Anda di halaman 1dari 23

PRODUKSI BIOGAS DARI

PALM OIL EFFLUENT


(POME) DENGAN
PENAMBAHAN RUMEN
SAPI SEBAGAI AKTIVATOR
Daya Maghfiranza Prodinka 21030117190169
Hasnah Malinda Azizah 21030117190175
POKOK BAHASAN

Metode
Penelitian

Pendahuluan

Tinjauan
Pustaka

2
1.
Pendahuluan

3
Latar belakang

Biogas merupakan bahan bakar terbarukan yang dibentuk dari bahan organik melalui

proses metanogenesis oleh bakteri metanogenik. Biogas memiliki keunggulan dibandingkan biofuel

lain karena membantu mengatasi masalah polusi sampah dan membantu penyediaan sumber energi

yang murah dan terbarukan.

Dalam prosesnya, industri kelapa sawit menghasilkan beberapa limbah jenis limbah dalam

prosesnya, yang berupa limbah padat dan cair. Limbah cair industri kelapa sawit yang paling utama

adalah Palm Oil Mill Effluent (POME).

4
Identifikasi Masalah

Salah satu sumber energi alternatif yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas

adalah limbah isi rumen sapi. Isi rumen sapi merupakan salah satu limbah terbesar yang dihasilkan dari

Rumah Pemotongan Hewan (RPH), berupa rumput yang belum terfermentasi dan tercerna sepenuhnya

oleh hewan. Di dalam isi rumen telah terkandung bakteri Methanosarcina sp. yang berperan dalam

proses pembentukan biogas dan bakteri selulotik yang mampu mencerna selulosa dari pakan ternak

yang berupa rumput.

5
Rumusan Masalah

Dari pengolahan pabrik kelapa sawit didapatkan limbah cair kelapa sawit (POME) yang
masih mengandung banyak padatan terlarut. Sebagian besar padatan terlarut ini berasal dari material
lignoselulosa mengandung minyak yang berasal dari buah sawit. Kandungan kimiawi dari lignoselulosa
ini membuat mereka bernilai tinggi dari segi bioteknologi
Pada peternakan sapi didapatkan feses. Di dalam isi rumen telah terkandung bakteri
Methanosarcina sp. yang berperan dalam proses pembentukan biogas dan bakteri selulotik yang
mampu mencerna selulosa dari pakan ternak yang berupa rumput.

6
Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memproduksi biogas


dari POME dengan pretreatment secara fisik, kimia dan biologi,
sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengkaji pengaruh perbandingan POME dan rumen sapi terhadap yield


biogas yang dihasilkan.
2. Mengkaji pengaruh suhu, pH, dan, rasio C:N tanpa perlakuan terhadap
yield biogas yang dihasilkan.

7
Manfaat Penelitian

1. 2. 3.
Memanfaatkan limbah Menjadikan hasil Mengurangi
cair kelapa sawit produksi biogas pencemaran
(POME) dengan isi sebagai energi lingkungan.
rumen sapi sebagai alternatif dari limbah
aktivator. cair kelapa sawit
(POME) dengan isi
rumen sapi sebagai
aktivator.

8
Identifikasi Masalah

Salah satu sumber energi alternatif yang dapat dijadikan bahan baku pembuatan biogas

adalah limbah isi rumen sapi. Isi rumen sapi merupakan salah satu limbah terbesar yang dihasilkan dari

Rumah Pemotongan Hewan (RPH), berupa rumput yang belum terfermentasi dan tercerna sepenuhnya

oleh hewan. Di dalam isi rumen telah terkandung bakteri Methanosarcina sp. yang berperan dalam

proses pembentukan biogas dan bakteri selulotik yang mampu mencerna selulosa dari pakan ternak

yang berupa rumput.

9
2.
Tinjauan Pustaka

10
POME

POME (Palm Oil Mill Effluent) merupakan limbah cair kelapa sawit yang masih mengandung
banyak padatan terlarut, sebagian besar padatan terlarut ini berasal dari material lignoselulosa
mengandung minyak yang berasal dari kelapa sawit. Lignoselulosa dalam POME adalah penyusun
terbanyak dari tanaman berkayu, yang terdiri dari lignin, hemiselulosa, dan material berselulosa.
Kandungan kimiawi dari ligninselulosa inilah yang membuat POME bernilai tinggi dari segi
bioteknologi. Adapun karakteristik dari POME (Palm Oil Mill Effluent) .

