Anda di halaman 1dari 24

ABSORBSI DAN ADSORPSI

Adsorpsi ≠ Absorbsi

• Absorbsi – fase fluida ditransfer dari satu


medium ke medium lain (air diabsorpsi
oleh spon)
• Adsorpsi – komponen fase fluida (cairan
atau gas) tertentu ditransfer dan
dipertahankan pada bagian permukaan
padatan (partikel kecil terikat pada karbon)
• Absorbsi
masuknya solut ke dalam bahan padat
(pada tingkat molekuler)

• Adsorpsi
proses dengan solut terakumulasi pada
antarmuka cair-padat atau gas-padat

3
• Konsep Dasar:
Melibatkan dua fase
1) Fluida yang mengandung solut produk dan
kontaminan
2) Padatan berpori (adsorben) yang secara
selektif mengikat solut atau kontaminan
VIDEO
• Adsorbat
Senyawa yang dihilangkan dari fase cair/gas
• Adsorben
Fase padat tempat akumulasi terjadi

7
Adsorbat
• Rasa dan Bau
• Senyawa Organik Sintetik
- Solven aromatik (benzen, toluen)
- Pestisida , herbisida
• Humic substances
Senyawa organik alami, umumnya
pembentuk warna, dengan ukuran molekul
berkisar antara beberapa ratus sampai
ratusan ribu
Halometan dapat terbentuk jika air yang mengandung
humic substances diklorinasi.
Molekul metan dengan halogen (Cl, Br,...)
menggantikan H, beberapa bersifat karsinogen
8
Adsorbat
• Logam
Arsen, perak, merkuri

• Virus

• Senyawa anorganik lainnya


Klorin, bromin

9
• Contoh
Warna dapat dihilangkan dari air menggunakan
karbon aktif.
Warna adalah adsorbat dan karbon aktif adalah
adsorben
CONTOH ADSORPSI
• 1. Penjernihan air
• 2. Penghilangan kotoran pd proses pembuatan sirup
• 3. Proses menghilangkan bau badan
• 4. Penggunaan arang aktif
• 5. Pemutihan gula tebu.
• 6. Norit
• 7. Pencelupan serat wol, kapas atau sutra.
• 8. Adsorpsi gas oleh zat padat, misalnya pada masker gas.
• 9. Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya
menyerap ion H+. Sedangkan koloid As2S3bermuatan negatit
karena permukaannya menyerap ion S2

• Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi
antara lain :
a. Agitation (pengadukan)
b. Karateristik Adsorban
c. Kelarutan Adsorbat
d. Ukuran molekul adsorbat
e. pH
f. Temperatur
ADSORBEN

 Adsorben merupakan bahan yang sangat berpori dan


adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding pori
atau pada letak-letak tertentu di dalam partikelnya. Karena
pori-porinya biasa kecil maka luas permukaan dalam
mencapai beberapa orde besaran lebih besar dari
permukaan luar dan bisa sampai 2000 m2/gr. Dalam
kebanyakan hal komponen yang diadsorpsi melekat
sedemikian kuat sehingga memungkinkan pemisahan
komponen itu secara menyeluruh dari fluida tanpa terlalu
banyak adsorpsi terhadap komponen lain sehingga
memungkinkan adsorbat yang dihasilkan dalam bentuk
terkonsentrasi atau hampir murni (Tandy,E., 2012).
MACAM ADSORBEN
1. Adsorben Tidak Berpori (Non-Porous 2. Adsorben Berpori( Porous Sorbents)
Sorbent)
Adsorben tidak berpori dapat Luas permukaan spesifik dsorben
diperoleh dengan cara presipitasi berpori berkisar antara 100 s/d 1000
deposit kristalin seperti BaSO4 atau m2/g. Biasanya digunakan sebagai
penghalusan padatan kristal. Luas penyangga katalis, dehidrator, dan
permukaan spesifiknya kecil tidak penyeleksi komponen. Adsorben ini
lebih dari 10 m2 /g dan umumnya umumnya benbentuk granular.
antara 0,1 s/d 1 m2/g. Adsorben yang Klasifikasi pori menurut International
tidak berpori seperti filter karet Union of Pure and Applied Chemistry
(rubber filters) dan karbon hitam (IUPAC) adalah :
bergrafit (graphitized Carbon Black) •Pori-pori berdiameter kecil
adalah jenis adsorben tidak berpori (Mikropores d < 2 nm )
yang telah mengalami perlakuan •Pori-pori berdiameter sedang
khusus sehingga luas permukaannya ( Mikropores 2 < d <50 nm)
dapat mencapai ratusan m2/g. •Pori-pori berdiameter besar
( Makropores d > 50 nm )
Beberapa jenis adsorben berpori

