0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan26 halaman
Persepsi dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman seseorang. Persepsi akan berubah seiring bertambahnya pengetahuan dan interaksi dengan stimulus. Budaya mempengaruhi cara berfikir, mengingat, dan merespon lingkungan seseorang.
Deskripsi Asli:
free
Judul Asli
kategorisasi dan ingatan,kognisi persepsi_PILB 2019
Persepsi dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman seseorang. Persepsi akan berubah seiring bertambahnya pengetahuan dan interaksi dengan stimulus. Budaya mempengaruhi cara berfikir, mengingat, dan merespon lingkungan seseorang.
Persepsi dipengaruhi oleh budaya dan pengalaman seseorang. Persepsi akan berubah seiring bertambahnya pengetahuan dan interaksi dengan stimulus. Budaya mempengaruhi cara berfikir, mengingat, dan merespon lingkungan seseorang.
diterima oleh individu sehingga menimbulkan makna. PROSES: STIMULUS – RECEPTOR – BRAIN – MEANING. Persepsi itu dinamis, seiring waktu dan intensitas interaksi persepsi akan berubah. Pertama kali lihat kap mesin mobil, terlihat sesuatu yang rumit. Tapi bagi montir itu sesuatu yang simple, terdiri atas beberapa bagian saja. Chase & Simon: ketika orang belajar lebih banyak tentang sesuatu, mereka akan melihatnya secara berbeda dari saat pertama kali melihatnya. Persepsi pengecapan pun berubah seiring bertambahnya waktu dan intensitas pengalaman. Perubahan rasa kesukaan makanan karena perubahan tempat tinggal. Dulu enak itu yang rasanya asin, sekarang enak itu yang manis.
Persepsi enak, untuk ukuran padang dan solo .
Persepsi bau, pada orang bule dan orang indonesia Pada ilusi Muller-Lyer, gb-1 terlihat menjauhi kita, gb-2 terlihat mendekati kita. Kita akan menafsirkan sebuah garis seolah lebih panjang apabila ia terlihat menjauhi kita, dan menafsirkan lebih pendek bila terlihat mendekati kita. Penelitian Rivers menunjukkan bahwa orang Inggris mudah tertipu pada ilusi Muller-Lyer, tapi tidak tertipu pada ilusi vertikal- horisontal. Sebaliknya orang India dan Papua Nugini, tidak tertipu pada ilusi Muller-Lyer, tapi tertipu pada ilusi vertikal- horisontal. Masyarakat industri terbiasa melihat benda- benda persegi. Kehidupan dunia persegi tanpa disadari membuat mereka berkeyakinan semua benda memiliki bentuk persegi. Pada ilusi Muller-Lyer, cenderung dilihat sebagai sudut-sudut persegi yang memproyeksikan kedalaman. Gambar 1 terlihat menjauhi kita, gambar ke 2 terlihat mendekati kita. Kita melihat garis vertikal seperti garis yang terentang hingga kejauhan (menjauhi kita). Maka garis akan memiliki ukuran lebih panjang apabila berada lebih jauh dari kita.
Pada masyarakat non industri mudah
tertipu karena mereka terbiasa melihat pohon yang berdiri tegak, ketika dirobohkan ke belakang terlihat lebih panjang. Tes Proyektif dari HUDSON
Hudson mengembangkan tes proyektif
tentang persepsi kedalaman (indepth perception), untuk digunakan pada suku Bantu di Afrika Selatan (mirip TAT). Orang suku Bantu (Afrika) yang tidak mengenyam pendidikan dan tidak paham budaya eropa, mempersepsi gajah lebih kecil daripada rusa. Sedangkan orang suku Bantu yang mengenyam pendidikan di Eropa mempersepsi seperti yang orang Eropa lihat Culture & Cognitio Budaya dapat mempengaruhi cara individu menerima dan memproses informasi mengenai lingkungan sekitarnya (Matsumoto & Juang, 2004). Greenfield & Friends’s Research
Sejumlah benda diberikan kepada: dewasa kulit
putih, anak-anak kulit putih, dan dewasa kulit hitam. Ternyata dewasa kulit putih mengelompokkannya berdasar jenis (fungsi), anak-anak kulit putih & dewasa kulit hitam mengelompokkan berdasar warna Kesimpulan: diduga budaya dan tingkat pendidikan berperanan dalam kasus di atas Culture & Memory David Matsumoto: Budaya memiliki pengaruh terhadap kemampuan mengingat seseorang. Ross & Milson membandingkan kemampuan mhs USA dan Ghana dalam mengingat daftar kata dan cerita yang dibacakan Buta huruf di Ghana lebih bisa mengingat cerita drpd daftar kata-kata, mhs USA lebih bisa mengingat daftar kata drpd cerita. Orang Ghana yg tdk buta huruf juga lbh mudah mengingat cerita drpd daftar kata.
