Anda di halaman 1dari 54

JENIS DAN PROSES PERENCANAAN

Denny Zulkaidi

Pramagister Perencanaan Wilayah dan Kota


Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan
Kebijakan
Institut
Teknologi Bandung 1
10 Agustus
POKOK BAHASAN

1. Pengertian dan lingkup perencanaan


2. Jenis perencanaan
3. Sistem perencanaan di indonesia
4. Konsepsi pengembangan
dokumen perencanaan
5. Proses Perencanaan

2
1 PENGERTIAN DAN LINGKUP PERENCANAAN
• Perencanaan:
• Persiapan tindakan untuk mencapai kualitas kehidupan
yang lebih baik di masa depan
• Mental preparation for action
• Planning is for the people
• Planning is future oriented
• proses untuk menentukan (1) tindakan masa depan
yang tepat, melalui (2) urutan pilihan, dengan (3)
memperhitungkan sumber daya yang tersedia [UU 25
tahun 2004 Pasal 1 angka 1]

3
• Mengapa perlu merencana?
• Merencana merupakan sifat dasar manusia
• Merencana = peduli terhadap masa depan
• Jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang
• Ada perbedaan kemampuan dalam merencana:
perencanaan pribadi, perencanaan privat, perencanaan
publik

• Perencanaan sebagai profesi: perlu


pendidikan/pelatihan, kemampuan, dan
keterampilan khusus

4
• Tujuan merencana:
• Mengurangi tekanan bagi manusia dan lingkungan
hidup
• Memaksimumkan potensi lingkungan untuk
kemaslahatan masyarakat
• Menjaga semua pemakai dari kesulitan/
ketidaknyamanan lingkungan
• Membagi manfaat dan beban/kerugian kepada berbagai
pihak secara merata
• Memperkaya kualitas hidup
• Mengurangi keharusan menyesuaikan diri

5
• Pertimbangan dalam perencanaan:
• Tujuan umum (public purpose): kemerdekaan, kemakmuran,
kesejahteraan, dll
• Kepentingan umum (public interest): keamanan,
kenyamanan, dll
• Kesejahteraan umum (general welfare)
• Kesehatan dan keselamatan
• Efisiensi
• Pemerataan
• Lingkungan dan energi
• Lain-lain: moral, kebangkrutan, PAD, pelestarian, angkutan umum,
prasarana, perumahan, dsb

6
• Pertimbangan ekonomi dalam perencanaan:
• Efisiensi
• Pemanfaatan lahan untuk profit dan non-profit
• Monopoli kepemilikan lahan
• Ketidakpastian dan pemanfaatan lahan
• Pengembangan usaha swasta
• Biaya dan manfaat sosial usaha swasta

7
2 JENIS-JENIS
• SEKTOR: PERENCANAAN
• Perencanaan sosial – perencanaan ekonomi – perencanaan fisik
(tata ruang-infrastruktur, dll)
• SIFAT:
• kebijakan (RPJP),
• rencana (tata ruang, sektoral/teknis),
• program (RPJM, RKP/RKPD, renstra),
• anggaran (APBN/D)
• WAKTU:
• Jangka panjang (20 th), menengah (5-10 th), pendek (tahunan)
• BENTUK HUKUM:
• UU, PP, Perpres, Perda
• STATUS:
• Statutory: renana tunan, rencana pembangata ruang (RPJP, RPJM,
• Non cukup (P3KT, WJUDP, BUDP, MUTP, dll)
8
SPEKTRUM RENCANA
Spatial Sectoral

Pusat
Statutory
Policy Plan Program Budget Propinsi
Non-Statutory
Daerah

STATUS HUKUM SIFAT KEWENANGAN

DOKUMEN RENCAN
A

BENTUK JANGKA MATERI


WAKTU
-UU HUKUM - 25 tahun
-PP - 20 tahun Kepentingan
-Perpres [Keppres]
-Perda
- 15 tahun
- 10 tahun Kewajiban 9
-PerKepDa - 5 tahun Kewenangan
- tahunan
Jenis dan Hirarkhi
• Development Planning
• Physical Planning
• Comprehensive Planning
• Spatial Planning
• Land Use Planning
• Site Planning
• Urban Design
• Transportation Planning
• Environmental Planning
• Bureaucratic Planning
• Social Planning
• Radical .Anti-Planning
• Nonplanning
10
Paradigma Baru Perencanaan

