Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

ROSACEA
Dokter pembimbing :
dr. Stanley Setiawan, Sp.KK

Disusun oleh :
Halia Ignatia Estelita
(NIM: 1965050063)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


PERIODE 17 JUNI 2019 – 20 JULI 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Rosascea merupakan peradangan kronik wajah
dengan karakteristik ditemukannya salah satu atau
lebih dari manifestasi klinis utama seperti flushing
(eritema fasial yang bersifat sementara), eritema
fasial sentral persisten, papul atau pustul
inflamatorik, dan telangiektasia. Rosascea sering
ditemukan pada jenis kelamin wanita daripada laki-
laki dengan perbandingan (3:1), pada usia dewasa
muda (20-35 tahun).
PENDAHULUAN
Berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan
rosasea, antara lain:
-Riwayat keluarga mengalami rosasea (genetik)
-Penyakit metabolik (diabetes, hipertensi,
dyslipidemia, penyakit jantung koroner)
-Pencetus lingkungan, seperti pajanan sinar
matahari, stress emosional, olahraga berat,
konsumsi alkohol berlebihan, obat-obatan,
penggunaan kosmetik, bahkan hingga infestasi
mikroba pada wajah seperti tungau Demodex.
PENDAHULUAN
Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Ayres Jr. dan Ayres III,
dilaporkan bahwa tungau
Demodex cenderung
berkembang biak pada kulit
yang berminyak dan jarang
dibersihkan, serta penggunaan
Demodex folliculorum
Copyright to pathologyoutlines.com berlebih produk kecantikan
berkonsistensi minyak (oily) atau
cream, memberikan kelembaban
dan ekstra nutrisi bagi
kelangsungan hidup Demodex sp.
PENDAHULUAN
Lokasi khas Demodex
folliculorum yaitu pada wajah,
antara lain pipi, hidung, dagu,
dahi, pelipis, bahkan dijumpai
juga pada daerah kepala, yaitu
pada kulit kepala, pada leher,
Demodex folliculorum
juga pada telinga.
Copyright to pathologyoutlines.com
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• Rosascea adalah sebuah inflamasi kronik kulit
dengan predileksi pada kulit bagian tengah
wajah (central face), dengan karakteristik
flushing, eritema, papul, pustul, pelebaran
pembuluh darah, phyma (penebalan dan
pelebaran kulit) yang sering terjadi pada
daerah hidung.
KLASIFIKASI
Berdasarkan kombinasi gejala klinis
rosasea yang telah disebutkan di atas,
kelainan kulit ini dapat dibagi menjadi 4
subtipe yaitu:
• Rosascea eritemato-telangiektatik
• Rosascea papulopustular
• Rosascea fimatosa
• Rosascea okular
KLASIFIKASI
DEMODEX SPECIES
• Parasit kecil hidup di folikel
rambut mamalia
• Berasal dari famili
Demodicidae, super famili
Cheyletoidea, sub kelas Acri
dari kelas Arachnida
• Terdapat 2 jspesies Demodex
yang sering ditemukan pada
tubuh manusia: D. folliculorum
Copyright to Semantic.Scholar.com
dan D. brevis
• Bagian anterior badan ada
gnothosoma (mulut),
posodoma (4 padang kaki
pendek), aktif pada malam hari
SIKLUS HIDUP DEMODEX SP.

Copyright to FleaTickRisk.com
SIKLUS HIDUP DEMODEX SP.

Copyright to ScienceDirect.com
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
• Diagnosis Rosascea ditegakkan berdasarkan:
• Gejala Klinis
• Anamnesis (usia, jenis kelamin, faktor
pencetus dan riwayat keluarga)
DIAGNOSIS BANDING
Rosascea Rosascea Papulopustular

Dermatitis Seboroik Dermatitis peri-oral

Akne Vulgaris Rosascea steroid

Lupus Eritematosus Kronik


TATALAKSANA
TATALAKSANA
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Nn. N
• Usia : 21 tahun
• Status : Belum menikah
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Mahasiwi
• Pendidikan : S1
• Suku : Batak
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Jl. Mayjen Sutoyo no. 17B
ANAMNESIS
• Keluhan Utama: Pasien mengeluh jerawat di
wajah yang tidak sembuh dengan pengobatan
jerawat semenjak 3 minggu yang lalu.

