Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Seperti yang kita ketahui Indonesia merupakan negara yang termasuk


memiliki kepadatan penduduk terbanyak di dunia. Hal ini disebabkan
salahsatunya adalah karena Negara Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang
begitu tinggi sehingga terjadilah kepadatan penduduk kepadatan penduduk
tersebut tentu saja menjadi suatu masalah bagi Negara Indonesia yang perlu
diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih atau
diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan
penduduk tersebut dengan cara melakukan program keluarga berencana atau
dikenal dengan singkatan kb

Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan


komunitas dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang
dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di
dalam keluarga dan masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu
berada dalam kondisi kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan
komunitas termasuk di dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang
kesehatan, pemeliharaan kesehatan lansia, pengobatan sederhana bagi ibu
dan balita, perbaikan gizi keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan
persalinan serta pelayanan KB. Yang menjadi sasaran kebidanan komunitas
yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin, nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak
pra sekolah, remaja), keluarga (wanita dengan gangguan systemreproduksi),
masyarakat. Yang menjadi sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga

1
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor KB.
2. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data
objektif pada akseptor KB.
3. Mahasiswa mampu menginterprestasikan data dan menetukan diagnosa
masalah pada akseptor KB.
4. Mahasiswa mampu menegakkan masalah potensial dan tindakan segera
pada akseptor KB.
5. Mahasiswa mampu menyusun dan melaksanakan perencanaan asuhan
secara menyeluruh terhadap akseptor KB.
6. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan yang telah dilaksanakan
terhadap akseptor KB
7. Melakukan pengkajian kepada keluarga tentang menopause.
8. Menentukan masalah dan diagnose potensial apa yang terjadi pada
keluarga
9. Menentukan antisipasi masalah

1.3 Manfaat Penulisan


1. Bagi BPS
Dapat meningkatkan pelayanan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan pada klien akseptor KB dan Keluarga.
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu memberikan dan melaksanakan asuhan kebidanan
pada akseptor KB dan Keluarga sesuai dengan kebutuhan dan masalahnya
secara komprehensif serta sesuai dengan teori yang ada.
3. Bagi Klien / Masyarakat
Agar masyarakat dan klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA ASEPTOR KB

Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Komprehensif Pada Ny “ M ” Calon


Akseptor Kb Suntikan 3 Bulan di Pkm Samaenre Sinjai Selatan

No. Register :

Tanggal partus : 29 – 09 - 2010, pukul 08.55 wita

Tanggal pengkajian : 27 – 10 – 2010, pukul 10.10 wita

2.1.1 LANGKAH I IDENTITAS DATA DASAR

Identitas klien / suami

Nama : Ny “H”/ Tn“R”

Umur : 25 thn / 25 thn

Nikah/ lamnya : 1 kali

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam /Islam

Pendidikan : SD / SD

Pekerjaan : IRT/PETANI

Alamat : Jl. Lampaso

3
 Data biologis

Keluhan utama : ibu ingin menjadi akseptor KB

Riwayat keluhan utama :

Ibu mengatakan melahirkan tanggal 29 – 9 - 2010, pukul 08.55 wita Ingin


menjadi akseptor KB

Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang

1) Tidak ada riwayat penyakit jantung, DM, hiprtensi


2) Ibu tidak pernah menderita penyakit kelamin
3) Ibu tidak pernah dioperasi
4) Ibu tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol, obat-obatan dan
rokok
5) Ibu tidak ada riwayat penyakit menular dan keturunan

Riwayat ginekologi

1) Tidak pernah menderita PMS


2) Tidak pernah mengalami gangguan haid sebelumnya
3) Tidak ada riwayat infeksi pada organ reproduksi

Riwayat reproduksi

Menarche : 15 thn

Siklus haid : 28-30 hari

Lamanya : 5-7 hari

Dismenorhoe : –

Riwayat KB

Ibu tidak pernah menjadi akseptor KB sebelumnya

4
Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar

Kebutuhan nutrisi

Pola makan : Nasi, Ikan, sayur

Makan : 3 kali sehari

Minum : 6-8 gelas/hari

Kebutuhan Eliminasi

BAB : 1 kali sehari

BAK : 4-5 kali sehari

Kebutuhan istirahat

Tidur siang 1-2 jam perhari

Tidur malam 7-8 jam

Kebutuhan personal hygiene

Penampilan ibu bersih

Mandi 2 kali sehari dengan memakaai sabun

Sikat gigi 3 kali sehari deengan menggunakan pasta gigi

Cuci rambut 3 kali dalam seminggu

Ganti pakaian setiap selesai mandi atau setiap kali basah

Pemeriksaan fisik

KU ibu baik

BB : 56 kg, TB : 160 cm

5
TTV :

TD : 120/70 mmHg

N : 82 x/i

S : 36,5 oC

R : 24 x/i

Inspeksi, Palpasi, Auskultasi Dan Perkusi

Kepala dan rambut : Rambut berwarna hitam dan ikal, kulit kepala nampak bersih,
rambut tidak mudah rontok, tidak ada massa dan nyeri tekan

Muka : Ekspresi wajah tampak cemas dan tidak ada oedema

Mata : konjungtiva merah muda dan sclera tidak ikterus

Hidung : Simetris kiri dan kanan tidak ada sekret dan polip

Mulut dan gigi : Gigi nampak bersih dan tidak ada caries, gusi berwarna
merah muda, mukosa bibir nampak lembab.

Telinga : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran


vena jugularis dan arteri carotis

Payudara : Simetris kiri dan kanan,putting susu terbentuk, tidak ada


benjolan dan nyeri tekan

Abdomen : Tidak ada benjolan

Genetalia : Tidak ada kelainan pada alat genetalia dan anus

Ekstremitas : Simetris kiri dan kanan, tidak oedema, tidak ada varice,
refleks patalla (+)

6
 Data psikologis / sosial
1) Ibu belum ada rencana hamil lagi
2) Hubungan klien dengan suami dalam keluarga baik
3) Pengambilan keputusan dilakukan bersama suami

2.1.2 LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAKGNOSA / MASALAH AKTUAL

Diagnosa : Calon akseptor KB suntikan Depo progestin

Masalah aktual : Kecemasan

Akseptor KB suntikan Depo progestin

DS :-Ibu mengatakan melahirkan tanggal 29-9- 2010, Pukul 08.55 Wit

-Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi


sebelumnya

DO :–

Analisa dan intrerpretasi data

Dari tanggal 29 – 9 - 2010 sampai 27 Oktober 2010, ibu belum bisa


menjadi aseptor KB kecuali pada masa nifas 40 hari, maka ibu bisa
menjadi aseptor KB. Oleh karna itu masa nifas belum mencapai 40 hari
jadi ibu masih dikatakan sebagai calon aseptor KB

Kecemasan

DS : - Ibu belum pernah menjadi akseptor KB sebelumnya Ibu merasa


takut dan cemas akan kegagalan kontrasepsi

DO : – TTV

TD : 120/ 70 mmHg N : 82 x/i

7
S : 36,5 Oc R : 24x/i

Ekspresi wajah ibu tampak cemas

Analisa dan interpretasi data

1) Perubahan yang tidak normal yang terjadi pada diri seseorang yang
tidak biasa dialami sebelumnya akan menimbulkan rasa kawatir dan
cemas
2) Kurangnya pengetahuan ibu tentang KB suntikan 3 bulan dan
kegagalan kontrasepsi menimbulkan kekawatiran yang diekspresikan
dengan perasaan cemas.

2.1.3 LANGKAH III ANTISIPASI EMERGENCY / KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang

2.1.4 LANGKAH IV TINDAKAN EMERGENCY / KOLABORASI

Tidak ada yang mendukung perlunya tindakan segera

2.1.5 LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

Diagnosa : Calon akseptor KB suntikan Depo progestin

Tujuan :

1) Pemberian pelayanan KB terlaksana


2) Kecemasan teratasi

Kriteria :

1) Keadaan ibu baik


2) Ibu bersedia menjadi akseptor KB
3) Ibu Nampak tenang

8
Rencana tindakan :

Tanggal 27 – 10 - 2010, pukul 10.15 Wita

Ciptakan hubungan yang baik antara ibu dan bidan

Rasional : Agar hubungan antara ibu dan bidan lebih arab dan
terbuka

Beri penjelasan pada ibu tentang manfaat, kegunaan dan efek samping dari
alkon

Rasional : Agar ibu dapat mengerti manfaat, kegunaan dan


efek samping dari alkon

Yakinkan ibu akan efektifitas alkon yang akan digunakan

Rasional : Agar ibu dapat mengerti dan memilih alkon yang


baik digunakan

Anjurkan ibu datang ke klinik jika merasa nifasnya sudah mencapai 40


hari

Rasional : Agar klien tahu kapan ia bisa ber KB

Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

Rasional : Untuk mengurangi kerja jantung

2.1.6 LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 27-10-2010,pukul 10.20 wita

Menciptakan hubungan yang baik antara ibu dan bidan

Hasil : ibu mau mengungkapkan masalahnya pada bidan

9
Memberi penjelasan pada ibu tentang manfaat, kegunaan dan efek samping
dari alkon

Hasil : ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

Meyakinkan ibu akan efektifitas alkon yang akan digunakan

Hasil : ibu yakin akan alkon yang akan digunakan dan tidak
menggantinya dengan alkon yang lain

Menganjurkan ibu datang ke klinik jika masa nifasnya sudah mencapai 40


hari

Hasil : ibu mengerti dan bersedia melakukannya

Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup

Hasil : ibu bersedia melakukannya

2.1.7 LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 27-10-2010, pukul 10.25 Wita

Keadaan ibu baik ( Composmentis )

TTV ibu :

TD : 120/70

N : 82 x/i

S : 36,50C

R : 24 x/i

Ibu bersedia datang ke klinik jika masa nifasya sudah mencapai 40 hari.

10
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
BERENCANA (SOAP)

No. Register :

Tanggal partus : 29 – 09 - 2010, pukul 08.55 wita

Tanggal pengkajian : 27 – 10 – 2010, pukul 10.10 wita

Identitas klien / suami

Nama : Ny “H”/ Tn“R”

Umur : 25 thn / 25 thn

Nikah/ lamnya : 1 kali

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam /Islam

Pendidikan : SD / SD

Pekerjaan : IRT/PETANI

Alamat : Jl. Lampaso

DATA SUBJEKTIF ( S )

1) Ibu ingin menjadi akseptor suntikan 3 bulan


2) Ibu ingin menjarangkan kehamilan
3) Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya
4) Ibu merasa takut dan cemas akan kegagalan kontrasepsi

DATA OBJEKTIF (O)

KU ibu baik

11
TTV:

TD : 120/80 mmHg

N : 82 x/i

S : 36,5 oc

P : 24 x/i

BB : 56 kg , TB : 160 cm

Ekspresi wajah tampak cemas

ASSESMENT (A)

Diagnosa : calon kaseptor KB suntikan depo progestin

Masalah aktual : kecemasan

PLANNING ( P )

Memberi penjelasan pada ibu tentang manfaat, kegunaan dan efek samping
dari alkon

Hasil : ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan

Memberitahu ibu semua prosedur tindakan yang akan dilakukan

Hasil : ibu mengerti

Menjelaskan pada ibu tentang

1) Keuntungan dan kerugian depo progestin 150 Mg


Keuntungan
o Pencegahan kehamilan yang panjang
o Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami istri
o Sangat efektif
o Sedikit efek samping

12
o Tidak berpengaruh terhadsap ASI

Kerugian

o BB bertambah
o Gangguan pada siklus haid
o Sakit kepala
o keputihan

Menganjurkan pada ibu bahwa setelah disuntik bekas suntikan jangan di massase

Melakukan informed consent sebelum menyuntik

Hasil : ibu sudah setuju untuk disuntik

Memberikan suntikan depo progestin 150 Mg secara IM

Hasil : ibu telah disuntik KB depo progestin seecara IM pada daerah


bokong ibu 1/3 SIAS

Menganjurkan ibu untuk datang kapan saja jika mendapatkan masalah


gangguan kesehatan dengan alat kontrasepsi

Hasil : ibu bersedia datang

Menganjurkan ibu datang ulang pada jadwal yang telah ditentukan yaitu
tanggal 29 – 12 - 2011

Hasil : ibu mengerti dan bersedia datang kembali

13
2.2 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA KELUARGA
2.2.1 KONSEP KELUARGA
Keluarga (bahasa Sanskerta: "keluarga"; "ras" dan "warga" yang berarti
"anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah(Wikipedia, 2009). Menurut Departemen
Kesehatan RI ( 2009 ), keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. Sedangkan menurut Salvicion dan Ara Celis (2005),
keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan.
1. Struktur Keluarga

Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :

1) Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam


keluarga adalah dipihak ayah.
2) Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam
keluarga adalah dipihak ibu.
3) Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah
ayah dan ibu
4) Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
5) Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar
bagi pembinaan keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suatu
atau istri.

14
2. Ciri-Ciri Keluarga

Ciri-ciri struktur keluarga menurut Anderson Carter :

1) Terorganisasi Adalah saling berhubungan, saling ketergantungan


antara anggota keluarga.
2) Ada keterbatasan Adalah setiap anggota memiliki kebebasan
tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
3) Ada perbedaan dan kekhususan Adalah setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
3. Bentuk-Bentuk Keluarga
4) Nuclear Family (keluarga inti) Adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak.
5) Extendet Family (Keluarga Besar) Adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara misalnya: nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
6) Serial Family (Keluarga Berantai) Adalah keluarga yang terdiri
dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 2x dan merupakan
satu keluarga inti.
7) Single Family (Keluarga Duda atau Janda) Adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian.
8) Composite Family (Keluarga Berkomposisi) Adalah keluarga
yang perkawinannya berpoligami atau hidup bersama.
9) Cahibitation Family (Keluarga habitas) Adalah dua orang yang
menjadi satu keluarga.
4. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
1) Peran Ayah. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-
anaknya berperan mencari nafkah, pendidikan, perlindungan dan
member rasa aman sebagai kepala keluarga, sebagai kelompok
masyarakat.

15
2) Peran Ibu Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peran mengurus rumah tangga pengasuh anak-
anaknya dan sebagai satu kelompok dari peran sentral darianggota
masyarakat dan pencari nafkah
3) Peran Anak Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai
tingkat perkembangan baik,fisik, mental, social , dan spiritual.
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
1) Fungsi pengaturan seksual. Yaitu keluarga merupakan wadah sah
baik ditinjau dari agama maupun maryarakat dalam pengetahuan
dan pemuasan keinginan seksual.
2) Fungsi Reproduksi Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan
anggota baru sebagai penerus keturunan.
3) Fungsi Perlindungan dan Pemeliharaan Yaitu memberikan
perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
4) Fungsi Pendidikan Yaitu keluarga merupakan lingkungan
pendidikan yang pertama dan utama karena anak-anak mengenal
pendidikan sejak lahir.
5) Fungsi Sosialisasi Yaitu individu atau anggota
keluargamempelajari kebiasaan ide-ide nilai dan tingkah laku
dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
6) Fungsi Toleran dan Efektif Yaitu apabila rasa cinta kasih saying
dalam keluarga dapat dirasakan oleh semua anggota maka
anggota keluarga akan merasakan kesenangan kegembiraan dan
ketentraman sehingga mereka akan kerasan tinggal dirumah maka
keluarga merupakan tempat rekreasi bagi anggota keluarga.
7) Fungsi Ekonomi. Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil
ekonomi terutama orang tua sedangkan anggota keluarga yang
lain atau anak berfungsi sebagai konsumen.
8) Fungsi Status Sosial Yaitu suatu dasar yang menunjukan
kedudukan atau status bagi anggota nya

16
6. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya
2) Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
3) Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4) Sosialisasi antar anggota keluarga.
5) Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6) Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7) Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang
lebih luas.
8) Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga

7. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga


Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai
berikut :
1) Tahap pembentukan kelurga Tahap ini dimulai dari pernikahan,
yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
2) Tahap menjelang kelahiran anak Tugas keluarga yang utama
untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus,
melahirkan ank merupakan kebanggan bagi keluarga yang
merupakan saat-saat yang dinantikan.
3) Tahap menghadapi bayi Dalam hal ini keluarga mengasuh,
mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak karena
pada tahap ini bayi kehidupannya sangat tergantung pada kedua
orang tuanya dan kondisinya masih sangat lemah.
4) Tahap menghadapi anak pra sekolah Pada tahap ini anak sudah
mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan
teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan,
karena tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih.

17
Dalam fase ini anak sangat stress terhadap pengaruh lingkungan
dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan norma-norma
kehidupan,norma-norma agama, norma-norma social budaya dan
sebagainya.
5) Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untuk mempersiapkan masa
depannya.Membiasakan anak belajar secara teratur, mengontrol
tugas-tugas sekolah anak, dan meningkatkan pengetahuan umum
anak.
6) Tahap menghadapi anak remaja Tahap ini adalah tahap yang
paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari identitas
diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri
tauladan dari kedua orang tua sangat diperlukan.Komunikasi dan
saling pengertian antara kedua orang tua dengan anak perlu
dipelihara dan dikembangkan.
7) Tahap melepaskan anak ke masyarakat Setelah melalui tahap
remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya, maka
tahap selanjutnya adalah melepaskan anak kemasyarakat dalam
memulai kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak
akan memulai kehidupan berumah tangga.
8) Tahap berdua kembali Setelah anak besar dan menempu
kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggalah suami istri berdua
saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa sepi,dan bila tidak dapat
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9) Tahap masa tua Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua
orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang
fana ini.
8. Gambaran Keluarga Sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan sejahtera. Pelayanan kebidanan komunitas

18
adalah bagian upaya kesehatan keluarga. Keluarga sehat adalah
kondisi yang mendorong terwujudnya keluarga sejahtera (Syahlan,
1996). Gambaran keluarga sehat dapat dikemukaan sebagai berikut :
1) Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun
sosial.
2) Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit
pelayanan kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah
satu anggota keluarga.
3) Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
4) Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
5) Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data
wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisis keluarga,
keadaan sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama,
status kesehatan, serta masalah ibu dan anak balita. Keberhasilan
bidan yang bekerja di bidang komunitas tergantung pada
peningkatan kesehatan ibu dan anak balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan
anak dalam keluarga. Menurut Undang-Undang No. 12 tentang
Kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri,
anak dan anggota keluarga lainnya. Didalam kesehatan keluarga,
kesehatan istri mencakup kesehatan masa pra kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa kehamilan
(masa interval) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak
dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak di kandungan,
masa bayi, masa balita, dan masa pra sekolah.

2.2.2 Manajemen / asuhan kebidanan pada keluarga


Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam

19
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada
klien (Simatupang E.J, 2012, hal.7). Asuhan kebidanan adalah penerapan
fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan
kepada klien yang memiliki kebutuhan atau masalah kebidanan (kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi
wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat). ( Blogspot.2011). Tahapan
dalam Manajemen Asuhan Kebidanan (Varney, 2010) Proses manajemen
kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan dimulai
dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan.
Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai
dalam segala situasi. Langkah tersebut sebagai berikut :
1. Langkah I Identifikasi Data Dasar
Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan,
langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi
masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data
dasar meliputi pengumpulan data dan pengolahan.
a) Pengumpulan data Dalam pengumpulan data mencari dan menggali
data/fakta atau informasi baik dari klien, keluarganya maupun tim
kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam
pengumpulan data meliputi :
1) Wawancara Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang
dilakukan antara bidan dan klien, keluarga maupun tim medis
lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua keluhan klien
tentang masalah yang dimiliki.
2) Observasi dan pemeriksaan fisik Pada saat observasi dilakukan
inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik
dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).
b) Pengolahan data Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar
maka selanjutnya dikelompokkan dalam :

20
1) Data subyektif Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat
penyakit, riwayat menstruasi, riwayat persalinan, riwayat nifas
dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar
belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta
keadaan psikososial.
2) Data obyektif Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat
badan, tanda-tanda vital dan keadaan fisik obstetri.
3) Data penunjang Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.
2. Langkah II Merumuskan diagnosa/masalah actual
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan
berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam
menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional
sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang
ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien.
3. Langkah III Merumuskan diagnose/masalah potensial Bab ini
mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien
jika tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui
pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin
terjadi bila tidak segera ditangani dapat membawa dampak yang lebih
berbahaya sehingga mengancam kehidupan klien.
4. Langkah IV Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi
Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter
kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita gawat darurat yang
membutuhkan kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang
lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap ini, bidan dapat melakukan
tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi
untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan
mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan selanjutnya
yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Bila
klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap
kelima.

21
5. Langkah V Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Mengembangkan
tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga
mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang
didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya
sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya
boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan.
6. Langkah VI. Impelementasi Implementasi dapat dikerjakan keseluruhan
oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus
bertanggung jawab terhadap tindakan langsung,konsultasi maupun
kolaborasi,implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya
perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien.
7. Langkah VII. Evaluasi Langkah akhir manajemen kebidanan adalah
evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus mengetahui sejauh mana
keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien

22
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny “M” calon akseptor KB


suntik 3 bulan, dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan
dalam memberikan asuhan kebidanan kepada keluarga, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :

a. Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan


dapat membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan
bidan.
b. Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa,
masalah dan kebutuhan pasien yang sesuai.
c. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan
jika ada kerjasama yang baik dengan pasien.
d. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan
disandarkan pada perencanaan tindakan yang disusun.
e. Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan
penilaian tentang keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan
diagnosa

3.2 SARAN
1. Bagi keluarga
a. Sebaiknya keluarga mulai mempersiapkan diri dalam menghadapi
masa menopause
b. Sebaiknya keluarga lebih memperhatikan tentang bagaimana
menghadapi masa menopause.

23
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengelola asuhan
kebidanan komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang ada
dengan keadaan yang ada di lapangan.
3. Bagi petugas yang memberikan asuhan kebidanan dharapkan mengingat
langkah-langkah yang sudah ditetapkan dan tetap mempertahankan jalinan
komunikaasi dalam upaya menjamin kerjasama antara petugas dank lien
untuk keberhasilan asuhan yang diberikan
4. Bagi klien harus bisa mengingat jadwal kembali untuk melakukan
suntikan ulang

24
DAFTAR PUSTAKA

https://nurulmuhtad.wordpres.com/2017/10/29/asuhan-kebidanan-keluarga-
berencana-komprehensif

https://docplayer.info/38894745-pendokumentasian-asuhan-kebidanan-
komunitas-di-keluarga.html

25

Anda mungkin juga menyukai