• Tujuan :
- Untuk menghindari kemacetan simpang akibat adanya konflik arus lalu lintas, sehingga
terjamin bahwa suatu kapasitas tertentu dapat dipertahankan.
- Untuk memberikan kesempatan kepada kendaraan dan atau pejalan kaki dari jalan
simpang.
- Untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas akibat tabrakan antara kendaraan dari
arah bertentangan.
R R
G
R R
R
R G
c d e
Gambar : Persimpangan Tiga Lengan Sistem Tiga Fase
R G G R R R
G R R R R G
c d e
163
Metode Perhitungan :
1. Metode Webster
2. Metode MKJI 1997
1. Metode Webster
Arus jenuh di persimpangan (metode Webster)
Lebar Jalan (m) 3,05 3,35 3,65 3,95 4,25 4,60 4,90 5,20
Arus Jenuh (smp/j) 1850 1875 1900 1950 2075 2250 2475 2700
Jika lebar melebihi ini, maka arus jenuh = L x 525 (smp/j)
Khusus untuk persimpangan yang baik (bebas pandangan, dan sebagainya) angka tersebut
ditambah 20 %, dan untuk persimpangan kurang baik (tanjakan, pandangan kurang bebas, dan
sebagainya) angka–angka itu hendaknya dikurangi 15 %.
• Faktor yang diperlukan untuk menghitung siklus waktu maksimum (the optimum cycle–
time setting) adalah “waktu hilang” (L), yaitu lama waktu satu siklus penuh pada saat
tidak ada kendaraan. Hal ini dilakukan tidak hanya waktu merah semua dan waktu
merah/merah/kuning tetapi juga sebagian waktu persiapan jalan (starting–up) dan
persiapan berhenti (tailing–off) yang terjadi pada saat perubahan warna lampu.
Waktu yang terbuang dihitung dengan rumus :
Lt = 2n + R
y 2 (Co − Lt )
g2 = − 1 detik
FR
164
o Tundaan :
S(Co − g )
2
1800 . q.Co 2
d = 0,9 ⋅
2Co (S − q ) q.S (q.S − q.Co )
dimana :
d = Tundaan (delay) (detik/smp)
Co = Waktu siklus (detik)
g = Kurun waktu hijau (detik)
q = Arus kendaraan (kend/jam)
S = Arus jenuh (kend/jam)
Cp = 0,9
(1− Lt )
CO
165
Contoh :
Dari hasil survey pada persimpangan dengan lampu pengatur lalu lintas, didapat data sebagai
berikut :
UTARA (q = 650 smp/j)
3,05 3,05
q = 1500
7,3
TIMUR
BARAT
3,65 3,65 7,3 q = 1400
600
SELATAN
- Lampu lalu lintas diatur dalam 5 detik kuning pada satu fase dan 6 detik kuning pada
fase yang lain, maka 2 detik plus 3 detik waktu hilang pada merah / merah / kuning.
Penyelesaian :
Lengan
U S T B
Simpang
q (smp/j) 650 600 1400 1500
S (smp/j) 1850 1900 7,3 x 525 = 3850 3850
q/s = y 0,35 0,315 0,365 0,39
Lt = 2n + R = 2 x 2 + (2 + 3) = 9 detik
Æ Selanjutnya :
1,5.L + 5 1,5.9 + 5 18,5
CO = = = = 70 detik
1 − FR 1 − 0,74 0,26
Æ Pengaturan sinyal hijau :
y1 (Co − Lt ) 0,35 (70 − 9)
g1 = −1 = − 1 = 28 detik (US)
FR 0,74
y (Co − Lt ) 0,39 (70 − 9)
g2 = 2 −1 = − 1 = 31 detik (BT)
FR 0,74
166
⇒ Diagram Sinyal :
UTARA – SELATAN
5 dt
Merah 31 dt M/K 2 dt Hijau 31 dt K 3 dt, M 3 dt
BARAT – TIMUR
Merah
Kuning
Hijau
7,3
7,3
7,3
7,3
167
3. Dari Timur, Belok kiri = 238 smp/j Æ Jalan terus
Lurus = 521 smp/j Phase 2
Belok kanan = 432 smp/j
Penyelesaian :
• Tentukan waktu merah kuning = 2 detik, dan waktu kuning = 3 detik.
• Tentukan harga arus jenuh pada persimpangan
Æ Oleh karena lebar jalan tuju untuk ke-empat lengan persimpangan adalah sama, yaitu :
7,3 M, maka arus jenuh = 7,3 x 525 = 3850 smp/j.
• Hitung harga y
429 + 304
yu = = 0,1904
3850 Y max = 0,1904
354 + 269
ys = = 0,1618
3850
521 + 432
yt = = 0,2475 Æ ymax
3850
616 + 398
yB = = 0,2634 Æ ymax
3850
FR = Σymax = 0,1904 + 0,2475 + 0,2634 = 0,7013
• Waktu hijau
0,1904 × 72
Phase 1 = = 16,5 detik
0,7013
2,2475 × 61
Phase 2 = = 21,5 detik
0,7013
0,2634 × 61
Phase 3 = = 23 detik
0,7013
168
• Diagram lampu pengatur lalu lintas 3 fase :
Merah
Kuning
Hijau
169