Anda di halaman 1dari 16

NYEPI SEGARA

SEBAGAI KEARIFAN
LOKAL MASYARAKAT
NUSA PENIDA DALAM
PELESTARIAN
LINGKUNGAN LAUT

Riky Setiawan I Qotrunada Laela I Rexy Ismail Adha I Tia


Monica Hidayah I Mutiara El Zahrah I Aula HM I Abda ‘Ilma
Rodiana
Pendidikan Biologi UIN Jakarta
Alexander Butler
Creative Director / Art Designer
Latar Belakang
Nyepi Segara merupakan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Secara ekonomis sumberdaya hayati laut memiliki potensi tinggi
Nusa Penida dalam sebuah visi mulia pengelolaan wilayah pesisir jika dikelola dari keragaman dan keanekaragaman organisme
dan laut. Pelaksanaan Nyepi Segara yang jatuh pada Purnama sasih lautnya seperti: ikan konsumsi, rumput laut, ikan hias, kerang-
kapat atau purnama keempat berdasarkan penanggalan Bali oleh kerangan, krustase, ekinodermata, dan sebagainya. Pulau Nusa
masyarakat Kepulauan Nusa Penida yang terdiri atas Nusa Penida, Penida juga memberikan jasa lingkungan yang tinggi nilainya
Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan sejak 1600 atau saat masa khususnya dari sektor pariwisata.
pemerintahan Raja Dalem Waturenggong. Adanya gangguan interaksi manusia dengan lingkungan
Pulau Nusa Penida memiliki potensi pembangunan yang sangat menyebabkan kemunduran kualitas lingkungan, gangguan
besar karena didukung oleh keberadaan ekosistem dengan terhadap lingkungan antara manusia dan lingkungannya.
produktivitas tinggi seperti: terumbu karang, mangrove, rumput laut Bentuknya berupa pencemaran, pengurasan dan perusakan
dan padang lamun. 2
Perumusan Masalah
Bagaimana pengkajian Nyepi Segara sebagai kearifan lokal
masyarakat Nusa Penida dalam pelestarian lingkungan laut dan
integrasi nilai Keislaman?

Tujuan
Mengetahui pengkajian Nyepi Segara sebagai kearifan lokal
masyarakat Nusa Penida dalam pelestarian lingkungan laut dan
integrasi nilai Keislaman?

3
Sejarah
Secara historis nama Nusa Penida berasal dari istilah Manusa Pandita. Manusa
adalah seseorang yang bernama Jumpungan dan Dukuh adalah seorang Pandita.

Kalimat Manusa Pandita inilah lama kelamaan berubah menjadi Nusa Penida. Asal
mula istilah ini berdasarkan Babad Nusa Penida, dimulai pada tahun Saka 50 di
sebuah gunung yang bernama Gunung Mundhi.
Letak
Geografis
Secara geografis Pulau Nusa
Penida berada pada posisi
115026’47,6” BT –
115037’41,8” BT dan
8040’18,9” LS – 8049’10,8” LS,
dengan luas wilayah daratan
192,72 km2 dan terbagi atas
14 desa administratif. Pulau
Nusa Penida memiliki garis
pantai sepanjang 77,5 km
dengan 12 desa berbatasan
langsung dengan laut
Filosofi Nyepi
Masyarakat Nusa Penida memaknai penyelenggaraan Nyepi
Segara sebagai upaya manusia dalam menyeimbangkan
hubungan keharmonisan antara manusia dengan Tuhan,
manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan alam yang
merupakan inti dari Tri Hita Karana. Hal ini juga berkaitan dengan
pengucapan rasa syukur terhadap lautan atau segara yang
sudah melimpahi masyarakat dengan sumber penghidupan dan
penghasilan.
6
Mata Pencaharian

Rumput Laut Sektor Perikanan

Jenis Eucheuma spinosum dan E. cottoni. Tersebar di 5 desa pantai yang meliputi
Usaha budidaya rumput laut dilakukan Desa Suana, Batununggul, Kutampi Kaler,
masyarakat Nusa Penida dengan lokasi di Ped, dan Toyapakeh.
Desa Suana, Batununggul, Kutampi, Ped,
dan Kampung Toyapakeh. 7
Upacara
keagamanaan yang
berhubungan dengan
kehidupan laut yang
dilakukan Masyarakat
Nusa Penida

1. Upacara Mulang Pekelem


memiliki makna memohon hujan
kepada Tuhan Penguasa Samudera
demi kesuburan kemakmuran
semua makhluk hidup termasuk
manusia.
2. Upacara Melasti
Untuk menyucikan jagat dan
bhuwana untuk mengambil
sari kehidupan di tengah
laut.

3. Upacara Melukat
dilaksanakan di muara sungai
karena tempat ini dianggap
mampu membersihkan kotoran
secara niskala

9
Ekosistem
Terumbu
Karang di Terumbu karang Pulau Nusa Penida menyebar sepanjang
62,4 km atau mengelilingi 80,6% panjang garis pantai pulau
Nusa Penida dengan luas total mencapai 1,007 ha. Terumbu karang di
Nusa Penida digolongkan kedalam kategori terumbu tepi atau
fringing reef . Terumbu karang Pulau Nusa Penida yang
mengelilingi 80,6% panjang garis pantai pulau dengan luas
total mencapai 1,007 ha.

10
Fungsi Terumbu Karang

Biologi

Tempat bersarang, mencari


makan berbagai biota laut
Fisik dan Kimia

Fisik: Sebagai pelindung daerah


pantai ari proses abrasi
Ekologi
Kimia: Pendaur ulang unsur
Sebagai sumber hara yang paling efektif dan
kenakekaragaman hayati efisien, serta sumber nuftah bagi
obat-obatan 11
Nyepi sebagai Kearifan Lokal dalam
Pelestarian Lingkungan
 Terumbu karang merupakan ekosistem yang rentan
terhadap perubahan lingkungan, namun tekanan yang
dialaminya semakin meningkat seiring dengan
penambahan jumlah penduduk dan aktivitas masyarakat
di wilayah pesisir.

 Nyepi segara sebagai landasan hidup bagi masyarakat


Nusa Penida terlihat jelas dari pola pemahaman dan
pengertian serta tingkat partisipasi masyarakat dalam
melaksanakan ritual Nyepi Segara tanpa mengenal
pamrih dari pelaksanaan kegiatan ini

12
Integrasi Nilai Keislaman

QS An-Nahl (16): 14

َ ‫س َّخ َر ْالبَ ْح َر ِلتَا ْٔ ُكلُ ْوا ِم ْنهُ لَ ْح ًما‬


‫ط ِريًّا َّوت َ ْست َ ْخ ِر ُج ْوا‬ َ ْ ‫َو ُه َو ال‬
‫ي‬ ‫ذ‬
ِ َّ
ْ َ‫اخ َر ِف ْي ِه َو ِلت َ ْبتَغُ ْوا ِم ْن ف‬
‫ض ِل ِهۦ‬ ‫و‬
ِ ََ َ ‫م‬ ‫ك‬ ْ
‫ل‬ ُ ‫ف‬ ْ
‫ال‬ ‫ى‬ ‫ر‬ َ ‫ت‬ ‫و‬ ۚ
‫ا‬ ‫ه‬َ ‫ن‬ ‫و‬ ‫س‬ ‫ب‬ ْ
َ َ َ ْ ُ َ َ ‫ِم ْنهُ ِح‬
‫ل‬ َ ‫ت‬ ً ‫ة‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ْ
‫َولَعَلَّ ُك ْم ت َ ْش ُك ُر ْو َن‬
Artinya:
“Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan
daging yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan
yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu
mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.” (QS An-Nahl [16]: 14)
13
Penjelasan Ayat

Ayat ini menyatakan bahwa, Dan Dia, yakni Allah Swt., yang
menundukkanlautan dan sungai serta menjadikannya arena
hidup binatang dan tempatnya tumbuhberkembang serta
pembentukan aneka perhiasan.

Dan di samping itu, kamu melihat, wahai yang dapat melihat,


menalar dan merenung,betapa kuasa Allah SWT sehingga
bahtera/perahu/kapal dapat berlayar padanya,membawa
barang-barangdan bahan makanan, kemudian betapa
beratnya bahtera itu, ia tidak tenggelam,sedang air yang
dilaluinya sedemikian lunak 14
Tafsir Ayat
Kata tastakhriju diambil dari akhraja yang
berarti mengeluarkan. Penambahan
huruf sindan ta’ pada kata itu
mengisyaratkan upaya sungguh-
sungguh. Ini berarti untukmemperoleh
perhiasan itu dibutuhkan upaya melebihi
upaya menangkap ikan.

Kata tara, ditujukan kepada siapa pun


yang dapat melihat dengan
Kalimat litabtaghu min fadhlihi/agar kamu pandanganmata atau dengan nalar.
bersungguh-sungguh mencari (sebagian) Penggunaan kata ini dimaksudkan
darikarunia-Nya dipahami oleh sebagai anjuran untuk melihatdan
sementara ulama-seperti Ibn ‘Asyur- merenung betapa indah serta
dalam arti terbatas, yaknipada bidang mengagumkan objek tersebut.
perdagangan.
(M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah)
15
Kesimpulan
Kecamatan Nusa Penida memiliki 14 buah desa dengan luas
wilayah 192,72 km2, dengan jumlah penduduk terbanyak di
Desa Batukandik dan paling sedikit di Kampung Toyapakeh.
Sumber mata pencaharian utama rumah tangga penduduk di
Nusa Penida adalah bekerja di sektor pertanian tanaman
pangan, dan sektor perikanan yang tersebar di 5 desa pantai
yang meliputi Desa Suana, Batununggul, Kutampi Kaler, Ped,
dan Toyapakeh.

Terumbu karang Nusa Penida merupakan habitat bagi banyak


spesies laut untuk melakukan pemijahan, peneluran,
pembesaran anak, makan dan mencari makan, terutama bagi
sejumlah spesies yang memiliki nilai ekonomis penting.
Banyaknya spesies makhluk hidup laut yang dapat ditemukan
di terumbu karang menjadikan ekosistem ini sebagai gudang
keanekaragaman hayati laut.
16

Anda mungkin juga menyukai