Spondilolisis
Spondilolisis
Spondilolisis
Spondyloarthosis (Spondylosis),
Spondylolisthesis & Spina Bifida
Charliesjuntak-FKIK2014 2
Spondylolysis
Charliesjuntak-FKIK2014 3
Spondylolysis
Charliesjuntak-FKIK2014 5
TUBERKULOSA TULANG
INSIDEN & PATOGENESA(1)
• Penyebaran hematogen
• 6-36 bulan pasca infeksi primer
paru
• Vertebra (40-50%), sendi
panggul(30%)
• Sering pada anak (1-10 th): 70 %
Charliesjuntak-FKIK2014 6
TUBERKULOSA TULANG
INSIDEN & PATOGENESA(2)
• Laki-laki:perempuan=3:1
• Penyebaran dari subkhondral &
membrana sinovial
• Basil tb menghambat fibrinolitik
fibrosis granulasi pannus
di sendi
Charliesjuntak-FKIK2014 7
TUBERKULOSA TULANG &
KLINIS & PENATALAKSANAAN
• Gejala: malaise, hangat, kurus, keringat
malam
• Bengkak sendi, sakit, LGS terbatas,
spasme otot, kgb (+)
• Istirahat, diet TKTP
• Bidai atau traksi
• OAT
• Pembedahan setelah pemayungan 3 mgg
Charliesjuntak-FKIK2014 8
Spondylosis (Spondyloarthrosis)
Charliesjuntak-FKIK2014 9
Definisi
Charliesjuntak-FKIK2014 10
PENYAKIT DEGENERATIF
TULANG BELAKANG
• Obat-obatan,
• Pola makan,
• Latihan,
• Fisioterapi,
• Terapi okupasi / kerja dan
• Terapi alternatif.
Charliesjuntak-FKIK2014 12
COMPLEMENTARY &
ALTERNATIVE MEDICINE(1)
• Mencakup:
– homeopati;
– meditasi dalam bentuk yoga
dan tenaga dalam
(biofeedback);
– suplemen makanan;
– manipulasi baik berupa
chiropractic atau Osteophatic;
– masase yaitu craniosacral
therapy dan acupressure;
acupunture; Reiki dan Tai Chi.
Charliesjuntak-FKIK2014 13
COMPLEMENTARY &
ALTERNATIVE MEDICINE(2)
• Hampir semua bentuk terapi
alternatif ini dapat
menghilangkan nyeri.
Charliesjuntak-FKIK2014 14
Spondilolisthesis
Charliesjuntak-FKIK2014 15
Definisi
Charliesjuntak-FKIK2014 16
Etiologi
• Bersifat multifaktorial
• Faktor predisposisinya antara lain
gravitasi, tekanan rotasional dan
stress fraktur / tekanan kosentrasi
tinggi pada sumbu tubuh
Charliesjuntak-FKIK2014 17
Epidemiologi
• Usia
5% pada umur 5-7 tahun dan meningkat
sampai 6-7% pada umur 18 tahun
• Seks
Pria>wanita perbandinagn 2:1
• Suku bangsa
Orang berkulit putih 6,4%, > orang yang
berkulit hitam 2,8%.
Charliesjuntak-FKIK2014 18
Klasifikasi(1)
(Wiltse et al, 1976)
• Tipe I ( Diplastik )
bersifat sekunder akibat kelainan
kongenital pada permukaan sakral superior
dan permukaan L5 inferior atau keduanya
dengan pergeseran vertebra L5.
Charliesjuntak-FKIK2014 19
Klasifikasi(2)
(Wiltse et al, 1976)
Charliesjuntak-FKIK2014 20
Klasifikasi(3)
(Wiltse et al, 1976)
• Tipe IIB
• terjadi akibat mikro-fraktur pada pars
interartikularis
• pars interartikularis meregang dimana
fraktur mengisinya dengan
• tulang baru.
Charliesjuntak-FKIK2014 21
Klasifikasi(4)
(Wiltse et al, 1976)
• Tipe IIC
• sangat jarang terjadi, dan disebabkan oleh
fraktur akut pada bagian pars
interartikularis.
• diperlukan Pencitraan radioisotop
diperlukan dalam menegakkan diagnosis
kelainan ini.
Charliesjuntak-FKIK2014 22
Klasifikasi(5)
(Wiltse et al, 1976)
• D. Tipe IV(traumatik )
• berhubungan dengan fraktur akut pada
elemen posterior (pedikel, lamina atau
permukaan / facet) dibandingkan dengan
fraktur pada bagian pars interartikularis
• E. Tipe V(patologik )
• terjadi karena kelemahan struktur tulang
sekunder akibat proses penyakit seperti
penyakit Pagets, Giant Cell Tumor, dan
tumor atau penyakit tulang lainnya.
Charliesjuntak-FKIK2014 24
Klasifikasi dislokasi
Charliesjuntak-FKIK2014 25
Manifestasi Klinis
Charliesjuntak-FKIK2014 27
Diagnosis
• Manifestasi Klinis
• Pemeriksaan fisik
• Radiologis
– Rontgen
– CT-Scan
– MRI
Charliesjuntak-FKIK2014 28
Tatalaksana
Nonsurgikal
• tirah baring.
• obat antiinflamasi untuk
mengurangi edema.
• analgesik untuk mengontrol nyeri.
• therapy physical serta olahraga
untuk melatih kekuatan dan
flexibilitas
Charliesjuntak-FKIK2014 29
Indikasi
Surgikal (1)
• Klaudikasio neurogenik.
• Pergeseran berat (high grade slip>50%)
• Pergeseran tipe I dan Tipe II, dengan
bukti adanya instabilitas, progresifitas
listesis, dan kurang berespon dengan
terapi konservatif.
• Spondylolisthesis traumatik.
• Spondylolisthesis iatrogenik.
Charliesjuntak-FKIK2014 30
Indikasi
Surgikal (1)
Charliesjuntak-FKIK2014 31
Prognosis (1)
Charliesjuntak-FKIK2014 32
Prognosis (2)
Charliesjuntak-FKIK2014 33
Prognosis (2)
Charliesjuntak-FKIK2014 34
Spina Bifida
Charliesjuntak-FKIK2014 35
Diagnosis
Sebelum bayi lahir
Charliesjuntak-FKIK2014 36
Diagnosis
Sebelum bayi lahir
85% wanita yang mengandung bayi dengan
spina bifida, akan memiliki kadar serum alfa
fetoprotein yang tinggi. Tes ini memiliki
angka positif palsu yang tinggi, karena itu jika
hasilnya positif, perlu dilakukan pemeriksaan
lanjutan untuk memperkuat diagnosis.
Dilakukan USG yang biasanya dapat
menemukan adanya spina bifida.
Kadang dilakukan amniosentesis (analisa
cairan ketuban).
Charliesjuntak-FKIK2014 37
Setelah bayi lahir:
Charliesjuntak-FKIK2014 38
Charliesjuntak-FKIK2014 39
Embryologi
Charliesjuntak-FKIK2014 40
Charliesjuntak-FKIK2014 41
Meningocele(1)
meningens menonjol melalui vertebra yang tidak
utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi
cairan di bawah kulit.
Charliesjuntak-FKIK2014 42
Meningocele(2)
Charliesjuntak-FKIK2014 43
Gejala
Charliesjuntak-FKIK2014 44
Meningomyelocele
Charliesjuntak-FKIK2014 45
Spina Bifida Okulta:
Charliesjuntak-FKIK2014 46
Tujuan dari pengobatan awal:
Charliesjuntak-FKIK2014 47
•
Charliesjuntak-FKIK2014 48
Terapi
• Pembedahan
• Terapi fisik
• Antibiotik
• Penekanan lembut diatas
kandung kemih
• Pemasangan kateter
Diet kaya serat
Charliesjuntak-FKIK2014 49
Untuk mengatasi gejala muskuloskeletal
(otot dan kerangka tubuh)
Charliesjuntak-FKIK2014 50
Pencegahan
Charliesjuntak-FKIK2014 52