11
Rumen Sapi

Rumen adalah salah satu bagian lambung ternak ruminansia atau hewan memamah biak seperti sapi,
kerbau, kambing dan domba. Rumen terdiri dari bahan pakan yang biasanya dimakan oleh ternak yang
berupa rumput/hijauan lainnya, dan pakan penguat (konsentrat). Hewan –hewan ini memecah selulosa
yang terkandung dalam rumput menjadi molekul yang dapat diserap oleh rumen dengan bantuan
mikrobia anaerob. Selama ini isi rumen hanya dibuang dan sebagian kecil saja yang memanfaatkannya
sebagai kompos. Adapun karakteristik dari rumen sapi sebagai berikut

12
Biogas dari Rumen Sapi

Fauziah (1998) menyebutkan bahwa proses pembentukan biogas dilakukan secara


anaerob. Bakteri merombak bahan organik menjadi biogas dan pupuk organik. Proses pelapukan
bahan organik ini dilakukan oleh mikroorganisme dalam proses fermentasi anaerob. Reaksi
pembentukan biogas.

13
Proses perombakan

14
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Biogas
Secara Anaerobik

1. Temperatur 7. Total Solid (TS) dan Volatile Solid (VS)


2. Derajat Keasaman (pH) 8. Perbandingan F/M (Food to Microorganism)
3. Rasio C:N 9. Makro dan Mikronutrien
4. Kadar Air 10. Starter
5. Organic Loading Rate (OLR) 11. Hydraulic Retention Time
6. Pengadukan 12. Inhibtor

15
Fase Pertumbuhan Mikroorganisme

Ada 4 fase kurva pertumbuhan mikroorganisme, yaitu :


1. Fase lag
2. Fase log
3. Fase stationer
4. Fase kematian

16
Karakteristik Limbah Nanas Padat

Kadar air dari limbah padat nanas berkisar dari 87,50-90,20%. Perbedaan hasil
kadar air yang didapat pada beberapa literatur dikarenakan sampel yang diperoleh berasal dari
berbagai kondisi geografis dan tingkat kematangan nanas yang berbeda. Kandungan kadar abu dan
fosfor yang terdapat pada nanas sekitar 4 dan 1%. Total kadar Nitrogen yang terdapat pada limbah
yaitu 0,9% yang hasilnya mirip dengan penelitian sebelumnya

17
18
Alur Penelitian

19
3.
Metode Penelitian

20
Persiapan Bahan

Melakukan pengujian pH, Total Volatile Solid (TVS), C


organik, N total, dan rasio C/N untuk mengetahui kondisi
awal POME.

21
Penelitian Utama
1. Rumen sapi dicampur dengan limbah cair biogas (sludge) untuk menghasilkan aktivator dengan
perbandingan 20%:80%.
2. Mencampurkan POME, aktivator, dan CaCO3 (untuk meningkatkan pH), ke dalam digester berupa
jerigen air 5 liter dengan perbandingan POME:aktivator 90%:10%, 80%:20%, 70%:30%, 60%:40%,
50%:50%.
3. Setelah itu aktivator dapat dimasukan ke dalam digester setiap hari dengan komposisi sesuai variabel.
4. Pengisian digester dilakukan selama 60 hari. Pemasukan volume ke disgester dapat dihitung dengan :
Volume yang harus diisikan tiap hari = (volume daya tampung digester)/(waktu tinggal)
Volume daya tampung digester dapat dihitung menggunakan rumus : 70% × volume total digester
5. Lakukan peninjauan dan pemasukan setiap hari, selama pengisian umpan, produksi gas yang
dihasilkan dapat dinyatakan stabil. Jika produksi gas bertambah, tetapi pH dan kadar metan menurun
maka pengisian dapat dikurangi atau dihentikan

22
Thanks!
Any questions?

23

Anda mungkin juga menyukai