Anda di halaman 1dari 18

Praktikum Biokimia

Nia Nur Aini 1713031002


Yulia Hafsari 1713031020
Kadek Ega Suryani 1713031021
Boy 19130310
Judul: Reaksi Uji Asam Amino
Tujuan
1. Mengidentifikasi asam-asam amino yang terdapat pada larutan
protein melalui Uji Milon, Uji Hopkins-Cole, Uji Ninhidrin, Uji PbS,
dan Uji Nitroprusida.
2. Mengidentifikasi jenis asam amino yang terdapat pada senyawa
unknown melalui uji reaksi asam amino.
Dasar Teori

Asam amino merupakan monomer dari protein


dengan massa molekul rendah yang setidaknya
mengandung satu gugus karboksil (-COOH) dan satu
gugus amino (-NH2)

Protein terbentuk dari 20 asam amino standar. Perbedaan asam


amino terletak pada gugus R yang terikat pada atom C-α selain
gugus karboksil dan gugus amino. Perbedaan gugus R ini dapat
digunakan untuk meramalkan sifat-sifat suatu asam amino, begitu
juga sebaliknya berdasarkan sifat-sifat yang teridentifikasi akan
dapat ditentukan gugus R yang terkandung dalam asam amino
tersebut sehingga jenis asam amino dapat diketahui.
Uji Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat. Apabila ditambahkan ke
larutan protein dengan rantai samping gugus fenolik, akan menghasilkan endapan putih yang dapat
berubah menjadi merah oleh pemanasan.
Endapan yang terbentuk berupa garam kompleks dari tirosin yang ternitrasi. Jika larutan protein yang
dianalisis ada dalam sussana basa, maka terlebih dahulu harus dinetralisasi dengan asam, karena dalam
basa ion merkuri dalam pereaksi akan mengendap sebagai Hg(OH)2. Pada penetralan ini digunakan
asam selain HCl, karena ion Cl–dapat bereaksi dengan asam nitrat menghasilkan radikal klor (Cl.).
Radikal klor dapat merusak kompleks berwarna. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol,
karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksi fenil yang berwarna. Protein yang
mengandung tirosin akan memberikan hasil yang positif.
Uji Ninhidrin
Uji Ninhidrin atau tes ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang di
uji .Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin
merupakan senyawa kimia yang digunakan untuk mendeteksi gugus amina. Asam amino bereaksi
dengan ninhidrin membentuk aldehida dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3
dan CO2. Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif ditandai dengan
terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang disebabkan oleh molekul ninhidrin dan
hidrindantin yang yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi. Reaksi yang terjadi
pada uji ninhirid adalah sebagai berikut:.
Uji PbS
untuk mengidentifikasi adanya atom sulfur (S) pada asam amino yang ditandai dengan terbentuknya endapan
berwarna gelap. Penambahan NaOH dalam percobaan ini adalah untuk mendenaturasikan protein sehingga
ikatan yang menghubungkan atom S dapat terputus oleh Pb-asetat membentuk PbS, sedangkan Pb berfungsi
sebagai donor Pb+ Sistein merupakan asam amino yang memiliki atom. Sehingga yang akan memberikan uji
positif pada adalah sistein. Warna coklat kehitaman ditimbulkan akibat endapan PbS (timbal sulfida) yang
merupakan hasil dari reaksi timbal asetat dengan sistein, sehingga atom sulfur yang terdapat dalam sistein akan
berikatan dengan timbal dan asetat berikatan dengan sistein tanpa atom sulfur. Reaksinya dalah sebagai berikut:

S2-(aq) + Pb2+(aq) → PbS(s)


(Endapan hitam)
Uji Nitroprusida
Pada asam amino sistein, selain terdapat gugus –COOH dan gugus –NH3, gugus R
pada asam amino sisteina yaitu gugus triol (gugus sulfidril) atau peptida (glutation).
Pada asam amino lain dapat berekasi dengan natrium nitropruksida
(Na2Fe(CN)5NO.2H2O) dalam ammonia berlebih menghasilkan kompleks berwarna
merah. Beberapa protein yang memberikan hasil negatif terhadap reaksi ini, ternyata
menjadi positif setelah dipanaskan sampai mengalami koagulasi dan denaturasi. Hal ini
menunjukkan proses tersebut menghasilkan gugus-SH bebas. Reaksinya adalah sebagai
berikut:
[Fe3+(CN)5NO]2- + NH3 + R-SH → (NH4)2+[Fe2+(CN)5NOSR]2-
(Warna Salmon) (Warna merah)
Alat dan Bahan
No. Nama Bahan Jumlah