• Partisipasi masyarakat
• Keterlibatan seluruh kelompok minat (interest groups)
• Koordinasi vertikal dan horizontal
• Pembangunan berkelanjutan’
• Kelayakan pembiayaan
• Subsidiaritas
• Interaksi perencanaan fisik dan ekonomi

11
Incremental Planning

Advocay Planning
• Traditional Planning
• Conventional Planning
Strategic Planning
• Comprehensive Planning

Action Planning

Participatory Planning
12
Jenis Rencana Kota

• Rencana Komprehensif (comprehensive plan)


• Rencana Tindak (action plan)
• Rencana Stratejik (strategic plan)

13
Rencana Komprehensif

• Komprehensif (seluruh wilayah kota, semua kegiatan


fungsional/sektor)
• Umum (berisi ringkasan kebijakan dan rencana)
• Jangka panjang (20-30 tahun)
• Berkaitan dengan persoalan sistem

14
• Kelemahan:
• Kurang perhatian terhadap implikasi pembiayaan
• Kurang koordinasi dengan strategi sektoral, sosial, ekonomi,
dan pembiayaan
• Pendekatan 2 dimensi
• Ketidakpastian hubungan perencanaan ruang dan ekonomi
• Terlalu statis
• Rumit, rinci, dan memakan waktu
• Kurang partisipas masyarakat
• Peraturan guna lahan dan kendali pembangunan kurang
tepat
• Kelemahan kelembagaan di sektor pemerintha
15
Rencana Struktur

• Melihat masalah pembangunan sosial, ekonomi, dan fisik yang


lebih luas
• Menyediakan dasar yang lebih luwes dalam penyusunan
rencana
• Mengutamakan ketentuan-ketentuan prinsipil dalam
pembentukan struktur kota
• Besaran tidak menjadi fokus
• Harus dirinci dalam rencana yang lebih detil atau peraturan
zoning

16
Rencana Tindak

• Pendekatan berorientasi pada pemecahan persoalan di


tingkat lokal
• Partisipasi masyarakat sebagai kunci keberhasilan
• Memanfaatkan adaptassi pengalaman dari konteks
lainnya
• Perencanaan lebih sebagai proses daripada produk

17
Rencana Stratejik

• Proses sistematik yang memungkinkan masyarakat


mengantisipasi dan merencanakan untuk masa depan
• Koordinasi antarsektor
• Kelayakan pembiayaan
• Memungkinkan pemerintah mendukung kegiatan sektor
swasta formal dan informal
• Mekanisme pilihan, pemantauan dan evaluasi yang
realistis
• Pembangunan fisik dan seperangkat strategi
pembangunan

18
Perencanaan Tradisional dan Perencanaan Stratejik
TRADITIONAL PLANNING STRATEGIC PLANNING
Short range Long range
Single issue Multiple issues
Organizational issue Community issues
Hierarchical Non-hierarchical
Low involvement High involvement
Directive-based Concencus-based
Staff oriented Community oriented
Management orientation Political orientation
Staff awarness Community awarness
Operational focus Policy focus

19
3 SISTEM PERENCANAAN di INDONESIA
STATUTOR
Y PLANS

UU No. 25/2004 UU No. 26/2007


Sistem Perencanaan Penataan Ruang
Pembangunan Nasional

• RTRWN, RTRWP, RTRW


RPJP, RPJM, Renstra, Kabupaten/Kota,
RKPD, Renja • RTR Pulau, RTR KSN, RTR KSP,
RDTR Kabupaten/Kota, RTR KSK,
dll)

