Anda di halaman 1dari 17

Disusun Oleh

Kelompok 1 (Kelas B)

 Alnia Nafiri Br.Sembiring


 Ani Nurdiana
Dameria Marpaung
Debby Pratiwi
Critical Thinking dalam Asuhan
Kebidanan
 Berpikir kritis merupakan upaya refleksi diri, evaluasi diri
terhadap nilai, keputusan yang diambil sehingga hasil
refleksi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Lai
Emily, 2011; Jefford et al, 2011)
 Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten,
atau masalah yang dilakukan oleh pemikir secara aktif dan
terampil secara konseptual dan memaksakan standar yang
tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga diartikan
sebagai proses berfikir secara aktif dalam menerapkan,
menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi informasi
yang dikumpulkan dan atau dihasilkan melalui observasi,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai
acuan dalam meyakini suatu konsep dan atau dalam
melakukan tindakan.
Manfaat/Dampak Berfikir Kritis
 Menimbulkan pertanyaan penting terkait topik/masalah yang
sedang difikirkan, kemudian dapat merumuskan masalah
dengan jelas dan tepat
 Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan,
menggunakan ide-ide abstrak untuk menafsirkan secara efektif
terkait kesimpulan yang beralasan dan solusi pemecahan
masalah, menguji alternatif pemecahan masalah terhadap
kriteria dan standar yang relevan
 Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran alternatif, mampu
mengakui dan menilai setiap permasalahan dengan asumsi yang
beralasan, dapat menimbulkan implikasi, dan konsekuensi
praktis
 Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari
tahu solusi untuk masalah yang kompleks.
Manfaat/Dampak Berfikir Kritis
Bidan
Berpikir kritis memungkinkan bidan untuk
memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan data yang ia
dapatkan, mampu mempertimbangkan alternatif, sehingga
asuhan kebidanan dan perawatan klien berkualitas tinggi
dan berpikir reflektif berarti bidan bukan hanya menerima
laporan dan tugas melakukan asuhan kebidanan lanjutan
tanpa pemahaman yang signifikan dan evaluasi (Mottola,
2001)
Berpikir kritis berdampingan dengan berpikir kreatif,
artinya kemampuan berpikir seorang bidan untuk
membuat hubungan yang baru dan yang lebih berguna
dari informasi yang sebelumnya sudah diketahui oleh
bidan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DENGAN PLASENTA PREVIA

Tanggal : 07 Maret 2018 Pukul : 11.00 wib


S
IDENTITAS
Nama : Ny. S Nama : Tn. J
Umur : 29 tahun Umur : 32 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerja :Wiraswasta
Alamat : Jl.Bunga Suplir III Alamat : Jl.Bunga Suplir III
ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)

•Riwayat kunjungan saat ini : Kunjungan ulang

•Keluhan : Ibu mengatakan ada darah dari kemaluan secara tiba-tiba


dan tidak ada merasakan nyeri. Ibu juga mengatakan bahwa sudah 2
kali ganti doek sejak keluar darah.

•Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti doek
Sifat darah : Encer
O
Keadaan umum
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Gelisah, cemas, pucat
BB : 60 kg TB : 152 cm
BB sebelum hamil : 50 kg LILA : 27 cm
Vital sign
1. TD : 100/60 mmHg HR : 90 x/i
2. Temp : 36 RR : 28 x/i
3. Wajah : Pucat, tidak oedem
4. Mata : Conjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
5.Payudara : Simetris (ka/ki), aerola mammae hiperpigmentasi,
putting susu menonjol, tidak ada benjolan
PEMERIKSAAN KEBIDANAN
•Leopold I : TFU pertengahan pusat dan px (31 cm) teraba
satu bagian lunak dan tidak melenting difundus
•Leopold II : Teraba satu bagian keras, panjang, dan
memapan disebelah kiri perut ibu dan bagian terkecil janin
disebelah kanan perut ibu (PuKi)
•Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba ada satu
bantalan yang mengganjal pada bagian segmen bawah rahim
•Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP
DJJ : 146 x/i
TBBJ : (31-12)x155= 2945 gram
P Pukul : 11.15 wib
1) Melakukan informed concernt
2) Beritahu ibu tentang keadaan saat ini sesuai dengan hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik tetapi
terdiagnosa plasenta previa
3) Memberitahu ibu bahwa janin dalam keadaan normal
4) Memberitahu ibu untuk bedrest total 3-5 hari supaya
tidak terjadi pendarahan lagi
5) Kolaborasi dengan DSOG :
a. USG, untuk melihat plasenta previa jenis apa dan tempat
implantasinya
b. Pemberian tokolitik dan antibiotika
c. Pemberian dexametason untuk pematangan paru
d. Pemberian vit c
6) Memberikan tablet fe
7) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan
genitalia
8) Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang
Dari hasil diagnosa pada kasus diatas dilakukan
penegakan diagnosa dengan cara mengaitkannya dengan
critical thinking. Sebagai bidan, harus mampu berpikir
kritis dalam menegakkan diagnosa serta melakukan
penanganan. Seperti diketahui dari keluhan ibu
mengatakan ada pengeluaran darah dari kemaluan secara
tiba-tiba dan tidak ada merasakan nyeri. Ibu juga
mengatakan bahwa sudah 2 kali ganti doek sejak keluar
darah. Setelah melakukan pengkajian bidan melakukan
pemeriksaan objektif yang di dapat hasil bahwa TD:
100/60, HR: 90x/i. RR: 28x/I.
Kemudian bidan melihat konjungtiva ibu pucat dan pada
bagian genetalia mengeluarkan darah. Kemudian bidan
mendiagnosa bahwa Ny. S mengalami plasenta previa
karena dari data subjektif dan objektif mengarah kepada
plasenta previa. Bidan memberikan asuhan kepada Ny. S
dan melakukan kolaborasi dengan dokter obgyn. Jika bidan
tidak mampu berpikir kritis dan salah menegakkan
diagnose maka penatalaksanaan pada Ny. S juga akan salah
tidak sesuai dengan diagnose.
Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan yang
sangat esensial untuk kehidupan, pekerjaan, dan berfungsi
efektif dalam semua aspek kehidupan lainnya. Berpikir kritis
telah lama menjadi tujuan pokok dalam pendidikan sejak
1942. Keterampilan kongnitif yang digunakan dalam berpikir
kualitas tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri,
berpikir ulang, oposisi, tantangan dan dukungan.
Sebagai bidan atau tenaga kesehatan, kita dituntut untuk
selalu berpikir kritis untuk menangani pasien. Dalam hal ini,
kritis yang dimaksud harus tetap berada dalam jalur yang ada
sesuai dengan tugas dan peran bidan.
Saran penulis, sebagai tenaga kesehatan, bidan
sedapat mungkin harus selalu berpikir kritis dalam
penanganan pasien tentunya tetap beracuan pada
tugas dan peran bidan itu sendiri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai