0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
113 tayangan9 halaman
1. Jembatan siratul mustaqim digambarkan sebagai jembatan sempit yang menghubungkan surga dan neraka.
2. Jembatan itu licin, tajam, dan berduri seperti pohon berduri untuk menguji amal perbuatan manusia.
3. Amal baik dan buruk seseorang akan menentukan apakah mereka bisa melewati jembatan atau jatuh ke neraka.
1. Jembatan siratul mustaqim digambarkan sebagai jembatan sempit yang menghubungkan surga dan neraka.
2. Jembatan itu licin, tajam, dan berduri seperti pohon berduri untuk menguji amal perbuatan manusia.
3. Amal baik dan buruk seseorang akan menentukan apakah mereka bisa melewati jembatan atau jatuh ke neraka.
1. Jembatan siratul mustaqim digambarkan sebagai jembatan sempit yang menghubungkan surga dan neraka.
2. Jembatan itu licin, tajam, dan berduri seperti pohon berduri untuk menguji amal perbuatan manusia.
3. Amal baik dan buruk seseorang akan menentukan apakah mereka bisa melewati jembatan atau jatuh ke neraka.
kata bahasa Arab, yang banyak dijumpai kosakatnya di Al quran. Bahkan, kalimat ini berbunyi di setiap nafas diucapkan umat islam saat membaca surat Al- fatihah yang tiba pada bacaan “ihdinas shiratal mustaqim yang apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang bermakna (tunjukilah kami ke jalan yang lurus). • • Dalam keyakinan umat muslim, sebagaimana dijelaskan dalam sumber hukum islam, jembatan shiratal mustaqim terbentang panjang di atas neraka yang menghubungkan dengan surga. Al-quran dan Hadist menggambarkan banyak orang yang jatuh ke neraka dan tidak sedikit dari mereka yang bisa melewatinya dalam kedipan mata ataukah secepat kilat. Semuanya, tak lepas dari amal baik atau buruk yang dari perbuatan kita masing-masing Gambaran di jembatan sirotol mustaqim • Lebih tajam daripada pedang • Fakta titian shiratal mustaqim digambarkan, dengan sebuah garis yang lebih lembut dari sehelai rambut dan lebih tajam lagi daripada pedang. Terkait dengan keadaan neraka dan jembatan sirhratal mustaqim. Di dalam Al-qur’an Allah berfirman: • A. Al quran dalam surat Maryam ayat 71–72 • واردُها كانَ علىِ لا َ ضيًّا وَ ِإنَ ِمن ُكمَ ِإ ِ (ربِكَ حتماَ مقSurat: Maryam, ayat 71.) • Dan tidak ada seseorang pun diantar kamu, melainkan akan mendatanginya. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kepastian yang telah ditentukan ِ لا • 1. واردُها َ وَ ِإنَ ِمن ُكمَ ِإ • Makna: Semua orang, tidak terkecuali. Orang baik di kala di dunia ataupun dia orang jahat, namun dia mesti mendatangi neraka.” • 2. ضيًّا كانَ على ِ ر ِبكَ حتماَ مق • Makna: Keputusan yang tidak dapat dirubah lagi , maka berbagai macam; faham ahli-ahli yang telah terdahulu berkenaan dengan ayat ini. Jadi perbincangan ialah tentang kalimat wariduha; yang di ayat ini memberinya arti mendatangi. Tetapi ada juga yang memberinya arti memasuki. (ث ُاَم نُن ِجي الاذينَ اتاقوا وَ نذ َُر اSurat Maryam, • الظا ِلمينَ فيها ِجثِيًّا ayat 72) • Kemudian itu akan kami selamatkan orang-orang yang bertakwa dan akan kami biarkan orang-orang yang zalim di dalamnya dalam keadaan berlutut. • Licin dan berduri. • Jika ada yang bertanya titian shiratal mustaqim di mana letaknya? Apa dan bagaimana gambaran jembatan shiratal mustaqim? Untuk menjawab pertanyaan, ada sebuah hadist shahih dan diakui kebenarannya diriwayatkan oleh Al-Bukhari yang artinya kurang lebih sebagaimana berikut. • “Licin (serta bersifat) menggelincirkan. Atasnya, dijumpai besi-besi pengait dan kawat yang berduri di mana pada ujungnya bentuknya bengkok. Shiratal mustaqim itu sebagai sebuah pohon yang mempunyaiduri nejd, yang dikenal pohon sa’dan. • • Pada saat itu, para rasul berdoa: Ya Allah, selamatkanlah dan selamatkanlah. Pada sirath itu juga ada pengait-pengait layaknya duri pohon Sa’dan. Hanya saja, tidak ada yang tahu ukuran besarnya, Allahu a’lam. Oleh sebab itu, ia mengaitkan manusia berdasarkan amalan mereka. Demikian ulasan seputar titian siratul mustaqim yang bersumber dari Al Quran dan hadits yang bisa disimpulkan menjadi 10 kesimpulan, yaitu: • Banyak yang jatuh dan juga yang selamat • Jembatan menuju surga dengan neraka di bawahnya • Licin dan menggelincirkan • Lebih tajam daripada pedang • Tujuh kali lebih kecil dari sehelai rambut manusia • Berduri dengan ujungnya yang bengkok • Ukuran pasti besar kecilnya jembatan, Allahu a’lam • Jadi penentu manusia apakah ia masuk surga atau neraka, itu berdasarkan amal baik dan buruk saat di dunia • Digambarkan durinya seperti pohon Sa’dan di dunia