah keluarga yang dekat dengan keluarga Nabi SAW.
Lemahnya Bani Umayyah. Kelemahannya ini antara lain timbulnya
berbagai penberontakan dari golongan kawarij, syi’ah, Ibnu Zubair
dan dari Bani Abbas sendiri.

3
Periode Pertama (132 H/750 M - 232
H/847 M)
Pada awal pemerintahannya Abbasiyah

MASA lebih cenderung seperti pemerintahan


Persia dimana raja mempunyai kekuasaan

PEMERINTAHAN absolute mendapat mandat dari Tuhan.


Masa inilah yang mengantarkan
Abbasiyah pada puncak kejayaan.

4
Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M)
Kebijakan Khalifah al-Mukasim (833-842 M.),
untuk memilih anasir Turki dalam ketentaraan
kekhalifahan Abasiyah dilatar belakangi oleh
MASA adanya persaingan antara golongan Arab dan
Persia, pada masa al-Makmun dan sebelumnya,
PEMERINTAHAN khalifah al-Mutawakkil (842-861 M.) merupakan
awal dari periode ini adalah khalifah yang
lemah.

5
Faktor-faktor penting yang menyebabkan
kemunduran Bani Abbasiyah pada periode
ini adalah; Pertama, luasnya wilayah
kekuasaan yang harus dikendalikan,
sementara komunikasi lambat. Kedua,
profesionalisasi tentara menyebabkan

MASA ketergantungan kepada mereka menjadi


sangat tinggi. Ketiga, kesulitan keuangan
PEMERINTAHAN karena beban pembiayaan tentara sangat
besar. Setelah kekuatan militer merosot,
khalifah tidak sanggup lagi memaksa
pengiriman pajak ke Baghdad.

6
Periode Ketiga (334 H/945 M – 447
H/1055M)
Posisi Bani Abbasiyah yang berada di
bawah kekuasaan Bani Buwaihiyah
merupakan ciri utama periode ketiga ini.
Keadaan Khalifah lebih buruk ketimbang
di masa sebelumnya, lebih-lebih karena
MASA Bani Buwaihiyah menganut aliran Syi’ah.
Akibatnya kedudukan Khalifah tidak lebih
PEMERINTAHAN sebagai pegawai yang diperintah dan
diberi gaji. Baghdad dalam periode ini
tidak sebagai pusat pemerintahan Islam,
karena telah pindah ke Syiraz, dimana
berkuasanya Ali bin Buwaihi.

7
Periode Keempat (447 H/1055 M – 590
H/1194 M)
Masa kekuasaan dinasti Bani Saljuk
dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah,
biasanya disebut juga dengan masa
pengaruh Turki kedua. Periode keempat

MASA ini ditandai oleh kekuasaan Bani Saljuk


dalam Daulah Abbasiyah. Kehadirannya

PEMERINTAHAN atas naungan khalifah untuk


melumpuhkan kekuatan Bani Buwaihi di
Baghdad. Keadaan khalifah memang
sudah membaik, paling tidak karena
kewibawannya dalam bidang agama
sudah kembali setelah beberapa lama
dikuasai orang-orang Syi’ah.
8
Periode Kelima (590 H/1194 M – 656
H/1258 M)
Telah terjadi perubahaan besar-besaran
dalam periode ini. Pada periode ini,
khalifah Bani Abbasiyah tidak lagi berada

MASA di bawah kekuasaan suatu dinasti


tertentu. Mereka merdeka dan berkuasa,

PEMERINTAHAN tetapi hanya di Baghdad dan sekitarnya.


Sempitnya wilayah kekuasaan khalifah
menunjukkan kelemahan politiknya, pada
masa inilah tentara Mongol dan Tartar
menghancurkan Baghdad tanpa
perlawanan pada tahun 656 H./ 1256 M.

9
Perkembangan Unsur-unsur ekonomi yang dikembangkan

Ekonomi Dinasti zaman dinasti Abbasiyah adalah sebagai


berikut:
Abbasiyah 1. Pertanian
2. Perindustrian
3. Perdagangan

10
Pada masa ini, dilakukan upaya
pengembangan dan penyempurnaan
sehingga fungsi administratif agar
pemerintahan dapat berjalan dengan
Perkembangan baik. Pembaharuan yang paling

Administrasi tampak adalah berpindahnya ibu kota


Negara sebagai pusat kegiatan
Dinasti administrasi ke Baghdad. Di samping
itu, dalam penyelenggaraan
Abbasiyah administrasi, dikenal adanya jabatan
wazir (perdana menteri) yang
membawahi kepala-kepala
departemen.
11
Selain itu dibentuk pula diwan al-
kitabah (semacam sekretariat negara
yang dipimpin oleh seorang Rais al-
kuttab (sekretaris Negara).
Sementara itu, kekuasaan
pemerintahan dinasti Abbasiyah
dibagi ke dalam beberapa propinsi
(imarah), dan setiap imarah dipimpin
oleh seorang gubernur.

