Critical Thinking
Critical Thinking
Kelompok 1 (Kelas B)
•Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti doek
Sifat darah : Encer
O
Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Gelisah, cemas, pucat
BB : 60 kg TB : 152 cm
BB sebelum hamil : 50 kg LILA : 27 cm
Vital sign
1. TD : 100/60 mmHg HR : 90 x/i
2. Temp : 36 RR : 28 x/i
3. Wajah : Pucat, tidak oedem
4. Mata : Conjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
5.Payudara : Simetris (ka/ki), aerola mammae hiperpigmentasi,
putting susu menonjol, tidak ada benjolan
PEMERIKSAAN KEBIDANAN
•Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px (31 cm) teraba
satu bagian lunak dan tidak melenting difundus
•Leopold II : Teraba satu bagian keras, panjang, dan
memapan disebelah kiri perut ibu dan bagian terkecil janin
disebelah kanan perut ibu (PuKi)
•Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba ada satu
bantalan yang mengganjal pada bagian segmen bawah rahim
•Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
DJJ : 146 x/i
TBBJ : (31-12)x155= 2945 gram
P Pukul : 11.15 wib
1) Melakukan informed concernt
2) Beritahu ibu tentang keadaan saat ini sesuai dengan hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik tetapi
terdiagnosa plasenta previa
3) Memberitahu ibu bahwa janin dalam keadaan normal
4) Memberitahu ibu untuk bedrest total 3-5 hari supaya
tidak terjadi pendarahan lagi
5) Kolaborasi dengan DSOG :
a. USG, untuk melihat plasenta previa jenis apa dan tempat
implantasinya
b. Pemberian tokolitik dan antibiotika
c. Pemberian dexametason untuk pematangan paru
d. Pemberian vit c
6) Memberikan tablet fe
7) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
genitalia
8) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang
Dari hasil diagnosa pada kasus diatas dilakukan
penegakan diagnosa dengan cara mengaitkannya dengan
critical thinking. Sebagai bidan, harus mampu berpikir
kritis dalam menegakkan diagnosa serta melakukan
penanganan. Seperti diketahui dari keluhan ibu
mengatakan ada pengeluaran darah dari kemaluan secara
tiba-tiba dan tidak ada merasakan nyeri. Ibu juga
mengatakan bahwa sudah 2 kali ganti doek sejak keluar
darah. Setelah melakukan pengkajian bidan melakukan
pemeriksaan objektif yang di dapat hasil bahwa TD:
100/60, HR: 90x/i. RR: 28x/I.
Kemudian bidan melihat konjungtiva ibu pucat dan pada
bagian genetalia mengeluarkan darah. Kemudian bidan
mendiagnosa bahwa Ny. S mengalami plasenta previa
karena dari data subjektif dan objektif mengarah kepada
plasenta previa. Bidan memberikan asuhan kepada Ny. S
dan melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn. Jika bidan
tidak mampu berpikir kritis dan salah menegakkan
diagnose maka penatalaksanaan pada Ny. S juga akan salah
tidak sesuai dengan diagnose.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang
sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis
telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir
kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri,
berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Sebagai bidan atau tenaga kesehatan, kita dituntut untuk
selalu berpikir kritis untuk menangani pasien. Dalam hal ini,
kritis yang dimaksud harus tetap berada dalam jalur yang ada
sesuai dengan tugas dan peran bidan.
Saran penulis, sebagai tenaga kesehatan, bidan
sedapat mungkin harus selalu berpikir kritis dalam
penanganan pasien tentunya tetap beracuan pada
tugas dan peran bidan itu sendiri.
TERIMA KASIH