Catatan:
Walaupun remaja putri secara eksplisit tidak disebutkan dalam 1.000 HPK, namun status gizi remaja putri atau pra
nikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri
menjadi ibu.
Prevalensi Balita Stunting di Kota Bima
Tahun 2018
60
48.94
50 47.49
43.89
39.48
40
31.72 32.09
30 26.26
20
10
0
Jatibaru Paruga Mpunda Penanae Rasanae Timur Kumbe Kolo
DAMPAK STUNTING/KURANG GIZI
BEBAN ASET 9
Sumber : Unicef, 2002
Sifat Indikator Status Gizi
• Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Memberikan indikator masalah gizi secara umum karena berat badan
berkorelasi positif dengan Umur & Tinggi Badan.
Berat Badan menurut umur rendah dapat disebabkan karena Pendek
(masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut)
• Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya Kronis sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung
lama, misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan makanan kurang dalam waktu yang lama
sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek
• Indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu
yang tidak lama (singkat), misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang
menyebabkan anak menjadi kurus.
Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi kurus dan gemuk. Masalah kurus dan
gemuk pada umur dini dapat berakibat pada resiko penyakit degenerative pada saat dewasa (Teori Barker)
Sumber: Kemenkes RI, Buku saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017
Intervensi Gizi Spesifik
I. Intervensi dengan sasaran Ibu Hamil:
• 1.Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasi kekurangan energi dan protein kronis.
• 2.Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
• 3.Mengatasi kekurangan iodium.
• 4.Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.5.Melindungi ibu hamil dari Malaria.
II. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan:
• 1.Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum).
• 2.Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
III. Intervensi dengan sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan:
• 1.Mendorong penerusan pemberian ASI hinggausia 23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI.
• 2.Menyediakan obat cacing.
• 3.Menyediakan suplementasi zink.
• 4.Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
• 5.Memberikan perlindungan terhadap malaria.
• 6.Memberikan imunisasi lengkap.
• 7.Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Intervensi Gizi Sensitif