20
MATERI dan DOKUMEN
Visi
RPJP
Misi - Nasional, Provinsi, Daerah
JANGKA
PANJAN
Tujuan G

Strategi RPJM
- Nasional, Provinsi, Daerah JANGKA
Kebijakan MENENGAH

Program
Renstra K/L
RKPD JANGKA
Anggaran Renja
dan Kegiatan SKPD
Penganggar PENDEK
an 21
Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan
NASIONAL DAERAH
Dokumen Penetapan Dokumen Penetapan
Rencana Pembangunan UU Rencana Pembangunan Perda
Jangka Panjang Nasional (Ps. 13 Ayat 1) Jangka Panjang (Ps. 13 Ayat 2)
(RPJP-Nasional) Daerah (RPJP-Daerah)
Rencana Pembangunan PerPres Rencana Pembangunan Peraturan KDh
Jangka Menengah Nasional (Ps. 19 Ayat 1) Jangka Menengah Daerah (Ps. 19 Ayat
(RPJM-Nasional) (RPJM-Daerah)
3)
Renstra Peraturan Renstra Satuan Kerja Peraturan
Kementerian/Lembaga Pimpinan KL Perangkat Daerah Pimpinan SKPD
(Renstra KL) (Ps. 19 Ayat 2) (Renstra SKPD) (Ps. 19 Ayat 4)
Rencana Kerja Pemerintah Per Pres Rencana Kerja Pemerintah Peraturan KDh
(RKP) (Ps. 26 Ayat 1) Daerah (RKPD) (Ps. 26 Ayat
2)
Rencana Kerja Peraturan Rencana Kerja Satuan Kerja Peraturan
Kementerian/Lembaga Pimpinan KL Perangkat Daerah Pimpinan SKPD
(Renja KL) (Ps. 21 Ayat 1) (Renja SKPD) (Ps. 21 Ayat 3)
22
MATERI RPJP
NASIONAL DAERAH
Penjabaran Tujuan Mengacu pada RPJP
Nasional ke dalam: Nasional dan memuat:
• Visi • Visi
• Misi • Misi
• Arah Pembangunan • Arah Pembangunan
Nasional Daerah

Tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945 adalah :


• Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia
• Memajukan kesejahteraan umum
• Mencerdaskan kehidupan bangsa
• Ikut melaksanakan ketertiban dunia

23
MATERI RPJM
RPJM Nasional RPJM Daerah
• Penjabaran visi, misi, program Presiden • Penjabaran visi, misi, program Kepala Daerah
• Berpedoman pada RPJP Nasional • Berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional
Materi: Materi:
1. Strategi Pembangunan Nasional 1. Strategi Pembangunan Daerah
2. Kebijakan Umum 2. Kebijakan Umum
3. Kerangka Ekonomi Makro 3. Kerangka Ekonomi Makro
4. Program kementerian, lintas 4. Program SKPD, lintas SKPD, kewilayahan,
kementerian, kewilayahan, dan lintas dan lintas kewilayahan yang memuat
kewilayahan yang memuat kegiatan kegiatan dalam:
dalam: - Kerangka Regulasi
- Kerangka Regulasi - Kerangka Anggaran
- Kerangka Anggaran

24
MATERI RENSTRA-KL dan RENSTRA-SKPD

RENSTRA-KL RENSTRA-SKPD
• Berpedoman pada RPJM • Berpedoman pada RPJM
Nasional Daerah
Materi: Materi:
1. Visi-Misi 1. Visi-Misi
2. Tujuan, Strategi dan 2. Tujuan, Strategi dan
Kebijakan Kebijakan
3. Program-program 3. Program-program
4. Kegiatan Indikatif 4. Kegiatan Indikatif

25
MATERI RKP/RKPD
RKP RKPD
• Penjabaran RPJM Nasional • Penjabaran RPJM Daerah
• Mengacu pada RKP
Materi: Materi:
1. Prioritas Pembangunan Nasional 1. Prioritas Pembangunan Daerah
2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro 2. Rancangan Kerangka Ekonomi Makro
3. Arah Kebijakan Fiskal Daerah
4. Program kementerian, lintas 3. Arah Kebijakan Keuangan Daerah
kementerian, kewilayahan, dan lintas 4. Program SKPD, lintas SKPD,
kewilayahan yang memuat kegiatan kewilayahan, dan lintas kewilayahan
dalam: yang memuat kegiatan dalam:
- Kerangka Regulasi - Kerangka Regulasi
- Kerangka Anggaran - Kerangka Anggaran

26
MATERI RENJA-KL dan RENJA-SKPD

RENJA-KL RENJA-SKPD
• Penjabaran Renstra KL • Penjabaran Renstra SKPD

Materi: Materi:
1. Kebijakan KL 1. Kebijakan SKPD
2. Program dan Kegiatan 2. Program dan Kegiatan
Pembangunan Pembangunan
• Dilaksanakan Pemerintah • Dilaksanakan Pemerintah
• Mendorong Partisipasi Daerah
Masyarakat • Mendorong Partisipasi
Masyarakat

27
ALUR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Pedoman
PEMERINTAH PUSAT

Renstr Renja Pedoman Rincian


a KL KL RKA - KL APBN

Pedoman
Diacu

RPJP Pedoman RPJM Dijabar- Pedoman


kan
Nasional Nasional RKP RAPBN APBN

Diacu Diperhatikan Diserasikan melalui Musrenbang


PEMERINTAH DAERAH

Pedoman Dijabar-
RPJP RPJM kan RKP Pedoman
Daerah Daerah Daerah RAPBD APBD

Pedoman
Diacu

Pedoman Pedoman
Renstra Renja RKA Rincian
SKPD SKPD APBD
SKPD 28
UU SPPN
UU KN
Substansi UU No. 26/2007 ttg Penataan Ruang
Penyelenggara
an Penataan
Ruang

Pengaturan Pembinaan Pelaksanaan Pengawasan

Perencanaan Pemanfaata Pengendalia


n n

Peraturan
Penyusunan Program
PR
Zonasi
Perizinan
Penetapan Pembiayaa
n Insentif &
Evaluasi Penatagunaan Disinsenti
tanah, air, f
udara dan SDA Sanks
i 29
lain
Ruang Lingkup Perencanaan Tata Ruang

Rencana Umum Penetapan Rencana Rinci Penetapan


Nasional RTRWN Peraturan RTRW Pulau/Kepulauan Peraturan
Pemerintah RTR Kaw. Strategis Nasional Presiden

Provinsi RTRWP Perda Provinsi RTR Kaw. Strategis Provinsi Perda Provinsi

Kabupaten RTRW Kabupaten Perda RDTR Kabupaten Perda


Kabupaten RTR Kaw. Strategis Kabupaten
Kabupaten

Kota RTRW Kota Perda Kota RDTR Kota Perda Kota


RTR Kaw. Strategis Kota
(RTBL. RTRK)

30
MATERI RTRW PROVINSI

Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi;


Rencana struktur ruang wilayah provinsi yang meliputi sistem
perkotaan dalam wilayahnya yang berkaitan dengan kawasan
perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan sistem jaringan prasarana
wilayah provinsi;
Rencana pola ruang wilayah provinsi yang meliputi kawasan lindung
dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis provinsi;
Penetapan kawasan strategis provinsi;
Arahan pemanfaatan ruang wilayah provinsi yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi
yang berisi indikasi arahan peraturan zonasi sistem provinsi,
arahan perizinan, arahan insentif dan disinsentif, serta arahan
sanksi.
31
MATERI RTRW KABUPATEN
 Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
 Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem
perkotaan di wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan
sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten;
 Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan
lindung kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten;
 Penetapan kawasan strategis kabupaten;
 Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi
indikasi program utama jangka menengah lima tahunan; dan;
 Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
kabupaten yang berisi ketentuan umum peraturan zonasi,
ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan disinsentif, serta
arahan sanksi.

32
MATERI RTRW KOTA
 Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
 Rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang meliputi sistem perkotaan di
wilayahnya yang terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem jaringan prasarana
wilayah kabupaten;
 Rencana pola ruang wilayah kabupaten yang meliputi kawasan lindung
kabupaten dan kawasan budi daya kabupaten;
 Penetapan kawasan strategis kabupaten;
 Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi indikasi program utama
jangka menengah lima tahunan; dan;
 Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten yang berisi
ketentuan umum peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan insentif dan
disinsentif, serta arahan sanksi.
 Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau;
 Rencana penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka nonhijau; dan
 Rencana penyediaan dan pemanfaatan prasarana dan sarana jaringan pejalan
kaki, angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan ruang evakuasi bencana,
yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi wilayah kota sebagai pusat pelayanan
sosial ekonomi dan pusat pertumbuhan wilayah.

33
KERANGKA PEDOMAN UMUM
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL)

1. Program Bangunan dan Lingkungan


2. Program Investasi dan Insentif Pengembangan
3. Rencana Umum Pengendalian Wujud dan Bentuk Bangunan
dan Lingkungan (Design Plan)
4. Rencana Detail (Design Guidelines)
5. Administrasi Pengendalian Program dan Rencana
(Administrative Guidelines)
6. Arahan Pengendalian Pelaksanaan (Development
Guidelines)

34
UU NO. 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Kawasan Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil

RTRW Rencana Strategis RPJPD


Prov/Kab/Kota (RSWP-3-K) Prov/Kab/Kota

Rencana Ketentuan
RSWP-3-K • Tidak terpisah dari RPJP,
Rencana Zonasi Rencana • 20 th, ditinjau tiap 5 th
(RZWP-3-K) Pengelolaan • Perda prov/kab/kota
(RPWP-3-K) RZWP-3-K • Selaras dg RTRWP/Kab/Kota
• 20 th, ditinjau tiap 5 th
• Perda prov/kab/kota
RPWP-3-K 5 th, ditinjau 1 x
Rencana Zonasi Rencana Aksi
Rinci Pengelolaan RAPWP-3-K 1-3 th
(RAPWP-3-K)
HP-3 20 th, diperpanjang 20 th 2 kali

Hak Pengusahaan Perairan Pesisir


(HP-3) Dibatalkan oleh MK

35
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup

• Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup
a. RPPLH nasional (PP)
b. RPPLH provinsi (Perda Prov)
c. RPPLH kabupaten/kota (Perda Kab/Kota)
• Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
• Analisis mengenai Dampak Lingkungan
• UKL
• UPL

36
UU No. 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

• Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan


a. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Nasional;
b. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Provinsi;
c. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan Kabupaten/Kota.

37
Dokumen Rencana
SEBELUM UU No. 25/2004 dan UU No. 26/2007

RTRW Nasional (25 th)

RTRW Propinsi (15 th) RTRW Propinsi

RTRW Kabupaten/Kota RTRW Kabupaten/Kota


RTRW
10 dan 15 tahunan (antaradministrasi pemerintahan)

Propeda Propeda Propeda Propeda Propeda

Renstrada Renstrada Renstrada Renstrada Renstrada


5 tahunan (tiap administrasi pemerintahan)

Repetada dan APBD tahunan


0 5 10 15 20
38
25 th
Dokumen rencana
PASCA UU No. 25/2004 dan UU No. 26/2007
RPJP Nasiona/Provinsi/Kabupaten/Kota (20 th) RPJP

RTRW Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota (20 th) RTRW …
20 tahunan (antaradministrasi pemerintahan)

RPJM Daerah RPJM Daerah RPJM Daerah RPJM Daerah RPJM Daerah

Renstra SKPD Renstra SKPD Renstra Renstra SKPD Renstra SKPD


SKPD
5 tahunan (tiap administrasi pemerintahan)

RKPD dan Renja SKPD

APBD tahunan

25 th 39
0 5 10 15 20
4 PERENCANAAN
KONSEPSI PENGEMBANGAN DOKUMEN

• konsepsi kewenangan, kewajiban dan kepentingan


• konsepsi pembagian barang/layanan publik
milik Pusat, Propinsi dan Daerah
• konsepsi dasar hukum dan karakterisitk
dokumen perencanaan
• konsepsi materi dokumen perencanaan
• konsepsi moral dan etika dalam perencanaan
daerah dan consensus building

40
Konsepsi Kepentingan, Kewenangan dan
Kewajiban
KEPENTINGAN KEPENTINGAN KEPENTINGAN
NASIONAL PROPINSI DAERAH

PEMBAGIAN KEWENANGAN – PENETAPAN KEWAJIBAN (UU, PP)

KEWENANGAN KEWENANGAN KEWENANGAN


PUSAT PROVINSI DAERAH

RPJP Nasional
RPJM Nasional RPJP Proinsi
RTRW Nasional RPJM Provinsi
RRTRW Pulau RTRW Provinsi
RRTRW KSN RRTRW KSP
Renstra Renstra SKPD RPJP Kab/Kota
LK RKP RKP/Renja Provinsi RPJM Kab/Kota
APBN APBD Provinsi RTRW Kab/Kota
RDTR Kab/Kota
RRTRW KSK
RenstraSKPD
RKP/Renja Kab/Kota
APBD Kab/Kota
Keterangan:
Kewenangan langsung

41
Penyampaian kepentingan kepada Tingkat Pemerintahan yang mempunyai kewenangan
Konsultatif, koordinatif, dan kesepakatan
Kewajiban moral dan etika dalam penataan ruang:
• Kecenderungan mengutamakan dampak [positif] dari
perencanaan deaerah umumnya, dan penataan ruang
khususnya, terhadap penduduk dan konstituen di Daerahnya
sendiri daripada terhadap penduduk di Daerah lain
• Setiap Daerah mempunyai kewajiban:
• mempertimbangkan dampak negatif eksternalitas
atau terhadap Daerah lain
• meminimumkan, atau meniadakan terhadap
kerugian Daerah lain

