MASYARAKAT BATAK
Disusun Oleh :
1. Fretty Urwati Wuska
2. Jessica Ray Sabillah
3. Marselina Syah Putri
4. Neneng Dwi Mayang Sari
5. Nur Arisah
6. Putri Aulia
7. Sarmila Wati
8. Tiara Anastasya Simatupang
9. Yessy Karmila Syaputri
10. Yolanda Juliarsyah Putri
MASA KEHAMILAN
MANGIRDAK
Mangirdak atau Mangganje, atau Mambosuri Boru,
atau Manonggot merupakan salah satu dari
serangkaian upacara adat pada Suku Batak
Toba terhadap calon ibu yang usia kehamilannya
sudah mencapai tujuh bulan. Berarti memberikan
semangat kepada wanita yang menikah yang
hendak melahirkan, juga selalu sehat pasca
melahirkan, sehat anaknya, dan persalinannya bisa
berjalan dengan lancar tanpa beban apapun.
Sebagai contoh, seorang laki-laki
bermarga Naibaho menikah dengan seorang
perempuan boru Manihuruk (boru juga adalah marga
untuk penyebutan wanita). Maka orang tua dari istri
(disebut sebagai Parboru) beserta rombongan dari
keluarga marga Manihuruk mendatangi putri dan
menantunya itu dengan membawa makanan dan ulos.
Tidak hanya kehamilan tujuh bulan saja, syarat
Mangirdak adalah dilaksanakan pada kehamilan
pertama wanita yang telah menikah, atau disebut juga
dengan Buha Baju. Sebagai catatan, upacara ini biasanya
berlaku juga bagi pasangan yang jika salah satunya bukan
berasal dari Suku Batak. Misalnya pria bermarga Naibaho
menikah dengan Boru Tionghoa, atau bisa sebaliknya, lelaki
dari Suku Jawa yang menikahi Boru Sitanggang.
• Mangirdak pada dasarnya dilakukan
orangtua wanita (parboru) di
rumah borunya yang sedang hamil tua.
• Adakalanya parboru akan datang ke
rumah borunya tanpa pemberitahuan
terlebih dengan membawa makanan
kesukaan anaknya (hasoloman ni
boruna) beserta ikan
mas (dengke). Harapannya si boru yang
PROSESI sedang hamil akan terkejut sekaligus
bahagia atas kedatangan orangtuanya
membawa makanan (bisa jadi inilah
sebabnya disebut “manonggot”).
Setelah tetangga borunya beserta kerabat dekatnya berkumpul,
maka parboru terutama ibunya akan menghidangkan lalu memberikan
makanan kesukaan borunya dan ikan mas tadi. Kemudian
meminta borunya memakannya atau bahkan ibunya menyuapinya
makan hingga kenyang (bosur).