Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. KEHAMILAN DALAM PENJARA


1. Pengertian Kehamilan Dalam Penjara

Status adalah kedudukan seseorang dalam keluarga dan masyarakat. Status sosial wanita
adalah kedudukan wanita yang akan mempengaruhi bagaimana wanita diperlakukan,
dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan. Seorang wanita yang dijatuhi putusan
hakim dalam keadaan hamil bahkan bisa saja persalinan dijalani dalam penjara. Sebagai
bahan pertimbangan, narapidana wanita yang sedang hamil harus mendapat perhatian
karena menyangkut janin yang sedang dikandungnya, baik nutrisi maupun psikisnya.

Pelaku pidana wanita hamil dalam konsep hukum harus mempertanggung jawabkan
perbuatanya. Pemidanaan bagi wanita hamil dilembaga pemasyarakatan di Indonesia adalah
setelah keluar putusan pengadilan yang menyatakan bahwa wanita hamil tersebut bisa
langsung diproses sesuai dengan putusan tersebut.

Jaminan Kesehatan bagi narapidana wanita hamil dari lembaga permasyarakatan


bentuknya adalah Pemeriksaan rutin dari poli Kesehatan dilembaga permasyarakatan. Bahkan
pemriksaan kesehatan rutin juga berlaku bagi bayi atau anak dari narapidana Wanita hamil
tersebut.

2. Hak Narapidana Wanita Hamil dalam Lembaga Permasyarakatan

Hak narapidana wanita hamil dalam Lapas tedapat dalam LAPAS:

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya


b. Medapatkan pendidikan dan pengajaran
c. Mendapatkan pelayanan kesehtan dan makanan yang layak
d. Menyampaikan keluhan
e. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak
dilarang
f. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan
g. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum atau orang tertentu lainnya
h. Mendapatkan pengurangan masa pidana
i. Mendapatkan kesempatan berasimilasi, termasuk cuti mengunjungi keluarga
j. Mendapatkan pembebasan bersyarat
k. Mendapatkan cuti menjelang bebas
l. Mendapatkan hak-hak sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Ada juga pelaksanaan hak-hak lain narapidana wanita dilaksanakan berdasarkan


kebijakan-kebijakan masing-masing lembaga pemasyarakatan, seperti:

a. Memberikan dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan olah raga;


b. Memberikan dispensasi untuk tidak mengikuti kegiatan kerja bakti; dan
c. Memberikan dispensasi terhadap kegiatan-kegiatan yang membahayakan kesehatan
si ibu maupun kandungannya
Hak wanita dalam bidang Kesehatan baik fisik dan mental:

a. Bebas dari kematian saat melahirkan


b. Mendapatkan pelayanan dan perhatian medis.
c. Berada dalam lingkungan yang sehat
d. Pengobatan dan bebas dari penyakit
e. Perkembangan kesehatan sejak kanak-kanak

3. Peraturan Bagi Wanita Narapidana Hamil

Selama melaksanakan pembinaan, wanita narapidana hamil akan tetap ditempatkan di


Lapas sampai anak yang dikandungnya dilahirkan dan sampai berusia 2 tahun. Diatur
Peraturan Pem No. 32 Tahun 1999 pasal 20 yaitu:

(1) Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan yang sakit, hamil atau menyusui, berhak
mendapatkan makanan tambahan sesuai dengan petunjuk dokter.
(2) Makanan tambahan juga diberikan kepada Narapidana yang melakukan jenis
pekerjaan tertentu.
(3) Anak dari Narapidana wanita yang dibawa ke dalam LAPAS ataupun yang lahir di
LAPAS dapat diberi makanan tambahan atas petunjuk dokter, paling lama sampai
anak berumur 2 (dua) tahun.
(4) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud telah mencapai umur 2 (dua) tahun, harus
diserahkan kepada bapaknya atau sanak keluarga, atau pihak lain atas persetujuan
ibunya dan dibuat dalam satu Berita Acara.
(5) Untuk kepentingan kesehatan anak, Kepala LAPAS dapat menentukan makanan
tambahan berdasarkan pertimbangan dokter.

Syarat dan tata cara pelaksanaan wewenang, tugas dan tanggung jawab perawatan
tahanan

1) Pemeriksaan dilakukan paling sedikit 1x/bulan dan dicatat dalam kartu kesehatan
2) Dalam hal ada keluhan mengenai kesehatan, tenaga kesehatan Rutan/cabang atau
Lembaga Pemasyarakatan/ cabang wajib melakukan pemeriksaan thp tahanan
3) Dalam hal pemeriksaan kesehatan jika ditemukan adanya penyakit menular atau yang
membahayakan, maka tahanan tersebut wajib dirawat secara khusus
4) Perawatan khusus dilaksanakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Sesuai dalam Pasal 23 No 58 tahun 1999 dimana “Pelayanan kesehatan dapat dilakukan
diluar klinik Lembaga Pemasyarakatan dengan ijin dari instansi yang menahan dengan biaya
dari negara”

B. SINGLE PARENT
1. Pengertian Single Perent

Single parent ialah orang tua tunggal yaitu keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua
dengan anak-anak akibat perceraian / ditinggal pasangannya. Definisi lain Single parent
adalah keluarga yang mana hanya ada satu orangtua tunggal hanya ayah atau ibu yamg
memikul tugasnya sendiri sebagai kepala keluarga sekaligus ibu rumah tangga.

Menurut Deacon dan Firebough (1998) ada beberapa faktor yang mempengaruhi status
single parent yaitu:

1) Kehamilan sebelum menikah


2) Kematian suami Perpisahan / perceraian
3) Adopsi

Penyebab single parent

 Perceraian
 Kematian
 Kehamilan diluar nikah
 Bagi seorang laki-laki yang tidak mau menikah kemudian mengadopsi anak orang
lain

Kematangan Wanita yang berstatus single parent merupakan hal utama di butuhkan
dalam membesarkan serta mendidik anak-anaknya karena kematangan wanita single parent
dapat mempengaruhi caranya dalam memanajemen diri dan keluarganya terutama membuat
keluarga berkualitas

2. Manajement Wanita Single Parent

Manajement Wanita single Parent dalam Membentuk Anak yang Berkualitas yaitu:

1) Pengganti Figur orang tua yang Hilang


2) Alokasi waktu yang efektif
3) Komunikasi dengan anak harus slalu di jaga
4) Menerapkan disiplin
5) Menjaga hubungan Interpersonal dengan anak
6) Persepsi positif terhadap anak

Hal-hal yang perlu dilakukan oleh single parent

1) Keterbukaan
2) Mengisi waktu
3) Membuka diri untuk masa depan

3. Dampak Single Parent


1) Dampak Negatif
a. Perubahan perilaku anak.
Bagi seorang anak yang tidak siap ditinggalkan orang tuanya bisa mengakibatkan
perubahan tingkah laku, menjadi pemarah, berkata kasar, berbuat kasar, suka
melamun, menyakiti temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belajar
perilaku yang baik sebagaimana perilaku keluarga yang harmonis. Dampak yang
paling berbahaya bila anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak
jalanan, terpengaruh penggunaan narkoba
b. Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan sebagai janda atau
yang tidak dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
c. Psikologi anak terganggu. Anak sering mendapatkan ejekan dari teman
sepermainan sehingga anak menjadi murung, sedih. Hal ini dapat mengakibatkan
anak menjadikurang percaya diri dan kurang kreatif.
2) Dampak Positif
a. Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan terjadi
komunikasi yang berlawanan dari orang tua, misalnya ibunya mengijinkan tetapi
ayahnya melarangnya. Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah diterima penuh
karena tidak terjadi pertentangan.
b. Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusann dan tegar
c. Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal
didampingi. Terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.

4. Penanganan Single Parent

Penanganan single parent

1) Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung
anak untuk lebih bisa mengaktualisasikan diri secara positif antara lain dengan
penyaluran hobi, kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal negatif.

2) Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga lain yang
harmonis memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orangtua yang
tidakdiperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri.

3) Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua
tunggaldapat memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang
bernasib sama sehingga tidak merasa sendirian.

Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent

1) Pencegahan terjadinya kehamilan diluar rumah


2) Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi
psikologis
3) Menjaga komunikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi
4) Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi
psikologis, keuangan serta meningkatkan spiritual kepada keluarga
C. LGBT

Anda mungkin juga menyukai