12
Popularitas daulat Abbasiyah
mencapai puncaknya di zaman
Perkembangan khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M)
dan puteranya Al-Ma’mun (813-833
Ilmu M). Kekayaan yang banyak di

Pengetahuan manfaatkan Harun Al-Rasyid untuk


keperluan sosial. Rumah sakit,
Dinasti lembaga pendidikan dokter, dan
farmasi didirikan. Pada masanya,
Abbasiyah sudah terdapat paling tidak sekitar
800 orang dokter.

13
Pada masa pemerintahannya,
penerjemahan buku-buku asing mulai
digalakkan. Untuk menerjemahkan
buku-buku Yunani, ia menggaji
penerjemah-penerjemah dari
golongan Kristen dan penganut
agama lain yang ahli. Ia juga banyak
mendirikan sekolah.

14
Gerakan membangun ilmu secara
besar-besaran dirintis oleh khalilfah
Ja’far al-Mansur, setelah ia
mendirikan kota Bagdad (144 H/762
M) dan menjadikannya sebagai ibu
kota negara. Bidang-bidang ilmu
pengetahuan yang berkembang ada
dua yaitu ilmu Naqli dan ilmu Aqli.
Ilmu Aqli adalah ilmu yang
didasarkan kepada pemikiran (rasio),
antara lain:

15
Para penerjemah tidak hanya
menerjemahkan ilmu pengetahuan
dan peradaban bangsa-bangsa
Yunani, Romawi, Persia, Syiria tetapi
juga mencoba mentransfernya ke
dalam bentuk pemikiran. Diantara
1. Filsafat tokoh yang memberi andil dalam
perkembangan ilmu dan filsafat Islam
adalah: Al-Kindi, Abu Nasr al-Faraby,
Ibnu Sina, al-Ghazali dan Ibnu
Rusyd.

16
Pada masa Bani Abbasiyah pada
masa itu telan didirikan apotek
pertama di dunia, dan juga telah
2. Ilmu didirikan sekolah farmasi. Tokoh-
tokoh Islam yang terkenal dalam
Kedokteran dunia kedokteran antara lain Al-Razi
dan Ibnu Sina.

17
Dalam bidang ini mereka
memperkenalkan eksperimen
obyektif. Mereka melakukan
pemeriksaan dari gejala-gejala dan
mengumpulkan kenyataan-kenyataan

3. Ilmu Kimia untuk membuat hipotesa dan untuk


mencari kesimpulan-kesimpulan yang
benar-benar berdasarkan ilmu
pengetahuan diantara tokoh kimia
yaitu: Jabir ibn Hayyan, Ar-Razi.

18
Dalam setiap pembangunan semua
sudut harus dihitung denga tepat,
supaya tidak terdapat kesalahan
dalam pembangunan gedung-gedung
4. Ilmu Hisab dan sebagainya. Tokohnya adalah
Muhammad bin Musa al-Khawarizmi,
Umar al-Khayyam.

19
Masa Abbasiyah banyak melahirkan
pengarang dan ahli sejarah

5. Ilmu diantaranya Al-Waqidy, Al-Maudy dan


Al-Thobari. Dalam ilmu geografi (ilmu
Tarikh dan bumi) Ibnu Khurzdazbah, telah
meninggalkan buku geografinya “Al-
Geografi Masalik wa al-Mamalik”.

20
Tokoh astronomi Islam pertama
adalah Ibrahim al-Fazari dan dikenal
sebagai pembuat astrolob atau alat
yang pergunakan untuk mempelajari
ilmu perbintangan pertama di
6. Astronomi kalangan muslim. Sedangkan ilmu
Naqli adalah ilmu yang bersumber
dari naqli ( Al-Qur’an dan Hadits),
ilmu-ilmu itu antara lain:

21
1 image and description

1. Ilmu kalam

Menurut A. Hasimy lahirnya ilmu kalam karena dua


factor: pertama, untuk membela Islam dengan
bersenjatakan filsafat. Kedua, karena semua
masalah termasuk masalah agama telah berkisar
dari pola rasa kepada pola akal dan ilmu. Diantara
tokoh ilmu kalam yaitu: wasil bin Atha’, Baqilani,
Asy’ary, Ghazali, Sajastani dan lain-lain.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
22
1 image and description

