Anda di halaman 1dari 5

SISTEM BIKAMERAL DI INDONESIA

Nama Kelompok :
1. Aldi Hadad Alwi(02)
2. Aldo Fahmi B (03)
3. Ilham Pratika P (12)
4. Jariatus Amalia(13)
5. R.Ferdian Rifqi(21)
Pengertian Sistem Bikameral
• Sistem parlemen bikameral adalah sistem parlemen yang terdiri dari dua
kamar atau badan. Kamar pertama (First Chamber) biasa disebut dengan
Majelis Rendah (Lower House) atau DPR atau House of Commons atau
House of Representatives. Sedangkan kamar kedua (Second Chamber) biasa
disebut dengan majelis tinggi (Upper House) atau DPD atau Senat atau
House of Lords.
• Ada beberapa alasan mengapa suatu konstitusi negara memilih sistem
bikameral.
1. membangun sebuah mekanisme pengawasan dan keseimbangan (check
and balance)
2. membentuk perwakilan yang dapat menampung apsirasi rakyat yang
tidak cukup bila hanya ditampung oleh kamar pertama.
Sistem Bikameral Kuat dan Lunak
Sistem parlemen bikameral dapat diklasifikasikan sebagai
kuat (strong) atau lunak (soft).
Bikameral Kuat: Dalam sistem bikameral kuat, pembentukan
undang-undang biasanya dimulai dari kamar manapun, dan
harus dipertimbangkan oleh kedua kamar dalam format yang
sama sebelum bisa disahkan.
Bikameral Lunak:sistem parlemen bikameral yang lunak,kamar
yang satu memiliki kewenangan yang lebih besar dari kamar
yang lain.
Sistem Bikameral di Indonesia
• Pada pelaksanaannya Indonesia menganut sistem parlemen bikameral lunak
dimana kewenangan DPD dalam pembentukan undang-undang lebih lemah
dibandingkan dengan DPR.
• Dalam fungsinya sebagai lembaga perwakilan DPR mempunyai hak untuk
membahas rancangan undang-undang bersama dengan Presiden untuk
mendapat suatu keputusan bersama yang kemudian diformulasikan dalam
bentuk undang- undang. Sementara itu, DPD hanya mempunyai hak
mengusulkan dimana usulan tersebut akan dibahas oleh DPR dan Presiden.
Oleh sebab itu, bikameralisme di Indonesia dikategorikan sebagai
bikameralisme yang lemah dikarenakan terdapat hak dan wewenang
diantara kedua kamar yang sifatnya sebagai lembaga perwakilan.
Model Ideal DPD
• Berikut ada beberapa pendapat tentang cara mengefektifkan
DPD dalam menjalankan fungsi, tugas dan wewenangnya
sebagai wakil dari kepentingan daerah
1. Perubahan Konstitusi
Ketentuan yang harus diubah adalah Pasal 22 D yang mengatur
keberadaan DPD, terutama keterbatasan wewenang DPD.
2. Konvensi Ketatanegaran
3. Penguatan Institusional

Anda mungkin juga menyukai