42
Pembangunan konsensus:
• mencari strategi yang layak/tepat untuk menangani tugas-tugas
perencanaan dan kebijakan yang tidak pasti, rumit dan
kontroversial
• para stakeholder bertemu untuk melakukan dialog secara tatap
muka untuk membahas kebijakan jangka panjang bagi
masalah-masalah yang menjadi perhatian bersama

Langkah-langkah konsensus:
• merumuskan kepentingan masing-masing dengan baik
• merumuskan persoalan untuk mencapai kepentingan tersebut
• merumuskan common interest, dan conflicting interest
• konsensus untuk common interest dan
negosiasi/resolusi konflik/resolusi sengketa untuk
conflicting interest. 43
Prosedur Consensus Building

Kewjiban
moral dan
Perumusan
etika
kesepakatan:
 rencana tata
Perumusan Pembangunan ruang
common interest konsensus  program
Perumusan pembangunan
kepentingan setiap  pemanfaatan
stakeholder ruang
Perumusan Negosiasi,  pengendalian
conflicting conflict resolution,  kelembagaan
interest dispute resolution

Bentuk
insentif dan
kompensasi
Pembagian beban
Perumusan berdasarkan
persoalan dalam kewenangan dan
mewujudkan kewajiban
kepentingan

44
Konsepsi Pembagian Barang/Layanan Publik
KLASIFIKASI KRITERIA
- hanya melayani kebutuhan/kepentingan lokal,
Barang/layanan publik - tidak bereksternalitas ke daerah lain,
‘lokal’ (Kabupaten/Kota) - kinerjanya ditentukan oleh situasi dan kondisi setempat saja.

- harus melayani kebutuhan/kepentingan lintas lokal,


Barang/layanan publik - bereksternalitas positif maupun negatif ke daerah lain,
‘lintas lokal’ - kinerjanya ditentukan oleh ‘sistem’ yang lebih luas dari satu
(Propinsi) daerah saja.

- jangkauan layanannya melebihi kebutuhan/kepentingan suatu


propinsi,
Barang/layanan publik - eksternalitas yang meluas antarpropinsi,
‘nasional’ (Pusat) - kinerjanya ditentukan oleh berfungsinya sistem nasional

- kebutuhan/kepentingan serta eksternalitasnya antarnegara


barang/layanan publik - kinerjanya ditentukan oleh sistem global yang melibatkan
global antarnegara

45
Konsepsi Dasar Hukum Perencanaan

• Keleluasaan (discretion) dan kewajiban (compulsory)


penyusunan dokumen rencana
• Statutory plan
• Keberlanjutan (jk panjang) dan keleluasaan administrasi
pemerintahan (jk menengah dan pendek)
• Status hukum dan legalitas rencana (waktu, mengikat publik
vs internal, peraturan pelaksana)
• Prinsip dasar penafsiran dasar hukum (Lex specialis derogat
legi generali, Lex superiori derogat legi inferiori, Lex
posteriori derogat legi priori )

46
Konsepsi Jangka Waktu Perencanaan

• Jangka Panjang
• Kebijakan (RPJP)
• Rencana (RTRW, RRTRW, RDTR)
• Jangka Menengah
• Jangka menengah (RPJM, Renstra)
• Jangka Pendek
• Kegiatan (RKPD, Renja)
• Penganggaran (APBN,
APBD)

47
Bentuk Hukum Rencana

• Rencana jangka menengah dan panjang ditetapkan


dengan status yang lebih tinggi (UU, Perda Propinsi atau
Perda Kabupaten/Kota)
• Rencana yang mengikat publik paling rendah dalam bentuk
Undang-undang, atau Peraturan Daerah
• Peraturan pelaksanaan UU atau Perda rencana dalam bentuk
PP, peraturan menteri, atau Keputusan Gubernur, atau
Keputusan Bupati/Walikota
• Rencana yang mengikat ke dalam administrasi
pemerintahan, dalam bentuk peraturan pelaksanaan

48
PROSES PERENCANAAN

DAT ANALISIS RENCANA


A

pendekatan teknis,
1.TAHAP TEKNIS normatif/legal,
koordinatif

2.TAHAP PARTISIPATIF pendekatan aspiratif

3.TAHAP LEGALISASI pendekatan


pol4it9is
Kriteria Penyusunan
Rencana
1. Ideally justifiable
2. Technically possible
3. Legally permissible
4. Economically viable
Syara 5. Financially feasible
t rencana 6. Environmentally
tata sustainable/sou
ruan nd
g yang 7. Politically and socially
acceptable
prospektif
8. Administratively
Dilaksanakan
operable
• Authority
• Competence 50
• Commitment
Ideally Justifiable
Legall
y
Permissib
Economically
le
Viable Technicall Socially
y Acceptab
Financial possible le
ly
Feasibl
Environment
e
ally Politically (and Administrati
Sustainabl Socially) vely 5
e Acceptable Operable 1
CONTOH PROSES TEKNIS PENYUSUNAN RTRW KOTA
Kebijakan dan Rencana Perkembangan Eksternal
Pembangunan Kota - Perkembangan Internasional
Visi, Misi dan Tujuan
- RPJPD Kota - Paradigma baru penataan ruang
Pembangunan Kota
- RPJMD Kota - Peraturan, Kebijakan, dan
Rencana Tingkat
Nasional
Kondisi Internal Kota Analisis Daya - Kebijakan dan Rencana
Tujuan Penataan Ruang
Tampung Pembangunan Propinsi Jawa
Fisik Dasar Kota Bandung
dan Daya Barat
Dukung
Analisis -Potensi/
Sosial Kekuatan -Peluang
Kecenderungan
Perkembangan -Persoalan/ -Ancaman
Ekonomi Kelemahan
Analisis Sebaran - Struktur Ruang:
& Tk. Pelayanan - kegiatan fungsional
Status Lahan
- sistem Pusat Pelayanan
Kebijakan dan - sistem transportasi
Kemampuan
Struktur & Pola Strategi - Prasarana
Pemerintah Kota
Ruang - Pola Ruang
dan Masyarakat - Kawasan strategis
- RTH dan RTNH
Transportasi Rencana Tata - Penyediaan dan Pemanfaatan
Perkiraan Ruang - Jalur pejalan, angkutan umum,
Kebutuhan - sektor informal
Prasarana dan Pengembangan - Jalur dan Ruang Evakuasi bencana
Sarana dan Pelayanan
Pemanfaatan
Ruang -Tahapan Program Pembangunan
Pengelolaan -Program Pembiayaan
Pembangunan
Hak, Kewajiban & Pengendalian Ketentuan umum:
Peran Pemanfaatan • peraturan zonasi
Masyarakat Ruang • perizinan

52
• insentif disinsentif
• sanksi
Dr. Denny Zulkaidi, Ir., MUP
Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Institut Teknologi Bandung

Email: dennyz@pl.itb.ac.id
gdennyz@gmail.com

53
• SUMBER DAYA AIR (PP No. 37/2010 ttg Bendungan)
• PERTAMBANGAN (PP No. 22/2010 ttg Wilayah Pertambangan; UU 4/2009 ttg
Pertambangan Mineral & Batu Bara)
• PENGELOLAAN PERKOTAAN (PP No. 34/2009 tentang Pedoman
Pengelolaan Kawasan Perkotaan)
• KAWASAN INDUSTRI (PP No. 24/2009 ttg Kawasan Industri)
• PERTANIAN (UU No. 12/1992 ttg Sistem Budidaya Tanaman Pangan, UU No.
41/2009 ttg Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan; Permen
Pertanian No. 41/Permentan/OT. 140/9/2009 ttg Kriteria Teknis Kawasan
Peruntukan Pertanian )
• PARIWISATA (UU 10/2009 ttg Kepariwisataan;
• HANKAM (UU 3/2002 ttg Pertahanan Negara;
• KESEJAHTERAAN SOSIAL (UU 11/2009 ttg Kesejahteraan Sosial; UU
No.15/1997 jo. UU 29/2009 ttg Ketransmigrasian
• PERUMAHAN (UU No. 1/2011 ttg Perumahan dan Kawasan Permukiman;
Permendagri 09/2009 ttg Penyerahan Prasarana dan Sarana Lingkungan
Perumahan)
• dll

54

Anda mungkin juga menyukai