• Keluhan Tambahan: Pasien merasa kulit


tampak memerah di bagian kulit hidung,
mulut, dan pipi.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Nn. N, usia 21 tahun, datang ke Poli Kulit RSU
UKI dengan keluhan timbul jerawat pada daerah
sekitar pipi, hidung, dan mulut semenjak 3 minggu
yang lalu. Tiga minggu yang lalu pasien tidur di atas
kasur yang seprainya jarang diganti, bekas ditiduri
oleh orang lain karena pasien sempat ditempatkan di
Bekasi dan sering istirahat di tempat tidur yang
sering digunakan banyak orang. Pada awalnya,
jerawat hanya timbul pada daerah sekitar mulut,
namun lama-kelamaan semakin banyak dan
memerah hingga membentuk pustul.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Dua minggu sebelumnya pasien sempat
mengobati menggunakan krim yang diberikan
dokter kulit pasien namun jerawat tidak sembuh
malah semakin bertambah. Biasanya, pasien
mengatakan apabila menggunakan krim
jerawatnya membaik, namun kali ini tidak
terdapat perbaikan. Jerawat semakin bertambah
bila pasien berkeringat. Pasien tidak memiliki
demam dan pasien mengatakan jarang merasa
gatal, apabila timbul rasa gatal, gatal dirasakan
dengan derajat sangat ringan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat Penyakit Dahulu:
– Pasien memiliki riwayat jerawatan yang
diprovokasi dengan makanan dan aktivitas
berlebihan semenjak usia 12 tahun, yang berawal
dari dahi, kemudian setelah lulus SMA jerawat
meluas hingga ke sekitar mulut dan pipi. Jerawat
dirasakan pasien bertambah pada saat makan
coklat atau sedang stress dan berkeringat.
– Pasien memiliki kondisi kulit wajah yang
berminyak.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA,
KEBIASAAN PRIBADI DAN SOSIAL
• Riwayat Penyakit Keluarga:
– Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan sama seperti
pasien.
• Riwayat Kebiasaan Pribadi:
– Pasien mencuci wajahnya 2x sehari atau sehabis berpergian
ke luar menggunakan motor. Pasien sering melakukan
scrub semenjak 3 minggu terakhir. Tahapan pemakaian skin
care pasien setiap harinya dimulai dengan pemakaian
pelembab, sunscreen, obat jerawat, kemudian bedak
compact.
• Riwayat Kehidupan Sosial:
– Pasien merupakan seorang mahasiswi dan tidak ada
keluhan yang sama pada lingkungan tempat tinggal pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• GCS : E4M6V5

Tanda-tanda vital
• Tekanan Darah : 120/90 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• Suhu : 36,5OC
• Respirasi : 21 x/menit
STATUS GENERALIS
• Kepala : Normocephali

• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

• Leher : KGB tidak membesar

• Thorax : Dalam batas normal

• Abdomen : Dalam batas normal

• Genital : Tidak ada indikasi

• Kulit : Tampak ada gangguan pada kulit (lihat di status


dermatologis)

• Alat gerak : Akral hangat, CRT <2”, edema (+)


STATUS DERMATOLOGIS

Effloresensi: Pada regio nasolabialis, maxilaris dextra, maxilaris sinistra, tampak


papul eritem multiple berukuran miliar tersebar diskret disertai pustul multiple
berukuran miliar tersebar diskret
RESUME

Nn. N, usia 21 tahun, datang ke Poli Kulit RSU


UKI dengan keluhan utama yaitu timbul jerawat
pada daerah di sekitar pipi, hidung dan mulut sudah
sejak 3 minggu yang lalu. Tiga minggu yang lalu
pasien sempat tidur di atas kasur yang seprainya
jarang diganti dan kasur ini memang sering
digunakan banyak orang. Jerawat mulai muncul di
daerah sekitar mulut seperti bintik, lama-kelamaan
bertambah banyak menyebar ke hidung dan pipi dan
memerah hingga terbentuk pustul.
RESUME
Pasien telah mencoba mengobati dengan krim
wajah dari dokter 2 minggu SMRS namun tidak ada
perbaikan. Jerawat semakin bertamah bila pasien
berkeringat. Pasien memiliki riwayat jerawatan
yang muncul dengan makanan dan aktivitas
berlebihan semenjak usia 12 tahun. Selain itu,
pasien juga memiliki kondisi kulit wajah yang
mudah berminyak. Keluarga pasien tidak ada yang
mengalami hal yang sama seperti pasien.
RESUME

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan


umum tampak sakit sedang dengan kesadaran
compos mentis. Tekanan Darah: 120/90 mmHg,
Nadi: 88 x /menit, Suhu: 36.5 C, Respiration
Rate: 21 x/menit. Pada pemeriksaan status
generalis didapatkan hasil dalam batas normal
terkecuali pada pemeriksaan kulit didapatkan
adanya kelainan kulit.
RESUME

Pada pemeriksaan status dermatologi di


dapatkan: pada regio nasolabialis, maxilaris
dextra, maxilaris sinistra, tampak papul eritem
multiple berukuran miliar tersebar diskret
disertai pustul multiple berukuran miliar
tersebar diskret
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan parasitologi
– Ditemukan tungau dewasa dan larva Demodex
folliculorum (+) pada kerokan kulit wajah
pasien menggunakan KOH
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Ditemukan Tungau Dewasa dan Larva Demodex


folliculorum
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding:
• Rosascea Papulopustular
• Dermatitis Perioral
• Rosascea Steroid

Diagnosis Kerja:
Rosascea Papulopustular
DIAGNOSIS BANDING

Dermatitis Perioral
Copyright to DermaNetNZ.com

Rosascea Papulopustular Dermatitis Perioral


Etiologi : Genetik, Tungau Demodex Etiologi : steroid topikal atau tablet
folliculorum

UKK : papul eritem disertai pustul UKK : papul eritem disertai pustul
multiple berukuran miliar tersebar multiple
diskret
DIAGNOSIS BANDING

Copyright to OzarkDermatology

Rosascea Papulopustular Rosascea Steroid


Etiologi : Genetik, Tungau Demodex Etiologi : Topical steroid potent
folliculorum

UKK : papul eritem disertai pustul UKK :


multiple berukuran miliar tersebar
diskret
TATALAKSANA
Non-medikamentosa:
Membersihkan seprai dan kasur
tempat tidur dengan merendam di air
panas
Mencuci wajah seketika bila kulit
berminyak
Menjaga kelembaban kulit
menggunakan pelembab

Medikamentosa:
Scabimite 10g selama 3 hari berturut-
turut
PROGNOSIS

Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad sanationam : Dubia ad malam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
Ad kosmetika : Dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Anggraini YE, Pardede IT. Gambaran densitas Demodex spp pada Mahasiswa
Berjerawat di Fakultas Kedokteran Universitas Riau. J Kesehat Melayu.
2017;1(1):5-8.
2. Linuwih Sri, dkk. 2016. Skin Infections: Must Known Diseases. Malang:
Universitas Brawijaya Press.
3. Talghini, S., Reihan Shenasi, Daniel F. Fouladi dan Amir Hagigi. Demodex
folliculorum and Skin Disease: A Case Control Study. J. Med Sci. 2014;14(5):229-
234.
4. Mochtar M., Synthia ST dan Alamanda M. Demodikosis di RSUD DR. Moewardi
Surakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2015;
42(1):33-28.
5. Bikowski, JB dan James Q. Del Rosso, Demodex Dermatitis: A Retrospective
Analysis of Clinical Diagnosis and Successful Treatment with Topical Crotamiton. J
Clin Aesthetic Derm. 2009;2(1):20-25.
6. Chen W. dan G. Plewig. Human demodicosis: revisit and a proposed
classification. British Journal of Dermatology. 2014;170:1219-1225.
DAFTAR PUSTAKA

7. Picardo M., Lawrence FE dan Jerry Tan. Acne and Rosacea. Dematol Ther
(Heidelb). 2017;7(1):43-52.
8. Mikkelsen CS, Helene RH, Petra K, dkk. Rosacea: a clinical review. Dermatology
Reports. 2016;8:6387.
9. Kang S, Masayuki A, Anna LB, dkk. 2019. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th Ed. Vol. 1.
McGraw-Hill Education.
10. Menaidi, Sri Linuwin dkk. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7. Jakarta:
Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
11. British Association of Dermatologists. 2019. Peri-Oral Dermatitis. Registered
Charity No. 258474.

Anda mungkin juga menyukai