2. Ilmu hadist

Ada tiga hal yang dilakukan Ulama masa


Dinasti Abbasiyah yaitu 1) melakukan kegiatan
rihlah untuk mengumpulkan hadist dari para
perawi, 2) membuat klasifikasi hadis pada
yang marfu’, mauquf’, dan maqtu’, 3)
menghimpun kritik-kritik hadist.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
23
1 image and description

3. Ilmu tafsir
Terdapat dua cara yang ditempuh oleh para mufassir dalam
menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an. Pertama, metode tafsir bil
ma’tsur yaitu metode penafsiran oleh sekelompok mufassir
dengan cara member penafsiran al-Qur’an dengan hadits dan
penjelasan para sahabat. Tokoh-tokoh mufasir pada metode
ini adalah : Ibn Jarir at-Thabary, Ibn Athiyah al-Andalusi, As-
Suda. Kedua, metode tafsir bi al-ra’yi yaitu penafsiran al-
Qur’an dengan menggunakan akal lebih banyak dari pada
hadits. Tokohnya adalah : Abu Bakar Asma dan Abu Muslim
Muhammad bin Nashr al-Isfahany.

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
24
1 image and description

4. Ilmu Fiqih

Dalam bidang fiqih para fuqaha’ yang ada


pada masa bani abbasiyah mampu menyusun
kitab-kitab fiqih terkenal hingga saat ini
misalnya, imam Abu Hanifah menyusun kitab
musnad al-Imam al-a’dzam atau fiqih al-akbar,
imam Malik menyusun kitab al-muwatha’,
imam Syafi’i menyusun kitab al-Umm dan fiqih
al-akbar fi al tauhid, imam Ibnu Hambal
menyusun kitab al musnad ahmad bin hambal.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
25
1 image and description

5. Ilmu Tasawuf

Tokoh sufi yang terkenal yaitu : Al-


Qusyairi menyusun kitab al-Risatul
Qusyairyah, Syahabuddari kitab
karangannya adalah Awariffu Ma’arif,
Imam al-Ghazali diantara karyanya
dalam ilmu tasawuf adalah Ihya’ Ulum al-
din.
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
26
Kesimpulan

A. Pendirian Dinasti Abbasiyah


Dinasti Abbasiyah berdiri pada tahun 750 M/ 132 H oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali
ibn Abdullah ibn Al-Abbas.
Beberapa faktor keberhasilan pendirian Dinasti Bani Abbasiyah yaitu:
1. Solidaritas kekeluargaan.
2. Arena lemahnya Bani Umayyah.
3. Bani Umayyah bercorak Arab sentris.
4. Kekuatan militer.
Dalam pemerintahan Abbasiyah terdapat 37 Khalifah yang memimpin, tapi masa kejayaan
Abbasiyah terletak pada 10 Khalifah, yaitu : Abu Abbas al-Saffah (750 M), Abu Ja’far Al-Mansur
(754M), Mahdi bin Al-Mansur (775 M), Hadi bin Mahdi (785 M), Harun al-Rasyid (786 M), Al-Amin
(809), Al-Ma’mun (813 M), Al-Mu’tashim (833 M), Al-Watsiq (842 M), dan Al-Mutawakkil (847 M).
27
Kesimpulan

A. Kemajuan Dinasti Abbasiyah


Perkembangan Politik Dinasti Abbasiyah
Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan membagi masa
pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode, yaitu:
Periode pertama (132 H/750 M - 232 H/847 M) atau periode pengaruh Persia pertama.
Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M) atau periode pengaruh Turki pertama.
Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055M), masa kekuasan dinasti Buwaihiyah
dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia
kedua.

28
Kesimpulan

Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Saljuk
dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh
Turki kedua.
Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh
dinasti lain.
Perkembangan Ekonomi Dinasti Abbasiyah meliputi pertanian, perindustrian,dan
perdagangan.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dinasti Abbasiyah

29
Kesimpulan

Bidang-bidang ilmu pengetahuan umum (ilmu aqli) yang berkembang antara lain:
Filsafat, Ilmu Kedokteran, Ilmu Kimia, Ilmu Hisab, Sejarah, Ilmu Bumi, Astronomi

Sedangkan, dalam pengembangan ilmu pengetahuan keagamaan (ilmu naqli) antara


lain:
Ilmu Hadis, Ilmu Kalam, Ilmu Tafsir, Ilmu Fiqih, Ilmu Tasawuf

30

Anda mungkin juga menyukai