Dampak Penyalahgunaan Napza
Dampak Penyalahgunaan Napza
NAPZA
DI KALANGAN REMAJA
OLEH:
DR. SARWIRINI, S.H., MS.
SEBAB-SEBAB PENYALAHGUNAAN
NAPZA
• KONDISI KELUARGA:
1. Kesibukan Keluarga
2. Keluarga Broken Home
3. Keluarga bersifat otoriter
4. Terpuruknya ekonomi keluarga
5. Konflik keluarga
6. Anggota keluarga ada yang
menggunakan NAPZA
KONDISI
MASYARAKAT/LINGKUNGAN
. Pasal 22:
Terhadap anak nakal hanya dapat dijatuhkan pidana atau tindakan
yang ditentukan undang-undang ini
Pasal 23
• (Ayat 2 ) Pidana pokok yang dapat dijatuhkan
kepada Anak Nakal ialah
a. Pidana penjara
b. Pidana Kurungan
c. Pidana Denda; atau
d. Pidana pengawasan
• (Ayat 3) Pidana tambahan berupa perampasan
barang-barang tertentu dan atau pembayaran
ganti rugi
Pasal 24 ayat 1
• Tindakan yang dapat dijatuhkan pada anak
nakal
a. Mengembalikan pada orang tua, wali, atau
orang tua asuh
b. Menyerahkan pada negara untuk mengikuti
pendidikan, pembinaan, dan latihan kerja, atau
c. Menyerahkan pada departemen sosial atau
organisasi sosial kemasyarakatan yang
bergerak dibidang pendidikan, pembinaan, dan
latihan kerja
UU No 23 / 2002 tentang Perlindungan Anak
Pasal 67
(1) Perlindungan khusus bagi anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya (napza) sebagaimana dimaksud dalam Pasal
59, dan terlibat dalam produksi dan distribusinya, dilakukan
melalui upaya pengawasan, pencegahan, perawatan, dan
rehabilitasi oleh pemerintah dan masyarakat.
(2) Setiap orang dilarang dengan sengaja menempatkan,
membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam
penyalahgunaan, produksi dan distribusi napza sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1).
Pasal 89
(1) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan,
membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam
penyalahgunaan, produksi atau distribusi narkotika dan/atau
psikotropika dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan
paling sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(2) Setiap orang yang dengan sengaja menempatkan,
membiarkan, melibatkan, menyuruh melibatkan anak dalam
penyalahgunaan, produksi, atau distribusi alkohol dan zat adiktif
lainnya dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan paling singkat 2 (dua) tahun dan denda paling banyak
Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan denda paling
sedikit Rp 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
UU 23 /1992 tentang Kesehatan
• Pasal 80 ayat 4
b. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan
farmasi berupa obat atau bahan obat yang tidak
memenuhi syarat farmakope Indonesia dan atau
buku standar lainnya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40 ayat (1);dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
Ekploitasi menurut UU 21/2007
tentang Perdagangan Orang
• Pasal 1 butir 7
Ekploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa
persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada pelacuran , kerja atau pelayanan
paksa, perbudakan, ataupraktek serupa
perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan
fisik, seksual,organ reproduksi, secara melawan
hukum memindahkan atau mentransplantasi organ
dan / atau jaringan tubuh atau memanfaatkan
tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak
lainuntuk mendapatkan keuntungan baik materiil
maupun immateriil
KORBAN ----------- PELAKU
• Menurut Sue Titus Reid, anak sering menjadi korban karena:
a. hidden crime
b. Viktimisasi tidak jelas
c. faktor demografis (ketidakberdayaan sosial dan ekonomi)
d. penegakan hukum
e. political will (pemerintah)
• Peranan Korban:
- Passive role - Active role
RESIDIVIST PEMULA