SILIKA GEL ZEOLIT


KARBON AKTIF

ALUMINA
Activated Carbon Picture

18
Silica gel
• Paling banyak digunakan sebagai
adsorben dalam kromatografi kolom dan
lapis tipis
• Dibuat dengan mengasamkan sodium
silikat dengan asam sulfat diikuti dengan
pencusian dengan air dan pengeringan
• Sisi aktif silika gel merupakan kelompok
hidroksil yang terikat pada atom silikon.

OH OH

Si---------O-------Si
1. ADSORPSI KIMIA
Adsorpsi kimia terjadi karena adanya ikatan kimia yang
terbentuk antara molekul adsorbat dengan permukaan
adsorben. Ikatan kimia dapat berupa ikatan
kovalen/ion. Ikatan yang terbentuk kuat sehingga spesi
aslinya tidak dapat ditentukan. Karena kuatnya ikatan
kimia yang terbentuk maka adsorbat tidak mudah
terdesorpsi. Adsorpsi kimia diawali dengan adsorpsi
fisik dimana adsorbat mendekat kepermukaan
adsorben melalui gaya Van der Waals / Ikatan Hidrogen
kemudian melekat pada permukaan dengan
membentuk ikatan kimia yang biasa merupakan ikatan
kovalen (Shofa, 2012).
2. ADSORPSI FISIKA
Adsorpsi Fisika terjadi karena adanya gaya Van der Waals. Pada
adsorpsi fisika, gaya tarik menarik antara molekul fluida dengan
molekul pada permukaan padatan (Intermolekuler) lebih kecil dari
pada gaya tarik menarik antar molekul fluida tersebut sehingga
gaya tarik menarik antara adsorbat dengan permukaan adsorben
relatif lemah pada adsorpsi fisika, adsorbat tidak terikat kuat
dengan permukaan adsorben sehingga adsorbat dapat bergerak
dari suatu bagian permukaan ke permukaan lainnya dan pada
permukaan yang ditinggalkan oleh adsorbat tersebut dapat
digantikan oleh adsorbat lainnya . Keseimbangan antara permukaan
padatan dengan molekul fluida biasanya cepat tercapai dan bersifat
reversibel. Adsorpsi fisika memiliki kegunaan dalam hal penentuan
luas permukaan dan ukuran pori.
Sifat adsorpsi dalam kehidupan sehari-hari :
• Proses pemutihan gula pasir pada industri gula
• Penyembuhan sakit perut dengan serbuk karbon
atau norit
• Pewarnaan serat sutra, wool atau kapas dalam
larutan Al2(SO4)3 pada industri tekstil.
• Penjernihan air keruh dengan menggunakan
tawas
• Penggunaan arang aktif
- Penggunaan arang halus pada masker, berfungsi
untuk menyerap gas yang beracun.
- Filter pada rokok, yang berfungsi untuk mengikat
asap nikotin dan tar.
• Pembersihan kotoran dengan sabun.
• Adsorpsi koloid humus oleh koloid tanah liat.
• Penyembuhan sakit perut yang disebabkan bakteri patogen dengan serbuk karbon
atau norit. Di dalam usus, norit akan menjadi koloid yang dapat mengadsorpsi zat
racun(bakteri patogen)
• Penjernihan air keruh dengan tawas Al2(SO4)3. Dalam air tawas terhidrolisis
menjadi Al(OH)3 yang berbentuk koloid dan mampu mengadsorpsi kotoran dalam
air khususnya zat warna.
• Penjernihan air tebu pada pembuatan gula pasir dengan tanah diatome dan arang
tulang (pemutihan gula).Zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehingga diperoleh
gula yang putih.
• Adsorpsi gas oleh zat padat, misalnya pada masker gas.
• Adsorbsi keringat oleh alumium stearat yang terdapat dalam rol on deodorant.
• Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif dan ion negatif sehingga koloid
menjadi bermuatan listrik. Koloid yang bermuatan positif contohnya Fe(OH)3 dan
yang bermuatan negatif contohnya As2S3
• Jumlah surfaktan teradsorpsi per satuan luas
dapat dihitung dari permukaan atau pengukuran
tegangan antarmuka

• Tanda positif atau negatif dari surface exess


pada formula tersebut mengindikasikan adsorpsi
dapat berlangsung atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai