Anda di halaman 1dari 23

Minggu 5

By: Natalia Konradus


• Dalam tahap penulisan, usaha untuk menjaga
kualitas aitem dilakukan dengan mengikuti
secara cermat indikator keprilakuan yg dimuat
dalam blue print skala dan spesifikasinya.
• Setelah masing2 aitem benar2 dicermati, maka
pada tahap berikutnya perlu dilakukan pra uji-
coba dgn sampel berukuran kecil (N = ±20)
• Dilakukan untuk memeriksa apakah kalimat yang
digunakan sdh dimengerti oleh pembaca dan
dipahami sebagaimana yg dikehendaki oleh
penulisnya.
• Evluasi kualitatif bertujuan untuk:
o Menguji apakah aitem yang ditulis sudah sesuai
dengan blue print dan indikator perilaku yg
hendak diungkap
o Menguji apakah aitem telah ditulis sesuai dengan
kaidah penulisan aitem yang benar
o Melihat apakah aitem yg ditulis masih
mengandung social desirability
• Evaluasi kualitatif ini dikerjakan oleh suatu panel
ahli, terdiri dari ahli pengukuran (psikometri) dan
ahli dalam masalah atribut yg hendak diukur oleh
skala yg sedang disusun.
• Hasil analisis kualitatif ini akan mengklasifikasikan
masing2 aitem menjadi: (a) diterima; (b) diterima
dengan perbaikan; atau (c) ditolak.
• Hasil evaluasi dari expert judgement tsb akan
menjadi dasar yg kuat untuk menegakkan validitas
isi khususnya validitas logis (logic validity).
• Setelah melakukan evaluasi kualitatif, aitem2 yang
berkualitas tsb akan diujicobakan secara empirik
(field test) pada kelompok subjek yang sebenarnya.
• Jumlah aitem untuk field test harus lebih banyak
drpd aitem yang direncanakan.
• Evaluasi empirik dilakukan menggunakan
data hasil uji-coba aitem pada kelompok
subjek yang karakteristiknya setara
dengan subjek yang hendak dikenai skala.
• Pada tahap ini akan dilakukan analisis
daya diskriminasi aitem.
• Field test harus dilakukan dalam situasi
dan kondisi administrasi testing yg
sebenarnya (real testing situation) shg
respon atau jawaban subjek merupakan
respon yg sesungguhnya pula.
• Field test harus dilakukan pada kelompok
subjek dalam jumlah yg besar untuk
memperoleh estimasi parameter aitem
yang akurat dan stabil.
• Secara tradisional, statistik menganggap
jumlah sampel yg lebih dari 60 orang
sudah cukup banyak.
• Namun secara metodologik besar
kecilnya sampel yg representatif harus
diuraikan pada heterogenitas populasi.
• Heterogenitas populasi erat kaitannya
dengan banyaknya ciri atau karakteristik
populasi yang relevan untuk ikut
dipertimbangkan.
• Crocker dan Algina (1986) menyarankan
jumlah 200 orang sbg jumlah sampel yg
sudah cukup memadai.
• Selain itu, dapat pula menggunakan
pedoman kasar, yaitu banyaknya sampel
adalah 5 sampai 10 kali lipat banyaknya
aitem yg hendak dianalisa.
• Daya diskriminasi aitem adalah sejauhmana aitem
mampu membedakan antara individu atau
kelompok individu yang memiliki dan yang tidak
memiliki atribut yang diukur.
• Misal pada suatu skala yg disusun untuk
mengungkap kecerdasan emosi, maka aitem yg
berdaya beda tinggi adalah aitem yg mampu
menunjukkan mana individu atau kelompok individu
yg memiliki kecerdasan emosi tinggi dan mana yg
tidak.
• Indeks daya diskriminasi aitem merupakan juga
indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi
aitem dengan fungsi skala keseluruhan yg dikenal
dgn istilah konsistensi aitem total.
• Pengujian daya diskriminasi aitem dilakukan dgn
menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor
aitem dengan distrribusi skor skala itu sendiri.
• Komputasi ini akan menghasilkan koefisien korelasi
aitem total.
• Berikut adalah contoh skor aitem dari skala yang
terdiri dari 12 aitem dengan 10 responden
• Pindahkan semua aitem dan total skor aitem ke
sebelah kanan, lalu klik OK
No aitem r-ix No aitem r-ix
1 0.476 7 0.434
2 0.747 8 0.184
3 0.824 9 0.441
4 0.469 10 0.516
5 0.447 11 0.528
6 0.236 12 0.591
• Jumlah aitem yg sedikit dikhawatirkan dpt
mengakibatkan overestimasi thdp korelasi yg
sebenarnya. Overestimasi tsb terjadi dikarenakan
besarnya kontribusi aitem dalam ikut menentukannya
skor tes.
• Efek spurious overlap adalah keadaan dimana koefisien
korelasi aitem cenderung lebih tinggi daripada kalau
korelasi itu dihitung antara skor aitem dengan skor tes
yang tidak mengandung aitem tsb
• Untuk menghilangkan efek spurious overlap maka koef
korelasi aitem total yang dihitung dengan korelasi
product moment pearson dikoreksi dengan nilai
simpangan baku  corrected item total correlation
coefficient.
• Analyze  Scale  Reliability Analysis
• Masukkan Total Skor Aitem ke sebelah Kanan
• Pilih Statistics
• Ceklis pada kotak Scale if Item Deleted
• Continue  OK
• Hasilnya adalah sebagai berikut
No aitem r-ix r-ix No aitem r-ix r-ix
Sebelum Setelah Sebelum Setelah
Dikoreksi Dikoreksi dikoreksi Dikoreksi
1 0.476 0.339 7 0.434 0.269

2 0.747 0.670 8 0.184 0.048

3 0.824 0.713 9 0.441 0.330

4 0.469 0.304 10 0.516 0.355

5 0.447 0.343 11 0.528 0.389

6 0.236 0.086 12 0.591 0.488


• Semakin baik daya diskriminasi aitem, maka koefisien
korelasinya semakin mendekati angka 1.00
• Digunakan batasan r-ix ≥0.30
• Apabila aitem yg memilikki daya beda ≥0.30 jumlahnya
melebihi aitem yg sebelumnya direncanakan, maka
dapat dipilih aitem yg memiliki daya beda tertinggi
• Sebaliknya apabila aitem yg memiliki daya beda ≥0.30
kurang dari yang direncanakan maka parameter daya
beda dapat diturunkan misalnya ≥0.25.
• Namun, jika tidak membantu juga, maka aitem harus
direvisi atau diganti sama sekali, karena sangat tidak
disarankan untuk menurunkan batas daya beda di
bawah 0.20.

Anda mungkin juga menyukai