PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data
objektif pada akseptor KB.
3. Mahasiswa mampu menginterprestasikan data dan menetukan diagnosa
masalah pada akseptor KB.
4. Mahasiswa mampu menegakkan masalah potensial dan tindakan segera
pada akseptor KB.
5. Mahasiswa mampu menyusun dan melaksanakan perencanaan asuhan
secara menyeluruh terhadap akseptor KB.
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan yang telah dilaksanakan
terhadap akseptor KB
7. Melakukan pengkajian kepada keluarga tentang menopause.
8. Menentukan masalah dan diagnose potensial apa yang terjadi pada
keluarga
9. Menentukan antisipasi masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
No. Register :
Pendidikan : SD / SD
Pekerjaan : IRT/PETANI
3
Data biologis
Riwayat ginekologi
Riwayat reproduksi
Menarche : 15 thn
Dismenorhoe : –
Riwayat KB
4
Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan Eliminasi
Kebutuhan istirahat
Pemeriksaan fisik
KU ibu baik
BB : 56 kg, TB : 160 cm
5
TTV :
TD : 120/70 mmHg
N : 82 x/i
S : 36,5 oC
R : 24 x/i
Kepala dan rambut : Rambut berwarna hitam dan ikal, kulit kepala nampak bersih,
rambut tidak mudah rontok, tidak ada massa dan nyeri tekan
Hidung : Simetris kiri dan kanan tidak ada sekret dan polip
Mulut dan gigi : Gigi nampak bersih dan tidak ada caries, gusi berwarna
merah muda, mukosa bibir nampak lembab.
Ekstremitas : Simetris kiri dan kanan, tidak oedema, tidak ada varice,
refleks patalla (+)
6
Data psikologis / sosial
1) Ibu belum ada rencana hamil lagi
2) Hubungan klien dengan suami dalam keluarga baik
3) Pengambilan keputusan dilakukan bersama suami
DO :–
Kecemasan
DO : – TTV
7
S : 36,5 Oc R : 24x/i
1) Perubahan yang tidak normal yang terjadi pada diri seseorang yang
tidak biasa dialami sebelumnya akan menimbulkan rasa kawatir dan
cemas
2) Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB suntikan 3 bulan dan
kegagalan kontrasepsi menimbulkan kekawatiran yang diekspresikan
dengan perasaan cemas.
Tujuan :
Kriteria :
8
Rencana tindakan :
Rasional : Agar hubungan antara ibu dan bidan lebih arab dan
terbuka
Beri penjelasan pada ibu tentang manfaat, kegunaan dan efek samping dari
alkon
9
Memberi penjelasan pada ibu tentang manfaat, kegunaan dan efek samping
dari alkon
Hasil : ibu yakin akan alkon yang akan digunakan dan tidak
menggantinya dengan alkon yang lain
TTV ibu :
TD : 120/70
N : 82 x/i
S : 36,50C
R : 24 x/i
Ibu bersedia datang ke klinik jika masa nifasya sudah mencapai 40 hari.
10
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
BERENCANA (SOAP)
No. Register :
Pendidikan : SD / SD
Pekerjaan : IRT/PETANI
DATA SUBJEKTIF ( S )
KU ibu baik
11
TTV:
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/i
S : 36,5 oc
P : 24 x/i
BB : 56 kg , TB : 160 cm
ASSESMENT (A)
PLANNING ( P )
Memberi penjelasan pada ibu tentang manfaat, kegunaan dan efek samping
dari alkon
12
o Tidak berpengaruh terhadsap ASI
Kerugian
o BB bertambah
o Gangguan pada siklus haid
o Sakit kepala
o keputihan
Menganjurkan pada ibu bahwa setelah disuntik bekas suntikan jangan di massase
Menganjurkan ibu datang ulang pada jadwal yang telah ditentukan yaitu
tanggal 29 – 12 - 2011
13
2.2 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
2.2.1 KONSEP KELUARGA
Keluarga (bahasa Sanskerta: "keluarga"; "ras" dan "warga" yang berarti
"anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah(Wikipedia, 2009). Menurut Departemen
Kesehatan RI ( 2009 ), keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan menurut Salvicion dan Ara Celis (2005),
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
1. Struktur Keluarga
14
2. Ciri-Ciri Keluarga
15
2) Peran Ibu Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peran mengurus rumah tangga pengasuh anak-
anaknya dan sebagai satu kelompok dari peran sentral darianggota
masyarakat dan pencari nafkah
3) Peran Anak Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai
tingkat perkembangan baik,fisik, mental, social , dan spiritual.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1) Fungsi pengaturan seksual. Yaitu keluarga merupakan wadah sah
baik ditinjau dari agama maupun maryarakat dalam pengetahuan
dan pemuasan keinginan seksual.
2) Fungsi Reproduksi Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan
anggota baru sebagai penerus keturunan.
3) Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan Yaitu memberikan
perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4) Fungsi Pendidikan Yaitu keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama karena anak-anak mengenal
pendidikan sejak lahir.
5) Fungsi Sosialisasi Yaitu individu atau anggota
keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan tingkah laku
dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
6) Fungsi Toleran dan Efektif Yaitu apabila rasa cinta kasih saying
dalam keluarga dapat dirasakan oleh semua anggota maka
anggota keluarga akan merasakan kesenangan kegembiraan dan
ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah maka
keluarga merupakan tempat rekreasi bagi anggota keluarga.
7) Fungsi Ekonomi. Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil
ekonomi terutama orang tua sedangkan anggota keluarga yang
lain atau anak berfungsi sebagai konsumen.
8) Fungsi Status Sosial Yaitu suatu dasar yang menunjukan
kedudukan atau status bagi anggota nya
16
6. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
17
Dalam fase ini anak sangat stress terhadap pengaruh lingkungan
dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan,norma-norma agama, norma-norma social budaya dan
sebagainya.
5) Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol
tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja Tahap ini adalah tahap yang
paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan.Komunikasi dan
saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7) Tahap melepaskan anak ke masyarakat Setelah melalui tahap
remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka
tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam
memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak
akan memulai kehidupan berumah tangga.
8) Tahap berdua kembali Setelah anak besar dan menempu
kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua
saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa sepi,dan bila tidak dapat
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9) Tahap masa tua Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua
orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang
fana ini.
8. Gambaran Keluarga Sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan sejahtera. Pelayanan kebidanan komunitas
18
adalah bagian upaya kesehatan keluarga. Keluarga sehat adalah
kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga sejahtera (Syahlan,
1996). Gambaran keluarga sehat dapat dikemukaan sebagai berikut :
1) Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun
sosial.
2) Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit
pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah
satu anggota keluarga.
3) Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
4) Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
5) Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data
wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisis keluarga,
keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama,
status kesehatan, serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan
bidan yang bekerja di bidang komunitas tergantung pada
peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan
anak dalam keluarga. Menurut Undang-Undang No. 12 tentang
Kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri,
anak dan anggota keluarga lainnya. Didalam kesehatan keluarga,
kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa kehamilan
(masa interval) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak
dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak di kandungan,
masa bayi, masa balita, dan masa pra sekolah.
19
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien (Simatupang E.J, 2012, hal.7). Asuhan kebidanan adalah penerapan
fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan
kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah kebidanan (kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi
wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat). ( Blogspot.2011). Tahapan
dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010) Proses manajemen
kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan dimulai
dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.
Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai
dalam segala situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :
1. Langkah I Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan,
langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi
masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data
dasar meliputi pengumpulan data dan pengolahan.
a) Pengumpulan data Dalam pengumpulan data mencari dan menggali
data/fakta atau informasi baik dari klien, keluarganya maupun tim
kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi :
1) Wawancara Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang
dilakukan antara bidan dan klien, keluarga maupun tim medis
lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua keluhan klien
tentang masalah yang dimiliki.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik Pada saat observasi dilakukan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik
dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
b) Pengolahan data Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar
maka selanjutnya dikelompokkan dalam :
20
1) Data subyektif Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat
penyakit, riwayat menstruasi, riwayat persalinan, riwayat nifas
dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar
belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta
keadaan psikososial.
2) Data obyektif Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat
badan, tanda-tanda vital dan keadaan fisik obstetri.
3) Data penunjang Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Langkah II Merumuskan diagnosa/masalah actual
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan
berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam
menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional
sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang
ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.
3. Langkah III Merumuskan diagnose/masalah potensial Bab ini
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien
jika tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui
pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin
terjadi bila tidak segera ditangani dapat membawa dampak yang lebih
berbahaya sehingga mengancam kehidupan klien.
4. Langkah IV Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter
kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita gawat darurat yang
membutuhkan kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang
lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap ini, bidan dapat melakukan
tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi
untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan
mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan selanjutnya
yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Bila
klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap
kelima.
21
5. Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Mengembangkan
tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga
mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang
didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya
sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya
boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.
6. Langkah VI. Impelementasi Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan
oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus
bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi maupun
kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
7. Langkah VII. Evaluasi Langkah akhir manajemen kebidanan adalah
evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
1. Bagi keluarga
a. Sebaiknya keluarga mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi
masa menopause
b. Sebaiknya keluarga lebih memperhatikan tentang bagaimana
menghadapi masa menopause.
23
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola asuhan
kebidanan komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada
dengan keadaan yang ada di lapangan.
3. Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan dharapkan mengingat
langkah-langkah yang sudah ditetapkan dan tetap mempertahankan jalinan
komunikaasi dalam upaya menjamin kerjasama antara petugas dank lien
untuk keberhasilan asuhan yang diberikan
4. Bagi klien harus bisa mengingat jadwal kembali untuk melakukan
suntikan ulang
24
DAFTAR PUSTAKA
https://nurulmuhtad.wordpres.com/2017/10/29/asuhan-kebidanan-keluarga-
berencana-komprehensif
https://docplayer.info/38894745-pendokumentasian-asuhan-kebidanan-
komunitas-di-keluarga.html
25