Kesimpulan: Tradisi lisan membuat
masyarakat lebih mudah dalam mengingat. Culture & Mathematic Studi komparatif mengukur skor prestasi matematika pada 17 negara untuk anak usia 8-12 th. Prestasi matematika anak-anak USA & Korea tidak menonjol, yang paling menonjol anak2 Jepang & China.
Penelitian lanjutan fokus pada 3 tema:
perbedaan lintas budaya pada kemampuan matematika, bagaimana matematika diajarkan dikelas, dan sistem sekolah yang mungkin mendasari perbedaan prestasi. Setelah penggunaan kelas diamati, ternyata meskipun jumlah murid perkelas lebih besar drpd di USA para guru di Jepang & China lebih banyak mengajar di sekolah, dan jenis pelajaran didominasi pelajaran matematika.
Ketika di kelas, guru-guru USA cenderung
menggunakan pujian-pujian untuk memberi penghargaan pada jawab yang benar, sedangkan guru-guru di Jepang dan China lebih fokus ke jawaban yang salah utk didiskusikan. Pendidikan di jepang dianggap lebih maju drpd di usa krn menekankan kolaborasi dibandingkan dengan kompetisi. Perbedaan proses pengajaran menunjukkan masy usa menekankan pada KEUNIKAN DAN INDIVIDUALISME, sedang di jepang dan cina lebih fokus bagaimana MENGELOLA PROSES KELOMPOK (membahas jawaban yang salah bersama-sama). Bagi orang jepang dan china pujian itu meski baik hanya akan menghambat diskusi Culture & Logical Thinking 1) Cara berfikir dan merespon dipengaruhi oleh budaya. 2) Peng & Nisbett (1999): orang Asia mudah menerima hal-hal yang tidak sejalan dengan logika dibanding orang US & Eropa yg lbh percaya hal-hal yg logis dan masuk akal. 3) Sehingga di Eropa dan US seakan “tidak ada tempat angker”, tidak kenal cerita-cerita mitos. 4) Di Barat juga sedikit orang beriman terhadap perkara ghaib . Culture & Regret (menyesal) Menyesal itu karena sudah melakukan sesuatu (action), atau tidak melakukan sesuatu (inaction).
Saya sudah belajar, tapi yang saya pelajari tidak
keluar (action). Coba saya belajar lebih giat, pasti lulus (inaction).
Markus & Kittayama: Pada budaya kolektif akan
menyesali perbuatan yang telah dilakukan (action). Sedangkan pada budaya individual: menyesal karena tidak berbuat (inaction). Culture and time orientation Budaya berhubungan dengan orientasi waktu dan persepsi masyarakat di dalamnya.
Levine & Norenzayan meneliti kecepatan hidup yang
diukur dengan kecepatan jalan pada jarak tertentu. Menemukan: orang-orang yang tinggal di Swiss, Irlandia, Jerman, Jepang, Italia memiliki kecepatan hidup paling tinggi. Sedangkan orang yang tinggal di Meksiko, Indonesia, Brasil, Elsavador, dan Syiria memiliki kecepatan hidup paling rendah. Diskusi Mengapa orang bisa berbeda-beda saat mendapatkan stimuli obyek yang sama ?