No. Nama Alat Jumlah 1. Reagen Millon 10 mL

2. Reagen Hopkins-Cole 10 mL
1. Tabung reaksi 7 buah
3. H2SO4 pekat 5 mL

2. Rak tabung reaksi 1 buah 4. Larutan Ninhidrin 0,1% 10 mL

5. 10 mL
3. Pipet tetes 3 buah Reagen Pb-asetat
6. Larutan NaOH 5 mL
4. Gelas kimia 100mL 5 buah 7. Larutan Sistein 5 mL

5. Gelas ukur 10mL 2 buah 8. Larutan Natrium Nitroprusida 10 mL

9. Sistein 10 mL
6. Pipet Volume 10 mL 1 buah 10. 5 mL
Larutan NH4OH
7. Labu Ukur 100 mL 2 buah 11. Larutan Protein 20 mL

12. Larutan Tirosin 1% 20 mL


8. Spatula 2 buah
13. Larutan Fenilalanin 1% 20 mL

9. Batang pengaduk 1 buah 14. Larutan Triptofan 1% 20 mL

15. 20 mL
10. Pemanas Magnetik 1 buah Larutan Glisin 1%
16. Larutan Unknown 5 20 mL
11. Gelas kimia 250mL 1 buah 17. Larutan Unknown 13 20 mL

18. 20 mL
Hasil Pengamatan
Tabel 5.1 Hasil Pengamatan Uji Millon

Sebelum penambahan Setelah penambahan reagen


Larutan Setelah pemanasan
reagen Millon Millon

Albumin telur Putih Putih pekat serta terbentuk Putih dan terbentuk endapan
gumpalan pada dinding.

Tirosin 1% Bening tak berwarna Bening tak berwarna Bening sedikit keruh dan
sedikit gumpalan

Fenilalanin 1% Bening tak berwarna Bening keputihan dengan gumpalan Bening keputihan
di dinding

Triptofan 1% Bening tak berwarna Kuning keruh Kuning keruh, terbentuk


endapan

Glisin 1% Bening tak berwarna Bening tak berwarna sedikit Bening, terdapat gelembung
gumpalan putih dan gumpalan putih.
Tabel 5.2 Hasil Pengamatan Uji PbS

Sebelum penambahan Setelah penambahan


Larutan Setelah pemanasan
larutan NaOH + Pb-asetat larutan NaOH + Pb-asetat

Sistein Bening agak keruh Bening kekuningan dan Hitam keabu-abuan dengan
terdapat endapan hitam endapan
keabuan
Tabel 5.3 Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin

Sebelum penambahan Setelah penambahan


Larutan Setelah pemanasan
larutan Ninhidrin larutan Ninhidrin

Albumin telur Bening agak keruh Kekuningan dengan endapan Merah muda keruh

Tirosin 1% Bening tak berwarna Putih kebiruan dan tidak Putih kebiruan dan tidak
adanya gumpalan adanya endapan
Fenilalanin 1% Bening tak berwarna Putih pekat dan terdapat Putih keruh dan terdapat
gumpalan di dinding sedikit gumpalan
Triptofan 1% Bening tak berwarna Putih pekat Putih kebeningan

Glisin 1% Bening tak berwarna Putih Putih dengan sedikit


keunguan
Tabel 5.4 Hasil Uji Percobaan Uji Nitroprusida

Sebelum penambahan larutan Setelah penambahan larutan


Larutan
Nitroprusida + NH4OH Nitroprusida + NH4OH

Sistein Bening agak keruh Bening sedikit kemerahan, tidak ada


gumpalan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, didapatkan data-data yang dapat di analaisi berdasarkan
tabel di bawah ini.

Sampel Uji Millon Uji Hopkins-Cole Uji Ninhidrin Uji PbS Uji natrium
nitroprusida

Albumin - Tidak dilakukan - Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tirosin - Tidak dilakukan + Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Triptofan - Tidak dilakukan - Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Glisin - Tidak dilakukan + Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Fenilalanin - Tidak dilakukan - Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Sistein Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan + +


Uji Millon
Uji Millon merupakan uji yang identik untuk asam amino tirosin (Tyr). Hal ini disebabkan hanya asam amino
tirosin yang memiliki rantai samping yang berupa gugus fenolik.

Jika kedalam larutan yang mengandung asam amino dengan rantai samping gugus fenolik (Tirosin)
ditambahkan reagen Millon (HgNO3 dalam asam nitrat) maka akan segera terbentuk endapan putih yang jika
dipanaskan akan berubah menjadi warna merah.

Pada uji Millon yang dilakukan pada larutan Tirosin 1 %, larutan Fenilalanin 1 %, larutan Triptofan 1 % dan
larutan Glisin 1 % juga menunjukan hasil yang negatif, dimana tidak ada yang berubah menjadi warna merah
dan hanya larutan Tryptofan yang berubah warna menjadi kuning dan yang lainnya tetap bening tak berwarna,
dan pada albumin berwarna putih.

Uji Millon terhadap albumin pada percobaan didapatkan hasil negatif yaitu menghasilkan endapan putih
setelah ditambahkan reagen Millon dan dipanaskan.
Kesalahan dalam praktikum dapat berupa alat yang kurang bersih, sampel yang digunakan bermasalah, hingga
sampel yang sudah terkontaminasi zat lain sebelum digunakan.
Uji PbS
Uji PbS merupakan uji yang identik untuk asam amino sistein. Asam amino sistein merupakan asam amino
yang memiliki gugus sulfidril (-SH) yang bebas sehingga dapat dengan mudah dibebaskan dengan kehadiran
NaOH.

Penambahan larutan Pb-asetat ditujukan agar ion-ion sulfida yang terbebas berikatan dengan ion Pb2+ dari Pb-
asetat membentuk PbS yang berwarna hitam. Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan hitam PbS.

S2-(aq) + Pb2+(aq) → PbS(s)


(Endapan hitam)

Pada percobaan ini, sistein yang digunakan mendapatkan hasil positif karena memberikan warna hitam
keabuan yang berarti terbentuknya PbS.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pada uji sistein ini berhasil


dan mengandung sistein.
Uji Ninhidrin
Uji ninhidrin merupakan uji umum yang dilakukan untuk menentukan apakah terdapat asam-  amino pada
suatu sampel yang akan diidentifikasi.
Uji ninhidrin positif untuk semua asam -  amino yang diindikasikan dengan terbentuknya kompleks berwarna
biru atau ungu.
Kompleks berwarna yang terbentuk mengandung dua molekul ninhidrin yang bereaksi dengan amonia yang
dilepaskan pada oksidasi asam amino.
Pada uji yang menggunakan larutan albumin, larutan Fenialanin 1 %, larutan Triptofan 1 % menunjuk hasil
negatif dimana tidak terjadi perubahan warna setelah pengujian dimana warna tetap bening atau putih.

Sedangkan pada larutan tirosin 1% dan Glisin 1 %, menunjukan hasil positif karena larutan tirosin berubah
warna menjadi putih kebiruan dan larutan glisin berubah putih keunguan.
Uji Natrium Nitroprusida
Uji natrium nitroprusida merupakan uji yang digunakan untuk mengidentifikasi asam amino sistein,
peptida, maupun protein yang mengandung gugus -SH
Asam amino sistein jika direaksikan dengan natrium nitroprusida akan menghasilkan kompleks yang
berwarna merah
penambahan amonia berfungsi sebagai kation kompleks yang nantinya menggantikan posisi Na+ sebagai
kation.
SIMPULAN

• Pada percobaan dengan 5 uji ini, beberapa asam amino sudah dapat teramati. Beberapa sampel
menunjukkan hasil positif terhadap suatu uji dan ada juga yang menunjukkan hasil negatif terhadap uji
tersebut.

• Dalam percobaan hal ini kurang terdeteksi karena beberapa kesalahan yang terjadi, seperti
terkontaminasinya alat-alat dan sampel yang disiapkan terkontaminasi dengan bahan kimia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai