ACCOUNT RECEIVABLE

Oleh:
Drs. N.G. Krishnabudi

Dosen Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Jember
Pengertian Account Receivable
Account Receivable ialah tagihan perusahaan nantinya akan dimintai
pembayarannya jika sudah sampai pada waktunya.
Biasanya tagihan ini tidak dibuat dalam suatu perjanjian khusus yang diatur
oleh peraturan hukum yang berlaku, sehingga kurang memberi
kemungkinan untuk diperjualbelikan.
Dengan demikian tagihan semacam ini sedikit banyak juga kurang terjamin
(secured) kemungkinan pelunasannya.
Tagihan semacam ini dapat timbul karena penjualan barang, ataupun
penjualan Assets lain.
 BAD DEBT
Bad debt (penghapusan piutang) ialah suau kerugian yang timbul karena
adanya piutang yang tidak dapat ditagih oleh perusahaan. Account Receivable
biasanya mengandung Bad Debt.
Untuk membukukan Bad Debt dikenal dua metode yaitu:
a. Direct Write off Method
menurut Direct Write off Method (Metode Langsung), pembukuan Bad Debt
baru akan dilakukan pada saat sesuatu piutang benar-benar dinyatakan tidak
tertagih oleh perusahaan. Pada saat itu diadakan pencatatan kerugian
tersebut kedalam perkiraan Bad Debt di sebelah debit, guna mengeluarkan
piutang yang tidak tertagi itu tadi dari catatan.
b. Allowance Method
Menurut Allowance Method (Metode Cadangan), setiap akhir periode perlu
ditaksir besarnya piutang yang kira-kira tidak tertagih. Jumlah yang
diperkirakan tidak tertagih tersebut dianggap kerugian dan dicatat dengan
cara mendebitkan kedalam perkiraan Bad Debt. Piutang yang diduga tidak
tertagih tersebut belum dikeluarkan dari Account Receivable melainkan baru
dianggap dan dicatat sebagai cadangan piutang yang sekiranya tidak
tertagih. Pencadangan ini dilakukan dengan membukukannya kedalam
perkiraan Allowance for Bad Debt.

Bilamana pada suatu waktu nanti, piutang yang dicadangkan tidak tertagih itu
benar-benar dinyatakan tidak tertagih, maka jumlah tersebut harus
dikeluarkan dari catatan perkiraan Allowance for Bad Debt karena status
cadangan sudah dipastikan tidak tertagih lagi.

Dengan demikian perkiraan Allowance for Bad Debt harus didebitkan sebesar
piutang yang dinyatakan tidak tertagih. Dengan dipastikannya bahwa piutang
yang tidak akan tertagih, maka jumlah tersebut harus pula dikeluarkan dari
Account Receivable dengan cara mengkreditkan sejumlah itu.
 Bad Debt Recovered
Kadang-kadang suatu piutang yang sudah dinyatakan tidak tertagih, tiba-tiba
debiturnya menyatakan kesediaannya untuk membayar. Apabila terjadi demikian, berarti
perusahaan telah salah menduga terhadap debitur brsangkutan. Ini berarti pula bahwa
keputusan yang “menyatakan tidak tertagih” yang terlanjur dibuat adalah keliru.

Jika perusahaan menggunakan Direct Write off Method, maka jurnal

pembetulan tersebut dilakukan dengan mendebit kembali perkiraan Account Receivable
yang dulu terlanjur dikreditkan. Sedangkan perkiraan Bad Debt yang dulu terlanjur
didebitkan harus dikreditkan kembali. Cara pembetulan seperti ini dilakukan apabila
waktu antara memutuskan bahwa suatu piutang tidak tertagih dengan waktu debiturnya
menyatakan kesanggupan untuk membayar terjadi pada periode (tahun) yang sama.
 Akan tetapi apabila kesanggupan debitur untuk membayar tersebut
terjadi pada periode yang berbeda, maka perkiraan Bad Debt yang dulu telah
terlanjut didebitkan, pada akhir periode angkannya telah terlanjur pula
dipindahkan ke dalam perkiraan Priofit and Loss (Laba/Rugi) melalui suatu
“Closing Journal”. Untuk kepentingan pembetulannya, tidak mungkin dilakukan
dengan cara mengkredit kembali perkiraan Bad Debt tersebut. Untuk itu
disediakan perkiraan Bad Debt Recovered (Penghapusan Piutang yang
Kembali), yaitu suatu nominal account yang akan mendatangkan laba bagi
perusahaan. Laba ini untuk mengimbangi dan membetulkan kerugian Bad Debt
yang telah terlanjur dipindahkan.

Jika menggunakan Allowance Method, maka jurnal pembetulannya

dilakukan dengan mendebit kembali perkiraan Account Receivable yang dulu
telah terlanjur dikreditkan. Sedangkan perkiraan Allowance for Bad Debt harus
dikreditkan kembali.
Metode menentukan besarnya Allowance for Bad Debt
a. Income Statement Approach
b. Balance Sheet Approach
Dalam metode ini dikenal tiga macam cara penaksiran yaitu:
• Besarnya saldo allowance for bad debt sebagai sisa dari periode sebelumnya,
ditambah dengan sejumlah prosentase tertentu dari saldo Account Receivable pada
akhir periode yang sekarang berjalan
• Besarnya saldo allowance for bad debt ditambah sampai mencapai sejumlah
prosentase tertentu dari saldo Account Receivable pada akhir periode yang sekarang
berjalan
• Besarnya allownce for bad debt ditentukan berdasarkan hasil analisa saldo account
receivable pada akhir periode yang bersangkutan. Analisa ini didasarkan pada
lamanya debitur telah tidak menepati janjinya untuk membayar (menunggak).
Semakin lama debitur telah tidak menepati janjinya, berarti semakin besar
kemungkinan (prosentase) tidak tertagih. Seballiknya semakin kecil jarak waktu tidak
menepati janji berarti semakin kecil pula kemungkinan tidak tertagih
cara yang menggunakan analisa semacam ini disebut “Aging Method”
Assignment dari Account Receivable

Sebagaimana dimuka telah diutarakan, account receivable tidak

mudah dijual. Namun demikian bilamana pemegang ingin memperoleh uang
cash dengan segera sebelum saat pelunasan account receivable tersebut
dapat mengadakan “assigment” dari account receivable yang dimilikinya itu.
dalam hal ini seakan-akan account receivable itu dijadikan “jaminan” terhadap
utang yang dipinjam dari perusahaan lain. Hasil penagihan account receivable
itu nanti dipergunakan untuk melunasi utang tersebutr. Dengan sendirinya juga
harus membayar bunga yang diperhitungkan terhadap utang itu.

Dengan demikian hasil penagihan piutang yang telah dijadikan

jaminan semakin jaminan semacam ini tidak dapat digunakan untuk tujuan
lain, kecuali untuk melunasi utang. Piutang yang dijadikan jaminan harus
dipisahkan pencatatannya dari piutang-piutang lainnya yang tidak terikat dan
masih bebas pemanfaatannya. Untuk keperluan itu dipergunakan perkiraan
Account Receivable Assignment (Piutang yang Dijaminkan)