Anda di halaman 1dari 10

BATASAN AURAT KETIKA SHOLAT MENURUT EMPAT MADZHAB

Disusun oleh :

Nada Ramadhana

Yohana Mega Nanda

Nur Anisa
Aurat adalah kemaluan dan semua hal yang dapat menimbulkan
rasa malu apabilaterlihat. Aurat merupakan perhiasan yang
wajib ditutupi dari orang-orang yang tidak berhakuntuk
melihatnya dan atau menikmatinya. Rasulullah SAW. pernah
mengingatkan kepadakita bahwa,
“Wanita itu adalah aurat, jika ia keluar rumah, maka syaithan
akan menghiasinya.” (HR.Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah dan ath-
Thabrani dalam Mu’jamul Kabiir, dari Ibnu Mas’ud RA.)
Menutup aurat saat shalat adalah wajib karena ia
merupakan salah satu syarat sah shalat. Maka, setiap
muslim harus memastikan auratnya tertutup agar
shalatnya tidak batal. Ada beberapa pendapat mengenai
batas aurat ketika shalat. Dalam kitab al-fiqh ‘ala
madzahib al-arba’ah, Abdurrahman al-Jaziri menyebutkan
batasan aurat ketika shalat menurut empat madzhab,
diantaranya:
Madzhab Hanafi
Batasan aurat laki-laki ketika shalat adalah bagian dari pusar
hingga lutut, lutut pun termasuk aurat, sedangkan pusar
tidak.Sedangkan batas aurat perempuan adalah seluruh
tubuhnya, bahkan hingga rambut yang ada di depan telinganya,
telapak tangan bagian atas dan telapak kaki bawah.
Adapun yang tidak termasuk aurat adalah wajah, kedua telapak
tangan bawah dan telapak kaki bagian atas.
Pendapat Imam Hanafi didasari oleh sabda Rasulullah Saw ُ ‫ْال َم ْرأة‬
( ٌ ‫ َع ْو َرة‬perempuan adalah aurat) yang diriwayatkan oleh beberapa
perawi diantaranya Ibnu Hibban, Imam Tirmidzi, Imam Ahmad
dan Ibnu Khuzaimah.
Madzhab Syafi’i
Menurut madzhab Syafi’i, batasan aurat laki-laki ketika shalat
adalah bagian tubuh antara pusar dan lutut. Meskipun pusar dan
lututnya tidak termasuk aurat, namun sebaiknya juga ditutupi
agar aurat antara keduanya tidak terbuka.
Sedangkan aurat perempuan ketika shalat adalah seluruh
tubuhnya, kecuali wajah dan kedua telapak tangannya, baik bagian
depan maupun belakang. Oleh karena itu, jika punggung telapak
tangan terbuka saat shalat maka shalatnya sah.
Madzhab Hanbali
Batasan aurat shalat bagi laki-laki sebagaimana yang dikatakan
madzhab Syafi’i.
Sedangkan batas aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali
wajah. Maka seluruh anggota tubuh selain wajah harus benar-benar
tertutup ketika shalat.
Madzhab Maliki
Aurat laki-laki dan perempuan dalam shalat terbagi menjadi
dua, yakni aurat mugalazah dan mukhafafah.
Adapun aurat mugalazah bagi laki-laki adalah dubur dan qubul,
sedangkan aurat mukhofafah adalah bagian tubuh antara
pusar hingga lutut yang selain dubur dan qubul.
Aurat mugalazah bagi perempuan adalah seluruh tubuhnya,
kecuali wajah, telapak tangan, ujung-ujung badan (seperti
kepala, tangan dan kaki), dada dan bahu.
Sedangkan aurat mukhafafah yaitu pundak, pergelangan
tangan, leher, kepala dan kaki bagian lutut hingga ujung kaki.
Adapun wajah dan telapak tangan, baik atas maupun bawah
bukanlah aurat secara mutlak.
Menurut madzhab Maliki, aurat mugalazah wajib ditutup
ketika shalat, jika terbuka maka batal lah shalatnya.
Sedangkan aurat mukhafafah jika terbuka seluruhnya atau
sebagian maka tidak membatalkan shalat, tetapi makruh
hukumnya jika dibuka. Dan lebih baik (mustahab) untuk
mengulang shalatnya jika aurat mukhafafah terbuka.

Anda mungkin juga menyukai